Share

Chapter 58

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

21++

Semalaman Aluna menjaga Ethan yang sakit.

Pagi harinya. Aluna bangun lebih awal.

Setelah membuat sarapan ia meletakkan di atas nakas dan membangunkan Ethan.

“Bagaimana kalau tidak usah masuk dulu? Aku akan menghandle jadwal kamu hari ini.” Aluna mengusap pipi Ethan.

“Hm.” Ethan mengangguk pasrah.

“Istirahat saja di rumah. Aku akan siap-siap berangkat.” Aluna hendak pergi tapi Ethan menahan tangannya.

“Jangan pergi..” Ethan memeluk lengan Aluna.

Aluna menghela nafas.

‘Benar-benar persis Gio.’

Aluna tidak bisa mengelak bahwa Gio memang duplikatnyaEthan. Tingkah mereka sama.

Saat sakit, Gio sangat manja. Tidak mau ditinggal, selalu minta dipeluk. Apapun harus disediakan. Bahkan Aluna tinggal pergi sebentar bisa teriak-teriak memanggil.

Ethan pun sama. Sepanjang malam Aluna menjaga pria itu.

Tidak mau ditinggal sedetikpun, bahkan ke toilet. Harus dipeluk. Kalau tidak dipeluk akan dikejar sampai di ujung ranjang sekalipun.

Tingkah mereka memang sama persis.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 59

    21++ Tapi Aluna tiba-tiba terpekik saat tiba-tiba tubuhnya diangkat. Belum sempat protes. Bibir Aluna lebih dulu disumpal oleh ciuman Ethan. Ethan membawanya ke kamar mandi. Di sanalah Ethan mengguyur tubuh mereka menggunakan air dingin. “Ini dingin Ethan!” “Maka kita yang harus panas.” Ethan menarik tengkuk Aluna dan kembali mencium bibir Aluna. Ethan menarik dirinya. Jemarinya mengusap bibir bawah Aluna. “Milikku menginginkanmu.” Memasukkan jemarinya ke dalam bibir Aluna. Aluna menuruti keinginan Ethan. Ia menghisap jemari pria itu yang berada di dalam mulutnya. “Lakukan tugasmu sayang.” Menatap Aluna. Keduanya memang dilanda hasrat yang panas. Aluna berlutut. Berhadapan langsung dengan milik Ethan. Pertama ia memegangnya. Saat memegangnya, Aluna mendongak. Menatap wajah Ethan yang menikmati sentuhannya. “Bagus Aluna…” geram Ethan. “Lakukan dengan bibirmu!” titahnya seakan mutlak. Aluna menuritinya. Aluna menjilat milik Ethan seperti sebuah permen. S

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 60

    “Asistenmu meneleponku,” ucap seorang pria yang memeriksa Ethan. Dokter pribadi keluarga Ethan. Satu-satunya dokter yang dipercaya keluarga Ethan. Umurnya masih begitu muda, bahkan hanya berjarak beberapa tahun saja dengan Ethan. “Dia berlebihan.” Ethan pasrah saat dokter itu memeriksanya. “Dia kawatir bosnya cepat meninggal.” Ethan berdecak. “Kau dokter apa yang mendoakan pasiennya meninggal?” tanyanya. Eric tertawa pelan. “Kau hanya panas ringan. Kau juga sudah meminum obat dengan benar. Tumben sekali kau mau minum obat tanpa paksaanku.” “Dan juga, luka ditanganmu diobati dengan baik. Apa kau pergi ke rumah sakit atau ada orang lain yang mengobatimu?” “Ada yang mengurusku,” balas Ethan dengan senyum yang mencurigakan. “Siapa? Pelayanmu…” Eric mencoba berpikir lebih dalam lagi. “Atau mungkin Grace..” Ethan berdecak pelan. “Aku sudah memberitahu ibumu tentang keadaanmu.” Ethan menyipitkan mata. “Kau memang selalu memberitahukan keadaanku pada keluargaku.” Eric

