Sedang sibuk mengerjakan laporan bulanan miliknya, satu pesan nampak jelas di layar ponsel milik Belle.
"Belle, sore ini aku akan menjemputmu sepulang bekerja. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan." Andrew.
"Baik boss, siap laksanakan!" Balas Belle.
Karena janjinya bersama Andrew, Belle harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Akhirnya Belle pun menyelesaikan semua pekerjaan saat menjelang sore hari.
~ ~ ~
Dari balik pantauan cctv, Jordan fokus pada pergerakan Belle.
"Mengapa little bitch bergegas pulang.." gumam Jordan, ia terlihat penasaran dan memerintahkan seseorang untuk mencari tahu kemana tujuan Belle sore hari ini.
Kring... panggilan telepon di meja kerja Jordan.
"Tuan, Nona Belle sedang pergi bersama seorang pria, aku sudah mengirimkan gambar mereka di pesan."
"Siapa pria itu?" gumam Jordan yang terlihat tidak senang. Karena sumber kesenangannya adalah mengusik Belle dan dengan sengaja memberikan pekerjaan berat pada Belle.
Ketika membuka isi pesan gambar tersebut, dahi Jordan saling bertaut tanda ia makin tak senang.
"Putra pewaris Caprio.. rupanya, tittle bitch memang tidak dapat diragukan lagi.." Jordan menyeringai dalam ketidaksenangannya.
Menekan tombol nomor telepon, "perintahkan Nona Izabelle untuk menghadap padaku sekarang juga."
Usai memberikan perintah, Jordan pun menunggu dengan tenang hati.
Namun, sudah hampir satu jam berlalu, Belle tak kunjung tiba. Jordan pun kian tak tenang, dan merasa Belle sudah berani padanya.
Sementara yang terjadi sebenarnya...
***
"Wow! Amazing!"
"Hebat bukan? Aku sudah menyelesaikan misi kita dengan sangat baik." Ucap Andrew, mereka sedang berada di area taman yang tak jauh dari kampus terdahulu.
Andrew menunjukkan sebuah ukiran berbentuk kucing, dan itu adalah pekerjaanya bersama Belle ketika sedang bosan belajar di perpustakaan kampus.
"Andrew, jika dipikir lagi.. kita terlalu sibuk dengan buku-buku yang menggunung!" Ucap Belle girang. Saat ini pengisi daya ponsel milik Belle sudah kehabisan daya. Belle pun tidak mempedulikannya.
"Belle, apa kau pernah memikirkan tentang kehidupan pernikahan?" Tanya Andrew secara tiba-tiba.
"Pernikahan..." Belle pun terdiam, ia kembali teringat apa yang telah ia lakukan dimasa lalu bersama Jordan. Baying-bayang itu tidak dapat ia tepis begitu saja.
"Aku selalu memikirkan kehidupan pernikahan yang harmonis, sama seperti kehidupan ayah dan juga ibuku." Ucap Andrew.
"Yah, kau pasti menemukan wanita yang dapat memberikanmu kebahagiaan kelak, aku yakin itu." Ucap Belle dengan wajah tersenyum.
"Bagaimana denganmu, Belle?"
"Aku.. ah, itu masih sangat kelabu bagiku."
"Mengapa? Kau cantik, cerdas dan juga baik pada siapapun tanpa memandang siapa saja?"
"Karena aku ingin fokus pada karirku dan juga membangun kembali kehidupan keluargaku."
Andrew meraih tangan Belle dan meletakan di dadanya.
"Andrew, apa yang kau lakukan? Kau sangat payah!"Belle justru tertawa saat Andrew melakukan hal itu padanya.
"Kuharap wanita yang menjadi ibu dari anak-anakku adalah wanita baik sepertimu." Ucap Andrew yakin.
Seketika itu Belle terdiam, "aku bahkan hanya wanita kotor, dan tidak pantas mendapat sebutan wanita baik lagi.."
