Share

Chapter 82

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 11:15:41

Aluna menguatkan diri sebelum menjawab pertanyaan Ethan.

“Itu karena… karena.. ayah Gio orang luar.”

“Kakakku menikah dengan orang luar.”

Jawaban masuk akal Aluna masih bisa diterima oleh Ethan.

Meskipun pada dasarnya, kemiripan Gio dengannya sedikit mengganjal.

Namun ia bisa menerimanya karena ia dan Gio sama-sama belasteran. Mungkin saja mirip karena memiliki darah campuran dari luar.

Gio dipindahkan ke ruangan biasa.

Bukan ruangan biasa. Ruangan VVIP rumah sakit. Yang untuk satu malamnya bisa menghabiskan uang belasan bahkan puluhan juta.

Bahkan di dalam kamar Gio ada satu kasur yang digunakan untuk tidur siapapun yang menunggu.

Aluna mendekati Gio yang sedang tertidur. Ia menyelimuti tubuh Gio sampai sebatas leher.

Sebelum menjauh—Aluna lebih dulu mengecup dahi Gio beberapa detik.

Setelah itu menjauh.

“Aku ingin bicara denganmu.”

“Tentang apa?” Aluna mengernyit. “Untuk Gio, aku tidak bisa memberitahumu lebih detail. Itu karena… karena menyangkut orang tua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 83

    “Kenapa kamu sangat peduli? Gio bukan siapa-siapa kamu..” Ethan mengedikkan bahu. “Entahlah. Aku hanya merasa akrab dengannya..” Ethan menatap lurus ke depan dengan bibir yang tersenyum. “Dia lucu.” Ethan tersenyum. “Aku tidak menyangka aku bisa akrab dengan anak kecil. Padahal aku pikir anak kecil itu merepotkan. Tapi Gio bukan anak yang merepotkan.. dia anak yang pintar.” Aluna terdiam sebentar. “Apa menurutmu Gio anak yang baik?” Ethan mengangguk. “Tentu saja. Dia anak yang baik. Dia menggemaskan..” Haruskan Aluna memberitahukan Ethan tentang siapa sebenarnya Gio? Aluna bimbang. “Jadi kamu tidak membenci anak kecil lagi?” “Mungkin tidak.” Ethan mengedikkan bahu. “Kenapa kau bertanya seperti itu?” “Aku tidak tahu.” Aluna tersenyum. “Aku hanya membayangkan bagaimana jika ada perempuan yang mengaku mempunyai anak dari kamu. Apa kamu akan menerimanya?” Tertanya pelan untuk mengurangi ketegangan Aluna. Sebenarnya ia tahu berbicara seperti ini. “Entahlah.” Ethan berpikir sej

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 84

    Aluna segera mematikan televisi yang menyala. Ia menatap Ethan yang santainya bersandar dengan tangan yang membawa bungkusan. “Uncle!” teriak Gio. Ethan melambaikan tangannya. “Hai. Bocah.” Ethan mendekat dan memberikan paper bag itu pada Aluna. “Kue, roti, brownis… aku tidak tahu kesukaanmu. Aku membeli semuanya.” Aluna membuka paper bag itu. Benar, kue yang dibeli Ethan begitu banyak. “Uncle tidak bekerja?” tanya Gio dengan polos. “Bekerja. Aku ke sini untuk menjengukmu sebentar.” “Bagaimana keadaanmu boy?” Ethan mengusap puncak kepala Gio. “Sudah tidak sakit?” Gio menggeleng. “Tidak sakit. Gio ingin pulang.” “Kau boleh pulang besok.” Ethan menatap mainan yang berada di tangan Gio. “Kau suka mainan itu?” tanya Ethan. Gio mengangguk. “Uncle yang membeli?” “Iya. Supaya kau tidak bosan saat di sini. Kalau kau ingin lagi aku akan membelikanmu yang banyak.” “Ethan.” Aluna menyipitkan mata. Ethan mendengus kesal. “Mamamu ini..” lirihnya. Gio tertawa. “Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 85

