Supir yang membawa mobil bak terbuka tersebut menghentikan laju mobil setelah mendengar teriakan dari Yono, pak RT yang duduk di sebelah sopir akhirnya keluar dan melihat keadaan Yono dan Sherly.Ternyata Sherly pingsan dan membuat Yono panik, akhirnya pak RT meminta sopir untuk kembali melajukan mobil menuju rumah bidan terdekat. Rumah warga yang belum dilintasi oleh mobil yang membawa Sherly dan Yono merasa kecewa, mereka tidak bisa ikut menyoraki pasangan peselingkuh itu. Sherly kini berada di sebuah klinik swasta dan sedang diperiksa oleh bidan, ternyata Sherly hanya pura-pura pingsan dan bidan mengetahui itu. "Buka matanya Mbak! Saya tahu kamu tidak pingsan," ucap Bidan."Bu bidan Tolong jangan kasih tahu mereka kalau saya hanya pura-pura," ucap Sherly dengan wajah memucat karena tak menyangka sandiwaranya sudah diketahui bidan tersebut. "Kamu bisa membohongi orang-orang, tapi nggak bisa membohongi tim medis."Bidan itu merasa kesal karena Yono dan Pak RT tergesa-gesa membawa
"Ya itu Sherly, dia diarak keliling kampung karena ketahuan selingkuh dengan Yono," ucap Athar menjelaskan kepada Sabrina tentang yang terjadi pada Sherly. Athar pun mengetahui hal itu dari sang ayah."Astaghfirullah, bisa-bisanya dia selingkuh padahal dia lagi hamil," ucap Sabrina."Dulu juga gitu kan, dia bermain dua kaki dari Ryan dan lelaki lain saat sedang hamil," ucap Athar.Sabrina menganggukan kepala, perselingkuhan Sherly terbongkar dan Sabrina memberi bukti karena bantuan Athar yang membayar orang memata-matai Sherly.Kini tanpa di mata-matai Ryan tahu sendiri perselingkuhan istrinya, parahnya lagi dengan tetangga samping rumah yang istrinya sedang bekerja di luar negeri."Kata ayah, sebelum diarak Sherly sudah ditalak oleh Ryan. Jika suatu saat dia datang ke sini dan meminta kembali padamu, Aku harap kamu tidak mau," ucap Athar.Sabrina tersenyum bahkan tertawa kecil mendengar ucapan Athar, hal itu membuat pria tampan tersebut mengerutkan keningnya. Athar takut Ryan kembal
"Ya, aku memang menginginkan anak itu. Namun, itu dulu sebelum aku muak melihat kelakuanmu. Sekarang justru aku takut jika anak yang ada dalam kandungan mu adalah perempuan, lalu nantinya memiliki sifat murahan seperti mu, jika aku membesarkan nya pasti dia akan membuatku malu," ucap Ryan.Wajah sherly merah padam mendengar ucapan Ryan, lelaki itu sepertinya sudah benar-benar tidak lagi memberi tempat untuk Sherly di hati dan hidupnya. Ryan yang dulu sering kali mengatakan hal-hal manis sekarang berubah, hanya kata kasar dan sarkas yang terdengar dari mulut lelaki tersebut.Ryan berjalan ke dalam kamar tanpa berkata apa-apa lagi kepada Sherly, sebenarnya ia ingin wanita itu langsung keluar dari rumahnya. Namun, masih ada sedikit rasa kasihan sehingga membiarkannya menginap malam ini di rumah tersebut.Di dalam kamar, Ryan membuka ponselnya dan membuka galeri. Lalu memandangi foto cantik Syifa yang masih begitu banyak ia simpan di memori ponselnya, tanpa di sadari ia meneteskan air mat
Bu Neneng memperlihatkan foto Syifa kepada Ryan, foto itu ternyata saat Syifa berada di perahu saat jalan-jalan seharian dengan Athar. Ryan menatap foto itu dengan sendu, mantan istrinya itu memang terlihat jauh lebih cantik, senyumnya yang lama tak ia lihat membuat hatinya tersulut rindu."Cantiknya, ini seperti di laut," ucap Bu RT."Iya, katanya ini foto saat Syifa dan Athar ke pantai. Syifa jug kerja di kantor yang sama dengan Athar," ucap Bu Neneng.Mendengar nama Athar disebut hati Ryan bergemuruh, ia tahu hanya Athar yang sejak dulu dekat dengan mantan istrinya. Ia selalu cemburu saat Syifa berkomunikasi dengan Athar karena tahu perhatian Athar pada Syifa itu sangat besar, bahkan ia sendiri tak bisa memberikan perhatian sebesar Athar pada Syifa.Kini setelah bercerai dengannya, Syifa semakin dekat dengan Athar. Lelaki itu hanya bisa diam dan tak tahu apakah Syifa masih sudi bertemu dengannya andai dia nekat mencari ke ibukota. Ryan pamit pulang pada pak RT karena ia harus membe
