Share

Pemotretan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 14:11:46

“Posisi tanganmu lebih dekat lagi, Abi. Kau tidak mungkin merasa canggung bersama putri sambungmu, bukan?”

Mrs. Smift sudah berulang kali mengatakan hal serupa, tetapi Moreau tetap merasa ketegangan ayah sambungnya tidak akan berjarak di antara mereka. Ini memang batas toleransi yang telah pria itu selesaikan. Bukan sesuatu yang bagus berada di posisi intim di hadapan beberapa orang, meski permintaan Abihirt telah disetujui.

Untuk pengambilan gambar tunggal, pria itu hanya memperlihatkan seperempat tubuh. Sementara, dalam pose berdua ... hubungan mereka dibuat sebegitu dekat, terutama Mrs. Smift harus memikirkan cara bagaimana agar meminimalisir kemungkinan wajah Abihirt tertangkap di layar. Sulit bernegosiasi bersama keputusan yang sudah begitu mutlak. Setidaknya ini berjalan hampir tanpa hambatan.

Mrs. Smift seperti sengaja menambahkan permintaan baru. Lengan Abihirt dituntut me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Cara Berterima Kasih

    “Jadi bagaimana posisi kami?” Kali ini Moreau tidak bisa menahan diri bertanya. Rasanya cukup ganjil mengetahui pola keinginan Mrs. Smift, yang kemudian sepakat menyampaikan sesuatu dengan hasrat terpendam. “Kau berbaring di bawah. Telentang.” Kendati perasaan Moreau tertombak kemungkinan kecil. Berniat tak setuju pun bukanlah prospek terbaik. Malah itu akan menjadi tindakan nekat yang mendapat serangkaian ceramah panjang. Biarkan Mrs. Smift perlahan bersimpuh dengan kaki menekuk. Satu tangan wanita itu menahan beban tubuh, sedangkan sisanya mengatur rambut panjang Moreau yang terurai bersentuhan langsung terhadap kain licin. “Sekarang giliranmu, Sayangku ... Abi.” Moreau diam – diam meringis saat menyaksikan Mrs. Smift seperti mengatakan sesuatu dengan tempo suara lebih kecil, ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah (Lagi)

    Tubuh Moreau tersentak ke dinding ketika dia menghadapi lumatan bibir yang dahsyat. Cahaya samar - samar di satu ruang temaram, terasa begitu ingin merekam bayangan dari tubuh mereka yang saling bersentuhan. Ujung tangan Abihirt nyaris menyusuri seluruh bagian ... dari tulang rusuk, dan sekarang pria itu menyusupkan ruas jemari tangan untuk merekat di rambutnya, menekan Moreau lebih dekat, menikmati sensasi gerah dari gerakan bibir yang merampas. Panas seolah melilit gairah mereka sekadar saling menelanjangi satu sama lain. Moreau tidak cukup berani melakukan hal tersebut. Malah menggantung pada situasi putus asa saat dorongan untuk melucuti kain di tubuhnya membuat Abihirt terjebak; potongan pakaian mana yang akan pria itu singkirkan pertama kali, tetapi kemudian Moreau terkejut oleh lengan yang terangkat. Abihirt merenggut bagian atasan, lalu melempar ke sembarang tempat. Masih menyisakan bra maupun celana kain yang lembut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Perjanjian Terlarang   Bolehkah Aku?

    Moreau menatap lurus ke depan mendeteksi Abihirt sedang berusaha melucuti kain tersisa. Dalamannya ikut tergoler jatuh dan mungkin sudah terdampar di atas lantai ruang merah. Sebuah pukulan tak terduga, menyengat, panas, membuat tubuh Moreau tersentak kaget. Dia menahan napas saat keheningan di sekitar mereka begitu sayup – sayup. Reaksi yang mencuak ke permukaan masih seperti di awal saat pukulan dengan tempo yang sama menyambar bokongnya. Moreau mengepalkan tangan, bersikeras menahan sekecil apa pun suara keluar dari bibir. Dia bahkan menunduk, menenggelamkan wajah. Membiarkan kedua tangan yang terikat, menekuk, timpah tindih di atas kasur. “Aku ingin kau mengerang, Moreau.” Suara serak dan dalam Abihirt telah berubah parau oleh gairah. Pria itu menawarkan tamparan di sisi yang sama dengan keras. Moreau nyaris terlonjak, saat demikianlah dia memalingkan wajah, menatap setengah kosong ke dinding. Ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Perjanjian Terlarang   Mendapat Izin

