Beranda / Romansa / Perjanjian Terlarang / Pria itu Tak Terduga

Share

Pria itu Tak Terduga

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 12:43:33

Lagi. Abihirt bertanya seakan ingin memastikan sesuatu. Sesuatu yang Moreau yakini pria itu sudah menemukan jawabannya.

Dia menggeleng terlalu samar sebagai respons pertama. Memang, cukup tertarik untuk membuat tato. Hanya saja, selalu ada batasan sekadar tidak melangkahi aturan. “Kau tahu ibuku tidak akan setuju. Dia akan marah saat tahu aku memiliki tato di tubuhku.”

Mengenal prinsip Barbara merupakan salah satu bagian terpenting. Wanita itu berpakaian modern, tetapi cukup kolot jika sudah menyangkut sesuatu tentang dirinya. Moreau tak ingin mengambil risiko, meski rayuan di puncak kepala terasa masuk akal, sementara dia harus berusaha keras menyangkal.

Tiba – tiba Abihirt beranjak bangun dan menatap lamat ke arahnya. Tersirat suatu hal yang sedang dipikirkan, tetapi masih terlalu samar untuk dimengerti, mengapa, ada apa; jauh lebih mengejutkan ketika pria itu mulai mengatakan sesuatu.

“Buka bajumu.”

Bibir Moreau tanpa sadar terbuka menafsirkan apa y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Buka Semuanya

    Tidak ada yang lebih buruk ketika pria itu mengambil peran. Moreau segera menggeleng tidak setuju. Membuka baju sendiri atau ditelanjangi oleh ayah sambungnya sama sekali bukan pilihan. Dia tak akan pernah mendapat kesempatan sekadar mengajukan keputusan. Percuma, andai, berusaha tetap menolak. “Kau bisa mundur beberapa meter di sana.” Dengan penuh tekad Moreau menyingkirkan lengan Abihirt. Sedikit tidak peduli jika pria itu akan menganggap tindakan demikian sebagai sikap kurang ajar. Suara ranjang bederak menengaskan bahwa Abihirt sepakat kembali menjulang tinggi. Perlu digaris bawahi kalau – kalau mata kelabu yang menatap tajam tidak pernah meninggalkan setiap detil tindakan Moreau; persis saat dia menggenggam ujung kain yang membalut di tubuhnya. “Bisa kau tutup sebentar mata-mu, Abi?” Tetap berharap ada toleransi tertentu ketika pemandangan untuk bertelanjang tak langsung dilahap habis oleh Abihirt. Moreau ingin sedikit privasi, meski pada akhirnya itu ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Perjanjian Terlarang   Lebih Lebar

    Moreau yakin wajahnya sudah akan memerah merasakan atmosfer mendadak berubah di antara mereka. Hanya saja, setiap apa pun yang Abihirt lakukan nyaris tidak memberi petunjuk. Dia terkejut mendapati tiba – tiba pria itu membungkuk, lalu menarik lepas dalaman berenda untuk digenggam erat, dengan urat tangan mencuak di sana. “Buka kakimu lebih lebar, Moreau.” “A—apa?” Moreau hampir tersedak ludah sendiri saat mengajukan pertanyaan. Sialan, dia tak bisa menghadapi permintaan ayah sambungnya yang terasa konyol. Membuka kaki lebih lebar, sungguh? Sambil menengadah tinggi, Moreau memastikan iris biru terangnya menatap Abihirt skeptis. Segera menggeleng ketika menyadari pria itu masih menunggu. Kali ini akan berusaha tidak menurut. “Kau jangan lakukan sesuatu yang aneh di sini, Abi.” Dia bicara sekali lagi hanya untuk mendapati mata kelabu ayah sambungnya menyiratkan kilatan yang begitu singkat. Abihirt tidak akan mengatakan sesuatu lebih panjang sekadar membuj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Perjanjian Terlarang   Studio Tato

