"Ada apa dengan kalian? Kenapa lemas begitu?" William mengerutkan kening saat pagi ini melihat Louis dan Sacha duduk menyandar di kursi camping di depan tenda mereka.Tidak ada jawaban. Baik Sacha maupun Louis memejamkan mata mereka. Sacha menyandarkan kepala di bahu adik bungsunya. Keduanya benar-benar terlihat mengantuk."Ada apa dengan adik-adikmu, Fred? Kini William bertanya pada putra sulungnya yang sedang berdiri dengan jaket bertudung di kepala.Frederix menatap William lalu melirik adik-adiknya. "Sepertinya mereka kurang tidur semalam.""Oh ya? Tetapi aku lihat kamu tampak segar. Apa hanya kamu yang bisa tidur semalam?"Lelaki muda itu menurunkan tudung jaketnya. Ia menunjukkan earphone yang tersemat di telinga pada William. "Aku bisa tidur karena terselamatkan oleh ini."William langsung mengerti. Putra-putrinya pasti mendengar kegiatannya dengan Keyna semalam. Sekali lagi ia melirik Louis dan Sacha. Tangannya terulur mengelus kepala sang putri."Mana Keyna?" Frederix merotas
Menjelang siang, keluarga Dalton bersiap untuk pulang. Mereka mengemas kemah kembali. Kali ini Keyna dan Sacha ikut membantu.Sebenarnya, William bisa saja menyuruh para pengawal merapikan tenda yang mereka gunakan. Tetapi, bilioner itu ingin mengajarkan pada keluarganya untuk menyelesaikan apa pun yang mereka bangun. Suatu proses kehidupan yang kelak menjadi bekal hidup mereka."Kau salah melipat tenda, Lou. Jadi tidak bisa dimasukkan ke kotaknya. Harusnya lipatannya tidak sebesar ini," keluh Fred sambil mengeluarkan kembali lipatan tenda besar itu.Louis hanya menyeringai dan mengatakan maaf. Ia memang tidak melihat instruksi, hanya sekedar melipat saja. Pemuda itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Tidak apa, Fred. Kita ulang lagi. Santai saja," tukas William.Bilioner itu mengajari putra bungsunya. Dengan telaten, William mengarahkan dan membimbing Louis hingga ia dapat melipat tenda besar itu menjadi lipatan kecil. Sacha dan Keyna bertepuk tangan melihat keberhasilan Lo
“Oh. Oke,” sahut Cedric sambil tersenyum.“Tapi, aku tersesat,” ucap Keyna.“Kok bisa?”“Tadi aku buru-buru mencari toilet dan tidak memperhatikan jalan.”“Di mana keluargamu?”“Tadi kami habis ke air terjun, lalu mereka menunggu di lapangan hijau.”“Aku tau tempatnya. Mari aku antar,” tawar Cedric.Tanpa pikir panjang Keyna mengangguk. Ia mengikuti langkah Cedric. Keduanya berjalan tanpa bicara lagi.Sementara itu Sacha yang sudah selesai menggunakan toilet menatap sekelilingnya. Tidak ada Keyna. Wanita cantik itu lalu menghampiri William, Frederix dan Louis.“Dad,” seru Sacha. “Keyna di mana?”William dengan cepat menoleh. “Apa maksudmu, Keyna di mana. Tadi ia ke toilet bersamamu kan?”“Iya, tapi Keyna tidak sabar mau pipis, jadi ia mencari toilet lain. Aku pikir sudah kembali.”Rahang William mengetat. Matanya memandang jauh ke arah toilet. Lalu, dengan langkah cepat lelaki itu pergi meninggalkan Sacha, Frederix dan Louis.“Kita cari Keyna dulu. Kamu ikut?” tanya Fred sementara Lou
Hanson yang sedang menyetir beberapa kali melirik Cedric. Lelaki di sebelahnya itu memandang jendela di sampingnya. Tetapi, Hanson tau, sebenarnya Cedric sedang melamun."Hei, apa kau baik-baik saja? Kau tampak sangat pendiam," tanya Hanson."Hem." Cedric menjawab singkat."Apa aku perlu menurunkanmu di sini?""Ya.""Bagaimana caranya mendapat wanita yang setia?""Boleh juga."Jelas sudah bahwa Cedric melamun. Pertanyaan yang diajukan Hanson dijawab asal dan tidak nyambung oleh Cedric. Professor muda itu menggelengkan kepala."Tolong ganti aku menyetir, ya," ucap Hanson."Baiklah."Hanson lalu menepikan kendaraannya. Cedric mengerutkan kening, lalu menatap sekitar mereka."Eh, kenapa berhenti di sini?" tanya Cedric."Ya Tuhan, Cedric. Kau melamun terus!" desis Hanson tak sabar."Aku? Tidak, aku tidak apa-apa." Cedric menjadi bingung sendiri.Hanson menghadap miring ke arah Cedric. Seharusnya ia tidak meladeni rasa penasarannya saat ini. Tetapi, demi melihat Cedric yang tiba-tiba berub
