Share

Chapter 588

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 11:00:33

Katanya ada wisata baru.

Agatha tidak tahu kalau ternyata wisatanya memang indah.

Area di sini memang pantai yang banyak tebingnya. Sehingga dibangunlah berbagai wisata yang berada di atas tebing.

Ada restoran yang langsung mengarah ke laut.

Ada beberapa permainan ekstrim yang dicoba orang-orang.

Agatha dan Gio memutuskan untuk pergi ke restoran saja, menikmati langit senja yang perlahanmenghilang menjadi gelap.

Agatha memejamkan mata menikmati udara yang berhembus.

“Aku tidak menyangka hidup ibu seberat itu…” lirih Agatha. “Andai aku datang lebih cepat, aku pasti bisa menolongnya.”

Gio mengusap pelan punggung Agatha.

“Aku tidak bisa membayangkan bagaimana menderitanya ibu sendirian…” Agatha menatap laut biru di hadapannya.

“Aku berjanji tidak akan membiarkan hidp ibu susah lagi. Aku juga akan sering-sering berkunjung ke sini.”

Gio mengangguk. “Dan aku akan selalu menemani kamu.”

Agatha mendongak. “Bagaimana kalau membawa ibu ke kota saja?” Agatha berdecak. “Ib
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 589

    21++ Vila di sini bentuknya berjajar. Menghadap ke laut. Tidak terlalu besar, hanya ada satu kasur yang berukuran besar. “Bagaimana?” tanya Gio sembari memeluk Agatha dari belakang. “Bukankah sangat bagus?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Bagus.” “Kita mau menginap di sini?” tanyanya. Gio mengernyit. “Memangnya mau ke mana? aku mengajakmu ke sini untuk menginap di sini.” Agatha mengangguk. “Baiklah aku akan memberitahu ibu dulu.” Gio menarik ponsel Agatha dan melemparkannya begitu saja. “Ibu akan mengerti.” sembari mengedipkan matanya. Menarik pinggang Agatha hingga tubuh mereka menempel. Gio menunduk dan menarik tengkuk Agatha. mencium bibir wanita itu pelan. Membawanya ke ranjang. membaringkan Agatha dengan hati-hati di atas ranjang. Gio melepaskan pangutan mereka, kemudian melepaskan kancing kemejanya. Membuka seluruh pakaian yang digunakannya. “Kamu tidak mau membantuku ya…” lirih Gio yang berada di atas Agatha. Agatha tertawa pelan. menggeleng, kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 590

    Pergi ke rumah kakek dan nenek Gio. Agatha rasa dia sedikit gugup. Meski ia yakin bahwa hubungannya dengan nenek Gio membaik. Tapi tetap saja, belum sebaik dan seakrab yang ia inginkan. Agatha menggandeng lengan Gio. Mereka perlahan masuk ke dalam mansion. Ada kenangan yang buruk… Agatha masih mengingat kenangannya bekerja di sini. Maaf tapi Agatha tidak bisa melupakan kenangan buruk itu. Nenek dan kakek Gio keluar. Agatha jarang sekali melihat kakek Gio. “cucu kakek…” menyambut mereka berdua dengan hangat. Kakek terlihat sangart bahagia meliaht cucunya datang. “Apa yang membawa kalian kemari?” tanya kakek. Nenek menatap kedua cucunya itu bergantian. “Duduk dulu kalian…” Mereka mengambil duduk dengan santai. Gio dengan setia merangkul bahu Agatha dari samping. “Kami sebenarnya hanya ingin memberitahu kalian kalau Agatha hamil,” Ucap Gio. “Waah…” Kakek Gio nampak berbinar. “Sebentar lagi cicitku bertambah..” Nenek Gio menyenggol lengan kakek. “cicitku j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 591

    Perut Agatha kian hari kian membesar. h-1 bulan dari tanggal prediksi melahirkan yang ditetapkan oleh dokter, Agatha memutuskan untuk mengambil cuti. Itu adalah keputusan bersama. Antara Gio dan Agatha, Gio yang memaksa agar Agatha cuti lebih awal. Ia tidak ingin Agatha sampai kenapa-kenapa jika memutuskan untuk terus bekerja. Agatha saat ini berada di dalam Mansion. Kegiatannya pun membosankan. Oh ya, untuk tugasnya sebagai pemimpin Harper telah dialihkan pada wakilnya. Wakill yang ia tunjuk sendiri dan orang yang paling ia percaya di kantor. Syukurlah ada orang yang bisa ia andalkan di kantor. Agatha mengusap perutnya pelan—saat ini ia menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang. “Dia menyuruhku cuti tapi selalu membiarkanku sendirian di rumah…” Agatha berdecak. “Sudah jangan marah-marah…” Ibu Agatha menata makanan di atas meja. Ibu Agatha yang pergi menemui putrinya dan memutuskan untuk tinggal sampai Agatha melahirkan. Ia ingin ada dalam proses putrinya mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 592