    “Kau akan membuat tato?” Dia segera berpaling, menengadahkan wajah sekadar menatap ayah sambungnya. Sedikit sadar bahwa pria itu terlihat tidak memiliki minat apa pun. Sejak awal hanya menemani Moreau sekadar memperhatikan beberapa hal, tetapi belum muncul sedikitpun kesiapan dalam menjatuhkan pilihan.Setelah pelbagai desakan yang meluap bersamaan, dia tidak yakin akan benar – benar membuat tato, membiarkan tinta permanen masuk ke lapisan pigmen di kulitnya. Sedikit meringis membayangkan jarum yang bergerak dan menusuk – nusuk. “Aku pikir kau ingin menambah tato.” Sambil meneruskan, Moreau secara naluriah menyentuh contoh gambar burung yang terasa kasar di ujung jari. Ini menyenangkan. Lebih adil jika pada akhirnya dia hanya datang menemani Abihirt, meski sekarang mata kelabu pria itu mulai menatap penuh penilaian. “Kau tidak ingin punya tato sendiri?” Suara serak dan dalam ayah sambungnya terdengar begitu dekat. Moreau menelan ludah kasar, mendadak dapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Perjanjian Terlarang   Penjepit Puting

    Sempat dimintai menunggu beberapa waktu di sini, tak membuat Moreau tersulut oleh keterpakuan. Memang tidak ada petunjuk ke mana Abihirt pergi setelah mereka menginjakkan kaki di mansion mentereng dan jauh dari pengetahuan Barbara; pria itu hanya mengantarnya supaya tetap diam di satu ruang begitu hampa. Hanya dilengkapi beberapa peralatan yang tidak begitu asing lagi usai mereka meninggalkan studio pembuatan tato. Perlu Moreau garis bawahi bahwa dia tak melakukan apa pun di sana. Paling tidak, mendapatkan tato di salah satu bagian tubuh. Mereka langsung pergi setelah urusan Abihirt selesai. Ya, ketika urusan pria itu selesai, sementara tidak terselip informasi di tempat ini mulai menunjukkan sesuatu secara spesifik. Moreau tidak mengerti bagaimana ayah sambungnya memiliki pelbagai alat pembuatan tato lengkap dengan bahan sekali pakai, dan pria itu masih mengajak pergi ke suatu tempat hanya untuk memperkenalkan beberapa hal, di mana Moreau dapat menduga – duga perangkat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Perjanjian Terlarang   Terangsang

    Tidak tahu mengapa Moreau seolah terjebak, nyaris tak dapat mengatakan apa – apa sekadar menjatuhkan pilihan yang membingungkan. Masih menatap ragu pada klip di tangan Abihirt, tetapi kemudian pria itu mengambil tindakan sekadar menyentuh lengannya lembut. Menuntun supaya dia menurut; menjatuhkan bokong dengan tenang di kursi panjang, berbentuk agak bergelombang; persis seorang gadis patuh, lalu mengambil posisi telentang—setengah berbaring sambil menatap wajah Abihirt yang tak terbaca. “Kau bisa memintaku berhenti jika merasa sakit.” Tidak ada petunjuk spesifik tentang pernyataan tersebut. Moreau menelan ludah kasar menghadapi gerakan tangan yang terasa mulai mendekat. Seperti ada aliran listrik menyengat ketika tanpa sengaja kulit mereka bersentuhan. Perlahan Abihirt menyelipkan klip bercabang di antara puting-nya. Atmosfer masih terasa cukup menegangkan. Ujung jemari pria itu sempat mengusap puncak payudara yang mengeras. Menatap ke arah Moreau seakan – akan sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Perjanjian Terlarang   Memulai

    “Mengapa kau jarang sekali tersenyum?” Lagi. Moreau kembali mengajukan pertanyaan. Yakin akan ada hal yang sangat disayangkan jika tak berusaha mengambil keputusan penuh tekad sekadar menggali bagian paling tersembunyi tentang ayah sambungnya. Abihirt tidak terlihat memiliki minat menjabarkan jawaban. Diam seperti patung yang sedang bekerja—membuka sarung tangan hitam setelah menegakkan tubuh dan menatap penuh pengamatan di wajahnya. “Sudah selesai.” Alih – alih memberi apa yang Moreau butuhkan. Abihirt justru mengatakan sesuatu—membuat dia tertegun sebentar. Sulit dipercaya bahwa akhirnya memiliki tato tersembunyi di dekat tulang rusuk. Sisa – sisa rasa nyeri masih berusaha menduduki tempat pada reaksi sensitif di saraf di tubuhnya, seperti menimbulkan kejut listrik. Lengan Moreau bergerak tentatif menyambut cermin yang Abihirt serahkan lebih dekat. Dia segera mengatur posisi duduk. Sempat terpaku terhadap pantulan alat penjepit puting di payudara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Perjanjian Terlarang   Kau Puas?