    Moreau ragu, takut, membayangkan kalau – kalau Abihirt akan langsung menolak permintaannya. Pria itu masih diam, menunggu beberapa saat seolah sedang mempelajari sisa bagian tertunda di antara mereka. Tidak ada lagi yang bisa dipertanyakan. Kebutuhan seks sudah terpenuhi. Secara gamang Moreau memang sudah memberi pelayanan, meski dia tidak tahu apakah ayah sambungnya merasa puas atau mungkin ... perlu perdebatan tertentu yang tidak dia temukan menjadi aliran penting. “Ini bukan tempat tidur yang nyaman, jika kau memang ingin tinggal semalam.” Separuh pengetahuan Moreau mengenai apa pun di kediaman Abihirt bukanlah prospek bagus. Dia bahkan tak mengerti bagian ‘tidak nyaman’ mana yang dimaksud, sementara ranjang yang mereka gunakan barusan sentuhannya terasa jauh lebih lembut dari kasur di kamar sendiri. Moreau tidak akan menyangkal apa pun, terlepas apakah dia terlalu berlebihan menanggapi atau tidak. Seharusnya itu be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Perjanjian Terlarang   Konflik Perasaan

    Ada keraguan di balik pertanyaan Moreau. Dia tetap memperjuangkan hak mengajukan hal tersebut. Berpikir Abihirt akan mengatakan sesuatu, yang seperti saat ini sedang bersarang di puncak kepalanya. Malahan, hampir tanpa peringatan pria itu menjatuhkan bokong duduk di pinggir ranjang. “Ya, ibumu akan mencariku.” Moreau mengernyit. Ucapan Abihirt adalah jawaban kontradiktif. Dia tak mengerti apa korelasi antara pria itu mengkhawatirkan perncarian Barbara, tetapi masih tetap di sini, di sampingnya, nyaris tanpa jarak memisah, dengan wajah setengah berpaling. Membiarkan kontak mata mereka menjadi satu – satunya tindakan terakhir, sebelum Moreau menarik napas dan mengatakan sesuatu. “Lalu, kenapa kau tidak langsung pergi?” Dia tidak akan bisa menahan diri dari kebutuhan melewati krisis membingungkan. Iris kelabu Abihirt langsung bergerak. Berhenti di satu titik, di mana rayuannya menar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Perjanjian Terlarang   Percakapan

    “Kau dari mana saja, Abi? Aku menghubungimu sejak tadi, tapi ponselmu selalu sibuk.” Antusiame Barbara tidak terkalahkan ketika dia menghadang suaminya dari pintu masuk. Abihirt selalu rapi dan juga tidak pernah tersisip pengaruh saat pria itu berjalan dengan ekspresi wajah datar. Dia segera mengambil lengan yang tergoler di samping tubuh suaminya, mengapit erat sambil beriringan masuk ke dalam kamar. Jujur saja, Barbara dapat menebak ke mana Abihirt pergi, tetapi dia memang ingin menambahkan narasi sensitif. Tahu suaminya tidak menyimpan banyak percakapan selain melonggarkan kerah kemeja dan melucuti jas hitam yang kontras. Sebuah kombinasi yang jauh berbeda dari sikap Samuel. Sangat bertolak belakang sehingga Barbara tidak menyimpan gemuruh bersalah ketika dia sesungguhnya hanya mencari pelampiasan. Bersama Abihirt dapat membuat pasar ekonomi berada di garis subtansial. Sementara hanya kepada Samuel-lah, perhatian terasa begitu nyata. Barbara tidak ingin kehi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Hampir