"Just kidding! Kuharap, wanita itu tidak gila belajar sepertimu, sehingga memiliki waktu untukku!" Ucap Andrew lalu tertawa. Belle tersenyum sendu, bahkan untuk memikirkan pernikahan saja ia merasa tidak pantas.
"Wanita kotor sepertiku, bagaimana bisa mendapatkan pria yang baik.."
Belle masih menyalahkan dirinya sendiri, namun juga tidak mungkin dapat mengubah keadaan menjadi seperti dulu lagi.
***
Belle kembali pulang ke kediaman keluarganya, namun ayah dan ibunya sedang tidak di rumah. Dikarenakan mereka sedang menginap di tempat usaha, yang baru saja mereka rintis bersama.
Setelah hampir sampai ditangga terakhir,
"Setelah puas bermain dengan pria denga alasan menebus hutang ayahnya. Kini, mencoba untuk mendekati pria pewaris satu-satunya di keluarga Caprio. Sungguh wanitaa jalang yang luas biasa." Ucap seorang pria, yang tentu saja itu adalah Jordan.
"Setiap bertemu denga pria ini, aku selalu sial!"
"Waktu tuan sangat banyak, sehingga meluangkan waktu untuk datang ke kediaman kumuh kami. Dengan maksud, hanya untuk menghantarkan sebuah kalimat hinaan?" ucap Belle lalu melangkah mendekati Jordan.
Belle melewati Jordan begitu saja, dan membuka pintu kediaman keluarganya.
Tiba-tiba saja Jordan meraih kedua tangannya, dan menutup kembali pintu.
"Tuan Jordan, lepaskan aku!" Pekik Belle.
Jordan menyeringai, "bukankah semua sudah pernah kujamah sebelumnya? Lalu, apa lagi yang kau cemaskan.." ucap Jordan dengan tatapaj merendahkan Belle.
"Bukankah tuan tidak akan menyantap sisa sampah makanan yang sudah dibuang? Jika tuan berlaku seperti ini, sama saja mencemarkan diri tuan sendiri, bukan?" ketus Belle.
Mendengar ucapan dari Belle, sungguh sangat membakar Jordan untuk bertindak lebih lagi.
Ahk! Belle memekik saat Jordan meremas bokong miliknya, dan juga meremas buah dada miliknya.
"Lepaskan aku!"
"Mengapa? Bukankah, kau juga menyukainya? Ataukah, kau sudah mulai merindukan saat-saat aku menjamah tubuhmu?"
"Kau sangat memalukan, tuan Jordan Heron!" Pekik Belle kesal.
Namun Jordan tidak bergeming, Jordan bahkan membelai, meremas area paha Belle dan membuat tubuh Belle terlentang di lantai.
"Aku akan berteriak, jika tuan masih..—"
Ahkk! Belle mendesah nyaring, saat jemari milik Jordan mulai memasuki area inti tubuhnya.
"Sial! Sungguh sial! Mengapa aku terperangkap di dalam cengkeraman pria bajingan ini!"
Belle berusaha melakukan perlawanan sekuat tenaga, namun Jordan justru semakin menggagahinya. Jordan membuka resleting celana miliknya, dan mengeluarkan batang panjang besar miliknya.
"Bajingan! Lepaskan aku!" Belle sudah tidak dapat menandingi kekuatan dari Jordan.
"Bukankah kau merindukan tubuh ini memasuki dirimu, huh!"Jordan mencengkeram rahang Belle, mengecup paksa bibir ranum milik Belle dan juga tangan lainnya tak tinggal diam. Terus dan terus berusaha untuk menerobos celana lapisan dalam milik Belle.
Jordan membuka lebar kedua kaki Belle dan dengan gerakan cepat Jordan menghujam batang Mr.P miliknya ke area inti Mrs.v milik Belle.
