Share

Pijat

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-10-18 12:56:15

Tiba – tiba ranjang berderak. Moreau menyimpan keraguan di benaknya mengetahui Barbara beranjak bangun, seolah wanita itu ingin memberi ruang kepada Abihirt. Ada gestur dan isyarat tertentu, sehingga tubuh jangkung Abihirt segera berbungkuk untuk mengajukan ujung jari menyentuh pergelangan kaki yang terasa sakit.

Moreau sedikit meringis. Nyaris menepis tangan ayah sambungnya, meski kemudian hanya mengetatkan cengkeraman di sana. Mata kelabu itu menatap serius, menyampaikan sesuatu dengan ambigu. Dia tidak bisa memahaminya tanpa pernyataan lebih rinci, tetapi keberadaan Barbara membuat kebutuhan mereka terdengar mustahil.

“Aku akan pergi. Kau tidak keberatan ayahmu di sini?”

Moreau menatap ibunya skeptis. Masih dalam balutan bluzer kantor. Dia sadar Barbara lebih dulu mendaratkan kaki demi mengetahui kondisi yang masih selalu sama. Setidaknya itu adalah bentuk kepedulian. Barangkali tidak seharusnya menahan wanita tersebut tetap di sini.

Moreau mengangguk sama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Antre

    Penanganan dokter memang merupakan pilihan paling tepat. Moreau merasa jauh lebih baik setelah pelbagai proses perawatan di pergelangan kakinya, walau satu hal nyaris menyemat sebagai pengecualian. Dia hampir menolak ketika dimintai untuk tidak melakukan aktivitas berat selama beberapa hari, yang akhirnya sedikit bisa dipatuhi, meski merasa tidak sabar supaya dapat kembali berseluncur dengan sepatu skate. “Ada kabar dari ibuku?” Pertanyaan Moreau menyerupai bisikan lambat, karena merasa posisi mereka terlalu dekat sekadar mengatakan sesuatu dengan lantang. Dia ingin tahu beberapa hal mengenai Barbara, mengingat wanita itu sempat tidak setuju setelah tahu Abihirt mengangkat tubuhnya masuk ke dalam mobil. Mereka harus menghadapi jeda, tidak cukup lama, dengan beberapa percakapan, yang menjadikan itu sebagai alasan mengapa Moreau di sini, memanjat di punggung ayah sambungnya ketika mereka sedang menunggu giliran. Resep dokter harus ditebus di apotek rumah sakit, tetapi pada akhirny

    Last Updated : 2024-10-19
  • Perjanjian Terlarang   Lebih Dekat

    Sayangnya, sejauh mana pun Moreau ingin menambahkan sedikit gambaran untuk memperbaiki. Dia tidak bisa mengubah pemikiran seseorang. Abihirt mungkin tidak pernah memiliki niat sekadar menangkap basah Barbara, meski mereka sering kali menghadapi ketegangan ketika wanita itu tidak sadar nyaris mengetahui kebenaran. Hanya rahang yang mengetat, dan Moreau sadar ayah sambungnya sedang menahan diri. Dia tidak akan mengatakan apa pun lagi, meski secara kebetulan menyadari sesuatu yang ganjil di sana. Wajah Abihirt sedikit pucat. Moreau tidak tahu jika pria itu sedang menghadapi masalah kesehatan. Mungkin perlu memastikan langsung, sehingga memutuskan untuk mengajukan satu tangan menyentuh kening ayah sambungnya. “Kau tidak panas, tapi kenapa wajahmu terlihat tidak sehat?” “Hanya masalah biasa. Yang perlu kau pedulikan adalah kakimu.” Efek samping dari legalitas penyakit bawaan. Moreau tidak tahu. Tidak akan pernah tahu. Dia sedikit mengembuskan napas kasar setelah ungkapan yang sedik

    Last Updated : 2024-10-19
  • Perjanjian Terlarang   Perhatian

    “Sudah merasa lebih baik?” Seketika Moreau menahan napas, hampir tak menyangka akan mendapati Abihirt ada di kamar tidurnya. Pria itu sudah dalam keadaan rapi, dibalut jas abu muda yang licin, sedang duduk di pinggir kasur, mungkin sejak awal tidak pernah memindahkan perhatian ke mana pun dia berusaha memikirkan hal tersebut. Deburan jantung Moreau seakan tak ingin benar – benar pulih. Masih sangat berdebar ketika harus dengan pelan mengatur posisi duduk bersandar di kepala ranjang. “Mengapa kau di sini?” tanyanya sambil menatap ke seluruh ruang. Khawatir jika akan menemukan Barbara muncul secara tak terduga. Moreau tak ingin didesak sebuah masalah di pagi hari, dan berharap tidak pernah ada sedikitpun hal buruk mengikuti bahunya. “Menunggumu bangun.” Hanya itu yang Abihirt katakan. Moreau tidak mengerti. Dia hanya menemukan ayah sambungnya menatap tenang, tetapi pria tersebut tidak memberi sedikit pun petunjuk tentang tujuan spesifik, yang dia yakin tidak hanya menunggu ses

