Share

Chapter 60

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-06-29 17:16:55

“Asistenmu meneleponku,” ucap seorang pria yang memeriksa Ethan.

Dokter pribadi keluarga Ethan. Satu-satunya dokter yang dipercaya keluarga Ethan. Umurnya masih begitu muda, bahkan hanya berjarak beberapa tahun saja dengan Ethan.

“Dia berlebihan.” Ethan pasrah saat dokter itu memeriksanya.

“Dia kawatir bosnya cepat meninggal.”

Ethan berdecak. “Kau dokter apa yang mendoakan pasiennya meninggal?” tanyanya.

Eric tertawa pelan. “Kau hanya panas ringan. Kau juga sudah meminum obat dengan benar. Tumben sekali kau mau minum obat tanpa paksaanku.”

“Dan juga, luka ditanganmu diobati dengan baik. Apa kau pergi ke rumah sakit atau ada orang lain yang mengobatimu?”

“Ada yang mengurusku,” balas Ethan dengan senyum yang mencurigakan.

“Siapa? Pelayanmu…” Eric mencoba berpikir lebih dalam lagi.

“Atau mungkin Grace..”

Ethan berdecak pelan.

“Aku sudah memberitahu ibumu tentang keadaanmu.”

Ethan menyipitkan mata. “Kau memang selalu memberitahukan keadaanku pada keluargaku.”

Eric
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 61

    “Ethan aku membawa brownis kesukaan kamu.” Grace mengangkat paper bagnya. “Dari siapa aku suka brownis?” tanya Ethan. “Dari aunty.” Grace tersenyum. Ethan tersenyum miring. “Mama tidak tahu apa yang aku suka dan tidak aku suka. Jangan memberitahu orang sembarangan.” Margaret menatap Grace. “Aunty tinggal dulu. Kalian bicaralah berdua.” Grace yang kebingungan. Apakah brownis yang dibawanya kesukaan Ethan atau tidak. “Jadi kau tidak suka dengan brownis?” tanya Grace. “Buang saja.” Ethan meliriknya sekilas. Kemudian berjalan melewati Grace begitu saja. Ethan pergi ke dapur untuk mengambil air putih. “Tapi sayang….aku mengantri untuk mendapatkannya.” Grace mengerucutkan bibirnya mengikuti ke manapun Ethan pergi. “Memangnya kenapa kalau antri? Semua orang antri untuk mendapatkan makanan,” balas Ethan kelewat tajam. Setajam silet yang bisa membelah bumi. Ethan memang tidak peduli perkataannya menyakiti lawannya atau tidak. Kalau ia tidak suka ya tidak suka. “Baikl

    Last Updated : 2024-06-30
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 62

    Brukk! Suara benda terjatuh membuat Ethand an Grace menoleh. Sial! Aluna malah menjatuhkan barang disaat suasaan benar-benar tegang. Padahal rencananya adalah kabur dulu sebelum Grace melihatnya. Tapi sekarang mereka berdua telah melihatnya. “Aluna apa yang kau lakukan di sini?” tanya Grace mendekat. Ia menunduk—hanya melihat beberapa berkas yang dijatuhkan oleh Aluna di lantai. “Kau ingin Ethan melihat berkas-berkas ini?” tanya Grace. Aluna berlutut mengambil berkas. Ia mendongak sebentar. “I-iya..” Grace berkacak pinggang. “Aluna kau tidak mengerti?” Aluna berdiri dengan tangan yang penuh dengan berkas. “Huh?” “Ethan sedang sakit. Tidak seharusnya kau mengganggunya. Kau pegawainya dan seharusnya kau menghandle pekerjaan Ethan lebih dulu.” Grace berkacak pinggang. “Aluna jangan menyusahkan Ethan dengan membawa berkas-berkas itu.” menunjuk berkas yang Aluna pegang. “Oh… iya aku mengerti..” Aluna tersenyum. “Kalau begitu aku akan pergi.” A