    Aluna diam-diam pergi ke kampung untuk mengantar Gio pulang. Ia sama sekali tidak memberi tahu Ethan. Lagipula juga tidak lama, ia hanya menginap sehari dan kembali ke kota. Namun saat ia berjalan di bandara. Pandangannya tertuju pada satu titik. Yaitu pria yang saat ini sedang duduk. Pakaiannya yang begitu mencolok. Kemeja rapi dengan jas. Kacamata hitam yang bertengger di hidung. “Kenapa kamu di sini?” tanya Aluna menatap Ethan. “Aku menjemputmu.” Ethan mengedikkan bahu. Kemudian berdiri—melepaskan kacamatanya sambil tersenyum miring. “Kau pergi diam-diam tanpa memberitahuku.” Ethan mendekat. “Apa menurutmu itu sopan?” Aluna mengernyit. “Sopan!” “Aku hanya sebentar dan kembali.” Aluna mendengus kesal. “Aku juga ingin mengantar Gio. Tapi kau pergi sendiri. Pergi ke kampung lagi.” Ethan bersindekap. “Aku kan tidak mau mengganggu kamu. Kamu sibuk bekerja, nanti kalau mengantarku dan Gio. Kamu harus menunda jadwal meeting kamu.” Aluna berdecak. “Aku ini pengertia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 86

    Diakhiri dengan kecupan di dahi. Aluna dan Ethan mengakhiri kebersamaan mereka siang ini dengan senyum yang merekah. Apalagi Aluna yang tidak bisa berhenti tersenyum. Sepanjang berjalan ke apartemennya, senyumnya tidak pernah luntur. Mungkin giginya sampai kering. Aluna merebahkan diri. Memeluk guling dengan gemas. “Ethan menyukaiku..” lirihnya dengan bahagia. Untuk sejenak, Aluna melupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Aluna lupa. Aluna terlalu larut dalam bahagianya. Jelas sekali Aluna ingin egois untuk sejenak. Untuk kebahagian singkat yang ia rasakan sendiri. Sampai akhirnya ada sebuah pesan yang benar-benar menyadarkannya. [Aluna sebentar lagi aku akan menikah dengan Ethan. Aku ingin kau membantuku. Aku ingin kau membantuku fitting baju sampai memilih dekor yang bagus] Dari Grace. Senyum Aluna luntur. [Aku tidak bisa Grace] balasan Aluna. [Kenapa? Kau temanku. kau harus membantuku Aluna] [Aku bekerja. Aku tidak punya waktu untuk membantumu] [

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 87

    Ethan itu tidak bisa ditebak. Katanya tidak boleh mendekati Grace apalagi berurusan lagi dengan wanita itu. Apa ini? Ia disuruh menemani wanita itu fitting gaun pernikahan mereka. Setelah seharian menemani Grace, akhirnya Aluna kembali ke apartemen dengan kaki yang begitu lelah. Membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Aluna membaringkan tubuhnya dan memeluk guling. Tak lama kasur bergerak. Ethan naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Aluna. “Kenapa kamu di sini?” lirih Aluna. Ia membuka matanya kembali. Padahal tadi hampir tertidur. “Aku ingin bersamamu.” Aluna mendongak. “Kamu bau alkohol.” “Aku hanya minum sedikit tadi.” Ethan memejamkan mata. Tangannya terulur mengusap puncak kepala Aluna. “Dengan siapa?” “Sendiri.” “Di mana?” “Di rumah.” Aluna mendekat. Menyandarkan kepalanya di dada Ethan. “Jangan minum sendiri, ada aku.” Ethan tertawa begitu saja. “Kau tidak bisa minum.” Aluna mendengus. “Kau bisa bercerita padaku. Bukan aku mau minum denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 88

    H-7 pernikahan Ethan dan Grace. Semua persiapan hampir rampung. Pernikahan mereka akan dilaksanakan di gereja dan akan berlanjut resepsi di sebuah vila di Bali. Aluna menghela nafas berkali-kali sebelum menatap dirinya di cermin. Melihat lehernya yang terdapat bercak merah yang begitu banyak. Siapa lagi kalau bukan ulah Ethan. Tiba-tiba perutnya di peluk dari belakang. “Kau cantik.” Ethan mengecup pipi Aluna. Aluna mengangguk. “Aku tahu aku cantik.” Dengan wajah yang sombong. Ethan berdecih. Memutar balikkan tubuh Aluna. Mengusap pinggang Aluna pelan. “Aku akan berangkat lebih dulu.” Ethan mendekat—mengecup pelan bibir Aluna. Namun ciuman ringan tersebut berubah menjadi lumatan panas di pagi hari. Aluna mengalunkan kedua tangannya di leher Ethan. Membalas setiap pangutan di bibirnya dengan sama gairahnya. Mereka untuk beberapa menit larut dalam permanan panas. Ethan mengangkat tubuh Aluna ke atas sebuah nakas. “Kamu harus berhenti.” Aluna mendorong dada