"Sabrina tunggu sebentar."Reyhan berlari mengejar Sabrina yang hendak masuk ke dalam mobil, di depan kedua orang tua dan saudara kembar Sabrina ia langsung memberikan buket bunga kepada wanita cantik tersebut.Athar hanya bisa diam dengan tatapan sinis kearah Reyhan, lelaki itu terus menyodorkan buket bunga kepada Sabrina sehingga Sabrina tidak enak jika menolaknya di depan banyak orang. Sebab di sana masih banyak teman-temannya yang juga menerima sertifikat seperti dirinya. "Terima kasih, Reyhan," ucap Sabrina."Sama-sama, tadinya aku ingin ngajak kamu ke suatu tempat untuk memberikan selamat dan merayakan keberhasilanmu. Akan tetapi, sepertinya kamu akan pergi," ucap Reyhan."Ya aku ada acara dengan keluargaku," ucap Sabrina."Baiklah, tapi lain kali bisa kan pergi denganku?" tanya Reyhan."Tidak akan ada lain kali," ucap Athar dengan nada santai, tetapi matanya fokus kepada ponsel yang ada di tangannya. Hal itu membuat Satria terkekeh, sementara Sabrina hanya menggelengkan kepala
Ryan terdiam, ia tidak mungkin mengatakan jika ingin bertemu dengan Athar. Sebab kedatangannya untuk melihat mantan istrinya dan ia tahu Athar pasti tidak suka jika Ryan menemui mantan istrinya. "Pak, bisa antar saya ke alamat lain nggak?" tanya Ryan kepada driver ojek online. "Maaf Pak nggak bisa, Saya hanya bisa mengantarkan sesuai rute yang ada di aplikasi aja," ucap driver ojek online. "Ya sudah kalau gitu ah ntar saya keluar dari perumahan ini aja," ucap Ryan.Driver ojek online itu pun mengangguk dan membawa Ryan keluar dari perumahan tersebut, setelah itu Ryan membayar ongkos sesuai dengan yang ada di aplikasi. Lalu ia kembali memesan ojek online, kali ini alamat kantor Athar yang ia tulis di aplikasi tersebut. Lagi-lagi tarif yang tertera cukup mahal, tetapi ia masih setuju untuk membayar asal sampai ke alamat yang dituju. Ia duduk di dekat trotoar menunggu driver menjemput. Setelah driver datang ia pun dibawa menuju alamat perusahaan tempat Athar bekerja, melewati jalan
Siang itu sinar matahari begitu terik, Ryan yang masih bingung harus kemana masih duduk di anak tangga perusahaan. Tak peduli orang yang berlalu lalang melihatnya dengan tatapan meremehkan, satpam beberapa kali menghampiri Ryan dan bertanya apa yang ingin dia lakukan. Ryan hanya menjawabnya ingin beristirahat, tetapi setelah diperhatikan sampai siang hari lelaki itu masih duduk di tempat yang sama."Kita tunggu 1 jam lagi, kalau orang itu belum juga pergi terpaksa kita harus usir takut mengganggu kenyamanan karyawan di perusahaan ini," ucap salah satu security.Sebelumnya security sudah memeriksa tas milik Ryan, Mereka pun tidak menemukan hal yang berbahaya dalam tas tersebut sehingga membiarkan lelaki itu duduk di anak tangga depan perusahaan.Hingga mobil mewah berhenti di depan lobby, para security yang mengenali mobil itu pun langsung berdiri tegap seolah menyambut dan menghormati orang yang akan keluar dari mobil tersebut. Mata Ryan ikut melihat ke arah mobil itu, terlebih saat
"Kamu tidak aku izinkan pergi sendiri, nanti dikejar dan diganggu Ryan. Jadi kamu harus pergi sama aku!" ucap Athar."Oh gitu, oke siap pak boss!" ucap Sabrina seraya menempelkan jemari di kening memberikan hormat kepada Athar."Tunggu di sini, aku habiskan makanan dulu. Mubazir kalau gak di habiskan," ucap Athar.Sabrina menganggukan kepala, ia berjalan kearah jendela di ruangan Athar lalu menggeser sedikit tirai dari jendela itu. Janda cantik itu menatap orang-orang yang sedang fokus bekerja di kubikel masing-masing, beberapa karyawan terlihat cantik dengan pakaian yang rapi dan tidak ada satupun yang terbuka.Memang Banyu memberi peraturan jika karyawan wanita harus memakai baju sopan dan tidak terbuka, tetapi masih ada saja beberapa karyawan yang sedikit nakal memakai rok mini serta baju ketat seperti Aira.TokTokTok Ada yang mengetuk pintu ruangan Athar, lelaki itu segera meminum air putih di depannya dan segera merapihkan tempat makan yang sudah tidak ada isinya karena sudah
