"Kumohon tepatilah janjimu untuk membebaskan ayahku dari segala hutangnya."
Gadis itu memohon dengan tubuh gemetar.
Malam ini merupakan malam yang sangat menyedihkan bagi Izabelle Vedrow–atau sebut saja gadis ini Belle. Ia kehilangan pekerjaannya akibat hutang iutang sang ayah yang suka bermain judi dan juga suka memukuli ibunya ketika kalah bermain judi.
Dan kini, ayahnya tersebut sedang disandera oleh bos mafia yang menjadi tempat ayahnya meminjam uang untuk berjudi tersebut.
Muak dan marah akan keadaan hidupnya, membuat Belle terpaksa harus datang seorang diri ke markas mafia tersebut.
"Kau akhirnya datang, jalang kecil." Seorang pria berucap. Rupanya ia telah menanti kedatangan Belle malam itu.
Pria itu adalah Jordan Heron, sang boss mafia yang sangat keji dan juga super bajingan.
Jordan hanya mengenakan celana jeans, sedangkan bagian tubuh atasnya terekspos bebas. Tubuh yang begitu proporsional, dengan otot yang sangat menggoda iman wanita ketika melihatnya. Senyuman nakal tertoreh di bibir Jordan, karena baginya kedatangan Belle adalah sebuah santapan lezat.
"Berhenti mengulur waktu, cepat lakukan sesuai perjanjian." Belle berucap ketus dengan sorot mata yang sangat tajam. Toh, ia datang ke sini untuk membebaskan ayahnya yang berengsek itu karena ibunya tidak hentinya memohon dan menangis.
Melihat sorot mata Belle, seketika itu juga Jordan merasa sangat tertantang. Belum pernah ada seorang gadis polos yang berani menentang dirinya seperti yang sedang Belle lakukan.
"Kemarilah!" Jordan menarik paksa pergelangan tangan Belle menuju sebuah ruangan khusus miliknya.
Yang, tentu saja, merupakan tempat eksekusi panas bagi Jordan.
“He-hei, apa yang–”
“Aku akan membebaskan ayahmu,” ucap Jordan, tepat di daun telinga Belle, dengan sedikit jilatan nakal di sana. Pria itu memeluk tubuh Belle dari belakang, memerangkap gadis itu dengan dua tangannya yang kekar. “Setelah kau memuaskanku.”
Belle gemetar. Ia tidak tahu tentang dunia mafia yang sangat kejam.
“Ahk!” Belle memekik saat Jordan tiba-tiba mendorong tubuhnya ke atas kasur king size.
Pria itu menindih tubuh Belle dan mulai mencumbu Belle dengan kecupan yang begitu rakus. Belle hanya mampu meremas seprei sebagai pelampiasan rasa bersalah dan juga jijik terhadap dirinya sendiri.
Apakah dirinya akan berakhir malam ini? Belle hanya bisa pasrah akan apa yang Jordan perbuat selanjutnya.
Belle mendesah kasar, saar Jordan mulai menjelajahi area tubuhnya. Menjilat, menghisap, meremas bagian sensitif tubuh Belle, mampu membuat seluruh tubuh Belle mengalami tegangan tinggi. Seluruh aliran darahnya kian memanas, dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Kau yang menyerahkan dirimu, maka nikmatilah malam terakhirmu sebagai seorang gadis perawan."
**
Desahan Belle dan Jordan bersahut-sahutan bahkan saat akhirnya Jordan ambruk di samping tubuh Belle. Sorot matanya tampak puas, meskipun di sampingnya, tubuh Belle masih gemetar usai percintaan panas mereka.
Padahal mereka melakukan itu hanya karena perjanjian semata, tanpa cinta sama sekali. Namun, Belle tidak menyangka bahwa ia akan merasakan sensasi memuaskan seperti itu.
Menyakitkan, tapi juga … memberikan perasaan asing pada Belle.
Akan tetapi, Belle tidak boleh melibatkan hatinya di sini.
Wanita itu mencoba bangun dan pergi melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah beberapa saat kemudian, Belle keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang lengkap.
"Aku sudah melakukan apa yang dapat kulakukan. Sekarang, cepat tepati janjimu." Ucap Belle dengan wajah datar.
Jordan tersenyum miring.
