"Kamu tidak aku izinkan pergi sendiri, nanti dikejar dan diganggu Ryan. Jadi kamu harus pergi sama aku!" ucap Athar."Oh gitu, oke siap pak boss!" ucap Sabrina seraya menempelkan jemari di kening memberikan hormat kepada Athar."Tunggu di sini, aku habiskan makanan dulu. Mubazir kalau gak di habiskan," ucap Athar.Sabrina menganggukan kepala, ia berjalan kearah jendela di ruangan Athar lalu menggeser sedikit tirai dari jendela itu. Janda cantik itu menatap orang-orang yang sedang fokus bekerja di kubikel masing-masing, beberapa karyawan terlihat cantik dengan pakaian yang rapi dan tidak ada satupun yang terbuka.Memang Banyu memberi peraturan jika karyawan wanita harus memakai baju sopan dan tidak terbuka, tetapi masih ada saja beberapa karyawan yang sedikit nakal memakai rok mini serta baju ketat seperti Aira.TokTokTok Ada yang mengetuk pintu ruangan Athar, lelaki itu segera meminum air putih di depannya dan segera merapihkan tempat makan yang sudah tidak ada isinya karena sudah
Athar menarik tangan Sabrina lalu membawa wanita cantik itu masuk ke dalam mobil, tanpa memberikan kesempatan untuk Ryan berbicara lagi. Athar yakin jika Ryan diberikan kesempatan untuk bicara, dia pasti ingin meminta kembali menjalin kisah dengan Sabrina dan itu tidak akan Athar biarkan. "Aku bilang apa pasti niatnya datang ke sini untuk meminta kembali padamu," ucap Athar. "Belum tentu, dia belum selesai bicara tadi, tapi ya sudahlah aku juga tidak ingin berbicara lama-lama dengan nya," ucap Sabrina. "Aku yakin dia akan mencari mu kembali, kau harus punya pendirian jangan sampai memberi kesempatan untuk dia kembali padamu," ucap Athar. "Siap Pak bos," ucap Sabrina sambil tersenyum. "Aku tidak bercanda," ucap Athar. "Aku juga serius," jawab Sabrina. Athar pun terus melajukan mobilnya menuju restoran yang kini dikelola oleh Sabrina. Rasa kesalnya belum hilang karena bertemu dengan Ryan tadi, ingin rasanya Athar menendang Ryan hingga lelaki itu terpental jauh dan tidak la
Athar kembali melakukan aktivitas nya, bekerja dengan baik dengan Satria sejenak melupakan asmaranya. Ia Akan memikirkan lagi dengan matang bagaimana cara mengungkapkan perasaannya kepada Sabrina, setelah hari ini Athar benar-benar sadar jika dia tidak bisa lagi melihat Sabrina jatuh ke tangan lelaki lain. Athar tidak bisa lagi menahan cemburunya dan ingin memiliki Sabrina seutuhnya, apapun yang akan terjadi nanti ia ingin mengungkapkan perasaanya kepada Sabrina dan tidak membiarkan lelaki lain mendapatkan Sabrina. "Lama banget kamu di restoran, ngapain dulu?" tanya Satria ketika sudah bersama Athar. "Maaf, Tuan. Tadi saat baru keluar dari perusahaan kami dihadang oleh mantan suami Syifa, lalu setelah baru sampai di restoran ada Reyhan yang ingin berbicara dengan Syifa," ucap Athar. "Mantan suami, bukankah dia di kampung?" tanya Satria terkejut. "Iya, saya dengar ibunya meninggal, usahanya hampir bangkrut, dia bahkan menceraikan istrinya karena diselingkuhi. Saya takut dia d
Ryan pulang kembali ke kampung halaman, ia benar-benar menjual toko furniture dengan sisa-sisa barang yang ada di sana. Tanpa Ryan ketahui kabar itu terdengar oleh Sabrina dan Athar, sebab Sabrina masih berkomunikasi dengan orang yang mengelola rumah peninggalan orang tua angkatnya yang kini di kontrakan."Ryan benar-benar keterlaluan, dia menjual toko furniture itu," ucap Sabrina."Apa kau ingin mengambilnya kembali?" tanya Athar."Iya, tapi kalau bisa jangan sampai Ryan tahu aku yang membeli kembali toko itu," ucap Sabrina."Bisa di urus, tenang saja," ucap Athar.Athar dan Sabrina merasa tenang saat Ryan kembali ke kampung, mereka tidak tahu jika rencana Ryan pulang kampung, lalu menjual toko itu agar bisa kembali ke kota dan melanjutkan hidupnya di kota. Athar pun menghubungi seseorang yang sudah ia percaya untuk mengurus kepemilikan toko itu agar berpindah ke tangan Sabrina kembali.Ryan merasa sangat senang saat ada orang yang menawar toko furniture itu, tanpa pikir panjang Ia p
