Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 45. Pendekar Lembah Cemara

Share

45. Pendekar Lembah Cemara

"Kau betul-betul slebor, Yang Mulia," kata si Gemblung. "Kau permainkan dua tokoh muda berilmu tinggi dengan seenaknya."

Cakra mengernyitkan alis. "Slebor.... Aku jadi ada ide, kau setuju kalau aku menyandang gelar kid slebor? Mereka pasti terkecoh, karena kid slebew adalah orang tidak mengerti ilmu kanuragan."

"Cocoknya kau memakai julukan Pangeran Lembah Cemara, sesuai dengan penampilanmu yang sangat keren."

"Aku merasa kurang sreg, borju banget.... Nah, Pendekar Lembah Dosa saja, karena di lembah itu aku banyak berbuat dosa, bagaimana?"

"Kau sekarang saja banyak berbuat dosa, Yang Mulia. Kau sudah meremas, meraba, dan mencolek perempuan yang bukan hakmu."

"Julukan itu berarti cocok."

"Jangan suka membuka aib sendiri, itu kebiasaan tidak baik. Yang Mulia adalah calon pangeran, jadi perlu menjaga sikap."

"Kau sudah kenyang menggagahi kuda betina baru ngomong soal moral."

"Aku adalah makhluk tidak bermoral, Yang Mulia."

"Oh iya, aku lupa. Kau adalah binatang, bisa menggagahi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status