    “Kau hampir membuatku ketahuan.” Barbara menjatuhkan bokong ke pinggir ranjang sambil memijit keningnya lembut. Kekehan Samuel, seolah pria itu menggemari tantangan. Andai Samuel merasakan langsung kejutan dari rasa penasaran Abihirt, rasanya Barbara ingin tahu apakah pria itu masih cukup berani tertawa lepas di seberang sana atau tidak. “Sudah bercanda-nya, Sam. Katakan, kenapa kau menghubungiku?” tanyanya hingga gelak tawa Samuel beranjak samar – samar. [Masalah kantor. Kerja sama antara aku dan Mr. Halland tidak berakhir baik. Proyek kami disabotase. Keparat kaya itu meminta ganti rugi. Perusahaanku hampir mangkrak, bagaimana aku bisa membayar dengan harga yang fantastis?] Helaan kasar dari Samuel membuat Barbara mengangkat sebelah alis tinggi. “Jadi, apa yang bisa kubantu?” tanyanya hati – hati, sesekali akan melirik pintu kamar mandi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Curiga

    Abihirt seharusnya tidak mengatakan Moreau bersamanya. Tuntutan pasti membuat pertanyaan Barbara terdahulu harus dilewati lebih cerdik. Kebiasaan wanita itu sudah dikenali sangat baik. Selalu menguji sesuatu yang telah diketahui. Ya, setidaknya semacam suatu tindakan yang diyakini adalah kebutuhan mererai sesuatu. “Dia bersamamu tadi. Bagaimana mungkin kau tidak tahu?” “Karena aku hanya menjemputnya. Kami pergi memperbaiki jaket yang kau rusak. Setelah itu Moreau tidak memintaku untuk mengantarnya pulang.” “Benarkah? Kalau begitu, ke mana Moreau pergi?” “Aku tidak tahu.” Kening Barbara yang mengernyit terungkap jelas di hadapan Abihirt. Itu tidak menjadi bagian paling berpengaruh. Mata kelabunya segera melirik ke layar ponsel sendiri. Sebuah pesan masuk membayangi pengetahuan yang telah berakhir sampai di ujung. [Permintaan Anda sudah saya kerjakan, Mr. Lincoln. Seluruh tanggung jawab akan dialihtangankan terhadap Sam Cooperation. Semua berjalan sangat baik dengan mereka te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Reaksi Berlebihan

    “Sekarang minumlah obatmu dan segera ke kamar untuk beristirahat.” Butuh beberapa saat ketika Barbara menunggu tanggapan Abihirt berikutnya. Barangkali pria itu tidak menganggap serius tentang ancaman yang dia katakan. Sangat menyebalkan. Barbara menipiskan bibir setengah kesal. “Kau mengujiku. Baiklah. Akan kubuang anjing kesayanganmu sekarang juga,” ucapnya sembari beranjak bangun. Tiba – tiba, sentuhan tangan yang terasa menyengat segera menahan di pergelangan tangan. Barbara dengan reaksi murni langsung menunduk. Memperhatikan bagaimana cengkeraman Abihirt cukup erat, kemudian mengamati bagaimana pria itu sedikit kesulitan mengatur posisi duduk. Sisa ruang sofa terasa sempit dan tidak dimungkiri bahwa dia juga meletakkan bokong di sana. “Di mana obatnya?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar sarat nada enggan, tetapi itulah yang membuat senyum Barbara melebar antusias. Dia mengulurkan lengan, lalu menyerahkan beberapa pil yang terperangkap pada

  • Perjanjian Terlarang   Memaksanya

    Tarikan napas kasar merupakan setengah dari kemarahannya yang belum terlepas. “Apa Abi juga tidak makan?” dia bertanya lagi. Sesaat mengatur tubuh duduk di pinggir sofa. Menunggu Caroline mengatakan sesuatu. Biarkan wanita paruh baya itu menatap ragu – ragu. “Saya beberapa kali membawakan makanan, Nyonya. Tuan hanya menyentuh sedikit.” Barbara memutar mata secara naluriah. Enggan mengomentari apa pu, yang dapat memberi dampak tidak menyenangkan dalam dirinya. Keberadaan Caroline hanya akan membuat dia semakin kesal, dan sisa perkejaan tertunda tidak akan selesai. “Kau pergilah.” Ketakutan maupun rasa bersalah tergambar liar di wajah Caroline. Ntah kali ke berapa, Barbara mengembuskan napas kasar setelah wanita paruh baya itu benar – benar meninggalkannya tertinggal bersama Abihirt. “Minum obatmu dulu, Darling.” Sekarang dia harus menghadapi situasi di mana ... Abihirt tidak bersikap setuju. Masih dengan posisi telentang. Memejam tenang, seolah beb

