Share

Chapter 425

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 08:11:05

Agatha tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

Ia harus melibatkan seseorang untuk mengambil keputusan yang terbaik.

Agatha tidak ingin salah langkah lagi.

Untuk itu ia akan bertemu dengan pak Rudi untuk meminta saran.

Hari ini di sebuah restoran tertutup.

Agatha tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin bertemu di tempat yang tertutup.

Biasanya mereka bertemu di kafe terbuka.

“Sudah lama menunggu saya?” tanya Agatha.

Ia melihat pak Rudi lebih dulu di dalam ruangan.

Pak Rudi menggeleng. yang pasti mimik wajah pak Rudi berbeda dari biasanya.

Terlihat lebih serius.

“Apa yang terjadi?” tanya Agatha. “Kenapa anda terlihat sangat berbeda dengan terakhir kali kita bertemu?” tanya Agatha.

Pak Rudi menggeleng lagi. “Seharusnya aku yang bertanya seperti itu pada kamu Agatha. apa yang terjadi sampai kamu ingin bertemu dengan saya?” tanyanya.

Pak Rudi memandang Agatha. “Kamu sudah menjalankan rencana kita?”

Agatha mengangguk. “Aku sudah mendekati Gio….” Lirih Agatha.

Agatha terdiam. apaka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 426

    Agatha berjalan keluar dari restoran. Ia menghela nafas pelan. Memijit keningnya yang terasa pening. Ia berjalan ke jalan raya. Ia akan pergi membeli soda sebentar. Melihat lampu yang sudah berubah menjadi hijau bagi pejalan kaki, Agatha melangkah. Berjalan pelan—sampai akhirnya ia berhenti karena kepalanya yang terasa berputar. Agatha berhenti tepat di tengah jalan…. Memegang kepalanya sendiri. TIIIIIIIIT TIIIIIIIIT Bunyi klakson yang begitu keras. Agatha tidak tahu—mobil di hadapannya itu terasa semakin dekat. Sorot lampu semakin tajam dan membuat pandangannya semakin mengabur. Agatha hanya pasrah saat mobil yang berjalan begitu cepat ke arahnya. Namun—ketika ia bersiap akan ditabrak. Tubuhnya justru ditarik oleh seseorang. “Kau gila?” tanya seorang pria marah-marah. “Kau gila?” tanyanya sekali lagi. “KENAPA KAU BERDIRI DI TENGAH JALAN SEPERTI ITU?” teriaknya kian marah. Gio mengguncang bahu Agatha. seolah menyadarkan perempuan itu. Mobil Gio berada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 427

    Agatha terbangun. Ia menatap sekitar…. Di mana? Ini bukan kamarnya? Tapi ini tidak asing. Agatha mengedarkan pandangannya… Kemudian menatap dirinya sendiri—kedua matanya melebar. “Kenapa—” Agatha mengingat dengan jelas kejadian tadi malam.. Kenapa pakaiannya berganti..Apa Gio yang menggantikan pakaiannya?“Bukan aku.” Gio datang dari arah pintu. Pria itu membawa nampan yang berisi bubur dan obat. Gio menaruhnya di nakas samping ranjang. “Maid yang menggantikan pakaianmu.” Gio mengambil duduk di samping ranjang Agatha.Agatha bangkit—ia menatap Gio. “Ini di rumahmu ya?” tanyanya. “Hm.” Gio mengangguk. “Tadi malam kau pingsan dan aku memutuskan untuk membawamu ke sini agar kau bisa dirawat dokter pribadiku.” Agatha mengusap kepalanya sendiri. “Seharusnya kau mengantarkanku pulang saja.” Agatha menurunkan kakinya ke bawah. Tangan Gio terlentang menghalanginya. “Kau tidak boleh pulang sebelum sembuh.” Agatha menyipitkan mata. “Aku harus bekerja.” “Ini weekend. Kau bisa ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 428

    Agatha termenung di dalam kamar. Gio pergi karena ada urusan yang mendadak. Penjelasan pria itu cukup memukul dirinya. Apakah kesakitan Gio benar-benar diakibatkan karenanya? Agatha meremas tangannya pelan. Ia berdiri dan mondar-mandir dengan gelisah. Belum sempat ia ingin bertanya, Gio sudah lebih dulu pergi. Tok tok!Pintu diketuk. Agatha menoleh—kemudian tak lama pintu dibuka. “Bagaimana keadaanmu?” tanya seorang wanita yang muncul di balik pintu. Itu Anggun. Agatha mendekat—ia langsung memeluk Anggun. “Sudah lama sekali..” ucapnya. Ia kira hanya ada Anggun, ternyata ada Yaya juga.. Dan ia menyipitkan mata melihat satu orang wanita yang tengah tersenyum. “Kenapa kau ada di sini?” tanyanya pada Mina. Mina berdecak pelan. “Itukah kalimat pertama yang kau ucapkan pada sahabatmu yang tidak pernah kau hubungi selama ini?” tanya Mina. Agatha memeluk Mina dan Yaya bersamaan. “Maaf-maaf..” ucapnya. “Sombong.” Mina berdecak pelan. “Dasar sombong!” teriak Mina. Mina mengus