    Last Updated : 2024-10-19
  • Perjanjian Terlarang   Barbara dan Samuel

    “Kau bisa menitipkan Chicao-mu di sini.” Dia akhirnya mengatakan itu setelah memikirkan waktu yang telah Abihirt lewatkan di kamarnya. Sama sekali tidak memiliki hasrat merepotkan pria itu. “Kau mungkin bisa pergi, Abi. Kami tidak apa – apa di sini.” Moreau menambahkan setelah Abihirt meletakkan Chicao tidak jauh dari kakinya. Anjing Cocker Spaniel itu hanya meringkuk sembari menatap tubuh kokoh dalam balutan pakaian kerja telah menjulang tinggi. Kontak mata terjadi dengan singkat ketika Abihirt yang memutuskan pertama kali. Pria itu menatap Chicao, pelan sekali mengajukan tangan sekadar mengusap puncak kepala anjing tersebut, untuk kemudian benar – benar melangkah pergi. *** Barbara menarik napas panjang setelah berada di sini sekadar melakukan pertemuan ... lagi, bersama Samuel. Mereka sedang duduk berhadapan di sudut paling pojok di restoran, sebagai bentuk antisipasi kalau – kalau ada hal tak terduga datang mengimbangi. “Jadi bagaimana rencana pencucian uang-mu? Ada in

    Last Updated : 2024-10-19
  • Perjanjian Terlarang   Kedatangan Mendadak

    Suasana hati yang bagus dan pelbagai proses penyembuhan usai beberapa beberapa minggu berlalu, akhirnya membawa Moreau untuk bisa kembali melakukan sesi latihan bersama Juan. Dia bernapas dengan udara terasa menggebu di rongga dada. Ini bagian terakhir setelah melakukan segala bentuk gerakan indah secara berulang. “Aku rasa latihan hari ini sudah cukup.” Itu yang barusan Anitta katakan dan bagaimana Juan tampak begitu peduli, memastikan sebelah lengan pria tersebut bertaut di pinggung Moreau, hanya supaya mereka dapat berjalan bersama. Dia mengerti Juan ingin menjadi penopang saat memutuskan untuk berjalan dengan hati – hati. Berdua ... langkah mereka telah lebih dekat menghadap Anitta yang menunggu tidak jauh dari pinggir lapangan es. “Kau perlu beristirahat lebih sering, Moreau. Kaki-mu masih harus diperhatikan, kalau sakit katakan saja, jangan sampai kita tidak bisa ikut tournamen, karena kondisimu tidak benar – benar baik. Ingat, latihan kita sudah sampa

    Last Updated : 2024-10-20
  • Perjanjian Terlarang   Signifikan

    “Mr. Lincoln.” Segera. Dengan cepat suara Juan mengambil andil terhadap hening di antara mereka. Pria itu tersenyum mencari muka. Ancaman yang pernah diberikan rasanya sudah cukup membuat mata kelabu Abihirt menatap tajam. Tidak ada tanggapan sehingga Juan meringis tanpa sadar sembari menggaruk tengkuk yang tak gatal. “Sepertinya aku harus pergi, Amiga. Sampai jumpa besok.” Bibir Moreau setengah terbuka ketika dia menyaksikan Juan buru – buru melangkah pergi. Namun, tak satu pun hal terungkap dari ujung tenggorokan. Ya, dia tak bisa mengatakan apa pun selain memindahkan perhatian ke wajah tampan Abihirt. Tubuh tinggi ayah sambungnya seolah – olah memiliki radar tertentu, di mana Moreau merasa pria itu dilingkupi penuh dengan tujuan rahasia. “Kau akan membawaku ke rumahmu?” tanya Moreau dituntut kebutuhan naluriah untuk berjalan masuk ke kursi penumpang depan. Dia duduk mengenyakkan bahu di sandaran jok sambil memperhatikan setia

    Last Updated : 2024-10-20
  • Perjanjian Terlarang   Tournamen

    “Kau yakin kita akan menang?” Pertanyaan Juan secara teknikal menambahkan ketegangan yang mereka rasakan. Moreau menelan ludah kasar, hampir tidak ada tempat untuk menampung keraguan yang dia sendiri juga tidak bisa mengendalikan dengan baik. Namun, sebagai tim, mereka harus saling menaruh kepercayaan, terlepas proses latihan dan pelbagai usaha lainnya beberapa minggu terakhir. Semua memang sudah dengan persiapan terbaik. Bahkan kostum pilihan, karya Mrs. Smift, telah merekat indah di tubuh mereka, wanita itu kebetulan sudah melakukan sambungan video untuk memberi dukungan, mengingat Spanyol bukanlah tuan rumah. Hanya perlu menunggu giliran untuk tampil, dan rasanya Moreau benar – benar tak bisa menyingkirkan ketegangan di sekitar bahu dan pelbagai gal yang dia hadapi. “Kita pasti akan menang,” ucapnya nyaris menyerupai lirih. Tidak dimungkiri bahwa pasangan figure skatting yang membawa nama negara lain luar biasa hebat. “Ya, kalian pasti akan menang. Kalia