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 89

    PLAAK!!! Tamparan itu mampu membuat Aluna sampai jatuh tersungkur. Aluna memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan itu. “Awhss…” ringis Aluna. “Berdiri kau jalang!” teriak Margaret. Aluna tidak kunjung berdiri juga, karena selain pipinya yang perih. Kepalanya juga terasa pusing. Sampai akhirnya Margaret menarik paksa Aluna hingga berdiri. “Tidak usah berpura-pura polos. Aku tahu selama ini kau menjadi selingkuhan anakku.” Margaret mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Melempar foto-foto kebersamaan Aluna. Aluna sejenak menatap foto-foto dirinya yang bertebaran di lantai. Ada banyak sekali, bahkan fotonya dan Ethan di taman hiburan. Foto mereka saat ke taman hiburan dan kebun binatang bersama Gio. Yang terakhir adalah foto mereka di rumah sakit. Untuk sejenak, Aluna butuh waktu untuk mencerna semuanya. “Ini..” lirih Aluna sudah tidak sanggup berkata-kata. “Tidak usah berkelit lagi kau jalang!” Margaret memukul meja. “Aku kira Ethan akan meninggalkanmu saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 90

    “Aku minta maaf,” ucap Aluna. Ya, hanya itu yang bisa ia lakukan. Karena ia juga tahu, ia sendiri salah karena menjalin hubungan dengan tunangan orang. “Maafmu tidak berarti apapun jalang!” PLAAK!Grace menampar pipi Aluna. Tidak berhenti disitu saja. Ia juga menarik rambut Aluna dengan sekuat tenaga. Lalu mendorong Aluna sampai terjatuh. Tanpa perlawanan. Aluna menerimanya. Bukankah ini adalah konsekuensinya karena menjalin hubugan terlarang dengan tuangan orang lain? Aluna mengusap tangisnya. “Sudah? Sudah puas?” Ia bangun dengan tertatih. Grace tertawa. “Kau mati sekalipun tidak akan membuatku puas.” Grace mengusap rambutnya. “Sial, aku begitu jijik melihatmu. Bagaimana bisa Ethan menyukai jalang sepertimu.” Grace menunjuk Aluna. Menunjuk sekaligus mendorong Aluna dengan jari telunjuknya. “Selama ini aku hanya berpura-pura ingin berteman denganmu. Karena aku ingin melihat sejauh mana kau akan berpura-pura di hadapanku.” Grace menghela nafas. “Ah sial, kau memang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 594

    10 tahun berlalu. Yang menjadi kekawatiran Gio tidaklah terjadi. Aiden Edward Winston, seorang anak yang berusia 6 tahun. Tumbuh dengan sehat. Tanpa penyakit keturunan sedikitpun. Aiden tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat dan begitu menggemari sepak bola. Namun… Permasalahannya adalah…. Aiden adalah anak yang terlahir dengan sendok emas… Keluarga kaya… Bahkan harta keluarganya tidak habis tujuh turunan. Namun, yang ia rasakan seperti anak lainnya yang kesepian karena ditinggal bekerja orang tuanya. Ibu dan ayahnya selalu pulang sore. Mereka tidak punya waktu untuk sekedar mengobrol atau…. Orang tuanya membacakan dongeng atau mendengarkan ceritanya saat di sekolah. Aiden hanyalah anak biasa yang ingin selalu bersama orang tuanya. Ketika orang tuanya pulang, ia tidur. Ia baru bertemu orang tuanya keesokan paginya. Hanya sebentar, saat Dad mengantarnya ke sekolah. Waktu weekend pun, Aiden sering merasa kesepian. Meski bersama orang tuanya.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 593

    Beberapa bulan berlalu. Agatha menatap putranya yang tampan. Aiden Edward Winston. Menggendong putranya—menepuk pelan bokong bayi itu hingga tertidur. Agatha meletakkan Aiden ke dalam tempat tidur bayi. “Dia tidur?” tanya Gio yang masuk ke dalam kamar. Ia mendekat dan menunduk—tersenyum melihat putranya sedang tertidur. “Dia kecil sekali…” lirihnya. Agatha tertawa pelan. “Dia masih bayi… kalau besar ya bukan bayi namanya.” Gio memeluk Agatha dari samping. mencium pelan kening istrinya. Agatha mendongak. Ada yang ingin ia katakan pada Gio. Tapi… Ia sangat ragu mengatakannya. “Apa yang kamu pikirkan?” tanya Gio. Agatha memeluk pinggang Gio. “Apa jadinya jika aku meninggalkan perusahaan selama satu tahun?” Gio terdiam. “Kamu ingin cuti lebih lama?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Aku ingin bersama Aiden setidaknya selama setahun. Aku tidak bisa percaya pada orang lain…” Agatha tentu saja belum bisa meninggalkan Aiden. Ia tidak bisa meninggalkan anakny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 592