Ahk! Hakkh ahh... Belle menengadah ke atas, terasa nyeri namun juga sangat nikmat. Terus dan terus saja mengeluarkan suara desahan kenikmatan, keduanya bergulat di lantai tak beralas.
Ahk hhh... "Kau sangat sempit dan melahap diriku.." ucap Jordan yang sedang terbakar dalam kenikmatan tubuh Belle.
Belle terus mengutuki dirinya sendiri, namun juga menikmati sensasi yang lebih nikmat seperti malam itu.
"Ini sangat nikmat.. mengapa tubuhku sangat patuh! Sial! Sial!"
Ahhkk hakk... keduanya sama-sama mencapai puncak kenikmatan, namun Jordan mengeluarkan cairan miliknya di atas permukaan perut Belle.
Napas keduanya terdengar begitu parau, dan sensasi kenikmatan itu seakan membakar tubuh mereka.
"Mulai malam ini dan seterusnya.. seluruh tubuh ini hanyalah milikku dan hanya aku yang dapat menyentuhnya. Siapapun pria yang berani menyentuhnya, aku tidak akan ragu untuk mematahkan mereka." Peringat Jordan.
"Tuan Jordan, mengapa aku harus bertemu denganmu lagi.. aku bahkan bersumpah untuk melupakan segalanya.. namun kau hadir kembali.." ucap Belle dengan bibir bergetar.
"Karena sejak malam itu kau telah membuatku tak dapat melupakanmu.."
"Omong kosong! Kau hanya menganggapku sebagai wanita jalang! Bahkan setiap ucapanmu hanyalah kalimat hinaan padaku.."
"Izabelle!" Jordan mendekap tubuh Belle erat.
"Kau hanya milikku, ingatlah untuk patuh padaku, my little bitch.."
"Brengsek, bahkan aku hanyalah jalang pribadi bagimu!"
"Ayahmu kembali berhutang, dan kau harus menjadi jaminan terbaik bagiku."
"Ah, ini sudah cukup malam. Aku akan pergi, dan ingat baik-baik semua yang telah kukatakan."Jordan pergi begitu saja meninggalkan Belle, setelah percintaan panas mereka.
Belle terbaring kembali, "ah.. aku kini menjadi anjing peliharaan bagi pria bajingan itu, dan bahkan bagi ayahku sendiri.."
Karena perbuatan ayahnya, Belle harus menanggung hal memalukan seperti ini.
****
Karena perbuatan ayahnya, Belle harus menanggung hal memalukan seperti ini. Jordan bahkan sudah mengklaim bahwa Belle hanya akan menjadi miliknya seorang. Tak ada yang dapat Belle lakukan, jika Jordan sudah bertindak atas kehidupannya."LONGUE BAR"Jordan duduk dengan kepala menengadah ke atas."Tuan, aku akan menemanimu malam ini.." ucap salah seorang wanita penghibur di tempat tersebut, yang merupakan kegiatan biasa Jordan ketika datang."Pergilah! Aku sedang tidak berselera!" Jordan mengusir wanita yang datang padanya."Mengapa tuanku? Bukankah tuan membutuhkan..—""Jika kukatakan pergi! Maka pergilah, jalang menjijikan!" Melihat Jordan yang marah, wanita itu pun bergegas untuk pergi dari sana."Sial! Mengapa bayangan jalang kecil itu selalu menghantui pikiranku.." Jordan kehilangan fokus, tatkala bayang-bayang Belle terus menari indah di kepalanya.Jordan meneguk segelas minuman beralkhohol tinggi, dan akhirnya tubuhnya pun ambruk.... ....Menjelang pagi, Jordan akhirnya terbangu