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 429

    21++ Gio menarik tengkuk Agatha dan mencium bibir wanita itu. Agatha mendongak—kedua tangannya mengalun di leher Gio. Agatha membalas setiap pangutan di bibirnya. membuka bibirnya agar Gio bisa mengakses lebih dalam ciuman mereka. Jemari Gio mengusap pelan pinggang Agatha. Perlahan naik—mengusap dada Agatha yang masih terbalut dengan dress. “Ah!” Agatha meremas bahu Gio. “Kau suka?” tanya Gio tepat di samping telinga Agatha. “Jangan lupa kau harus melindungiku,” ucap Agatha. “Lindungi aku dan jangan biarkan aku mati dibunuh mereka.” Gio mengernyit—pergerakannya terhenti. Namun jarak mereka masih begitu dekat. “Mereka siapa yang kau maksud?” tanya Gio. “Mereka yang membunuh keluaragaku,” ucap Agatha. Jemari Gio terulur mengusap kening Agatha. “Aku akan melindungimu.” Telunjuknya turun ke bawah—ke bibir Agatha. Masuk ke dalam bibir Agatha. dua jemarinya membelai lidah Agatha yang basah. Agatha memejamkan mata—mengikuti nalurinya. Ia menghisap dan meluma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 430

    21++ Gio tidak main-main dengan ucapannya yang ingin menyentuh Agatha sepenuhnya dan seluruhnya. Jemarinya bergerak di dalam milik Agatha yang sudah basah. Agatha mencengkram tangan Gio yang berada di dadanya. Kepalanya bergerak ke sana ke mari. Remasan di dadanya kain kuat dan gerakan jemari Gio di bawah kian cepat. Gio membiarkan Agatha menjemput kenikmatan. Tubuh Agatha melengkung dan bergetar hebat. seiring dengan perasaan lega dan aneh… Agatha mengatur nafasnya yang terasa habis. Gio mengangkat pinggang Agatha agar wanita itu bangun. Gio berdiri sedangkan Agatha berada di bawahnya. Gio mengangkat dagu Agatha. “Lakukan tugasmu.” Mengambil tangan Agatha dan mengarahkannya ke miliknya yang panjang dan besar. Miliknya telah berdiri dengan sempurna karena menunggu sentuhan Agatha. Agatha memegangnya dengan ragu. Akhirnya ia memegangnya dan memijatnya. Gio menyelipkan helaian rambut Agatha ke belakang. “Gunakan bibirmu..” Agatha mendekat—memberanikan diri un

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 431

    Tubuh yang terasa begitu remuk. Agatha terbangun lebih dulu. Ia mengernyit perlahan. Melihat jendela yang sudah memancarkan sinar matahari. Agatha menoleh ke samping. Gio sudah tidak ada. Melihat jam dinding—waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8. Setengah jam lagi adalah waktunya bersiap untuk berangkat ke kantor. Agatha bangkit dan melilit selimut di tubuhnya. Mengambil ponselnya. menerima banyak sekali panggilan dan pesan dari sekretarisnya. “Halo..” Agatha menjawab. “Miss saya mau mengingatkan kalau kita pagi ini ada rapat evaluasi dengan pusat. Sebelum itu kata anda kita harus melakukan meeting sebentar.” Agatha mengangguk. ia mengusap rambutnya yang berantakan. “Hm. Aku mengingatnya. Tapi mungkin aku telat. Aku tidak bisa tepat waktu kali ini.” “Saat aku sampai—” Agatha terpekik saat tubuhnya di peluk dari belakang. Hembusan segar nafas Gio mengenai tengkuknya. Agatha membiarkannya saja. “Saat aku sampai—” Agatha menoleh dengan kesal. “Diam dulu!” dengan menjau

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 432

    Agatha mengikuti rapat.. Yang tentunya terisi oleh semua pemimpin anak perusahaan. Semua melaporkan perkembangan perusahaan yang dimpimpin masing-masing. Giliran Agatha selesai. Meski ada beberapa yang tidak setuju dengan caranya mengembangkan perusahaan. Tapi Agatha bisa mengatasinya. Buktinya pendapatkan perusahaannya meningkat. Dan kepercayaan publik pada perusahaannya kian besar. Sekarang…. Agatha menatap seorang pria yang sedang menjelaskan di depan sana. Anak Levin… Leonard. Pria itu menjelaskan kenapa bisa pendapatan perusahaan yang dipimpinnya selalu turun. Agatha menguap..... Seperti sedang didongengi. “Jadi kesimpulannya adalah alasan kenapa pendapatan bisa turun karena nasabah muda enggan berinvestasi lagi. karena, munculnya bank-bank yang membakar uang di awal, menawari mereka bunga yang tinggi sehingga mereka menarik tabungannya dari sini dan di taruh pada bank itu?” tanya Agatha. Leonard mengangguk. “Iya. Tapi kami berusaha untuk tetap mempert

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 433

    21++ “Apa yang kau lakukan di sana?” tanya Agatha. Gio menarik kursi Agatha. “Kau ingin tahu?” tanya Gio. Bukannya menjawab malah balik bertanya. Agatha menoleh ke samping. Untungnya restoran ini sepi. Meski tidak sepenuhnya sepi, masih ada beberapa orang yang tengah makan di sana. Agatha menyipitkan mata. “Makan saja. Aku malah berdebat,” ucapnya. Gio berdecak. “Jika kau ingin tahu…” Menunjuk pipi kirinya. “Hanya itu?” tanya Agatha curiga. Gio mengangguk. Agatha mendekat dan… Bukan mencium pipi Gio, melainkan mengecup bibir pria itu. “Lebih dari cukup kan?” tanya Agatha. Tangan Gio terangkat mengusap rambut Agatha. “Bagus.” “Aku di sana untuk berinvestasi….” Ucapnya. “Kau berinvestasi padanya?” tanya Agatha. tiba-tiba merasa marah. “Tadi kita baru saja rapat evaluasi. Kau tahu apa yang terjadi? Pendapatannya turun. pendapatannya turun semenjak diambil alih oleh Leonard. Dan kau ingin menanamkan sahammu di sana?” tanya Agatha. “Kau tidak mencari tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status