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 61

    “Ethan aku membawa brownis kesukaan kamu.” Grace mengangkat paper bagnya. “Dari siapa aku suka brownis?” tanya Ethan. “Dari aunty.” Grace tersenyum. Ethan tersenyum miring. “Mama tidak tahu apa yang aku suka dan tidak aku suka. Jangan memberitahu orang sembarangan.” Margaret menatap Grace. “Aunty tinggal dulu. Kalian bicaralah berdua.” Grace yang kebingungan. Apakah brownis yang dibawanya kesukaan Ethan atau tidak. “Jadi kau tidak suka dengan brownis?” tanya Grace. “Buang saja.” Ethan meliriknya sekilas. Kemudian berjalan melewati Grace begitu saja. Ethan pergi ke dapur untuk mengambil air putih. “Tapi sayang….aku mengantri untuk mendapatkannya.” Grace mengerucutkan bibirnya mengikuti ke manapun Ethan pergi. “Memangnya kenapa kalau antri? Semua orang antri untuk mendapatkan makanan,” balas Ethan kelewat tajam. Setajam silet yang bisa membelah bumi. Ethan memang tidak peduli perkataannya menyakiti lawannya atau tidak. Kalau ia tidak suka ya tidak suka. “Baikl

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 62

    Brukk! Suara benda terjatuh membuat Ethand an Grace menoleh. Sial! Aluna malah menjatuhkan barang disaat suasaan benar-benar tegang. Padahal rencananya adalah kabur dulu sebelum Grace melihatnya. Tapi sekarang mereka berdua telah melihatnya. “Aluna apa yang kau lakukan di sini?” tanya Grace mendekat. Ia menunduk—hanya melihat beberapa berkas yang dijatuhkan oleh Aluna di lantai. “Kau ingin Ethan melihat berkas-berkas ini?” tanya Grace. Aluna berlutut mengambil berkas. Ia mendongak sebentar. “I-iya..” Grace berkacak pinggang. “Aluna kau tidak mengerti?” Aluna berdiri dengan tangan yang penuh dengan berkas. “Huh?” “Ethan sedang sakit. Tidak seharusnya kau mengganggunya. Kau pegawainya dan seharusnya kau menghandle pekerjaan Ethan lebih dulu.” Grace berkacak pinggang. “Aluna jangan menyusahkan Ethan dengan membawa berkas-berkas itu.” menunjuk berkas yang Aluna pegang. “Oh… iya aku mengerti..” Aluna tersenyum. “Kalau begitu aku akan pergi.” A

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 63

    “Cepat ke sini!” ucapan Ethan beberapa menit yang lalu. Tidak sampai 10 menit. Aluna kembali menginjakkan kaki di rumah Ethan. Ketika ia baru saja melewati pintu, tubuhnya lebih dulu dipeluk dengan tiba-tiba. “Kenapa..” lirih Aluna. Ethan hanya diam sembari menaruh kepalanya di ceruk leher Aluna. “Aku merindukanmu.” Aluna ingin tertawa. Namun ia berusaha menahannya. “Sungguh?” Ethan mengangguk. “Tapi kita masih bertemu beberapa jam yang lalu. Sungguh kamu merindukanku bukan hanya rayuan belaka?” Ethan melepaskan pelukannya. “Memangnya aku apa? Aku bukan pria perayu asal kau tahu.” Ethan berjalan memunggungi Aluna. Pria itu berjalan meninggalkan Aluna begitu saja. “Dia mau ke mana?” lirih Aluna dengan bingung. “Kenapa kau diam saja?” “Ya?” “Ikut denganku.” Aluna mengikuti Ethan berjalan dari belakang. Pria itu dari belakang saja tampan. Oh tidak, Ethan memang tampan dari dulu. Pantas saja selalu dikejar-kejar wanita. Ethan berhenti di depan seb

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 64

    Aluna tidak tahu seberapa penting acara ulang tahun perusahaan. Tapi, katanya tim dari Peter, ayah Ethan benar-benar mempersiapkan acara dengan sekuat tenaga. Ada yang bilang acara ini sebagai ajang membuka relasi dari berbagai perwakilan perusahaan yang datang. Aluna berada di sebuah mall. Bersama Grace! Perempuan itu memaksanya untuk menemani memilih pakaian. “Aku lelah,” lirih Aluna. Di tangannya terdapat dua paper bag dari merek terkenal yang memiliki harga fantastis. Anggap saja Aluna sekarang menjadi pembantu Grace. Lihat saja, Aluna membawa barang-barang Grace seperti seorang pembantu yang membawa barang majikannya. Entah sudah berapa banyak store yang mereka kunjungi hanya untuk mencoba pakaian. “Aluna, lihat apa ini bagus?” tanya Grace keluar dari ruang ganti. Aluna mengangguk. “Kau bagus menggunakan apapun Grace. Karena tubuhmu memang benar-benar bagus.” Pujian yang diselingi lelah. Aluna duduk di sofa, Ada dua pegawai di sana yang melayani Grace s

