Share

Chapter 532

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 17:07:12

“Bagaimana…” tanya Agatha.

Gio berada di sampingnya. Tangan pria itu memeluk pinggang Agatha dari samping.

Gio menatap ruangan yang sudah terisi dengan peralatan pilates.

“Jangan bilang kamu membeli semua ini dengan uangmu sendiri?” tanya Gio.

Ia kemudian menunduk—menangkat dagu istrinya yang mencoba mengalihkan pandangan.

“Jawab jujur.” Gio menyipitkan mata. “Kamu menggunakan uangmu sendiri untuk membeli semua ini kan?” desaknya semakin kuat.

Agatha mengerjap.

Tidak bisa berbohong jika Gio sudah menatapnya seperti ini.

Lagipula pria itu selalu tahu ia sedang berbohong.

Agatha mengangguk.. kemudian terkekeh.

“Aku lupa tidak membawa kartumu. Mangkanya aku menggunakan kartuku sendiri.”

Gio mendengus pelan. “Bullshit!”

Agatha menutup bibir Gio dengan telapak tangannya. “Katanya tidak boleh berkata buruk? Karena kamu mengumpat aku harus menghukum kamu!”

Gio langsung menggeleng keras.

“Tidak ada menghukum-menghukum.”

Agatha mengalunkan kedua tangannya di leher
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 533

    Pertama kalinya Agatha melakukan pilates.Tubuhnya terasa kaku sekali..“Untuk hari ini cukup.” Julie mengakhiri sesi latihan mereka. Agatha mengatur napasnya. Ia mengambil satu handuknya dan mengusapkannya di lehernya. “Bagaimana?” tanya Julie. Agatha mengangguk. “Cukup… menyenangkan.” Julie tertawa pelan. “Apa perlu meningkatkan jam pertemuan kita?” Agatha menggeleng. “Tidak-tidak! Aku tidak akan sanggup.” Julie tersenyum dan mengangguk. Kemudian mereka keluar dari ruangan. Agatha melihat Gio yang baru saja pulang. Tidak biasanya pulang lebih awal. sepertinya pria itu membawa sesuatu untuk dirinya. Agatha melambaikan tangannya melihat Gio yang berada di bawah. Gio melangkahkan kakinya menaiki tangga. kemudian menghampiri istrinya yang bersama seorang instruktur. “Kamu pulang lebih awal.” Agatha tersenyum. ia memejamkan mata saat Gio mencium keningnya. “Aku membawa Roti..” Gio memang membawa dua. Ia sengaja untuk memberikannya pada instruktur Agatha. Ia juga belum menca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 534

    “Apa Agendaku selanjutnya?” tanya Gio pada Cika yang berada di belakangnya. “Datang ke acara peresmian kerja dari Winston fashion.” Gio berhenti. otomatis orang yang di belakangnya juga ikut berhenti. Gio menatap Asistennya. “Kau sudah mencari tahu apa yang aku perintahkan?” tanyanya. Zidan mengangguk. “Sudah, Sir.” Menyerahkan map yang berisi dokumen. Gio mengambil dokumen itu kemudian membukanya. “Saya sulit melacak kehidupannya sebelum bekerja. yang pasti dia menekuni bidang pilates sangat lama. Tidak ada catatan kriminal ataupun kejahatan.” Gio menatap biodata Julie. Gio berkacak pinggang. ia harus mencari cara supaya bisa menyingkirkan Julie dari Agatha. “Dan.. ternyata kantornya sedang bekerja sama dengan Winston fashion. Dia terpilih menjadi ikon dari kerja sama ini karena mempunyai pengikut yang banyak. dia juga terkenal di Amerika karena sering menangani klien dari kalangan artis.”Gio terdiam… Ia memberikan dokumen itu kembali pada asistennya. “Apa anda akan hadir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 535

    “Apa yang ingin kau katakan?” tanya Gio. Mereka berada di ruang privat sebuah restoran. Gio bersandar dengan santai. “Aku harus makan dulu. Aku sangat lapar sedari tadi.” Julie memandang makanan yang sudah tersedia di meja. Gio terdiam. membiarkan wanita ini makan saja. “Kau tidak makan?” tanya Julie. “Aku harus segera pulang dan makan malam dengan istriku,” balas Gio. Julie mengangguk. “Aaa iya.. pasti Agatha sedang menunggumu di rumah. Apa dia bisa memasak sepertiku?” tanya Julie. “Aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu.” Gio mengeluaran tabletnya. “Kau makanlah dengan cepat. Dan segera bicara.” Julie menatap Gio yang sibuk mengotak-atik tablet. Pria itu sangat sibuk. sedari dulu Gio memang seperti itu. Jika menyukai satu bidang, maka akan menekuni bidang dengan sungguh-sungguh. Jika mengingat masa muda mereka. Semuanya indah… Julie tersenyum sembari memasukkan makanan di dalam mulutnya. Mengunyahnya perlahan. Seperti ini…. Gio dulu menunggunya makan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 536