"Apakah hutang ayahku masih belum selesai?" ucap Belle ditengah suasana panas mereka. "Tentu saja, sekali berada didalam dekapanku, maka seterusnya akam selalu seperti ini.." ucap Jordan. Menjilati daun telinga Belle, lalu merebahkan tubuh Belle ke atas kasur. Membuka lebar paha Belle dan menjilati seluruh tubuh Belle, dari ujung kaki hingga ujung wajah. Ahkk hh hahhkkk desah panjang Belle, sungguh sesuatu yang tidak akan mampu untuk Belle tahan lagi. "Semakin pria ini menguasaiku, maka semakin ingin lebih aku disentuh olehnya.. apakah aku sudah gila.." Belle mulai mengutuki dirinya sendiri, yang mulai menikmati setiap sentuhan dari Jordan Jordan mengeluarkan kejantanan miliknya, dan mengarahkan ke mulut Belle. Belle awalnya menggeleng tidak ingin melakukan oral seks. Namun Jordan justru menyodorkannya secara paksa dan Belle terpaksa melakukan oral seks untuk pertama kalinya. Ahkk "Yes! Very good, little bitch!" Ucap Jordan yang sedang merasakan nikmatnya ketika mulut mungil Bel
"KEDIAMAN KELUARGA VEDROW" Belle bersama keluarga kecilnya duduk di ruang tamu dan sepertinya sang ayah sedang membahas sesuatu yang sangatlah penting. "Ayah dan ibu akan pindah ke liar negeri untuk add suatu pekerjaan." Ucap Mr. Ved. "Luar negeri? Lalu, bagaimana dengan diriku?" Belle sangat terkejut atas pernyataan dari ayahnya. "Kau bebas memilih pilihan hidupmu sendiri, ayah tidak akan mengekangmu lagi." Ucap Mr. Ved yang tak seperti biasanya. "Apa yang sebenarnya terjadi, Ibu Ayah?" "Belle, kami tahu kau memiliki mimpi yang sangat besar di jenjang karirmu. Maka, kejarlah karirmu." Timpal sang ibu. "Ibu, apakah ada hal yang kalian sedang sembunyikan dariku?" Ayah dan ibunya menggeleng, sebagai tanda tidak ada hal yang mereka sedang rahasiakan. "Sudah saatnya, ayah meninggalkan kehidupan yang suram ini. Ayah sudah banyak mengecewakanmu, maafkan ayah.." ucap Mr. Ved. "Belle, kau harus berjuang untuk kehidupanmu sendiri. Kau adalah anak satu-satunya di keluarga ini, jadilah
... ...Belle menjalani kehidupan barunya sebagai seorang guru les private bahasa asing. Ia memulai segalanya dari nol, dan meskipun penghasilan yang ia dapatkan tidaklah besar. Belle harus tetap maju dengan hal yang masih bisa ia lakukan.Kediaman baru keluarga Belle dijadikan sebagai tempat usaha les private sekaligus. Selain itu, Belle juga membuka jasa penerjemah bahasa secara lisan maupun tulisan. Perjuangan Belle tidaklah mudah, Belle harus melakukan promosi besar-besaran agar mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi....Belle sedang mengerjakan terjemahan yang ia terima dari para pelanggan mahasiswa perkuliahan. Beruntung lokasi usaha yang ia miliki terletak tak juah dari area kampus dan juga sekolah. Sehinga pelanggannya lebih banyak anak-anak muda-mudi.Saat istirahat, Belle menonton televise dan melihat isi berita dari luar negeri sebagai penambah wawasan. Wanita cerdas seperti Belle memang tidak pernah puas untuk belajar, itulah kelebihan yang ia miliki.Dalam berita