"Tentu saja aku akan menepati janjiku. Karena, pada akhirnya para wanita memang hanya menginginkan uang, dan bahkan rela menjual keperawanan mereka hanya demi ini."
Jordan melemparkan secarik kertas berisikan uang senilai miliaran ke arah wajah Belle.
"Apakah jumlah ini sudah melunasi semua hutang ayahku?" tanya Belle datar. Ia tidak mengomentari maupun menyanggah hinaan dari Jordan.
"Itu adalah bonus atas pelayananmu malam ini. Namun, jika ayahmu masih berani berhutang seperti itu, maka aku tidak tahu apa lagi yang dapat kunikmati dari sisa tubuhmu," ucap Jordan dengan tersenyum puas.
Sungguh ucapan yang sangat menusuk hingga ke ulu hati Belle. Namun, ia hanya dapat terdiam, karena apa yang Jordan lakukan sudah sewajarnya sebagai seorang yang lebih berkuasa.
"Terima kasih atas bonus ini. Kuharap kita tidak akan bertemu lagi." Belle berbalik dan melangkah pergi dari hadapan Jordan.
Jordan mendengus. “Terserah. Toh pelayananmu sangat payah,” ucap Jordan saat Belle akan memutar gagang pintu.
Belle berbalik sejenak sembari berkata, "Setidaknya kau puas dengan tubuh perawanku. Selamat tinggal."
••••
“Setidaknya kau puas dengan tubuh perawanku. Selamat tinggal.”
Usai mengatakan itu, Belle benar-benar meninggalkan markas mafia dengan wajah tegar.
Namun, saat sudah melangkah jauh dari area markas mafia, baru Belle menangis terisak. Ia membenci dirinya yang sudah begitu kotor dan hina.
"Aku hanyalah seorang jalang menjijikan." Belle berucap dalam keputusasaan. Belle bahkan merobek cek uang dari Jordan.
Belle hanya seorang gadis berusia 21 tahun, dan ia baru saja menyelesaikan pendidikan strata satunya di bidang bahasa asing. Ia sangat cerdas sehingga lulus dengans angat cepat, bahkan sejak sekolah sudah dikenal dengan kejeniusannya.
Namun kini, Belle telah kehilangan kehormatan yang sangat berharga baginya.
Apa yang dapat Belle lakukan selanjutnya?
***
“Ayah, kumohon berhentilah bermain judi! Tolong jangan buat masalah!”
Plak!
Ucapan Belle langsung membuatnya dihadiahi tamparan oleh sang ayah.
“Jangan campuri urusanku!” bentak ayah Belle. “Kau hanyalah anak kemarin sore yang tidak mengerti urusan orang tua!”
Belle benar-benar muak dengan tindakan dari ayahnya. Padahal ia telah berkorban besar demi kebebasan ayahnya. Namun, ia justru menerima perlakuan kejam dari ayahnya ketika akhirnya pria itu pulang.
Bahkan, pria itu tidak memberikan waktu pada Belle untuk sekadar mencari kerja. Namun, saat tiba, pria itu justru menyuruh Belle dan sang ibu untuk mengemasi barang-barang mereka karena rumah ini sudah ia berikan untuk para penagih utang.
"Tidakkah ayah berpikir dengan kesehatan ibu? Berhentilah berbuat onar di luar sana." Belle masih belum menyerah.
"Diam! Kau tidak tahu apapun lebih baik tutup mulutmu! Jika kau merasa muak dengan ayah penjudimu ini, kau bisa angkat kaki!"
Belle terdiam. Ia ingin melakukan itu, tapi ia tidak bisa meninggalkan sang ibu. Lagi pula, ia mustahil membawa serta ibunya karena sang ibu begitu peduli pada suaminya yang bajingan.
Sementara itu, usai mengatakan hal tersebut, sang ayah duduk dengan sebatang rokok di tangannya.ia terlihat begitu santai dan tidak terlalu peduli.
"Ayah, mengapa Ayah melakukan hal ini?” ucap Belle putus asa. “Apakah ayah sudah gila?"
Namun, ucapan itu tidak mendapatkan jawaban. Yang bisa Belle lakukan adalah melakukan perintah ayahnya. Mereka pada akhirnya pergi menuju sebuah rumah susun sederhana yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka. Tempat yang sangat sempit dan juga berisik.