Tubuh ramping Keyna kini berbalut gaun putih cantik. Gaun berbahan brokat halus itu pas di badan. Membuat lekukan pada bagian-bagian tertentu menjadi terlihat indah dipandang.Bagian leher gaun itu tidak terlalu rendah. Bertaburkan berlian kecil namun jelas terlihat kilaunya. Gaun itu melebar sedikit di bagian pinggang ke bawah. Saat Keyna bergerak, bahan halus itu melambai perlahan dengan anggun.Perias mengangkat rambut Keyna ke atas dan membuat cepolan modern. Menunjukkan leher jenjangnya yang putih mulus terpampang nyata. Sebuah mahkota kecil bertabur permata berwarna-warni bertengger di atas kepalanya. Riasan wajahnya sangat cantik dan elegan."Apa kamu tak bosan menjadi cantik setiap hari?" William menatap cermin di depan Keyna.Keyna tersenyum pada bayangan sang suami melalui cermin tersebut. Membalikkan tubuh dan menatap wajah bersih dan tubuh tegap bertuxedo lengkap."Dan apa kamu tidak bisa sedikit saja mengurangi ketampananmu hari ini? Akan banyak wanita-wanita cantik hari
Pesta itu sangat mewah. Ruangan besar dihias dengan bermacam-macam bunga berwarna putih. Bunga-bunga itu menjadi semacam pengharum ruangan alami.Atap ruangan berhiaskan lampu-lampu menjuntai ke bawah. Sinar yang berpendar memeriahkan ruangan. Berbagai menu masakan hasil racikan chef terkemuka dihidangkan pada pesta ini.Tamu- tamu merupakan kaum selebriti, pengusaha terkemuka, pebisnis muda dan senior, kalangan pendidikan bahkan para pembalap. Saat semua tamu menikmati pesta, Cedric justru merasa tersiksa. Dasi yang dikenakannya terasa mencekik leher dan mengurangi asupan oksigen ke paru-parunya. Ia bergegas mencari jalan keluar.Namun, saat kaki-kakinya melangkah untuk keluar, sebuah suara menyapanya."Cedric!"Lelaki itu mengatur napasnya sebelum membalik tubuh. "Hanson."Keduanya berpelukan. Saling memuji penampilan masing-masing dengan akrab."Ternyata kau adalah adik angkat bilioner itu," tukas Cedric."Surprise!""Keluarga kalian memang sangat pintar menyembunyikan identitas."
"Kalau dari pengakuan Cedric padaku, ia hanya berteman dekat dengan Sacha. Ia cukup tau diri. Ingin membenahi diri dulu karena kegagalannya dengan para wanita," jelas Hanson."Tapi, kita tidak tau bagaimana dengan Sacha, Dad. Pengawal bilang Sacha terlihat sangat nyaman bersama Cedric," ungkap Frederix.William mengembuskan napas panjang. Tanpa berkomentar lagi, lelaki itu lalu pamit ke kamarnya meninggalkan tiga lelaki muda yang kembali mengisap cerutu masing-masing. William memutuskan menemui sang putri.Namun saat tiba di kamar dengan desain feminim itu, William mendapati putrinya telah tertidur pulas. Ia mengelus rambut Sacha. Rasa lelah dan kenyataan yang ia hadapi hari ini pasti membuatnya ingin melupakan dengan cara terlelap. Bilioner itu lalu mengecup dahi sang putri dalam-dalam sebelum keluar dari kamar.Di kamar utama, Keyna sudah menunggunya di ranjang. Wajah wanita cantik itu sudah bersih dari segala make up saat pesta. William dengan gemas menciumi setiap jengkal wajah sa
Keadaan kampus tempat Keyna belajar menjadi lebih ramai dari biasanya. Selain para pengawal, beberapa dari mereka adalah para pencari berita. Efek dari pengumuman pernikahan William dengan Keyna ternyata luar biasa.Awak media memang sulit menemui Keyna. Apalagi wanita itu dilindungi universitas dan para pengawal pribadinya. Namun begitu, beberapa orang justru mengambil kesempatan untuk diwawancara agar ikut terkenal."Keyna dikenal sebagai mahasiswi berprestasi. Jarang bergaul dan lebih sering menghabiskan waktu istirahat di ruang perpustakaan ini sambil belajar," seseorang berbicara di depan kamera."Pantas saja ia terlihat dekat dengan Professor Hanson, ternyata mereka memang keluarga.""Wanita yang sulit didekati.""Cantik, cerdas dan misterius."Ferina mengembuskan napas berat mendengar ucapan para mahasiswa-mahasiswi yang diwawancara. Ruang perpustakaan kini seperti menjadi ruang diskusi dengan Keyna sebagai topiknya. Dan Keyna sendiri jadi jarang sekali muncul di perpustakaan.