  • Perjanjian Terlarang   Belum Sampai

    Barbara berdecak samar mendeteksi sesuatu; bahwa Abihirt sama sekali tidak meninggalkan ruang tamu. Tidak walau hanya sekadar mengambil pakaian ganti, karena di tubuh pria itu masih terbalut dengan kain yang sama sejak pagi. Lupakan hal tersebut untuk beberapa saat—Barbara mencoba sekadar mengingatkan dirinya sendiri. Dia segera bersimpuh; persis begitu dekat di wajah suaminya. Memperhatikan jika Abihirt akan selalu memiliki bibir yang sempurna. Garis tegas di sana memberitahukan bagaimana dia selalu punya firasat yang tepat tentang cara berciuman Abihirt memang penuh gairah panas dan menuntut tanpa ampun. “Kau sejak tadi di sini, Darling?” tanya Barbara setengah berbisik. Berharap tidak membangunkan Abihirt. Akan lebih adil jika situasi nanti masih seperti ini saat Laurel datang—ahli poligraf, yang merupakan kenalannnya selama beberapa tahun belakangan; Barbara tak akan pernah lupa jika mereka selalu memiliki prospek kerja sama yang bagus. Namun, dia tidak pernah

  • Perjanjian Terlarang   Risiko Riskan

    “Amiga, kau baik – baik saja?!” Juan. Tampaknya pria itu berlari sarat kewaspadaan tingkat tinggi, karena desakan situasi yang sungguh sangat kacau. Sialan. Moreau ingin tertawa, tetapi merasa benar – benar sangat buruk. Tubuhnya seperti mengalami trauma tak terduga, sementara dia berusaha terlihat baik – baik saja. “Bantu aku, Juan,” ucapnya, sedikit sulit membuka sabuk pengaman, hingga Juan mengambil tindakan cepat untuk menawarkan bantuan. Pria itu juga memberi arahan bagaimana dia bisa bergerak hati – hati saat sekujur saraf tubuh seakan menjadi kaku oleh situasi tertentu. “Aku sudah bilang untuk tidak melakukan ini. Kau keras kepala.” Suara Juan terdengar seperti ocehan panjang. Sesekali Moreau akan menoleh ke belakang; menatap mobilnya yang tidak berdaya di sana. Tabrakan itu terduga cukup parah. Sekarang dia memikirkan bagaimana reaksi Barbara nanti. Atau sebaiknya tidak. Moreau tidak memiliki petunjuk kapan akan tetap sadar saat di

  • Perjanjian Terlarang   Terjadi

    “Pikirkan kembali apa yang akan kau lakukan, Amiga. Aku sangat tidak menyarankannya. Jangan terlalu nekat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kepadamu nanti. Kau bisa saja celaka.” Moreau tahu. Seandainya ada pilihan lebih baik, dia tidak akan melakukan sesuatu yang mengancam seperti ini. Semua sudah menjadi kebutuhan. Tidak satu pun hal dapat dikendalikan lagi. Berada di dalam mobil sendiri dengan pegangan nyaris mengetat erat pada setir kemudi, mungkin memang terdengar terlalu buruk. Dia berusaha fokus, meski beberapa prospek masih mencoba mengingatkannya. Juan benar bahwa mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika keputusan penuh tekad ini terus berlanjut. Mereka tidak punya banyak pilihan. Atau barangkali, ketakutan terhadap Barbara telah menyerupai suatu ledakan serius di dalam nadinya. Moreau dapat merasakan beberapa hal berusaha mengetat, seakan ingin menjerat aliran darah dan menyumbat sampai di pembuluh darah. Beberapa meter di depan s

  • Perjanjian Terlarang   Ide Baru

    “Aku tidak tahu.” Moreau hampir bisa mendengar sendiri betapa suara yang terungkap dari ujung tenggorokan begitu getir. Rasa takut tidak bisa dihindari begitu saja. Dia tidak punya pengalaman untuk menyembunyikan lonjakan dalam dirinya terhadap sebuah alat detektor. Akan terlalu buruk jika poligraf merekam respons tubuh yang tidak dapat dikendalikan; respons yang dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dia yakin; ketika berada di meja sidang Barbara, semua akan menjadi sangat – sangat berbeda. “Kita memikirkan masalah ini nanti. Aku hanya penasaran dari mana ibumu memiliki kenalan seperti wanita yang duduk di hadapannya tadi?” Tidak ada yang tahu. Moreau tidak pernah mendapat informasi seperti itu. Koneksi Barbara luas. Masuk akal mengapa Barbara sanggup melakukan beberapa hal yang tidak pernah mereka pikirkan. “Hanya ibuku yang tahu Juan,” ucap Moreau singkat ketika Juan telah menyalakan mesin mobil. Dia menatap keluar jendela. Masih memperhatikan gedung kantor ibuny