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 65

    Aluna begitu lelah sampai di Apartemen. Ia melihat tangannya yang memerah karena terlalu lama membawa belanjaan Grace. Sampai-sampai tali dari paper bag itu seperti cap di tangannya. Aluna membuka paper bag pemberian Grace. Warnanya hitam. Cantik dan sedikit memberikan kesan seksi.“Aku tidak bisa menggunakannya,” Aluna melempar dress itu di atas kasur. “Dari mana saja?” suara seseorang yang membuat Aluna hampir berteriak. Ethan berdiri di ujung pintu kamarnya yang terbuka. “Jangan mengagetkanku!” Aluna memegang dadanya. “Kau belum menjawab pertanyaanku!” Ethan memasukkan tangan di dalam saku. Pria itu mendekat. Sepertinya dari kantor langsung ke sini, bisa dilihat dari pakaian pria itu yang masih lengkap menggunakan kemeja dan jas. Ethan mendekat. Bukannya langsung menghampiri Aluna. Ethan malah duduk di sofa. menyulut rokoknya santai. “Katakan padaku dari mana saja kau? Ponselmu juga mati.” Ethan menghembuskan asap rokoknya ke atas. Aluna berdiam diri di tempatnya. Aur

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 66

    “Tidak..” Ethan mengusap dahi Aluna yang berkeringat. “Kau harus dihukum agar mengerti posisimu.” Ethan menarik lepas kemeja yang digunakan Aluna. Bahkan tidak segan untuk merobek kemeja yang berwarna biru laut itu. Baru saja Aluna ingin protes, Ethan lebih dulu membungkam bibirnya dengan ciuman. Jemari Ethan masuk ke meremas dada Alunan dengan kasar. Tidak peduli meski akan menimbulkan jejak. “Ethan please..” lirih Aluna yang memohon akibat remasan kasar di dadanya. “No Aluna kau sedang dihukum.” Ethan menunduk—mencium puncak dada Aluna sebelum melumatnya. Lumatan kasar yang membawa perih sekaligus nikmat bagi Aluna. Aluna tidak berhenti menjerit karena ulah Ethan yang mengigit dadanya. “Lebih keras sayang.” Ethan tersenyum miring. “Supaya terdengar orang lain…” Aluna menepuk pelan bibirnya sendiri. “Ethan ayo bermain lembut saja ya..” Aluna mengalunkan tangannya di leher Ethan. Ethan tidak menjawab. Namun bibirnya melakukan tugas. Masih sama! Menyentuh

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 467

    Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 466

    Semuanya berjalan dengan lancar. Gio yang melindungi Agatha sehingga membuat Agatha benar-benar aman. Namun, Mereka tidak bertemu beberapa hari karena Gio yang ada urusan bisnis di luar negeri. Tapi katanya akan pulang hari ini, entah jam berapa. Agatha berada di dalam mobil—ia sampai di sebuah gedung. Acara yang didatangi adalah sebuah peluncuran produk baru dan peresmian kerja sama antara Harper Advertise dengan brand tersebut. Untuk itu Agatha begitu antusias. Agatha keluar dari mobilnya.. Masuk pelan ke dalam gedung. Ternyata sudah ada beberapa orang yang datang. Semuanya berjalan dengan lancar. Sampai seorang mc menyatakan dengan resmi akan terjalin kerja sama. “Untuk Ibu Agatha waktu dipersilahkan…” Agatha mengangkat micnya. Ia tersenyum ke depan. Namun pandangannya tertuju pada satu pria yang sedang berada di antara orang-orang yang hadir. Pria itu membawa sebuah buket bunga dan tengah tersenyum kepadanya. “Saya Agatha.. saya pemimpin Harper Adve