"Sialan rencanaku gagal untuk menitipkan bayi itu di rumah Ryan," ucap wanita yang sejak tadi memperhatikan apa yang warga lakukan.Wanita itu adalah Sherly, memang ia yang membuang bayi merah itu di depan rumah Ryan. Tadi malam ia melahirkan dengan bantuan dukun beranak yang ada di kampung sebelah, setelah melahirkan Ia pun meletakkan bayi itu didepan rumah Ryan. Ia tidak mau mengurus bayi itu karena memang sejak awal sudah memiliki rencana untuk meninggalkan darah dagingnya sendiri. Sherly pikir Ryan akan menerima dan merawat bayi itu, sebab lelaki tersebut sudah tahu jika dia tidak bisa memiliki anak lagi. Namun, dugaannya salah Ryan tidak mau mengadopsi bayi itu bahkan warga lain pun juga tidak mau hingga akhirnya bayi itu pun diberikan ke panti asuhan. Sherly memakai baju gamis yang besar juga kerudung, wajahnya pun ditutup oleh cadar sehingga tidak ada yang menyadari jika orang tersebut adalah Sherly. "Biarlah bayi itu hidup di panti asuhan atau di manapun, aku sudah tidak pe
Dengan sangat percaya diri Ryan melamar kerja di restoran SS kitchen, tetapi karena memang sedang tidak ada lowongan lelaki itu pun langsung di tolak."Mbak, tolong lah. Saya janji akan jadi karyawan yang rajin, teman saya juga kerja di sini," ucap Ryan."Maaf, Saya sudah katakan disini sedang tidak ada lowongan kerja, jika ada lowongan kerja pasti ada aku pengumuman di depan restoran," ucap Karyawan.Ryan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sabrina, tetapi wanita itu sejak tadi tak terlihat membuat Ryan bingung apa jabatan mantan istrinya itu di restoran sebenarnya.Beberapa kali karyawan meminta Ryan untuk pergi karena takut menganggu pelanggan, akhirnya Ryan pun terpaksa pergi meski belum bisa melihat mantan istrinya lagi."Gak ada lowongan di restoran itu, sepertinya aku harus mencari pekerjaan di sekitar sini. Meski tidak satu tempat kerja, minimal dekat dan bisa bertemu setiap hari jadi bisa mendekati dia lagi," ucap Ryan.Lelaki itu tak kenal lelah, melakukan segala car
"Jadi menurutmu aku berubah?" tanya Athar."Iya, aku merasa kamu tidak seperti Athar yang dulu," ucap Sabrina.Athar menghala nafas dan menatap Sabrina dengan sendu, wanita itu belum juga menyadari jika Athar cemburu pada laki-laki yang mendekati Sabrina Karena rasa cintanya, tak ingin Sabrina dimiliki oleh lelaki lain, sehingga bola tangan ini menjadi lebih posesif."Aku akan memberitahu kamu apa alasanku berubah, tapi tidak sekarang!" ucap Athar."Kenapa tidak sekarang?" tanya Sabrina."Akan ada waktu yang tepat, tapi Aku ingin balik bertanya padamu. Apakah kamu merasa terganggu dengan perubahan sikapku ini? Jika kamu memang merasa terganggu maka aku akan menjauh dari kamu."Sabrina terdiam tidak tahu harus menjawab apa, ia hanya merasa aneh dengan perubahan sikap sahabatnya itu. Namun, ia tak ingin Athar menjauh darinya karena hanya dia satu-satunya sahabat yang Sabrina punya sejak dulu. Melihat Sabrina terdiam, hati Athar merasa goyah. Ia takut wanita itu terganggu dengan sikap p
"Syifa, aku ingin bicara denganmu lebih lama," ucap Ryan."Aku rasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi," ucap Sabrina seraya berusaha melepaskan tangan dari Ryan.Sabrina sampai merasa kesakitan karena Ryan menggenggam tangannya dengan kuat, ia jadi teringat kepada Athar kembali. Andai ada lelaki itu di sini pasti ia tidak akan membiarkan Ryan melakukan hal seperti ini kepada Sabrina."Ryan lepaskan, tanganku sakit!" ucap Sabrina.Ryan merasa kesal karena Sabrina terus berusaha lepas darinya, dulu Sabrina adalah wanita yang lemah lembut dan selalu tersenyum manis padanya sehingga membuat ia jatuh cinta. Namun, kini Sabrina terlihat berbeda seakan tak ingin dekat dengannya.Ryan mengira jika Sabrina berubah karena kini sudah tahu bahwa dia adalah anak orang kaya, padahal Sabrina seperti itu, tidak mau dekat dengan Ryan karena luka hati yang pernah Ryan buat belum sepenuhnya sembuh dan Sabrina tidak mau berususan dengan lelaki itu lagi."Aku tahu sekarang kamu anak orang kay