    Last Updated : 2024-10-21
  • Perjanjian Terlarang   Pengumuman

    “Kita berhasil, Amigo. Aku mencintaimu.” Juan langsung berteriak antusias sambil menarik tubuh Moreau untuk berpelukan erat. Pria itu membuat wajahnya tenggelam di permukaan dada yang bergerak. Betapa dia bisa merasakan bagaimana napas Juan terus menggebu. Ini hanya perayaan singkat. Mereka belum benar – benar selesai. Bagaimanapun, sebagai pasangan yang telah tampil, tidak ada lagi ketegangan sekadar membuat semua terlalu mengerikan. Pelepasan ini sungguh menjadi sajian nikmat. Moreau tersenyum saat Juan mengendurkan sentuhan lengan, kemudian menuntun langkah mereka dengan sepatu yang menggesek di lapisan es untuk mendekati kelompok pendukung Tim Spanyol. Anitta sudah menunggu sambil merentangkan kedua tangan. Moreau dan Juan menyambut lewat ledakan perasaan gembira. Hanya sebentar, karena pelatih mereka segera mengatakan sesuatu persis sebuah pujian. “Kerja bagus. Setidaknya kalian telah menarik simpastisan penonton, tapi semua tetap berakhir pada keputus

    Last Updated : 2024-10-21

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

  • Perjanjian Terlarang   Menggantung

    Barbara bertanggung jawab atas situasi yang sedang mereka hadapi, tetapi yang tidak Moreau mengerti; mengapa? Bukankah Abihirt juga terlibat? Apa lagi yang diinginkan sehingga pria itu bersikap seakan sedang didesak kebutuhan menuntut Barbara. Mungkin ibunya berusaha menjebak suami sendiri karena seharusnya mutahil bagi Abihirt bersedia membuka aib perselingkuhan ini? Yang juga akan mempengaruhi reputasi di masa mendatang. “Aku tahu kau datang untuk menghadiri program ulang tahun mendiang ibumu. Tapi, nanti. Setelah aku menyelesaikan pelacur kecil ini. Bukankah kau sendiri juga sudah setuju?” Sesuatu yang keras seperti berusaha mencecoki tenggorokan Moreau. Dia mengira masih ada sedikit harapan, tetapi reaksi Abihirt yang tampak tidak akan langsung menyangkal, seakan memberinya banyak petunjuk. Pria itu hanya ... melirik ke arah Gabriel, kemudian berkata, “Bubarkan tamu undangan.” Sudah cukup. Moreau merasa muak jika harus mempertahankan kepercayaan dalam dirinya k

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

  • Perjanjian Terlarang   Dimulai Dari Sini

    Moreau dapat merasakan bagaimana Juan memegangi kakinya dengan erat, sementara dia berada pada posisi cukup tinggi di udara. Kedua lengan lentik Moreau bergerak diikuti irama musik. Semua berjalan seperti yang mereka rencanakan. Seharusnya .... Seharusnya tidak lama lagi menuju tari penutupan, tetapi tiba – tiba bayangan tubuh Barbara naik ke atas panggung membingungkan siapa pun yang menyadarinya. Wanita itu membersihkan tenggorokan di depan mic, seperti memang sengaja, kemudian lagu berhenti berputar. Demikian pula, gerakan Moreau dan Juan kompak berhenti di tempat. Sedikit yang dia tahu, proses acara Abihirt tidak berjalan seperti ini. Tidak ada riwayat agenda di mana Barbara tampil di atas panggung diliputi kebutuhan bicara di sana, seolah ada hal yang telah wanita itu rencanakan dan mereka sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang apa pun itu. “Aku tahu kalian semua pasti bingung dengan keberadaanku di sini, terutama karena aku baru saja menghentikan para atli

  • Perjanjian Terlarang   Program Acara

    Ini waktu – waktu yang ditunggu. Moreau berulang kali mengendalikan ketegangan dalam dirinya. Sedikit tidak menyangka jika Abihirt akan membuat program acara yang terlihat luar biasa penuh persiapan. Mungkin—memang, keberadaan dia dan Juan di sini tergolong bukan kali pertama. Di saat – saat terakhir latihan, mereka lebih sering menghabiskan waktu di lapangan secara langsung; melakukan gladi bersih dan kotor. Semua selalu dalam pengawasan Anitta. Pun ... terkadang Abihirt melibatkan diri ketika pria itu memiliki waktu luang. Ya, tidak dimungkiri mereka jarang terlibat dalam pertemuan langsung. Sepertinya Abihirt terlalu sibuk, sehingga mereka cenderung melakukan kontak lewat sambungan telepon. Moreau juga tidak terlalu memikirkan karena dia benar – benar serius dengan beberapa urusan penting; ujian masuk perguruan tinggi masih menjadi desakan krusial yang dilakukan Barbara. Namun, juga tak menyangkal ada keganjilan spesifik dari sikap ibunya. Ntahlah. Barangkali dia m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status