    “Aarghh!” Agatha menjambak rambut Gio Gio mengernyit—berusaha menahan sakitnya tarikan Agatha pada rambutnya. Menyesal sekali karena tidak potong rambut dan membiarkan rambutnya sedikit memanjang. Agatha mengatur napasnya. Kesakitan selama perjalanan menuju rumah sakit. “Sakit..” Agatha memejamkan mata. “Tahan sayang…” Gio menunduk karena Agatha masih menggenggam rambutnya. “Sakit…” Ketika sampai di rumah sakit. Barulah Agatha melepaskan Gio. Gio menemani istrinya dengan setia. Menggenggam tangan Agatha. tidak melepaskan sedikitpun. Gio bahkan menemani Agatha ke dalam ruangan. Ia sendiri menyaksikan bagaimana Agatha melahirkan. Bagaimana istrinya berjuang mati-matian melahirkan anak mereka. “Aarggg!” teriak panjang Agatha sampai terdengar bunyi suara tangisan anak. Agatha memejamkan mata. eluruh tenaganya telah habis. Gio menatap anaknya yang masih digendong oleh dokter. Gio tidak kuasa menahan air matanya. “Bayinya prematur dan berjenis kelamin laki-la

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 591

    Perut Agatha kian hari kian membesar. h-1 bulan dari tanggal prediksi melahirkan yang ditetapkan oleh dokter, Agatha memutuskan untuk mengambil cuti. Itu adalah keputusan bersama. Antara Gio dan Agatha, Gio yang memaksa agar Agatha cuti lebih awal. Ia tidak ingin Agatha sampai kenapa-kenapa jika memutuskan untuk terus bekerja. Agatha saat ini berada di dalam Mansion. Kegiatannya pun membosankan. Oh ya, untuk tugasnya sebagai pemimpin Harper telah dialihkan pada wakilnya. Wakill yang ia tunjuk sendiri dan orang yang paling ia percaya di kantor. Syukurlah ada orang yang bisa ia andalkan di kantor. Agatha mengusap perutnya pelan—saat ini ia menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang. “Dia menyuruhku cuti tapi selalu membiarkanku sendirian di rumah…” Agatha berdecak. “Sudah jangan marah-marah…” Ibu Agatha menata makanan di atas meja. Ibu Agatha yang pergi menemui putrinya dan memutuskan untuk tinggal sampai Agatha melahirkan. Ia ingin ada dalam proses putrinya mel

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 590

    Pergi ke rumah kakek dan nenek Gio. Agatha rasa dia sedikit gugup. Meski ia yakin bahwa hubungannya dengan nenek Gio membaik. Tapi tetap saja, belum sebaik dan seakrab yang ia inginkan. Agatha menggandeng lengan Gio. Mereka perlahan masuk ke dalam mansion. Ada kenangan yang buruk… Agatha masih mengingat kenangannya bekerja di sini. Maaf tapi Agatha tidak bisa melupakan kenangan buruk itu. Nenek dan kakek Gio keluar. Agatha jarang sekali melihat kakek Gio. “cucu kakek…” menyambut mereka berdua dengan hangat. Kakek terlihat sangart bahagia meliaht cucunya datang. “Apa yang membawa kalian kemari?” tanya kakek. Nenek menatap kedua cucunya itu bergantian. “Duduk dulu kalian…” Mereka mengambil duduk dengan santai. Gio dengan setia merangkul bahu Agatha dari samping. “Kami sebenarnya hanya ingin memberitahu kalian kalau Agatha hamil,” Ucap Gio. “Waah…” Kakek Gio nampak berbinar. “Sebentar lagi cicitku bertambah..” Nenek Gio menyenggol lengan kakek. “cicitku j

