Share

299. Sungguh Tidak Tahu Adab

"Bagaimana aku menolaknya?"

Citrasari mondar-mandir dengan bingung. Sebentar lagi Pangeran Indrajaya tiba di keraton.

"Apakah aku pergi saja?"

"Patik kira pergi ke wilayah Timur adalah jalan terbaik," kata senopati. "Raja Bramantana pasti melindungi gusti ayu."

"Tapi baginda raja dalam perjalanan ke mari, senopati," keluh Citrasari resah. "Aku belum mendapat kabar lagi mereka sudah sampai mana."

Lagi pula, pejabat kadipaten pasti mendapat tekanan kalau ia mencoba kabur.

Citrasari tidak mau pembantu terdekatnya dihukum gantung gara-gara tidak mencegahnya pergi.

"Aku tidak mau rakyatku menderita, senopati," kata Citrasari pasrah. "Barangkali sudah suratan Yang Widi aku mesti menjadi selir."

"Patik dan prajurit rela mati demi gusti ayu," sahut senopati. "Rakyat tidak menginginkan gusti ayu menjerumuskan diri ke dalam neraka perkawinan."

Beberapa selir menderita kelainan jiwa karena siksaan Pangeran Indrajaya.

Putera mahkota kerajaan Selatan adalah sadomasokis yang kejam dan bengis.

Ia ge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status