... ...Andrew menggeleng tak percaya atas apa yang telah ayahnya katakan sore hari ini."Tidak mungkin.. bagaimana mungkin ayah begitu tega membunuh ayah dan ibu sahabat berhargaku!" Andrew menaikan nada bicaranya.Plak! Satu tamparan menghantam wajah tampannya."Hanya karena gadis miskin itu, kau berani membentak ayahmu sendiri! Kau memang sudah tertular sifat miskin dari keluarga mereka!""Keluarga miskin? Bukankah ayah yang menyebabkan kebangkrutan pada keluarga paman Vendroe..""Karena ayahnya hanya tahu berjudi dan menghabiskan uang. Rumah itu sudah menjadi gudang barang bisnis ayah. Kau jangan coba-coba ikut campur!" Peringat Mr. Carpio."Ayah... mengapa ayah begitu kejam... tidakkah cukup bagi ayah membuat kehidupan mereka sulit..""Apakah otakmu sudah bergeser, Andrew? Harus berapa kali ayah terangkan, jika Vedroe memiliki hutang yang sangat banyak!""Andrew, berhentilah membela sesuatu yang kau sendiri tidak tahu jelas!" Timpal Mrs. Carpio, ibu dari Andrew.Mrs. Caprio"Tapi
Dengan sikap dingin dari Belle, ternyata mampu membuat seorang Jordan merasa gelisah dan kian penasaran. Sikap Belle yang terlihat angkuh ketika berhadapan dengan Jordan, tak ada wanita yang berani seperti itu pada seorang Jordan Heron..."Mansion Kediaman Jordan Heron""Paman, apakah Jordan sudah bermain dengan wanita baru lagi? Sepertinya, Jordan sudah mulai sulit untuk kukendalikan." Ucap Ryona pada Mr. Jodhy, ayah dari Jordan."Bukankah kau sudah sekian lama berhubungan dengannya, bagaimana bisa kau tidak tahu semua sifat-sifatnya!""Yah paman. Tapi sikap Jordan sedikit aneh belakangan ini.." ucap Ryona gelisah.Ryona adalah tunangan dari Jordan. Mereka bahkan sudah berpacaran sekian lama, namun Jordan sebenarnya tidak benar-benar ingin menikahi Ryona."Siapa yang ingin kau kendalikan?" ucap Jordan yang turun dari anak-anak tangga."Jordan? Ah, aku hanya ingin tahu, mengapa kau bersikap aneh.." ucap Ryona yang masih terkejut dengan kehadiran Jordan."Tidak ada satupun yang dapat
..."Hei pria kecil, ini adalah wanitaku! Kuharap kau jangan muncul lagi dihadapanku!" Ketus Jordan.Andrew bangkit dari tempat ia terjatuh sembari menyentuh area wajah bekas pukulan dari Jordan. Andrew mulai menyadari bahwa Jordan ialah Jordan Heron, sang CEO tampan juga arrogant."Izabelle, kukira kau wanita yang paling jujur. Tapi ternyata hal sepenting ini kau bahkan sembunyikan dariku!" Ucap Andrew penuh kecewa lalu berbalik pergi."Ini hanya peringatan kecil bagimu. Jangan sampai aku melibatkan seluruh anggota keluargamu!" Ucap Jordan penuh dengan aura ancaman.Belle terdiam dan tidak mengatakan sepatah katapun.Jordan menarik tangan Belle menuju ke dalam mobil miliknya tanpa mengatakan apapun.***"Masih berani merayu pria lain di belakangku?" ucap Jordan, namun Belle hanya diam saja."Izabelle, aku salah telah meremehkan dirimu! Jangan pikir aku akan melepaskanku begitu saja.""Apa lagi yang kau inginkan, tuan Jordan? Bukankah diantara kita sudah berakhir? Mengapa kau masih me
"Mansion Kediaman Jordan Heron"Beberapa orang suruhan dari Jordan menghantarkan Belle hingga tiba di area loby utama mansion. Belle benar-benar terperangah dengan kekayaan Jordan, namun saat ini bukan waktunya untuk kagum pada kekayaan mansion. Belle harus segera menyelesaikan tujuannya."Selamat datang Nona, tuan muda sudah menunggu di taman belakang." Ucap salah seorang pelayan, lalu mengantar Belle menuju taman belakang dan juga terdapat sebuah kolam renang pribadi di sana....Para pelayan langsung meninggalkan Belle di sana, dan menutup kembali pintu demi pintu menuju taman maupun kolam renang pribadi milik Jordan.Jordan hanya mengenakan celana lapisan dalam, dan telanjang dada. Sembari meletakan batang rokok di tangannya, dan menyeringai ke arah Belle.Sembari meletakan batang rokok di tangannya, dan menyeringai ke arah BelleBelle mengepal kedua tangannya, lalu melangkah ke arah Jordan."Tuan Jordan.." Belle tidak ingin menatap ke arah Jordan, ia sangat membenci pria yang ada
