Share

Chapter 72

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-02 17:32:25

Aluna meminta ijin liburnya selama 3 hari oleh Ethan.

Untungnya tanpa berdebatan yang alot Ethan menyetujuinya.

Pria itu mengijinkan Aluna pulang kampung selama 3 hari.

Tapi sebenarnya bukan itu yang akan Aluna lakukan, melainkan membawa Gio ke kota.

Biar saja, yang terpenting nanti jangan sampai Gio bertemu dengan Ethan.

Lagipula semenjak kejadian di acara perusahaan, Aluna belum bertemu dengan Ethan.

Sekarang Aluna berada di bandara. Menjemput putranya yang datang dari kampung.

“Gio….” Aluna langsung memeluk Gio yang baru saja muncul.

“Mama!” memeluk mamanya tidak kalah erat.

Aluna menangis. Ia takut sekali terjadi sesuatu pada anak itu, karena Gio datang sendiri.

“Kamu baik-baik saja?” menangkup wajah putranya.

Gio mengangguk. “Gio baik, Mama. Kakak pramugarinya baik sekali..”

“Syukurlah.” Aluna mengecup kedua pipi putranya. “Mama senang sekali kamu di sini.” kembali memeluk Gio.

“Bagaimana keadaan kamu?” tanya Aluna begitu kawatir.

Ia menyentuh dada Gio
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 73

    [Jangan menghubungiku. 3 HARI LIBUR!] Ethan berdecih pelan. [Sombong amat!] Aluna hanya melihatnya. Tidak ada tanda-tanda mengetik apalagi membalas pesannya. Ethan melempar ponselnya begitu saja. Prak! “Santai bro!” Wiliam menggeleng pelan. Seperti biasa, tempat mereka nongkrong memang di klub. Ditemani beberapa perempuan cantik di sekeliling mereka. Sayangnya dari banyaknya perempuan cantik, tidak ada yang bisa menarik perhatian Ethan. Pria itu malah dibuat uring-uringan oleh seorang perempuan yang entah di mana keberadaannya. “Pawangnya hilang bro!” Bobby meminum vodkanya dengan santai. “Di mana si selingkuhanmu itu?” tanya Wiliam dengan senyum miring. “Kau sudah bosan dengannya?” Ethan menatap Wiliam tajam. Wiliam tertawa. “Kalau bosan, bisa berikan saja padaku. Lumayan buat mainanku, aku sedang bosan—” Duk! Bobby menendang kaki Wiliam yang berada di hadapannya. Memincingkan mata, sebagai kode agar diam saja. “Berani bayar berapa?” tanya Ethan pada Wil

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 74

    Pagi hari, Aluna dan Gio sudah bersiap-siap akan pergi ke taman hiburan. Aluna dan Gio menatap cermin. Gio mengusap rambutnya ke belakang. Aluna malah teringat dengan Ethan. Ketika pria itu menghadap kaca, pasti melakukan hal yang sama. Mengusap rambut dan menatap kaca dengan wajah yang datar. “Sudah siap?” tanya Aluna. Gio mengangguk. “Siap lets go!” “Minum obat dulu…” Aluna membawa obat yang harus diminum oleh Gio. “MAMA…..” rengek Gio yang enggan meminum obat. Aluna mengusap pipi putranya. “Minum ya, nanti kalau enggak minum takut Gio sakit pas main. Oke? minum dulu.” Akhirnya setelah dibujuk mau juga minum obat. Aluna juga tidak ingin anaknya terus meminum obat. Tapi mau bagaimana lagi, untuk kesehatan putranya sendiri. Jarak dari apartemen ke taman hiburan tidak terlalu jauh. Aluna berangkat menggunakan taksi hanya membutuhkan waktu satu jam saja. Sampai di sana. Mereka turun di depan. “Mama tunggu.” Gio menghentikan Aluna. “Beli itu ya Ma?” menun

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 75

    “Mau main apa?” tanya Aluna. Mereka sudah masuk ke dalam taman bermain. Aluna masih teringat dirinya yang bermain di sini dengan Ethan. “Kuda-kuda itu mama!” menunjuk sebuah wahana bernama Turangga rangga. Turangga rangga adalah sebuah komedi putar yang dilengkapi dengan 40 kuda tunggangan serta dihiasi ribuan lampu yang membuat meriah. Wahana ini boleh dinaiki semua usia dan akan berputar beberapa kali. “Gio naik sendiri Mama!” Gio yang kekeh naik sendiri tanpa bantuan Aluna. “Mama naik sendiri.” Gio mengusir Aluna yang ingin naik ke kuda yang sama dengannya. Aluna mencebikkan bibirnya. Namun ia menuruti keinginan anaknya. Mereka tertawa dengan riang. Aluna tidak berhenti memotret Gio yang berada di belakangnya. Tidak lupa merekam mereka berdua. Berganti. Namun sebelum itu, Aluna meminta agar istirahat dahulu sebelum ke permainan selanjutnya. “Tunggu ya, istirahat dulu kamu.” Aluna mengambil sebuah bangku dan menyuruh anaknya duduk. “Es krim mama!” menunjuk es