Belle benar-benar tidak sanggup dengan keadaan keluarganya saat ini, namun ia juga tidak dapat menghindarinya. Belle hanya dapat bekerja keras untuk kehidupan yang jauh lebih baik ke depannya.
Belle terus pergi ke perusahaan-perusahaan untuk melamar pekerjaan. Namun, belum juga mendapatkan panggilan kerja. Akhirnya, Belle mencoba untuk membuat jasa les private bahasa asing, seperti kemampuannya selama ini.
“Astaga, tapi ini masih belum cukup.”
Belle mendesah frustrasi. Gajinya tidak cukup untuk membayar biaya sewa rumah susun bahkan untuk penghidupan sehari-hari.
Di bawah terik matahari, Belle masih berjuang untuk kehidupan keluarganya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang kerap kali jatuh sakit akibat terlalu memikirkan perbuatan ayahnya. Sedangkan ayahnya ialah seorang pengusaha biasa, dan semua hasil itu habis di meja judi juga alkohol.
Drrtt. Satu panggilan baru masuk ke ponsel Belle.
“Halo?”
"Izabelle, kaukah itu? Yang sedang duduk di bawah pohon?" tanya seorang pria dari balik panggilan tersebut.
Belle mulai memandangi sekelilingnya, dan tak juga mendapatkan jawaban.
"Belle!" ucap seseorang mengejutkan Belle.
"Andrew!" ucap Belle dengan mata membulat.
"Ah, kupikir aku salah. Sudah cukup lama, bukan?" ucap pria yang bernama Andrew.
Andrew adalah sahabat Belle selama berada di perkuliahan, mereka sama-sama dikenal dengan kecerdasan masing-masing.
"Bagaimana kabar keluargamu?" Tanya Andrew.
Dengan wajah sendu, Belle pun tersenyum.
"Semuanya baik-baik saja," ucap Belle dengan senyuman terpaksa. Walau bagaimanapun juga, Belle tidak mungkin membeberkan permasalahan yang terjadi di dalam keluarganya, sekalipun itu adalah seorang sahabat.
"Belle, kita sudah sahabat sejak pendaftaran masuk perkuliahan. Bagaimana bisa kau berbohong padaku."
"Andrew, aku tidak bermaksud–"
"Aku baru saja melewati pabrik milik paman Ved, dan di sana tertulis bahwa pabrik itu sudah disita.” Andrew terlihat prihatin dengan keadaan keluarga Belle.
Belle tersenyum sendu sembari menghela napas pelan.
Andrew melihat penampilan Belle yang terlihat rapi, dan sebuah map berada di tangannya. Terlihat jelas, Belle sedang mencari pekerjaan.
"Menu di kedai paman kecil sudah bertambah. Mau mencobanya?" Andrew menarik tangan Belle begitu saja menuju sebuah mobil sport mewah sudah terparkir di sisi jalan.
“Bagaimana kabarmu?” Belle mencoba membuka obrolan di sepanjang jalan. "Kau selalu sukses seperti biasanya."
"Ah, aku hanya melanjutkan bisnis orang tuaku. Tidak ada yang perlu dibangga-banggakan," ucap Andrew.
"Tapi itu sangat luar biasa. Karena tidak semua anak dapat melanjutkan kesuksesan orang tuanya. Bukankah begitu?" ucap Belle tertawa. \
Keduanya terlihat begitu dekat satu sama lain. Belle seakan melupakan sejenak permasalahannya, dan berusaha untuk menikmati waktu bersama mereka tanpa menyadari sebuah mobil hitam mengamati gerak-gerik mereka sejak tadi.
***
“Oh benarkah!?” Belle terdengar bersemangat saat mendengar kabar bahwa ia diterima bekerja di sebuah perusahaan cukup besar.
Ini semua tidak lepas dari bantuan Andrew kemarin, sehingga ia mendapatkan mendapatkan rekomendasi langsung dari sang manajer untuk masuk ke Tiger Group.
Dengan wajah penuh senyuman harapan, Belle melangkah dengan penuh percaya diri.
Paras cantik, dan juga didukung dengan kecerdasan yang ia miliki, tentu saja menjadi daya tarik dalam jenjang karir Belle ke depannya.