"Iya, aku sudah mempersiapkan semuanya termasuk mahar pernikahan," ucap Athar."Kapan kamu mempersiapkannya, mengapa semua terasa sangat singkat untukku?" tanya Sabrina."Setelah aku berbicara di rumah ini, esok harinya aku langsung memesan sebuah benda untuk aku jadikan mahar," ucap Athar.Sabrina benar-benar tidak pernah berpikir jika Athar sudah mempersiapkan semuanya dalam waktu sesingkat itu. Sabrina tidak pernah tahu pikiran Athar tidak pernah tenang setelah kejadian Ryan mengganggunya, ia yakin akan ada lelaki lain yang nantinya akan menganggu Sabrina sehingga lelaki itu sangat ingin segera menghalalkan Sabrina dan mempersiapkan segala halnya dengan cepat.Satria menyadari langkah Athar dalam mempersiapkan itu, ia benar-benar merasa salut dengan asistennya itu. Bukan hanya masalah perkejaan saja yang cepat, dalam mengejar wanita nya pun Athar bergerak cepat. Itu sebabnya hari ini Satria ingin membuat mereka melakukan ijab kabul hari ini juga."Penghulu sebentar lagi datang, kal
"Athar, perempuan yang akan kamu lamar anak orang kaya?" tanya Gina.Athar tersenyum dan mengangguk, lalu meminta keluarganya mengeluarkan barang-barang dari mobil box untuk dibawa kepada pihak wanita yang sudah berjejer menyambut.Keluarga Athar pun menggambil barang-barang dari dalam mobil box dan mereka berikan kepada pijak keluarga perempuan yang menyambut, setelah semua barang dari mobil box sudah di berikan pada pihak wanita. Keluarga Athar pun dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut."Mah, Sabrina nya mana?" tanya Banyu."Masih di kamar, Pah. Tadi Mama cek Vsedang pakai kerudung, Mama 9. panggil lagi ya!" ucap Amalia."Iya, panggil sekarang keluarga calon suaminya sudah datang," ucap Banyu.Amalia pun berjalan meninggalkan para tamu untuk memanggil anaknya di kamar, sementara anggota keluarga Athar masih terkesima dengan kemewahan rumah calon mertua Athar. Mata mereka memutari seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya dua orang wanita cantik turun dari ta
"Emang kenapa kalau orang miskin?" tanya Athar."Kalau bisa kamu nikah sama anak orang kaya. Kan sekarang kamu sudah jadi lelaki sukses, masa nikah sama perempuan miskin gak maju-maju dong!" ucap Ros."Bu, jangan ngatur-ngatur Athar. Sama siapapun dia mau nikah yang penting dia bahagia, Athar seorang lelaki seperti apapun istrinya nanti dia yang akan menafkahinya!" tegur Gilang.Athar menghela nafas dan menggelengkan kepala, jika bukan karena hal penting seperti lamaran Athar tak ingin bertemu apalagi berbicara dengan ibu tirinya itu.Sejak Athar kecil Ros tak pernah menjadi ibu sambung yang baik, ia selalu memandang orang tak punya sebelah mata dan tidak memikirkan perasaan orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri."Ayah, tolong ajarkan pada kedua adikku jangan memandang harta adalah segalanya karena Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi ayat 56. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sis
"Aku mau secepatnya, kalau bisa Jumat ini Ayah datang dan hari minggunya kita lakukan lamaran," ucap Athar masih melalui sambungan telepon.Sungguh lelaki itu tak ingin menunda lagi untuk segera menghalalkan wanita yang selama ini ia cintai dalam diam, cintanya tak bertepuk sebelah tangan jika tidak segera di sahkan ia takut ada lelaki lain yang menganggu hubungan mereka."Siapa saja yang harus ikut untuk acara lamarannya?" tanya Gilang."Keluarga inti. Ayah, ibu, dan adik-adik ayah serta suami dan istrinya," ucap Athar."Banyak dong sekitar sepuluh orang, ayah harus sewa mobil kalau gitu," ucap Gilang."Nanti aku akan kirim 2 mobil beserta supirnya dari sini. Ayah tinggal komunikasikan saja dengan om dan tante yang mau ikut berapa orang," ucap Athar.Gilang menghela nafasnya, ia adalah anak tertua di keluarganya dan memiliki 4 orang adik, 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Namun, ekonomi mereka semua sama-sama pas-pasan.Mereka jarang pergi keluar kampung, hanya Gilang yang seo