    Tidak ada kesempatan sekadar membantah. Hanya dalam sekejap Moreau merasakan Abihirt telah mendesak supaya dia menelungkup di atas kursi bergelombang. Napas berat pria itu terdengar samar. Mereka seakan sedang berada berada di bawah ruang intimidasi—dengan Moreau harus menungging tinggi, sementara jemari yang bergerak kasar telah melucuti celana dan dalaman kain yang ketat dari pinggulnya. Dia menelan ludah kasar saat memalingkan separuh wajah ke belakang. Memperhatikan cara Abihirt tergesa menyingkirkan tali pinggang—pria itu tak selalu benar – benar ingin bertelanjang. Mungkin memang tidak di sini. Moreau tahu bahwa mereka hanya perlu melampiaskan hasrat yang nyaris meledak bersama. Kebutuhan primitif yang menjalar liar. Abihirt tidak mengatakan apa pun ketika pria itu memasukinya. Cukup kasar. Menghujam dengan keras, hingga Moreau berusaha untuk berpegangan pada sesuatu, walau pada akhirnya dia harus mengetatkan genggaman di sandaran sofa yang melengkung. Abih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Perjanjian Terlarang   Ingin Lebih

    Jemari tangan pria tersebut membentuk kepalan—menekan di permukaan kursi sekadar menahan bobot tubuh. Iris kelabu yang dalam menatap ke arahnya diliputi sorot mata penuh peringatan. “Kenapa harus memikirkan ibumu?” Suara serak dan dalam itu bertanya. Moreau tidak mengerti mengapa dia harus terjebak pada situasi yang tidak diinginkan. Benar – benar menyakitkan saat berusaha menarik kembali sesuatu—sudah terucap, dan dia tak berdaya sekadar mengakhiri situasi di antara mereka. “Karena dia ibuku.” Hanya itu. Berharap ada prospek untuk menghindari segala sesuatu yang terjadi, kemudian berakhir dengan baik. Malah tiba – tiba sebelah tangan Abihirt bergerak. Sengaja menyapukan ujung telunjuk di tulang pipi Moreau—perlahan menyingkirkan anak rambut yang berserak. “Dia pergi menemui Sam. Kau senang mendengarnya?” Lagi. Abihirt bertanya untuk memastikan. Untuk memberi tahu jika Barbara sedang melakukan pengkhianatan kotor yang sama. Semua itu segera menyad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Penyangkalan

    “Mengapa harus tahu namanya?” Barbara bertanya cukup hati – hati. Tidak ingin mengambil kesalahan mutlak. Biarkan identitas Samuel tetap anonim, maka Abihirt tidak akan mendesaknya lebih jauh daripada ini. “Untuk memastikan tidak ada yang kau sembunyikan.” Suara serak dan dalam Abihirt nyaris menyerupai desis saat sekali lagi kembali ke permukaan. Pria itu terlihat begitu penasaran; besar; penuh dengan gairah mendominasi dan betapa kelam di sana. Sekujur tubuh Barbara mendadak tegang. Pandangannya berpendar ke segala arah agar bisa menemukan jawaban paling tepat. “Memangnya apa yang aku sembunyikan?” Berpura – pura tidak tahu apa pun adalah jalan pintas. Hanya sangat disayangkan jika ternyata Abihirt akan menunjukkan sikap muak. Pria itu memutuskan kontak mata, seolah – olah ... untuk saat ini butuh jeda supaya tidak lepas begitu saja, lalu mengatakannya dengan sangat jelas, “Hanya kau yang tahu, Barbara.” Perlu usaha serius sekadar memainkan ekspresi.

  • Perjanjian Terlarang   Seharusnya Mengaku

    Namun, pada akhirnya ... selalu bukan hal yang akan mengejutkan lagi di sana. Barbara menghela napas kasar mendapati Abihirt sedang duduk di pinggir ranjang. Hanya mengulik ponsel, seakan pria itu tidak memiliki minat menyiapkan diri terlebih dahulu. Ya, suaminya masih dengan pakaian yang sama; kekacauan tampak membuat setiap helai teracak – acak di rambut gelap Abihirt. Ada beberapa bagian berjatuhan di sekitar kening, menambah nilai estetika dari penampilan yang bisa disebut liar dan tampan secara bersamaan. Barbara tidak tahu bagaimana dia selalu mengagumi suaminya, tetapi juga sulit melepaskan Samuel atas keamanan tertentu. Paling tidak, untuk saat ini ... belum ada kesiapan untuk memilih salah satu. Dia masih tidak bersedia. Masih ada keinginan bersenang – senang, tetapi tidak mudah mendapatkan itu pada diri Abihirt. Apa yang bisa Barbara harapkan dari pria yang tak banyak bicara? Semua orang benar tahu bahwa suaminya terlalu kaku. Dia tak bisa membayangkan betapa h