    “Aarghh!” Agatha menjambak rambut Gio Gio mengernyit—berusaha menahan sakitnya tarikan Agatha pada rambutnya. Menyesal sekali karena tidak potong rambut dan membiarkan rambutnya sedikit memanjang. Agatha mengatur napasnya. Kesakitan selama perjalanan menuju rumah sakit. “Sakit..” Agatha memejamkan mata. “Tahan sayang…” Gio menunduk karena Agatha masih menggenggam rambutnya. “Sakit…” Ketika sampai di rumah sakit. Barulah Agatha melepaskan Gio. Gio menemani istrinya dengan setia. Menggenggam tangan Agatha. tidak melepaskan sedikitpun. Gio bahkan menemani Agatha ke dalam ruangan. Ia sendiri menyaksikan bagaimana Agatha melahirkan. Bagaimana istrinya berjuang mati-matian melahirkan anak mereka. “Aarggg!” teriak panjang Agatha sampai terdengar bunyi suara tangisan anak. Agatha memejamkan mata. eluruh tenaganya telah habis. Gio menatap anaknya yang masih digendong oleh dokter. Gio tidak kuasa menahan air matanya. “Bayinya prematur dan berjenis kelamin laki-la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 593

    Beberapa bulan berlalu. Agatha menatap putranya yang tampan. Aiden Edward Winston. Menggendong putranya—menepuk pelan bokong bayi itu hingga tertidur. Agatha meletakkan Aiden ke dalam tempat tidur bayi. “Dia tidur?” tanya Gio yang masuk ke dalam kamar. Ia mendekat dan menunduk—tersenyum melihat putranya sedang tertidur. “Dia kecil sekali…” lirihnya. Agatha tertawa pelan. “Dia masih bayi… kalau besar ya bukan bayi namanya.” Gio memeluk Agatha dari samping. mencium pelan kening istrinya. Agatha mendongak. Ada yang ingin ia katakan pada Gio. Tapi… Ia sangat ragu mengatakannya. “Apa yang kamu pikirkan?” tanya Gio. Agatha memeluk pinggang Gio. “Apa jadinya jika aku meninggalkan perusahaan selama satu tahun?” Gio terdiam. “Kamu ingin cuti lebih lama?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Aku ingin bersama Aiden setidaknya selama setahun. Aku tidak bisa percaya pada orang lain…” Agatha tentu saja belum bisa meninggalkan Aiden. Ia tidak bisa meninggalkan anakny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 594

    10 tahun berlalu. Yang menjadi kekawatiran Gio tidaklah terjadi. Aiden Edward Winston, seorang anak yang berusia 6 tahun. Tumbuh dengan sehat. Tanpa penyakit keturunan sedikitpun. Aiden tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat dan begitu menggemari sepak bola. Namun… Permasalahannya adalah…. Aiden adalah anak yang terlahir dengan sendok emas… Keluarga kaya… Bahkan harta keluarganya tidak habis tujuh turunan. Namun, yang ia rasakan seperti anak lainnya yang kesepian karena ditinggal bekerja orang tuanya. Ibu dan ayahnya selalu pulang sore. Mereka tidak punya waktu untuk sekedar mengobrol atau…. Orang tuanya membacakan dongeng atau mendengarkan ceritanya saat di sekolah. Aiden hanyalah anak biasa yang ingin selalu bersama orang tuanya. Ketika orang tuanya pulang, ia tidur. Ia baru bertemu orang tuanya keesokan paginya. Hanya sebentar, saat Dad mengantarnya ke sekolah. Waktu weekend pun, Aiden sering merasa kesepian. Meski bersama orang tuanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 595

    Extra Part 1 Agatha mendekat dan mengambil duduk di samping ranjang putranya. Melihat putranya yang kian besar. Kian dewasa… Agatha tidak tahu kalau kesibukannya membuat anaknya kurang mendapatkan perhatiannya. Agatha berusaha… Setiap hari ia berusaha agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Aiden. Tapi, yang ia lakukan memang tidak terlalu berarti. Meski ia berusaha bekerja lebih keras agar bisa pulang lebih awal.. Tetap saja, pekerjaan lain akan datang terus menerus. “Maaf…” lirih Agatha. tangannya terulur mengusap helaian rambut Aiden pelan. Aiden terdiam… menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Tidak membiarkan ibunya melihat wajahnya. Agatha tersenyum tipis. “Maaf sayang…” “Mom akan berusaha lagi pulang lebih awal dan memperhatikan kamu.” Agatha menghela napas. “Kapan pertandingan kamu dimulai?” tanya Agatha. “Mom akan datang bersama Dad..” Aiden menarik turun selimutnya. “Tidak usah berjanji jika Mom tidak pernah bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 596

    Extra Part 2 5 tahun kemudian… Tidak banyak yang berubah. Tapi, orang tua Aiden berusaha untuk meluangkan waktu untuk putranya. Setiap satu bulan sekali mereka biasanya menghabiskan waktu bersama pergi ke sebuah tempat.. Lalu, mereka juga datang ke pertandingan. Seperti saat ini. Pertandingan di mulai. Gio dan Agatha berada di tribun untuk menyaksikan putranya yang bertanding. “Bukankah dia sangat tampan…” lirih Agatha. Kagum dengan anaknya sendiri. memuji anaknya sendiri. Agatha menoleh—banyak perempuan yang datang. Mereka berteriak mendukung Aiden. “Dia punya banyak penggemar..” Agatha menggeleng pelan. “Pesona anakku akan sulit ditolak perempuan. Aku harap dia tidak menjadi pemain perempuan di masa depan.” Gio mengangguk setuju dengan ucapan istrinya. “Melihat Aiden yang seperti ini. sungguh mengingatku dulu. aku juga punya banyak penggemar…” Agatha menatap Gio dari samping. “Ingat umur kamu. kamu sudah tua!” Gio menoleh. Mengusap rambutn

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status