  • Perjanjian Terlarang   Menguping

    “Kau bisa datang ke rumahku pukul enam sore. Tapi pastikan jangan sampai membuat suamiku curiga. Dia tidak boleh tahu kalau aku mengundangmu untuk melakukan uji kebohongan kepada putriku. Anggaplah kau datang sekadar berkunjung.” “Tapi bagaimana dengan alat yang perlu kubawa?” “Serahkan kepadaku nanti. Jika suamiku bertanya, kau hanya perlu memperkenalkan diri sebagai rekan kerja. Katakan juga kepadanya kalau ini akan menjadi kunjungan kerja sama. Kurasa, semua akan baik – baik saja. Asal jangan terlihat mencurigakan. Jangan sampai dia tahu kalau kau seorang ahli poligraf.” “Baiklah, akan kucoba.” Semua percakapan di sana ... secara tak terduga memberi Moreau petunjuk. Dia segera menarik diri mundur—mengenyakkan punggung di dinding kafetaria, supaya sisi dari jendela terbuka itu tidak meninggalkan jejak tertentu, atau setidaknya sampai ibunya mencurigai sesuatu. Moreau menatap wajah Juan dengan isyarat tertahan. Sejak awal, ketika Barbara baru saja menginja

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Setuju

    Nada protes di balik suara Samuel persis dugaan Barbara. Dia sangat mengerti bagaimana rasanya berada pada situasi seperti ini. Tidak ada yang berharap bahwa mereka akan mengakhiri semua ini, tetapi Abihirt adalah satu – satunya pelaku terduga. Barbara tak ingin terjebak di antara keputusan yang tidak akan pernah selesai. Apa pun itu, dia harus memberi Samuel pengertian, supaya pria itu bisa lebih sabar sampai waktunya tiba. “Abi tidak akan membiarkan kita terus menjalani hubungan gelap ini, aku mengenalnya.” Mula – mula, demikian yang Barbara katakan. Cukup yakin jika sebenarnya Samuel sedang memikirkan beberapa hal. Sikap penolakan dan pelbagai usaha untuk menyangkal adalah sesuatu yang tidak sepadan. Pria itu berusaha menahan diri, tetapi memang terlalu sulit. Hanya kebetulan Barbara mendeteksi perubahan signifikan dari reaksi Samuel, dia mungkin akan terjebak pada pemikiran yang mungkir dipahami dengan baik. Pria itu tampak berbeda, semacam telah diingatkan ol

  • Perjanjian Terlarang   Keputusan

    “Bagaimana pertengkaran kalian? Sudah baik – baik saja? Jadi, kita bisa bertemu kembali secara bebas?” Andai saja bisa seperti itu, Barbara tidak akan disergap kekhawatiran berlebihan. Ntahlah—rasanya dia harus menunggu saat – saat yang tepat, menunggu saat dia merasa cukup yakin untuk mendeklarasikan segala bentuk keputusan tak terduga di hidupnya. Ini pilihan sulit. Memutuskan hubungan bersama Samuel sama seperti melempar dirinya ke dalam kolam beku yang Abihirt buat. Barbara akan tergelincir, jatuh, tidak berdaya, seolah hanya akan terperangkap oleh sikap dingin pria itu. Tidak ada jalan keluar. Semengerikan apa pun bayangan dalam benaknya, dia tidak akan pernah tahan terus menghadapi sikap tenang Abihirt atau ketika suaminya benar – benar serius mengabaikan apa pun yang tampak begitu jelas. Menyedihkan. Barbara menghela napas kasar. Sesaat menatap Samuel sambil memikirkan apa yang akan pria itu katakan nanti. Ada satu bagian tidak tepat dari pern

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status