Semua pekerja di kediamannya pun lari berhamburan ke arah ruang tamu. Bersamaan dengan itu, para bodyguard Belle pun mulai menodongkan pistol ke arah Joans. Begitu pula dengan bodyguard dari Joans.”Hentikan!” Bentak Joans pada bodyguardnya.”Pergi kalian dari sini! Pergi!” Bentak Belle, lalu jatuh tersungkur di lantai.Dev dengan sigap meraih tubuh lemah Belle, dan membawa Belle kembali ke dalam ruangan keluarga.”Nyonya, tuan Jordan sudah di pindahkan ke rumah sakit pusat kota hari ini.” Ucap Dev, sembari menenangkan Belle.***Joans melangkah dengan langkah yang tak tentu arah. Joans seakan patah arah, atas apa yang telah ia perbuat. Bukan kemenangan yang ia dapatkan, melainkan rasa bersalah, karena telah mencoba untuk memisahkan keluarga yang utuh Jordan Belle.”Hentikan semua serangan, dan tinggalkan semuanya.” Ucap Joane melalui panggilan telepon.Setelah itu, Joans pun benar-benar pergi jauh ke luar negeri untuk melanjutkan hidupnya. Sedangkan semua aset keluarga Heron ia serah
”Kediaman Jordan Heron & Izabelle”Ughh... Huhhgg...Belle terus mengerang kesakitan, tatkala Belle mulai merasakan kontraksi pada perut buncitnya. Kehamilan yang sudah saatnya untuk menjalani persalinan. Akan tetapi, saat seperti ini, Jordan justru tidak berada di sisinya. Jordan masih sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri.”Nyonya, kita harus segera ke rumah sakit, sekarang!” Ucap salah seorang asisten rumah, dengan penuh kecemasan.”Aku ingin menunggu suamiku kembali, dia sudah berjanji untuk segera datang..” Ucap Belle lirih, dan masih berharap Jordan akan segera datang.Namun, para pekerjanya tidak bisa membiarkan Belle terus berada di dalam rasa sakit terus menerus.Akhirnya, mereka membawa Belle dengan cara sedikit memaksa. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.*** ***•Rumah Sakit Pusat Kota Prancis•”Mengapa bisa seperti ini, terlambat sedikit saja nyawa ibu dan bayi akan berada di dalam bahaya!” Tegas salah seorang dokter spesialis kandungan pada salah seoran
”Kediaman Keluarga Jordan Heron & Izabelle”Jordan terlihat sedang cukup sibuk mempersiapkan pakaian yang ia masukan satu per satu ke dalam sebuah koper sedang. ”Sayang, mengapa tidak memberitahukanku, jika kau ingim berkemas?” Tanya Belle, lalu mulai membantu Jordan membereskan pakaian miliknya.”Kau harus lebih banyak beristirahat, sayang. Pekerjaan ini tidak menyita waktuku, oke.” Balas Jordan, yang terlihat begitu mencemaskan kondisi Belle, istri tercintanya.”Aku tahu sayang, tapi jika hanya berbaring dan duduk saja akan sangat membosankan bagiku.” Ucap Belle, lalu memeluk Jordan mesra.Jordan menyentuh kedua tangan mungil Belle dengan hati yang pilu, mengingat permasalahan yang kini sedang ia hadapi. Jordan tidak sanggup untuk berbicara jujur pada Belle, atas segala permasalahan yang sedang dihadapinya.”Aku akan pergi selama beberapa hari ke depan, pengawal akan kuperintahakan tinggal di sini.” Ucap Jordan, yang tidak bisa membiarkan Belle hanya tinggal bersama para asisten ru