Namun, setiap perjalanan karir yang lebih baik tidaklah semudah membalikan telapak tangan.
Pun milik Belle.
"Bawa gadis kecil itu ke ruanganku!" titah seorang pria yang merupakan CEO perusahaan Tiger Group saat mendengar laporan bahwa Belle sudah tiba di gedung di hari pertamanya..
Tersenyum nakal dan penuh makna, seakan kedatangan Belle sudah sangat dinantikan.
"Akan ada kejutan besar untuk jalang kecilku.”
...Besar harapan Belle dalam jenjang karirnya ke depan kelak. Namun, siapa sangka jika aka nada badai besar yang sudah menanti di depannya."Andrew sahabatku, aku tidak akan menyia-nyiakan kebaikanmu.." Belle melangkah maju dengan harapan dan juga tanggung jawab di kedua bahunya.~ ~ ~"Maaf tuan, Nona Belle sepertinya sedang mendapatkan tanggung jawab baru dari atasan yang mengurus pekerjaannya.""Ah begitu rupanya.. baiklah, kau boleh keluar."Pria yang sedang duduk di kursi CEO ialah Jordan Heron sang bos mafia yang telah melakukan transaksi dengan Belle pada malam itu. Sungguh sesuatu yang tidak pernah Belle bayangkan sebelumnya.Selama beberapa pekan Belle bekerja seperti biasanya, dan ia juga masih belum bertemu secara langsung dengan Jordan, si pria yang telah bercinta dengannya di markas mafia pada saat itu...."Nona Belle, kami mengandalkanmu." Ucap para pegawai lainnya, ketika tiba waktu bagi Belle untuk presentasi di depan para klien besar bahkan dari luar negeri. Dikar
"Perusahaan Tiger Group"Sedang sibuk mengerjakan laporan bulanan miliknya, satu pesan nampak jelas di layar ponsel milik Belle."Belle, sore ini aku akan menjemputmu sepulang bekerja. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan." Andrew."Baik boss, siap laksanakan!" Balas Belle.Karena janjinya bersama Andrew, Belle harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Akhirnya Belle pun menyelesaikan semua pekerjaan saat menjelang sore hari.~ ~ ~Dari balik pantauan cctv, Jordan fokus pada pergerakan Belle."Mengapa little bitch bergegas pulang.." gumam Jordan, ia terlihat penasaran dan memerintahkan seseorang untuk mencari tahu kemana tujuan Belle sore hari ini.Kring... panggilan telepon di meja kerja Jordan."Tuan, Nona Belle sedang pergi bersama seorang pria, aku sudah mengirimkan gambar mereka di pesan.""Siapa pria itu?" gumam Jordan yang terlihat tidak senang. Karena sumber kesenangannya adalah mengusik Belle dan dengan sengaja memberikan pekerjaan berat pada Belle.Ketika membuka isi pesan gamb
Karena perbuatan ayahnya, Belle harus menanggung hal memalukan seperti ini. Jordan bahkan sudah mengklaim bahwa Belle hanya akan menjadi miliknya seorang. Tak ada yang dapat Belle lakukan, jika Jordan sudah bertindak atas kehidupannya."LONGUE BAR"Jordan duduk dengan kepala menengadah ke atas."Tuan, aku akan menemanimu malam ini.." ucap salah seorang wanita penghibur di tempat tersebut, yang merupakan kegiatan biasa Jordan ketika datang."Pergilah! Aku sedang tidak berselera!" Jordan mengusir wanita yang datang padanya."Mengapa tuanku? Bukankah tuan membutuhkan..—""Jika kukatakan pergi! Maka pergilah, jalang menjijikan!" Melihat Jordan yang marah, wanita itu pun bergegas untuk pergi dari sana."Sial! Mengapa bayangan jalang kecil itu selalu menghantui pikiranku.." Jordan kehilangan fokus, tatkala bayang-bayang Belle terus menari indah di kepalanya.Jordan meneguk segelas minuman beralkhohol tinggi, dan akhirnya tubuhnya pun ambruk.... ....Menjelang pagi, Jordan akhirnya terbangu