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 589

    21++ Vila di sini bentuknya berjajar. Menghadap ke laut. Tidak terlalu besar, hanya ada satu kasur yang berukuran besar. “Bagaimana?” tanya Gio sembari memeluk Agatha dari belakang. “Bukankah sangat bagus?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Bagus.” “Kita mau menginap di sini?” tanyanya. Gio mengernyit. “Memangnya mau ke mana? aku mengajakmu ke sini untuk menginap di sini.” Agatha mengangguk. “Baiklah aku akan memberitahu ibu dulu.” Gio menarik ponsel Agatha dan melemparkannya begitu saja. “Ibu akan mengerti.” sembari mengedipkan matanya. Menarik pinggang Agatha hingga tubuh mereka menempel. Gio menunduk dan menarik tengkuk Agatha. mencium bibir wanita itu pelan. Membawanya ke ranjang. membaringkan Agatha dengan hati-hati di atas ranjang. Gio melepaskan pangutan mereka, kemudian melepaskan kancing kemejanya. Membuka seluruh pakaian yang digunakannya. “Kamu tidak mau membantuku ya…” lirih Gio yang berada di atas Agatha. Agatha tertawa pelan. menggeleng, kemudia

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 588

    Katanya ada wisata baru. Agatha tidak tahu kalau ternyata wisatanya memang indah. Area di sini memang pantai yang banyak tebingnya. Sehingga dibangunlah berbagai wisata yang berada di atas tebing. Ada restoran yang langsung mengarah ke laut. Ada beberapa permainan ekstrim yang dicoba orang-orang. Agatha dan Gio memutuskan untuk pergi ke restoran saja, menikmati langit senja yang perlahanmenghilang menjadi gelap. Agatha memejamkan mata menikmati udara yang berhembus. “Aku tidak menyangka hidup ibu seberat itu…” lirih Agatha. “Andai aku datang lebih cepat, aku pasti bisa menolongnya.” Gio mengusap pelan punggung Agatha. “Aku tidak bisa membayangkan bagaimana menderitanya ibu sendirian…” Agatha menatap laut biru di hadapannya. “Aku berjanji tidak akan membiarkan hidp ibu susah lagi. Aku juga akan sering-sering berkunjung ke sini.” Gio mengangguk. “Dan aku akan selalu menemani kamu.” Agatha mendongak. “Bagaimana kalau membawa ibu ke kota saja?” Agatha berdecak. “Ib

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 587

    Agatha ingin minta kejelasan pada ibunya. Semuanya. semuanya yang disembunyikan oleh ibunya. Saat ini mereka berada di rumah ibu Agatha. Rumah yang kini lebih baik. Usaha ibunya memang berkembang dengan baik sampai ibunya bisa merenovasi rumah. rumah ini menjadi nyaman ditinggali. “Jelaskan pada Agatha. kalau tidak, Agatha akan marah pada ibu. Agatha juga tidak akan pernah ke sini lagi kalau ibu masih tidak mau bercerita.” Ibu Agatha menggeleng. “Jangan. Ibu akan memberitahu kalian semuanya.” “Jadi kakek nenek pernah mengangkat anak. Sampai anak itu, yaitu almarhum paman kamu lulus sekolah saja. tapi kami masih berhubungan dengan baik meskipun pamanmu kembali pada keluarga aslinya…” “Ibu pernah kecelakaan. Ibu ditabrak oleh pengemudi motor yang mabuk…” Agatha memejamkan mata sebentar. Ia memang tidak tahu apapun selama ini. Ia merasa bersalah karena ia selalu menyalahkan ibunya yang tidak pernah menjenguknya. Padahal ibunya sendiri hidup sangat susah. “Ibu ha

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 586

    “Kalian anaknya?” tanya pria itu sembari menatap ibu Agatha. Ibu Agatha menarik tangan pria itu. “Jangan bicara di sini.” Agatha langsung berdiri. “Tunggu!” Agatha mengejar ibunya dan pria itu yang keluar dari restoran. “Mintalah pada anakmu untuk membantu kami!” pria itu berteriak pada ibu Agatha. “Aku akan membantumu… jangan libatkan anak-anakku.” Agatha terdiam. Kemudian segera mendekat. “Apa hubungan ibu dengan pria ini?” tanya Agatha. Pria itu nampak masih muda. Agatha tidak yakin, hubungan apa yang dimiliki oleh ibunya dengan pria itu. Tidak mungkin kan kekasih ibunya. Agatha tidak masalah jika ibunya punya kekasih atau bahkan akan menikah lagi, tapi jangan pria yang terlalu muda seperti ini. “Agatha kamu kembali ke dalam..” Ibu Agatha mendorong pelan Agatha agar kembali. Agatha kekeh tidak mau. “Urusan ibu, urusanku juga. Jika ada yang menyakiti ibu, maka aku akan menyakitinya kembali.” Agatha malah memasang badan di depan pria itu. “Ada apa denganmu. Kena

DMCA.com Protection Status