    Gio pulang. Dengan sedikit berantakan. Pria itu masuk ke dalam mansion. Berhenti saat melihat istrinya yang sedang menyiapkan makanan. Istrinya yang cantik itu terlihat ceria menggunakan dress pendek. Nampak segar dan tersenyum padanya. Agatha mendekat—mengalunkan tangannya di leher Gio. “Kamu terlambat.” Gio menunduk. “maafkan aku…” Gio meraih tengkuk Agatha dan mencium bibir wanita itu. mencium bibir istrinya penuh gairah. Agatha bahkan sampai kualahan dengan Gio yang tiba-tiba seperti ini. Agatha membala namun ia juga hampir kehabisan napas jika Gio tidak melepaskannya. Apalagi jemari pria itu telah bergilya di dadanya. “Kita makan dulu.” Agatha tersenyum dan menarik Gio untuk duduk. Ia berada di samping Gio mengambilkan pria itu makanan. Gio menatap Agatha dari samping. matanya yang taam itu terus menatpa istrinya. Agatha serasa ditelanjangi. Agatha menoleh dan mengernyit. “Apa yang kamu lakukan? Apa aku secantik itu sampai kamu melotot?” Gio mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 537

    21++ Agatha merasa ada sesuatu yang salah. Gio sedari tadi menciumnya lebih kasar. Cara pria itu menyentuhnya lebih terburu-buru. Agatha tahu pasti, jika Gio melakukan hal seperti itu artinya memang ada sesuatu yang tidak beres. Gio seperti melalui hari-hari buruk yang membuatnya menderita lalu melampiaskannya padanya. Agatha tidak masalah jika Gio memang sedang marah lalu melampiaskannya padanya. Tapi, ia harus tahu alasannya. Alasan yang jelas. “Beritahu aku kenapa kamu hari Ini terlihat kesal dan berantakan?” Gio mengusap pelan pipi Agatha. Ia ingin menceritakan semuanya pada istrinya. Mata mereka saling bertemu. Gio menatap bola mata Agatha yang begitu teduh. Seolah berusaha menenangkan bola matanya yang begitu tajam dan gelap. Agatha mengusap pelan dada suaminya. Melepaskan kancing teras Gio. Lihat saja perbedaannya. Agatha sudah telanjang bulat. Sedangkan Gio masih menggunakan pakaiannya lengkap. “Beritahu aku sayang,” ucap Agatha dengan lembut. Men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 538

    Pagi harinya. Agatha menyiapkan sarapan dan juga kopi untuk suaminya. “Sudah selesai?” tanya Agatha mendekati Gio. Gio menggeleng. menyerahkan dasinya pada istrinya. Agatha naik ke sebuah papan kecil. Untuk menjangkau tinggi suaminya tentu saja. Gio memperhatikan Agatha… Ia lebih diam.. Terlalu banyak yang berkecamuk di kepalanya. Gio menunduk. “Aku ingin mengganti instruktur pilates kamu.” Agatha mendongak. “Kenapa?” Gio menghela napas. “Kalau di pikir-pikir aku kurang suka berhubungan dengan orang di masa laluku. Aku hanya merasa… tidak nyaman saja.” Agatha melilitkan dasi di kerah leher Gio dengan telaten. Memasangnya dengan hati-hati supaya rapi. Ingat selalu dengan kebiasaan suaminya yang tidak menerima celah apapun. “Kata kamu dia teman kamu… apa hubungan kalian tidak berjalan baik sampai kamu tidak nyaman dengannya?” tanya Agatha. Apapun itu ia ingin Gio menceritakan segalanya padanya. Aneh.. .kenapa tiba-tiba ingin mengganti Julie. Gio menghela n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 539

    Agatha mengusap rambutnya kasar. Pilates kali ini lebih menguras energinya. Bukan… tapi hatinya. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya saat menatap Julie. Dalam benaknya terdapat banyak sekali pertanyaan. Tapi Agatha sulit untuk menanyakannya. “Sepertinya kamu sedang banyak pikiran.” Julie memperbaiki posisi kaki Agatha. “Kamu harus memusatkan pikiran kamu pada gerakan kamu, Agatha.” Agatha menghela napas. “Tinggal berapa menit lagi?” tanyanya. “mau mengakhirinya sekarang?” tanya Julie. Agatha mengangguk dan turun dari alat itu. ia duduk sembari mengusap handuknya di lehernya. Julie mengambil minum dan menatap Agatha. “Sedari tadi kau terus menatapku. Kenapa?” Agatha menggeleng. “Aku hanya ingin mengenalmu.” Julie mengernyit. “Kenapa begitu tiba-tiba?” tanyanya. “Gio bilang kau temannya. Aku ingin mengenalmu dan mengenal suamiku lebih dalam. Aku ingin tahu bagaimana dia waktu sekolah.” Agatha menatap Julie sambil tersenyum. Julie terdiam sebentar sebelum te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 540

    Setelah Gio mengusir Julie. Wanita itu pergi. Agatha langsung pergi ke kamar… Kesal sudah pasti. Perasaan sepert ini terakhir kali ia rasakan bertahun-tahun yang lalu. ketika ia diselingkuhi oleh mantan pacarnya. Agatha mengambil pakaiannya yang berada di atas. Tubuhnya yang terlalu mungil menjadi kesusahan sendiri. “Shitt!” Sampai ada tangan yang mengambilkannya. Tubuh Gio menelungkupi tubuhnya. “Kamu mengumpat..” lirih Gio memberikan pakaian Agatha. Agatha mengabaikan Gio dan memilih mengambil pakaian itu dari tangan Gio. Kemudian membawanya masuk ke dalam kamar mandi. Gio menghela napas melihat pintu yang tertutup dengan keras. Ia berkacak pinggang. memijit keningnya yang terasa pusing. Tak lama, ia mendapat satu pesan dari ponselnya. [Agatha sepertinya tidak tahu apapun. Apakah aku harus menjelaskan semuanya padanya?!] Gio membalas pesan itu. [Tutup mulutmu! Aku harus berbicara denganmu. Jangan pernah berkata yang tidak-tidak pada Agatha!] Gio melihat b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status