"Apakah hutang ayahku masih belum selesai?" ucap Belle ditengah suasana panas mereka. "Tentu saja, sekali berada didalam dekapanku, maka seterusnya akam selalu seperti ini.." ucap Jordan. Menjilati daun telinga Belle, lalu merebahkan tubuh Belle ke atas kasur. Membuka lebar paha Belle dan menjilati seluruh tubuh Belle, dari ujung kaki hingga ujung wajah. Ahkk hh hahhkkk desah panjang Belle, sungguh sesuatu yang tidak akan mampu untuk Belle tahan lagi. "Semakin pria ini menguasaiku, maka semakin ingin lebih aku disentuh olehnya.. apakah aku sudah gila.." Belle mulai mengutuki dirinya sendiri, yang mulai menikmati setiap sentuhan dari Jordan Jordan mengeluarkan kejantanan miliknya, dan mengarahkan ke mulut Belle. Belle awalnya menggeleng tidak ingin melakukan oral seks. Namun Jordan justru menyodorkannya secara paksa dan Belle terpaksa melakukan oral seks untuk pertama kalinya. Ahkk "Yes! Very good, little bitch!" Ucap Jordan yang sedang merasakan nikmatnya ketika mulut mungil Bel
"KEDIAMAN KELUARGA VEDROW" Belle bersama keluarga kecilnya duduk di ruang tamu dan sepertinya sang ayah sedang membahas sesuatu yang sangatlah penting. "Ayah dan ibu akan pindah ke liar negeri untuk add suatu pekerjaan." Ucap Mr. Ved. "Luar negeri? Lalu, bagaimana dengan diriku?" Belle sangat terkejut atas pernyataan dari ayahnya. "Kau bebas memilih pilihan hidupmu sendiri, ayah tidak akan mengekangmu lagi." Ucap Mr. Ved yang tak seperti biasanya. "Apa yang sebenarnya terjadi, Ibu Ayah?" "Belle, kami tahu kau memiliki mimpi yang sangat besar di jenjang karirmu. Maka, kejarlah karirmu." Timpal sang ibu. "Ibu, apakah ada hal yang kalian sedang sembunyikan dariku?" Ayah dan ibunya menggeleng, sebagai tanda tidak ada hal yang mereka sedang rahasiakan. "Sudah saatnya, ayah meninggalkan kehidupan yang suram ini. Ayah sudah banyak mengecewakanmu, maafkan ayah.." ucap Mr. Ved. "Belle, kau harus berjuang untuk kehidupanmu sendiri. Kau adalah anak satu-satunya di keluarga ini, jadilah
... ...Belle menjalani kehidupan barunya sebagai seorang guru les private bahasa asing. Ia memulai segalanya dari nol, dan meskipun penghasilan yang ia dapatkan tidaklah besar. Belle harus tetap maju dengan hal yang masih bisa ia lakukan.Kediaman baru keluarga Belle dijadikan sebagai tempat usaha les private sekaligus. Selain itu, Belle juga membuka jasa penerjemah bahasa secara lisan maupun tulisan. Perjuangan Belle tidaklah mudah, Belle harus melakukan promosi besar-besaran agar mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi....Belle sedang mengerjakan terjemahan yang ia terima dari para pelanggan mahasiswa perkuliahan. Beruntung lokasi usaha yang ia miliki terletak tak juah dari area kampus dan juga sekolah. Sehinga pelanggannya lebih banyak anak-anak muda-mudi.Saat istirahat, Belle menonton televise dan melihat isi berita dari luar negeri sebagai penambah wawasan. Wanita cerdas seperti Belle memang tidak pernah puas untuk belajar, itulah kelebihan yang ia miliki.Dalam berita
... ...Andrew menggeleng tak percaya atas apa yang telah ayahnya katakan sore hari ini."Tidak mungkin.. bagaimana mungkin ayah begitu tega membunuh ayah dan ibu sahabat berhargaku!" Andrew menaikan nada bicaranya.Plak! Satu tamparan menghantam wajah tampannya."Hanya karena gadis miskin itu, kau berani membentak ayahmu sendiri! Kau memang sudah tertular sifat miskin dari keluarga mereka!""Keluarga miskin? Bukankah ayah yang menyebabkan kebangkrutan pada keluarga paman Vendroe..""Karena ayahnya hanya tahu berjudi dan menghabiskan uang. Rumah itu sudah menjadi gudang barang bisnis ayah. Kau jangan coba-coba ikut campur!" Peringat Mr. Carpio."Ayah... mengapa ayah begitu kejam... tidakkah cukup bagi ayah membuat kehidupan mereka sulit..""Apakah otakmu sudah bergeser, Andrew? Harus berapa kali ayah terangkan, jika Vedroe memiliki hutang yang sangat banyak!""Andrew, berhentilah membela sesuatu yang kau sendiri tidak tahu jelas!" Timpal Mrs. Carpio, ibu dari Andrew.Mrs. Caprio"Tapi