    Last Updated : 2024-06-30
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 63

    “Cepat ke sini!” ucapan Ethan beberapa menit yang lalu. Tidak sampai 10 menit. Aluna kembali menginjakkan kaki di rumah Ethan. Ketika ia baru saja melewati pintu, tubuhnya lebih dulu dipeluk dengan tiba-tiba. “Kenapa..” lirih Aluna. Ethan hanya diam sembari menaruh kepalanya di ceruk leher Aluna. “Aku merindukanmu.” Aluna ingin tertawa. Namun ia berusaha menahannya. “Sungguh?” Ethan mengangguk. “Tapi kita masih bertemu beberapa jam yang lalu. Sungguh kamu merindukanku bukan hanya rayuan belaka?” Ethan melepaskan pelukannya. “Memangnya aku apa? Aku bukan pria perayu asal kau tahu.” Ethan berjalan memunggungi Aluna. Pria itu berjalan meninggalkan Aluna begitu saja. “Dia mau ke mana?” lirih Aluna dengan bingung. “Kenapa kau diam saja?” “Ya?” “Ikut denganku.” Aluna mengikuti Ethan berjalan dari belakang. Pria itu dari belakang saja tampan. Oh tidak, Ethan memang tampan dari dulu. Pantas saja selalu dikejar-kejar wanita. Ethan berhenti di depan seb

    Last Updated : 2024-06-30
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 64

    Aluna tidak tahu seberapa penting acara ulang tahun perusahaan. Tapi, katanya tim dari Peter, ayah Ethan benar-benar mempersiapkan acara dengan sekuat tenaga. Ada yang bilang acara ini sebagai ajang membuka relasi dari berbagai perwakilan perusahaan yang datang. Aluna berada di sebuah mall. Bersama Grace! Perempuan itu memaksanya untuk menemani memilih pakaian. “Aku lelah,” lirih Aluna. Di tangannya terdapat dua paper bag dari merek terkenal yang memiliki harga fantastis. Anggap saja Aluna sekarang menjadi pembantu Grace. Lihat saja, Aluna membawa barang-barang Grace seperti seorang pembantu yang membawa barang majikannya. Entah sudah berapa banyak store yang mereka kunjungi hanya untuk mencoba pakaian. “Aluna, lihat apa ini bagus?” tanya Grace keluar dari ruang ganti. Aluna mengangguk. “Kau bagus menggunakan apapun Grace. Karena tubuhmu memang benar-benar bagus.” Pujian yang diselingi lelah. Aluna duduk di sofa, Ada dua pegawai di sana yang melayani Grace s

    Last Updated : 2024-06-30
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 65

    Aluna begitu lelah sampai di Apartemen. Ia melihat tangannya yang memerah karena terlalu lama membawa belanjaan Grace. Sampai-sampai tali dari paper bag itu seperti cap di tangannya. Aluna membuka paper bag pemberian Grace. Warnanya hitam. Cantik dan sedikit memberikan kesan seksi.“Aku tidak bisa menggunakannya,” Aluna melempar dress itu di atas kasur. “Dari mana saja?” suara seseorang yang membuat Aluna hampir berteriak. Ethan berdiri di ujung pintu kamarnya yang terbuka. “Jangan mengagetkanku!” Aluna memegang dadanya. “Kau belum menjawab pertanyaanku!” Ethan memasukkan tangan di dalam saku. Pria itu mendekat. Sepertinya dari kantor langsung ke sini, bisa dilihat dari pakaian pria itu yang masih lengkap menggunakan kemeja dan jas. Ethan mendekat. Bukannya langsung menghampiri Aluna. Ethan malah duduk di sofa. menyulut rokoknya santai. “Katakan padaku dari mana saja kau? Ponselmu juga mati.” Ethan menghembuskan asap rokoknya ke atas. Aluna berdiam diri di tempatnya. Aur

