Share

Chapter 570

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 17:02:39

Cd itu coba diputar dengan alat jadul.

Dari rekaman itu menunjukkan bahwa sebelum Julie datang ke kamar Gio berada.

Julie dan Minjae lewat di depan kamar sambil berciuman. Akhirnya mereka masuk ke dalam kamar yang berada di samping.

Setelah beberapa lama…

Minjae keluar dari kamar.

Pria itu keluar sambil bertelepon dengan ibunya.

Keadaan masih malam.

Rekaman cctv menunjukkan pukul 2 malam.

“Aku dimarahi ibuku, jadi aku segera pulang dan meninggalkan Julie di dalam kamar sendirian. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi…”

Minjae menjelaskan situasi yang terjadi.

“Dasar tidak bertanggung jawab. Sebelum kau pergi setidaknya kau bisa mengirim dia pesan, atau menulis pesan. Agar dia tahu kalau dia itu tidur denganmu.” Samuel mengomel panjang lebar.

“Iya… namanya juga sudah panik. Aku takut fasilitasku dicabut mangkanya aku langsung pergi begitu saja,” balas Minjae.

Menunggu apa yangn terjadi…

Ternyata Gio yang keluar dari kamar…

Gio sepertinya masih mabuk. Pa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 571

    Agatha tidak tahu berapa lama ia tertidur. Ketika ia terbangun. Gio sudah berada di sampingnya. Pria itu masih menggunakan pakaian kerja. Tangan Agatha bergerak menyentuh tangan Gio. Gio mengangkat kepalanya ketika Agatha menyentuhnya. Gio mendongak—menatap istrinya yang sudah membuka mata. “Bagaimana keadaan kamu? ada yang sakit?” Tanya Gio. Agatha menggeleng. “Apa yang terjadi denganku?” tanya Agatha. Gio mengambil tangan Agatha kemudian mengecup punggung tangan Agatha pelan. “Kata dokter kamu kelelahan…” “Kamu sering pusing dan mual karena kamu..” Gio tersenyum. “Kamu hamil.” Agatha terdiam—cukup terkejut. Saat Dila mengatakan bahwa sepertinya ia hamil, Agatha tidak langsung percaya. Agatha tidak mau berharap karena jika tidak… pasti mengecewakan. “Benarkah?” tanya Agatha. tangannya menyentuh perutnya. Gio mengangguk. kemudian tangannya juga terulur dan menyentuh bayi mereka yang berkembang di peut Agatha. Gio berdiri—kemudian menunduk dan mengecup perut Agatha. “Di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 572

    Seorang perempuan menatap dirinya di depan cermin. Ia mendengar kalau Agatha masuk ke rumah sakit. Ia menggigit kukunya sendiri. “Apa aku keterlaluan ya?” tanyanya sendiri. Julie menggeleng. “Tidak perlu merasa bersalah…” ia mengambil tas. Kemudian berjalan keluar.. ketika ia membuka pintu—ia hampir berteriak melihat seorang pria dengan tubuh yang menjulang berada di hadapannya. “Kena—”Minjae tidak berbicara dan langsung masuk ke dalam pintu. menarik Julie hingga mereka berada di dalam Apartemen. Menutup pintu dan menghalangi pintu dengan tubuhnya.Dengan begini Julie tidak akan bisa pergi. “Ada apa denganmu?!” setengah berteriak. Julie tidak mengharapkan kehadiran pria ini di hadapannya. Ia tidak ingin bertemu dengan pria ini lagi. “Kau hamil anakku bukan anak Gio!” tegas Minjae. Julie terdiam. “Kau—” Julie menggeleng. “Kau bicara omong kosong!”Kemudian berjalan mundur menjauhi pria itu. Minjae mengeluarkan bukti yang tersimpan di dalam ponselnya. Menunjukkan rekaman cct

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 573

    “Kau tidak bisa menyukaiku. aku terlalu menjijikkan…” ucap Julie berdiri. kemudian memijit keningnya. “Aku mengejar Gio karena aku ingin balas dendam dengannya. Aku ingin dia merasakan kehancuranku saat hamil…” lirih Julie. “Tapi ternyata aku salah….” Julie bertopang pada meja. “Aku menyerang mereka yang tidak bersalah..” Julie memejamkan mata. Tapi perlahan ia merasakan tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang. “Semua salahku…” lirih Minjae. “Semua salahku Julie. Aku akan minta maaf…” lirih Minjae lagi. “Minjae dengarkan aku..” Julie memutar tubuhnya. “Tidak usah bersamaku. Kau bisa mencari wanita yang lebih baik dariku. Aku mohon tinggalkan aku.” Minjae menggeleng. “Jangan seperti itu. aku ingin bersamamu karena aku mencintaimu.” “Aku juga akan bertanggung jawab atas hidupmu yang pernah menderita karena pernah mengandung anakku.” Minjae menggenggam tangan Julie. “Kau adalah wanita terbaik yang pernah aku temui. Aku tidak mau melepaskanmu lagi.” Julie menatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 574