Setelah mengetahui mengenai kehamilan Belle, sungguh Jordan sangat bahagia akan hal itu. Namun, tak jarang Jordan kerap kali menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi pada Belle. Mengingat semua penderitaan Belle yang diakibatkan oleh Jordan di masa lalu. Hal itu, membuat Jordan semakin mencintai Belle dan seakam terlalu takut jika suatu saat Belle dan dirinya tidak selalu bersama.Entah mengapa, pikiran Jordan begitu kelut dan gelisah tatkala memikirkan hal tersebut.***Pemakaman Pusat N-YJordan datang seorang diri ke tempat pemakaman mendiang saudara pertamanya, dan di sana Jordan mencurahkan segala isi hatinya.”Saudara bodoh, mana janjimu padaku dulu? Kau bilang, kau ingin melihat anak-anakku yang sangat lucu. Tapi sekarang, kau justru pergi selamanya dari sisi kami... Kau benar-benar pembohong besar...” Ucap Jordan dengan penuh lirih hati.Mencengkeram area dadanya, dan memejamkan kedua matanya sejenak.”Kau selalu hadir di dalam hatiku, dan hati ini akan selamany
Pasca kejadian naas yang menimpa Jordan da Belle. Akhirnnya, keadilan pun datang pada mereka, Azkha beserta atek-ateknya diringkus dan akan mendapat ganjaran hukuman atas perbuatan mereka. Sementara itu, Thabita harus kehilangan separuh hidupnya, dan kini hanya dapat berbaring di atas ranjang pasien dengan dipenuhi peralatan medis di sekujur tubuhnya.Tak hanya itu, tubuh Belle dan Jordan juga harus mendapatkan perawatan secara intensif. Dikarenakan luka dalam yang disebabkan oleh Azkha juga Thabita. Hal yang sangat luar biasa ialah, Jackson masih memiliki rasa belas kasihan yang sangat tinggi pada kehidupan Jordan yang telah menyebabkan kematian ayah dan ibunya.Sesuatu rahasia besar yang selama ini terus Jackson tutupi ialah, bahwa Jordan hanyalah anak angkat di keluarga Heron. Namun, Jackson tak pernah menggunakan rahasia untuk menyerang dan bahkan mengambil keuntungan. Ketulusan hati dan keikhlasan Jackson sungguh membuatnya menjadi pria yang lebih bijaksana.Selama beberapa bulan
Tanpa berlama-lama, Thabita pun datang ke mansion keluarga Heron, yang kini dihuni oleh Jackson seorang sebagai putra tertua.“Mansion Kediaman Heron family”Dengan tergesa-gesa, Thabita langsung menemui Jackson, dengan sikap yang sangat tidak sabaran.“Tuan Jackson! Apakah kau begitu bodoh, dengan membiarkan wanitamu bersama pria lain? Bahkan pria itu ialah saudara laki-lakimu sendiri!” Teriak Thabita.“Bukankah, hatimulah yang sedang gundah? Mengapa harus melempar sesuatu ke orang lain?” balas Jackson dengan sikap dinginnya.Hmm.. “Apa kau yakin, akan tetap diam, bahkan jika seseorang yang sangat kau cintai telah berkhianat bahkan menjadi penyebab kematian paman dan bibi Heron?” ucapan Thabita pun berhasil membuat emosi Jackson kembali memuncak.“Jangan pernah sangkut pautkkan masalah lain dengan kematian ayah dan ibuku! Ingat, kau hanyalah orang asing!” Tegas Jackson yang terlihat sangat marah.Thabita seketika tertawa, terbawah-bahak. “Kau tahu, pada saat hari pernikahan Jordan be