    Last Updated : 2024-07-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 66

    “Tidak..” Ethan mengusap dahi Aluna yang berkeringat. “Kau harus dihukum agar mengerti posisimu.” Ethan menarik lepas kemeja yang digunakan Aluna. Bahkan tidak segan untuk merobek kemeja yang berwarna biru laut itu. Baru saja Aluna ingin protes, Ethan lebih dulu membungkam bibirnya dengan ciuman. Jemari Ethan masuk ke meremas dada Alunan dengan kasar. Tidak peduli meski akan menimbulkan jejak. “Ethan please..” lirih Aluna yang memohon akibat remasan kasar di dadanya. “No Aluna kau sedang dihukum.” Ethan menunduk—mencium puncak dada Aluna sebelum melumatnya. Lumatan kasar yang membawa perih sekaligus nikmat bagi Aluna. Aluna tidak berhenti menjerit karena ulah Ethan yang mengigit dadanya. “Lebih keras sayang.” Ethan tersenyum miring. “Supaya terdengar orang lain…” Aluna menepuk pelan bibirnya sendiri. “Ethan ayo bermain lembut saja ya..” Aluna mengalunkan tangannya di leher Ethan. Ethan tidak menjawab. Namun bibirnya melakukan tugas. Masih sama! Menyentuh

    Last Updated : 2024-07-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 67

    Sebuah ruang gedung mewah yang disulap sedemikian rupa. Menggantung lampu hias yang begitu cantik. Tatanan bunga dan meja kursi yang begitu rapi. Di sisi lain ada satu perempuan yang baru saja sampai. Aluna menghela nafas panjang sebelum masuk. Dress yang diberikan Ethan begitu tertutup. Sekali lagi, Aluna tidak boleh membantah. “Hei tunggu!” Bobby dari belakang menyusul Aluna. Aluna menoleh sebentar. “Kau sendirian?” tanyanya. Bobby menggeleng. “Kan aku bersamamu.” Dengan senyum menggoda. “Hih!” jijik Aluna. “Aku disuruh Ethan menjagamu.” Bobby memberikan jarinya yang membentuk love. “Apa?” Aluna menggeleng. “Tidak mungkin.” “Kau tidak percaya?” Bobby mengeluarkan ponselnya. Menunjukkan pesan dari Ethan yang berbunyi. [Awasi Aluna, jangan sampai didekati pria lain] Aluna berdecak. “Bukan menjagaku, tapi memata-mataiku.” “Sama saja. Intinya aku disuruh menjagamu. Apalagi di sini banyak pria yang datang menebar jaring.” “Maksudmu?” tanya Aluna bingung.

    Last Updated : 2024-07-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 68

    “Aluna!” panggil seseorang. Grace mendekati Aluna yang sibuk membersihkan dressnya. “Hai..” Aluna tersenyum canggung. Grace menatap dress Aluna. “Kenapa kau tidak menggunakan dress dariku?” tanyanya terdengar kesal. “Kau malah menggunakan putih sepertiku!” Grace menginjakkan kakinya kesal. “Tapi untunglah dressmu terkena minuman. Jadi kau harus berganti.” Aluna melongo. “Apa?” Aluna sempat melirik seorang pria yang menatapnya dari kejauhan. Tentu saja Ethan. Pria itu nampa mengamatinya dari jauh dengan mata elangnya. Aluna merasa gugup hanya ditatap begitu. Seolah aura gelap Ethan sampai mengenainya yang berjarak beberapa meter. “Pakai ini saja.” Bobby menyerahkan jasnya untuk menutupi rok Aluna yang terkena noda. “Gunakan saja dressku.” Grace tersenyum. “Dress apa?” Grace tersenyum. “Aku punya dress dan sepertinya sangat cocok denganmu.” Belum sempat menjawab, Aluna lebih dulu diseret Grace keluar dari gedung. “Grace..” panggil Aluna. Grace tidak men

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status