"Mah, Pah, kenapa harus pakai syarat segala?" tanya Sabrina."Setelah belasan tahun kamu hilang, lalu baru dipertemukan dengan kami. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ingin membawamu pergi, mana mungkin kami izinkan begitu saja tanpa memberi syarat," ucap Banyu.Satria menganggukan kepala setuju dengan ucapan sang papa, mereka baru menikmati kebersamaan dan bila di katakan belum puas pastinya belum puas. Namun, mereka tidak ingin melarang Athar untuk menikahi Sabrina karena takut nantinya Sabrina malah jatuh ke tangan lelaki yang tidak tepat.Sabrina mulai khawatir sang papa memberikan syarat yang memberatjan Athar, sehingga lelaki itu akhirnya tidak bisa menyanggupi dan akhirnya pernikahan mereka dibatalkan.Athar malah menganggukan kepala, ia akan berusaha menyanggupi apapun syarat dari Banyu, asalkan ia bisa menikah dengan Sabrina nyawa pun dia sanggup berikan."Apa syaratnya, Om?" tanya Athar."Syarat pertama setahun pernikahan kalian harus berada di rumah ini, aku tidak ingin kam
"Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d
Sabrina begitu terkejut saat masuk ke dalam ruangan Athar, lelaki itu sedang tidak memakai baju dan memeriksa bekas lukanya. Ia berjalan cepat dan duduk di samping Athar, meringis melihat bekas luka yang di tutup perban itu."Apa jahitannya bermasalah?" tanya Sabrina."Enggak, cuma sedikit gatal aja," ucap Athar seraya menarik kemeja berusaha untuk memakai nya kembali."Jangan bohong, sini aku lihat! Mungkin perbannya harus di ganti," ucap Sabrina."Memang iya, nanti setelah pulang kerja aku akan ke rumah sakit untuk ganti perban," ucap Athar."Kalau masih sakit harusnya gak masuk dulu, kamu bandel sih!" ucap Sabrina.Athar tersenyum mendengar ocehan wanita cantik tersebut, ia sama sekali tidak marah justru senang karena ocehan itu menandakan jika Sabrina mengkhawatirkan dirinya."Besok gak usah kerja dulu, aku akan bilang ke kak Satria," ucap Sabrina."Tapi banyak file penting yang harus aku bereskan, Syifa!" ucap Athar."Bisa di kerjakan di rumah kan! Nanti berkasnya juga bisa di ki
Sabrina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Lidya, sementara Lidya yang tidak tahu jika Sabrina sedang membicarakan diri sendiri masih merasa santai."Saya yah kalau belum punya suami, terus pak Athar melamar saya. Gak akan banyak pikir saya pasti terima," ucap Lidya."Alasannya?" tanya Sabrina."Kenapa tanya alasan lagi, bukannya udah jelas terlihat pak Athar itu udah perfect banget, dia itu lelaki idaman semua wanita. Ganteng, punya jabatan yang oke, gak genit sama perempuan, gak sombong, Soleh, kalau jadi suami pasti bisa bikin bahagia," ucap Lidya."Sesempurna itu Athar di mata kalian, dia itu manusia biasa yang punya kekurangan," ucap Sabrina."Ya semua manusia gak ada yang sempurna dan punya kekurangan juga kelebihan, tapi kekurangan pak Athar sedikit dan hampir tak terlihat, sementara kelebihannya banyak dan membuat para wanita dengan mudah terpesona padanya," ucap Lidya.Telinga Sabrina merasa panas saat Lidya terus memuji orang yang kini selalu ada dalam pikirannya, Sabrina
Keesokan harinya, Athar sudah diperbolehkan untuk pulang karena sebenarnya ia tidak terlalu luka terlalu parah, lelaki itu masih diberi kesempatan untuk istirahat oleh Satria. Namun, karena tidak terbiasa berdiam diri di rumah akhirnya ia pun masuk kerja. "Kamu ini gimana sih, bukannya istirahat malah kerja. Apa kak Satria yang masak kamu buat kerja?!" tanya Sabrina.Wanita cantik itu langsung datang ke perusahaan saat tahu Athar bekerja, ia khawatir jika kondisi Athar masih lemah. Namun, dipaksa untuk bekerja oleh kakaknya. "Aku udah baik-baik aja, Syifa. Bukan Satria yang maksa, dia justru memberikan aku kesempatan untuk istirahat. Akan tetapi, aku nggak betah di rumah nggak ngapa-ngapain jadi lebih baik kerja," ucap Athar."Tapi kan kamu habis dioperasi, Athar! Gimana nanti kalau sakit lagi," ucap Sabrina."Kan yang dioperasi cuma bagian perut yang ditusuk, yang lainnya nggak sakit. Lagi pula aku bawa obat dari dokter kok, jadi nggak usah khawatir ya, Sayang!" ucap Athar.Sabrin