Dengan sikap dingin dari Belle, ternyata mampu membuat seorang Jordan merasa gelisah dan kian penasaran. Sikap Belle yang terlihat angkuh ketika berhadapan dengan Jordan, tak ada wanita yang berani seperti itu pada seorang Jordan Heron..."Mansion Kediaman Jordan Heron""Paman, apakah Jordan sudah bermain dengan wanita baru lagi? Sepertinya, Jordan sudah mulai sulit untuk kukendalikan." Ucap Ryona pada Mr. Jodhy, ayah dari Jordan."Bukankah kau sudah sekian lama berhubungan dengannya, bagaimana bisa kau tidak tahu semua sifat-sifatnya!""Yah paman. Tapi sikap Jordan sedikit aneh belakangan ini.." ucap Ryona gelisah.Ryona adalah tunangan dari Jordan. Mereka bahkan sudah berpacaran sekian lama, namun Jordan sebenarnya tidak benar-benar ingin menikahi Ryona."Siapa yang ingin kau kendalikan?" ucap Jordan yang turun dari anak-anak tangga."Jordan? Ah, aku hanya ingin tahu, mengapa kau bersikap aneh.." ucap Ryona yang masih terkejut dengan kehadiran Jordan."Tidak ada satupun yang dapat
Semua pekerja di kediamannya pun lari berhamburan ke arah ruang tamu. Bersamaan dengan itu, para bodyguard Belle pun mulai menodongkan pistol ke arah Joans. Begitu pula dengan bodyguard dari Joans.”Hentikan!” Bentak Joans pada bodyguardnya.”Pergi kalian dari sini! Pergi!” Bentak Belle, lalu jatuh tersungkur di lantai.Dev dengan sigap meraih tubuh lemah Belle, dan membawa Belle kembali ke dalam ruangan keluarga.”Nyonya, tuan Jordan sudah di pindahkan ke rumah sakit pusat kota hari ini.” Ucap Dev, sembari menenangkan Belle.***Joans melangkah dengan langkah yang tak tentu arah. Joans seakan patah arah, atas apa yang telah ia perbuat. Bukan kemenangan yang ia dapatkan, melainkan rasa bersalah, karena telah mencoba untuk memisahkan keluarga yang utuh Jordan Belle.”Hentikan semua serangan, dan tinggalkan semuanya.” Ucap Joane melalui panggilan telepon.Setelah itu, Joans pun benar-benar pergi jauh ke luar negeri untuk melanjutkan hidupnya. Sedangkan semua aset keluarga Heron ia serah
”Kediaman Jordan Heron & Izabelle”Ughh... Huhhgg...Belle terus mengerang kesakitan, tatkala Belle mulai merasakan kontraksi pada perut buncitnya. Kehamilan yang sudah saatnya untuk menjalani persalinan. Akan tetapi, saat seperti ini, Jordan justru tidak berada di sisinya. Jordan masih sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri.”Nyonya, kita harus segera ke rumah sakit, sekarang!” Ucap salah seorang asisten rumah, dengan penuh kecemasan.”Aku ingin menunggu suamiku kembali, dia sudah berjanji untuk segera datang..” Ucap Belle lirih, dan masih berharap Jordan akan segera datang.Namun, para pekerjanya tidak bisa membiarkan Belle terus berada di dalam rasa sakit terus menerus.Akhirnya, mereka membawa Belle dengan cara sedikit memaksa. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.*** ***•Rumah Sakit Pusat Kota Prancis•”Mengapa bisa seperti ini, terlambat sedikit saja nyawa ibu dan bayi akan berada di dalam bahaya!” Tegas salah seorang dokter spesialis kandungan pada salah seoran