“Aku mencintaimu, dan hanya dengan inilah caraku agar bisa membuatmu terus berada di sisiku.” Ucap Jordan, sembari mendekap tubuh telanjang Belle, setelah pertempuran dahsyat diantara mereka.“Sejak dulu, kau selalu mengatakan hal yang sama, dan juga terus menyakitiku dengan caramu yang kejam.” Balas Belle, sembari meringkuk.“Apakah kau juga mencintaiku, jawab aku dengan jujur..” Jordan membalikan tubuh Belle, dan mencengkeram kedua tangan Belle ke samping kepala Belle.“Selama dua tahun, aku berada di dalam lingkaran yang aku sendiri tidak bisa melepaskan diriku sendiri. Aku terus menunggumu datang mencariku, namun yang ada hanyalah harapan semuku saja.”“Aku selalu mencarimu, Tuan Jordan.. aku bahkan terus berada di dalam sebuah harapan besar untuk dapat bertemu kembali denganmu. Walau kenyataannya sulit, aku bahkan tidak tahu kemana aku harus mencarimu..” Belle mengatakannya sembari terus meneteskan air mata.’“Lalu, kenapa kau menerima lamaran Jackson? Kenapa?” “Aku..” Belle bin
Suatu saat, Belle kembali menghadiri sebuah pertemuan bersama para pimpinan besar di berbagai macam perusahaan. Belle pergi tanpa kehadiran Jackson, dikarenakan Jackson memiliki suatu urusan penting.Gedung utama xx kota N-Y.“Kemana pria kebanggaanmu, Nona Izabelle? Mengapa malam ini kau pergi seorang diri saja?” Tanya Thabita, yang ternyata turut serta di dalam acara tersebut.Dengan menghela napas pelan, Belle pun menjawab dengan nada dingin. “Tentu saja kami memiliki banyak agenda penting, dan tidak memiliki banyak waktu untuk hal yang kurang penting, termasuk mengurus urusan orang lain.” Ketus Belle.Setelah mengatakan hal itu, Belle pun bergegas pergi dari hadapan Thabita, si wanita ular menyebalkan.“Dasar jalang rendahan, berani sekali mengabaikanku!” Gumam Thabita yang merasa kesal atas sikap Belle.~ ~ ~Di tengah pesyta berlangsung, Belle duduk di sebuah kursi sisi ruangan. Dengan pencahayaan yang hanya fokus menyorot kea rah depan saja, hal itu membuat semua pasang mata ha
Suatu hari, Belle kembali ke Negara Prancis, untuk menemui Mrs. De, ibu angkatnya. Ada banyak hal yang ingin Belle curahkan kepada ibu angkat baik hatinya itu.Negara Prancis.Tepatnya, di kediaman keluarga Dee.“Ibu sangat senang, kau masih menyempatkan waktu padatmu untuk datang mengunjungi ibu kemari.” Ucap Mrs. Dee, lalu memeluk lembut Belle.“Terima kasih juga bu, karena ibu selalu menerimaku dengan sangat baik di tempat ini.”“Kau selalu memiliki tempat khusus di rumah ini, karena kau adalah putri ibu.” Ucap Mrs. Dee dengan tersenyum hangat.…Selama beberapa hari, Belle masih berada di kediaman Mrs. Dee, berharap akan mendapatkan sebuah ketenangan.“Lalu, bagaimana dengan hubunganmu bersama Jackson?”“Aku, masih belum bisa mencintai tuan Jackson, bu..” ucap Belle dengan tatapan pilu.Tanpa sepengetahuan Belle, Jackson sebenarnya sedang berada di balik tembok ke arah kolam renang, hendak memberikan sebuah kejutan.Mendengar kenyataan pahit itu, Jackson hanya bisa menghela napas