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 465

    21++ Memborgol kaki Agatha dengan sisi ranjang. Hingga kedua kaki Agatha terbuka dengan lebar. Agatha benar-benar tidak bisa bergerak. Matanya juga tertutup semuanya gelap. Namun ia menunggu apa yang akan dilakukan pria itu. Gio memasukkan jemarinya ke dalam milik Agatha. menekannya hingga membuat Agatha bergerak gelisah… “Ahh!” Agatha membuka bibirnya. Gio tersenyum miring. “Kau suka?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Aku suka..” lirihnya. Gio menggerakkan jarinya maju mundur—menggoda milik Agatha. Agatha tidak bisa menahannya lagi—sampai pelepasannya datang juga. “Ahh!” desah Agatha ketika milik Gio mulai memenuhi miliknya. “Gio ahh!” Gio bergerak menghujam agatha lagi. Tangannya terulur mengusap pipi Agatha… Memasukkan jemarinya ke dalam bibir wanita itu. Gio terus bergerak menghujam Agatha. memenuhi milik wanita itu dengan miliknya terus menerus. Sampai ia menarik borgol di kaki Agatha. Ia mengangkat satu kaki Agatha dan kembali menghujam milik wanita i

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 464

    21++ “Sayang ahh ohhh!” Gio menekan miliknya ke dalam mulut Agatha. Membuat Agatha terdorong sampai membentur pantry. Tapi untungnya telapak tangannya bergerak dengan cepat melindungi belakang kepala Agatha. Agatha melakukan tugasnya—membuat Gio semakin tergila-gila dengannya. Agatha pastikan, Gio akan semakin menyukainya. “babe..” Gio menggerakkan pinggulnya maju mundur. “Ahh babe… kau nikmat ohh!” Gio menarik Agatha kemudian menyatukan miliknya ke dalam milik Agatha. Menarik satu kaki Agatha—membawanya ke atas. Kemudian pelan-pelan menghujam milik Agatha. Tubuh Agatha terguncang.. kedua dadanya bergerak dengan pergerakan pria itu. Agatha hanya bertopang pada meja pantry sementara Gio yang terus menghujamnya. Gio menarik pinggangnya dan memutar tubuhnya. kembali menghujamnya dari belakang. Salah satu tangannya di bawa ke belakang. Gio memang mengendalikan permainan ini. Tidak berhenti sebelum dirinya puas. Meskipun Agatha kelelahan. Tapi Agatha merutuk or

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 463

    21++ “Kau ingin kita menjadi apa?” tanya Gio. Agatha mengedikkan bahu. Dasar tidak peka. Agatha menggerutu dalam hati. “Lupakan saja.” Agatha mengalunkan tangannya di leher Gio. “Tapi aku berterima kasih karena kau mau melakukan hal sebanyak itu. Aku hanya tidak menyangka kau melakukannya untukku.” Gio mengusap pinggang Agatha pelan. “Jika kau menurut, aku akan melakukan apapun…” Jemarinya mengusap bibir bawah Agatha. “Menurut padaku… kau akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.” Agatha mengernyit. “Aku sudah menurut…” Gio tersenyum miring. “Tidak sepenuhnya.” Agatha berpikir lebih dalam. Ia sudah menuruti keinginan Gio. Semuanya…. Lalu apa yang diminta oleh pria itu. Agatha pun tidak tahu apa arti kata menurut itu di bagi Gio. Agatha mengedikkan bahu. “Aku merasa, aku sudah menurut dan melakukan apapun yang kau mau.” “Itu menurutku tapi tidak bagiku.” Gio benar-benar membuatnya bingung. Agatha perlahan naik ke atas pangkuan pria itu. Kemudian memiri

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 462

    Ketika masuk ke dalam penthouse. Agatha disambut oleh bau masakan. Ketika melhat dapur—ia melihat pria yang tampan sedang memasak. Dengan lengan kemeja yang dilipat sampai siku. Pria itu terlihat fokus memasak. Entah apa yang dimasak. Gio hanya menatap Agatha sekilas dan kembali memasak. “Kau sudah pulang?” tanyanya. Agatha mengangguk. Gio mengacuhkannya. Agatha mendekat dan memeluk pria itu dari belakang. Memeluk pinggang pria itu dengan kedua tangannya. Agatha menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. “Jangan menggangguku. Aku akan menyelesaikannya dahulu.” Alhasil Agatha diam—tapi dia masih memeluk pria itu. Jadi, Gio memasak dengan Agatha yang selalu mengekorinya. Mengaduk masakannya—sampai menyajikan masakannya. Agatha masih menempel padanya. setelah itu barulah Gio memutar tubuhnya. “Ada apa?” tanya Gio. “Tapi sebelum kau berbicara, lebih baik makan dulu. aku yakin ada banyak yang ingin kau bicarakan.” Agatha menyipitkan mata. Kemudian mengambil duduk

DMCA.com Protection Status