”Kediaman Keluarga Jordan Heron & Izabelle”Jordan terlihat sedang cukup sibuk mempersiapkan pakaian yang ia masukan satu per satu ke dalam sebuah koper sedang. ”Sayang, mengapa tidak memberitahukanku, jika kau ingim berkemas?” Tanya Belle, lalu mulai membantu Jordan membereskan pakaian miliknya.”Kau harus lebih banyak beristirahat, sayang. Pekerjaan ini tidak menyita waktuku, oke.” Balas Jordan, yang terlihat begitu mencemaskan kondisi Belle, istri tercintanya.”Aku tahu sayang, tapi jika hanya berbaring dan duduk saja akan sangat membosankan bagiku.” Ucap Belle, lalu memeluk Jordan mesra.Jordan menyentuh kedua tangan mungil Belle dengan hati yang pilu, mengingat permasalahan yang kini sedang ia hadapi. Jordan tidak sanggup untuk berbicara jujur pada Belle, atas segala permasalahan yang sedang dihadapinya.”Aku akan pergi selama beberapa hari ke depan, pengawal akan kuperintahakan tinggal di sini.” Ucap Jordan, yang tidak bisa membiarkan Belle hanya tinggal bersama para asisten ru
Setelah mengetahui mengenai kehamilan Belle, sungguh Jordan sangat bahagia akan hal itu. Namun, tak jarang Jordan kerap kali menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi pada Belle. Mengingat semua penderitaan Belle yang diakibatkan oleh Jordan di masa lalu. Hal itu, membuat Jordan semakin mencintai Belle dan seakam terlalu takut jika suatu saat Belle dan dirinya tidak selalu bersama.Entah mengapa, pikiran Jordan begitu kelut dan gelisah tatkala memikirkan hal tersebut.***Pemakaman Pusat N-YJordan datang seorang diri ke tempat pemakaman mendiang saudara pertamanya, dan di sana Jordan mencurahkan segala isi hatinya.”Saudara bodoh, mana janjimu padaku dulu? Kau bilang, kau ingin melihat anak-anakku yang sangat lucu. Tapi sekarang, kau justru pergi selamanya dari sisi kami... Kau benar-benar pembohong besar...” Ucap Jordan dengan penuh lirih hati.Mencengkeram area dadanya, dan memejamkan kedua matanya sejenak.”Kau selalu hadir di dalam hatiku, dan hati ini akan selamany
Pasca kejadian naas yang menimpa Jordan da Belle. Akhirnnya, keadilan pun datang pada mereka, Azkha beserta atek-ateknya diringkus dan akan mendapat ganjaran hukuman atas perbuatan mereka. Sementara itu, Thabita harus kehilangan separuh hidupnya, dan kini hanya dapat berbaring di atas ranjang pasien dengan dipenuhi peralatan medis di sekujur tubuhnya.Tak hanya itu, tubuh Belle dan Jordan juga harus mendapatkan perawatan secara intensif. Dikarenakan luka dalam yang disebabkan oleh Azkha juga Thabita. Hal yang sangat luar biasa ialah, Jackson masih memiliki rasa belas kasihan yang sangat tinggi pada kehidupan Jordan yang telah menyebabkan kematian ayah dan ibunya.Sesuatu rahasia besar yang selama ini terus Jackson tutupi ialah, bahwa Jordan hanyalah anak angkat di keluarga Heron. Namun, Jackson tak pernah menggunakan rahasia untuk menyerang dan bahkan mengambil keuntungan. Ketulusan hati dan keikhlasan Jackson sungguh membuatnya menjadi pria yang lebih bijaksana.Selama beberapa bulan
Tanpa berlama-lama, Thabita pun datang ke mansion keluarga Heron, yang kini dihuni oleh Jackson seorang sebagai putra tertua.“Mansion Kediaman Heron family”Dengan tergesa-gesa, Thabita langsung menemui Jackson, dengan sikap yang sangat tidak sabaran.“Tuan Jackson! Apakah kau begitu bodoh, dengan membiarkan wanitamu bersama pria lain? Bahkan pria itu ialah saudara laki-lakimu sendiri!” Teriak Thabita.“Bukankah, hatimulah yang sedang gundah? Mengapa harus melempar sesuatu ke orang lain?” balas Jackson dengan sikap dinginnya.Hmm.. “Apa kau yakin, akan tetap diam, bahkan jika seseorang yang sangat kau cintai telah berkhianat bahkan menjadi penyebab kematian paman dan bibi Heron?” ucapan Thabita pun berhasil membuat emosi Jackson kembali memuncak.“Jangan pernah sangkut pautkkan masalah lain dengan kematian ayah dan ibuku! Ingat, kau hanyalah orang asing!” Tegas Jackson yang terlihat sangat marah.Thabita seketika tertawa, terbawah-bahak. “Kau tahu, pada saat hari pernikahan Jordan be