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 76

    “Hei kalian.” Otomatis Aluna, Gio dan Ethan menoleh. “Kalian keluarga yang lucu.” Aluna menggeleng bersamaan dengan Gio. “Tidak!” Penjual es krim turki itu tersenyum. “Hei boy, kau begitu mirip dengan ayahmu!” Aluna melotot. Reflek menutup telinga Gio. “Sudah-sudah ayo..” Aluna menggandeng kiri kanan tangan dua laki-laki itu. Pokoknya harus menjauh dulu. Aluna tidak ingin setelah mendengar perkataan penjual es krim itu, Ethan menjadi sadar bahwa Gio memang mirip dengannya. “Mau naik apa?” “Tidak usah naik,” balas Ethan. Mengabaikan wajah kesal Ethan. “Lah!” Aluna melotot. “Aku bertanya pada Gio.” Ia menunduk. “Mau naik apa sayang?” Gio menatap sebuah wahana berputar di udara. “Itu!” “Gio…” lirih Aluna. Gio menghela nafas pasrah. “Tapi Gio ingin naik, Mama.” “Cari wahana lain saja ya?” Aluna menatap sekitar. “Di sana ada mobil-mobilan untuk anak kecil,” ucap Ethan menunjuk wahana yang cukup jauh untuk dijangkau. “Gio mau?” tanya Aluna. Gio men

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 77

    “Aku dengar Aluna adalah kakakmu.” Gio mengangguk. “Iya..” “Lantas kenapa kau memanggilnya Mama?” “Karena aku sayang mama,” balas Gio. Jawaban Gio membuat Ethan berdecak. Memangnya apa yang ia harapkan dari jawaban anak kecil. “Lalu di mana orang tua—” “Ayo!” Aluna kembali dengan tiga tiket di tangannya. Akhirnya mereka naik sebuah wahana mobil yang berkeliling. Mobil itu berjalan di atas sebuah jalur mirip kereta api. Dilihat dari kejauhan, orang-orang pasti mengira bahwa mereka adalah keluarga cemara yang berbahagia. Posisi Gio berada di tengah diapit oleh Ethan dan Aluna. Mereka tertawa karena Gio memainkan sebuah tembak yang ternyata mengucur air. Sruut! Terkena wajah Ethan. Aluna tertawa begitu puas. “HAHAHAH… WAJAHMU…” Aluna sangat puas dengan Gio yang menembak Ethan dengan tembakan air tersebut. “Bukan begitu caranya bocah kecil.” Ethan mengusap wajahnya kasar. Kemudian mengajari Gio untuk menembak mobil-mobilan di hadapan mereka. Tepatnya pada s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 78

    Aluna tidak tahu apakah harus berterima kasih pada Ethan atau tidak. Karena sepanjang mereka bermain di taman hiburan, Ethan yang menggendong Gio. Tapi Aluna juga tidak menginginkan keberadaan pria itu bersamanya dan Gio. Malam hari. Mereka akhirnya sampai di Apartemen. Tentu saja Gio yang saat ini tengah digendong Ethan menuju kamar. “Hati-hati.” Ethan membaringkan tubuh Gio di atas kasur. Ia mengernyit. “Sejak kapan kamar ini berubah? kenapa aku tidak tahu?” Aluna menaruh jarinya di bibir sebagai tanda diam saja. Aluna membuka sepatu Gio, beralih membuka celana dan kaos bocah itu. lalu menggantinya dengan pakaian tidur. Aluna melakukannya dengan sangat telaten dan hati-hati. semua ia lakukan agar Gio tetap nyaman dan tidak terbangun. “Kau begitu ahli,” komentar Ethan ketika mereka keluar dari kamar Gio. “Apa yang ahli?” “Mengurus anak kecil.” Aluna menoleh. “Kamu harus pulang. Ini hari liburku kalau kamu lupa.” Ethan mendengus kesal. “Tidak usah kau ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 79

    Sebuah mobil berhenti tepat di depan seorang perempuan dan anak laki-laki. Ethan keluar dari mobil dengan kacamata yang bertengger di hidung. Menggunakan kaos putih dan celana pendek selutut. Sederhana sekali, namun tidak saat melihat aksesoris yang digunakan pria itu. Jam rolex seharga ratusan juta rupiah. “Mama, kita pergi bersama uncle?” tanya Gio. Aluna mengangguk. “Kau belum memberitahunya?” tanya Ethan menyipitkan mata. Aluna menunduk. “Uncle tahu tempat yang bagus. Kamu tidak mau pergi dengan uncle?” Belum sempat menjawab, Ethan lebih dulu menyerobot. “Aku tahu tempat bagus. Kau tidak akan menyesal jika pergi denganku,” meyakinkan bocah kecil itu. “Aku membelikanmu es krim.” Ethan mengeluarkan jurusnya. “Jika kau mau pergi denganku, maka aku akan membiarkanmu makan es krim.” Gio nampaknya sedang berpikir. “Tidak usah banyak berpikir.” Ethan menggendong Gio dengan mudah. “Aku belum bilang iya loh uncle!” teriak Gio di dalam gendongan Ethan. Ethan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 80

    Sampai juga di kebun binatang. Pilihan tempat Ethan tidak buruk. Kebun binatang memang tempat yang bagus untuk bermain anak kecil. Sekalian belajar tentang hewan-hewan langka. Mereka berjalan saling bergandengan tangan. Gio di tengah, sedangkan Aluna di samping kanan dan Ethan di samping kiri. Kenapa sampai seperti itu? karena Gio sendiri yang menggandeng tangan Aluna dan tangan Ethan. “Panda.” Tunjuk Gio pada seekor panda yang begitu besar. Gio nampak antusias. “Kalian di sana saja, aku akan memotret kalian.” Ethan membiarkan mereka dekat dengan kaca yang memisahkan mereka dengan area panda. Ethan mengeluarkan ponselnya. Memotret Aluna dan Gio. Bibirnya tersenyum melihat mereka berdua yang tampak bahagia. Lanjut—berjalan ke luar. Di sana ada jerapah. Untuk memberi makan jerapah mereka harus membayar. Aluna mengeluarkan dompetnya. “Tidak usah, biar aku.” Ethan mengeluarkan dompetnya. “Uncle punya uang ya mama?” lirih Gio. Ethan menghela nafas. Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status