  • Perjanjian Terlarang   Berbalik Arah

    Barbara mengerjap cepat, kemudian berkata, “Lalu, mengapa kemarin kau bilang tidak tahu tentang keberadaan Moreau?" "Aku tidak ingin kau khawatir, karena inilah yang akhirnya bisa kutebak. Kau sangat marah." Itu benar. Barbara pikir pernyataan Abihirt barusan terdengar cukup masuk akal. "Jadi kau bersungguh – sungguh jika tidak ada hubungan apa pun antara kau dan Moreau?” “Ya. Aku memesan dua kamar jika kau masih berpikiran buruk. Akan kutunjukkan kepadamu bukti transaksi hotel. Mungkin nanti kau yang perlu menjelaskan mengapa ada pria lain di sini.” Berikutnya selesai. Abihirt langsung melangkah pergi. Melewati Barbara; melewati tubuh Samuel di sana; meninggalkan sisa keheningan begitu pekat, hingga embusan napas Barbara berakhir kasar. Dia menatap bahu suaminya tanpa pernah bisa mengalihkan perhatian. Ada ketakutan tak berjarak dari pengetahuan Abihirt yang tak terduga. Barbara memikirkan segalanya. Namun bagaimanapun, harus menanam ketenangan

  • Perjanjian Terlarang   Pelbagai Tuduhan

    “Mengejutkan sekali kau masih mengingat kapan aku berulang tahun. Kupikir kau tidak pernah peduli terhadap apa pun lagi, selain berkencan dengan putriku.” Itu yang Barbara katakan. Betapa dengan sengaja menyindir. Dapat dipastikan wanita tersebut tidak akan berhenti sampai mereka mengakui sesuatu yang masih coba Abihirt tutupi. Secara diam – diam Moreau mengatur posisi supaya bisa sedikit mengintip bagaimana kondisi ibunya saat ini. Tidak banyak. Hanya mengetahui wajah Barbara yang masih begitu masam dan bagaimana wanita itu melipat kedua lengan di depan dada; seolah radar menantang terlalu pekat untuk dihindari. “Mengapa kau diam, Abi? Apa Moreau yang memberitahumu hari ulang tahunku? Jadi, kalian bisa mencari alasan supaya aku tidak merasa curiga?” “Kau mengatur tanggal ulang tahunmu sebagai kode pengaman di ponselku. Bagaimana aku akan lupa?” Tidak tahu apa yang bisa Moreau katakan. Dia terkejut, sekaligus merasa butuh waktu lebih lama agar memahami

  • Perjanjian Terlarang   Pembelaan

    Moreau tidak berusaha membantah. Rasa sakit dari tamparan Barbara masih meninggalkan efek tertentu seperti tak ingin hilang, tetapi dia berusaha menghindari sorot mata wanita yang menatap nyalang dan tiba - tiba pula menepis sentuhan Abihirt di lengannya. Nyaris—bahu Moreau mendadak tegang saat Barbara terduga akan kembali menyerang. Dia telah membuat tameng perlindungan dengan lengan terangkat menutup wajah. Namun, Abihirt segera menegahi; menjadi tembok tinggi untuk melindunginya di belakang. Benar – benar membuat Barbara terdiam—sepertinya wanita itu tak menyangka jika pria yang dinikahi ternyata akan melakukan pembelaan besar. “Tidak bisakah kau duduk tenang dan dengarkan penjelasanku terlebih dahulu?” Sekarang suara serak dan dalam Abihirt mengambil tempat. Pria itu selalu terdengar tenang, walau Moreau tidak tahu apa yang ingin ayah sambungnya jelaskan. “Tidak. Pelacur kecil sepertinya pantas diberi pelajaran.” Barbara menyangga tidak pada atura