“Aku mencintaimu, dan hanya dengan inilah caraku agar bisa membuatmu terus berada di sisiku.” Ucap Jordan, sembari mendekap tubuh telanjang Belle, setelah pertempuran dahsyat diantara mereka.“Sejak dulu, kau selalu mengatakan hal yang sama, dan juga terus menyakitiku dengan caramu yang kejam.” Balas Belle, sembari meringkuk.“Apakah kau juga mencintaiku, jawab aku dengan jujur..” Jordan membalikan tubuh Belle, dan mencengkeram kedua tangan Belle ke samping kepala Belle.“Selama dua tahun, aku berada di dalam lingkaran yang aku sendiri tidak bisa melepaskan diriku sendiri. Aku terus menunggumu datang mencariku, namun yang ada hanyalah harapan semuku saja.”“Aku selalu mencarimu, Tuan Jordan.. aku bahkan terus berada di dalam sebuah harapan besar untuk dapat bertemu kembali denganmu. Walau kenyataannya sulit, aku bahkan tidak tahu kemana aku harus mencarimu..” Belle mengatakannya sembari terus meneteskan air mata.’“Lalu, kenapa kau menerima lamaran Jackson? Kenapa?” “Aku..” Belle bin
Suatu saat, Belle kembali menghadiri sebuah pertemuan bersama para pimpinan besar di berbagai macam perusahaan. Belle pergi tanpa kehadiran Jackson, dikarenakan Jackson memiliki suatu urusan penting.Gedung utama xx kota N-Y.“Kemana pria kebanggaanmu, Nona Izabelle? Mengapa malam ini kau pergi seorang diri saja?” Tanya Thabita, yang ternyata turut serta di dalam acara tersebut.Dengan menghela napas pelan, Belle pun menjawab dengan nada dingin. “Tentu saja kami memiliki banyak agenda penting, dan tidak memiliki banyak waktu untuk hal yang kurang penting, termasuk mengurus urusan orang lain.” Ketus Belle.Setelah mengatakan hal itu, Belle pun bergegas pergi dari hadapan Thabita, si wanita ular menyebalkan.“Dasar jalang rendahan, berani sekali mengabaikanku!” Gumam Thabita yang merasa kesal atas sikap Belle.~ ~ ~Di tengah pesyta berlangsung, Belle duduk di sebuah kursi sisi ruangan. Dengan pencahayaan yang hanya fokus menyorot kea rah depan saja, hal itu membuat semua pasang mata ha
Suatu hari, Belle kembali ke Negara Prancis, untuk menemui Mrs. De, ibu angkatnya. Ada banyak hal yang ingin Belle curahkan kepada ibu angkat baik hatinya itu.Negara Prancis.Tepatnya, di kediaman keluarga Dee.“Ibu sangat senang, kau masih menyempatkan waktu padatmu untuk datang mengunjungi ibu kemari.” Ucap Mrs. Dee, lalu memeluk lembut Belle.“Terima kasih juga bu, karena ibu selalu menerimaku dengan sangat baik di tempat ini.”“Kau selalu memiliki tempat khusus di rumah ini, karena kau adalah putri ibu.” Ucap Mrs. Dee dengan tersenyum hangat.…Selama beberapa hari, Belle masih berada di kediaman Mrs. Dee, berharap akan mendapatkan sebuah ketenangan.“Lalu, bagaimana dengan hubunganmu bersama Jackson?”“Aku, masih belum bisa mencintai tuan Jackson, bu..” ucap Belle dengan tatapan pilu.Tanpa sepengetahuan Belle, Jackson sebenarnya sedang berada di balik tembok ke arah kolam renang, hendak memberikan sebuah kejutan.Mendengar kenyataan pahit itu, Jackson hanya bisa menghela napas