    “Kamu tidak berangkat?” tanya Agatha melihat Gio yang masih berada di sampingnya. Gio mengambil bubur di sampingnya. Kemudian menyendokkannya. Menyuapi Agatha tanpa menjawab pertanyaan dari istrinya. “Tidak. Nanti saja,” ucapnya. Agatha menggeleng pelan. “Bagaimana kalau kamu berangkat sekarang, nanti bisa pulang lebih awal…” Tatapan Agatha berhenti pada bubur.. Bubur itu tidak enak. Sama sekali tidak enak. “Kamu tidak mau makan bubur kan?” tanya Gio. “Mangkanya kamu ingin aku segera pergi.” Gio mengusap puncak kepala Agatha pelan. “Dasar…” Agatha menggeleng. “Siapa yang bilang?” tanya Agatha. Agatha menghela napas. “Tapi bubur itu memang tidak enak…” Agatha mengambil minum. “Tiba-tiba aku ingin makan masakan Oki.” Agatha mengeluh. “Aku juga ingin makan banyak…” lirihnya. “Sepertinya makan yang pedas enak…” Gio menatap Agatha dengan datar. Mode suami tegas. Agatha terkekeh. “Bercanda..” “Kata dokter kamu tidak boleh makan sembarangan. Pada fase hamil mud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 575

    Seorang pria baru saja terbangun dari tidurnya. Di ruangan hotel yang mewah ini ia terdiam sejenak. Mengamati sekitarnya. Sebelum dering ponselnya semakin terdengar dengan kencang. Minjae melihat banyak sekali pesan dan panggilan dari manajernya. Mengirim berbagai artikel yang menyangkut dirinya. Semua itu tidak penting. Lagipula ia tidak berniat untuk selama berada di dunia entertaiment. Bandnya sudah berdiri dengan lama. Anggotanya sibuk menjalankan wamil. Ada yang sibuk mempersiapkan album solo juga. Hanya dirinya yang terjun di dunia acting. Minjae bangun. Kemudian berjalan dengan kepala yang begitu pening.Ia sempat duduk sebentar—sebelum membuka pintu kamarnya. Ada layanan sarapan. Tidak ada ruginya menginap di sini, selain gratis tempatnya sangat mewah dan nyaman. Minjae mendorong troli sampai di depan meja. ia menoleh kesal saat ponselnya kembali berdering. Kembari berdering dengan kencang. Akhirnya ia mengambil ponselnya banyak panggilan tidak terjawab dari Gio.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 576

    Julie duduk di atas kursi sembari menunduk. Menggunakan masker hitam, lengkap dengan kacamata dan topi yang juga berwarna hitam. Julie menatap pasportnya. “Aku sepengecut ini ternyata…” lirihnya. Mana bisa ia masih berada di sini sedangkan ia sudah mengusik orang yang tidak bersalah. Julie mengusap wajahnya kasar. Kemudian bersandar. Memejamkan mata, sebenarnya di sini sangat menyenangkan. Ia bertemu dengan teman-teman lamanya. Mereka menghabiskan waktu bersama sembari bercerita. Tapi ia masih punya malu untuk tetap di sini. mau ditaruh mana wajahnya jika bertemu dengan Agatha dan Gio. Julie berdecak kasar. “Kenapa tidak kunjung dipanggil. Aku ingin segera pergi…” lirihnya. Julie berdiri. ia berjalan santai sambil menenteng pasportnya. “Jangan pergi!” tarikan di pergelangan tangannya membuatnya menoleh. Belum sempat memprotes, tubuhnya lebih dulu dipeluk oleh seorang pria. Julie merasakan hangat napas seseorang yang mendekapnya. Parfum pria itu yang selama ini tidak per

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 577

    “Jangan pikirkan apapun, aku akan mengatasi semuanya.” Minjae menggenggam tangan Julie. Saat ini mereka berada di dalam mobil. “Bagaimana aku bisa menghadapi Agatha dan Gio saat bertemu dengan mereka…” lirih Julie. “Aku sangat malu.” Julie menutup wajahnya dengan kedua tangannya. “Tidak usah bertemu dengan mereka. aku yang akan minta maaf. Setelah itu ayo ikut denganku ke korea.” Minjae mengecup punggung tangan Julie. “Kita harus bertemu dengan orang tuaku. kita harus meminta restu orang tuaku sebelum kita menikah..” Julie mengernyit. “Kenapa tiba-tiba menikah?” tanya Julie. Minjae menangkup wajah Julie. “Aku tidak peduli kau membalas perasaanku atau tidak. Yang penting aku ingin menikah denganmu.” “Memangnya kau melamarku? Memangnya aku sudah bilang iya?” tanya Julie. Minjae menggeleng. “Tidak…” lirihnya. Julie melepaskan tangannya. “Jangan menikahiku hanya karena kau merasa bersalah. Aku tidak mau menikah denganmu karena kau merasa bertanggung jawab. Aku tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 578

    “Bagaimana keadaanmu..” Mina datang membawa banyak buah untuk Agatha. Agatha mengedikkan bahu. “Seperti yang kau lihat..” Mina menaruh buah-buahan itu di atas nakas. “Mau aku kupaskan jeruk?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Apa Gio menyuruhmu ke sini?” tanya Agatha. Mina mengangguk. “Hm. Tapi aku memang ada niat untuk ke sini menemanimu.” Mina mengupaskan jeruk untuk Agatha. memberikan jeruk itu sehingga Agatha bisa langsung makan. “Aku harap bayimu selalu sehat.” Mina menatap Agatha. “Ada saja yang menimpamu..” Agatha menghela napas. “Aku sendiri juga tidak tahu..” “Aku sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan..” lirih Mina. “Kenapa?” tanya Agatha. “Kau terlihat serius sekali…” Mina tersenyum. “Sebenarnya aku dan kekasihku akan menikah. dia sudah melamarku…” “Waah kapan kau akan menikah?” tanya Agatha. “Kau terlihat bahagia..” Mina mengangguk. “Aku sangat bahagia..” “Mau di mana kau menikah?” tanya Agatha. “Aku akan memberimu sponsor.” Mina berdecak. “Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status