  • Perjanjian Terlarang   Angkara Murka

    Mereka sudah menghabiskan waktu hampir satu setengah jam untuk sarapan pagi dan melakukan sisa – sisa perjalanan lain, tetapi Moreau tidak memahami motivasi ayah sambungnya terhadap apa pun yang telah berlalu tadi. Abihirt tidak banyak bicara. Tidak dimungkiri bahwa mereka sempat berkeliling hanya untuk mencarikan sesuatu, membeli perlengkapan yang Moreau yakin adalah kegemaran ibunya. Ya, seharusnya beberapa bagian tersebut akan cukup jelas. Dia hanya merasa masih terlalu ambigu, apalagi ketika sampai pada agenda pulang, Abihirt tidak bersikap seakan ada prospek spesifik mengenai apa yang akan terjadi. Meminta supaya mereka tetap di sini, terjebak sesaat di tengah gemuruh keheningan, sementara waktu terus memburu dan beranjak terlalu jauh. Dia tidak menginginkan itu. “Sekarang kita akan masuk?” Moreau tidak bisa menahan diri sekadar diam. Terlalu lama di mobil tidak membuat situasi terasa lebih baik. Ada begitu banyak keabsahan. Mereka tidak bisa meninggalkan bagi

  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan

    Udara dari celah bibir Barbara berembus kasar. Dia menatap Samuel setengah enggan, tetapi merasa pria itu mungkin akan memberi solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Samuel biasanya cukup cakap. Ntah apa yang mungkin akan pria itu katakan. Hanya sedikit tidak siap jika ternyata muncul serentatan kalimat tak menyenangkan dan makin membuat dia didesak ketakutan. “Bukannya tadi kau dan suamimu baik – baik saja? Kenapa tiba – tiba kau ingin pulang dan mengatakan kalau Froy benar tentang hubungan rahasia suamimu bersama anak gadismu?” Bagaimanapun, Samuel menginginkan rangkaian cerita lebih runut. Membuat Barbara ntah harus kali ke berapa menekan segerombol perasaan tidak tenang. Dia masih sangat memikirkan pelbagai kemungkinan buruk. Ditambahkan sikap Abihirt yang dia tahu tidak akan mudah dipoles. Suaminya bahkan tidak menunjukkan itikad baik sekadar menjelaskan segala bentuk hal yang sedang menjadi permasalahan mereka. “Aku mendengar suara Moreau di telep

  • Perjanjian Terlarang   Segera

    [Abi, boleh aku pinjam ponselmu untuk mengirim foto – fotoku yang ada di padang pasir ....] Rasanya sekujur tubuh Barbara mendidih membayangkan apa yang sedang logikanya uraikan. Abihirt berkata jika pria itu masih Dubai; akan segera pulang, tetapi sangat mengejutkan mengetahui suara Moreau menyelinap masuk di tengah pembicaraan mereka. Ini tidak dapat disesali. Betapa pun Barbara mencoba sekadar menyangkal. Dia telah menyaring segala sesuatu yang terjadi di sana, dengan jelas ... dengan sangat jelas bahwa Moreau butuh foto – foto di padang pasir untuk dikirim ke ponsel gadis itu. Barangkali juga tidak diharapkan penjelasan lebih tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sialnya, Barbara bahkan belum mengucapkan apa – apa dan menuntut Abihirt membicarakan semua yang telah suaminya sembunyikan, termasuk saat Abihirt mengaku tidak mengetahui keberadaan Moreau di kali terakhir dia menghubungi pria itu sambil membicarakan keberadaan putrinya yang tidak berkabar. Namun, pa

  • Perjanjian Terlarang   Ketahuan?

    Namun, untuk beberapa saat Moreau menoleh ke arah ayah sambungnya ketika menyentuh gagang pintu. Abihirt terduga merenggut ponsel pria itu di atas nakas. Mungkin ada kesibukan penting, yang secara tidak langsung mengingatkan Moreau bahwa ada satu hal—lupa dia katakan kepada ayah sambungnya. Ini tidak akan lama. Dia hanya akan membasuh wajah dengan percikan air, kemudian kembali kepada pria itu. Memang tidak lama. Ketika Moreau menatap pantulan wajah di depan cermin, tindakan kali pertama dilakukan adalah menarik napas dalam – dalam. Semua perangkat di sini hanya milik Abihirt. Dia akan menggosok gigi, nanti, di rumah. Sekarang sebaiknya menghampiri pria itu di atas ranjang. Mendadak ledakan dalam diri Moreau menjadi antusias. Dia memang tidak sabar ingin mengirim foto – foto di padang pasir hari itu, setelah mulai mengoperasikan ponsel baru pemberian ayah sambungnya. Berharap Abihirt tidak keberatan saat dia mengatakan tujuan yang sedang berkecamuk liar. Mo

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status