Share

bab 29

Waktu makan malam telah tiba, terlihat tumisan sayur, bihun goreng, sup ikan dan nasi putih di meja makan. Setidaknya mereka tidak memakan sagu encer, padahal sagu termasuk makanan sehat. Namun, lidah manusia selalu minta dimanja.

"Apa kau murid kedua guru Zao?" Rawin kini menatap Rama tidak suka, ia merasa punya saingan.

"Iya..." Rama tersenyum jahil. Ia melihat tatapan tak mau kalah dari Rawin.

"Guru, apa yang kau lihat darinya sehingga menjadikannya murid?! Apa tidak cukup hanya aku?" Rawin mulai memperlihatkan tingkah kekanakannya kini. Ia benar-benar kesal mengetahui paman Zao membawa murid lain.

"Bug?!" Paman Zao memukul kepala Rawin, anak ini perlu diberi pelajaran agar tidak terlalu manja."kau bahkan tidak cukup bagus jika disandingkan dengannya!"

Rawin hanya mencibir dan mengelus kepalanya, "cih!!"namun tak berani melawan ketika paman Zao marah, ia tau gurunya itu akan teramat mengerikan jika marah.

"Hahaha... Zao tua, kau bahkan sangat memujinya, memangnya apa yang ia p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status