("Ingatlah Daniel!! Lihat seberapa kuat pertahanan mereka, seberapa kaya bangsa mereka!! Kau datang bukan sekedar untuk berlibur!!") Daniel Craig utusan dari timur adalah mata-mata bangsa Bar-Bar, ia tersenyum licik ketika sudah memasuki pusat pemerintahan Mekaragung, salah satu kota perdagangan milik kerajaan Bamaraya. Ia bukan berniat datang sebagai utusan perdamaian, ia adalah mata-mata yang akan menilai apakah kerajaan ini layak untuk dijajah. Jika kerajaan ini layak untuk dijajah maka mereka akan mempersiapkan segalanya dengan hati-hati. Bahkan Daniel sudah dijanjikan akan menjadi Tuan Tanah jika misi kali ini berhasil. Daniel menatap keluar kereta kuda yang ia tumpangi, kerajaan ini masih bersih, tidak ada pertambangan, jadi pasti banyak sumber daya yang bisa dihasilkan. "Orang-orang ini begitu bodoh!! Mana ada bangsa yang akan melepaskan bangsa seperti ini untuk dijajah!!" Jonathan, komandan bangsa Bar-Bar menyamar menjadi pengawal Daniel. Ia harus memastikan Daniel menja
"Apa?! Mereka akan mengawal kapal-kapal kita? Apa maksudnya?" Andi menghentakkan tangannya di meja. "Sudah jelas mereka ingin memantau kegiatan kita!!" sahut Yusuf, ia juga mengepalkan tangannya geram. Kini ada Rahmadi sebagai Gubenur, Yusuf si Walidesa, Andi Menteri Perdagangan dan Bagas Menteri Luar dan Dalam Negeri. Mereka mendiskusikan perkataan dari Daniel utusan dari timur. "Yusuf, jaga bicaramu!! Kau selalu tidak bisa menahan amarah lewat perkataanmu!" tegur pak Rahmadi. Yusuf terdiam, namun ia merasa kesal pada Daniel dan pengawalnya. "Jangan terlalu keras padanya," kata pak Andi menenangkan Rahmadi. "Yusuf, kau ini masih muda, tak salah jika Rahmadi menegurmu, kau masih harus perhatikan perkataanmu, jika utusan itu tersinggung bagaimana?" kata pak Bagas menimpali. "Tuan Besar, apa kalian tidak kesal? utusan itu ingin menolong kita atau apa? Bagaimana mungkin kita membiarkan mereka bangsa Bar-Bar mengawal kapal-kapal kita dan membiarkan mereka memasuki daerah kita?
Rama terlihat serius, sebenarnya ia tak ingin ikut bicara, namun hal ini juga akan berdampak baginya, mengharuskannya bicara."paman, berhati-hatilah, mungkin sudah ada mata-mata di dalam kerajaan." "Mata-mata? Untuk apa? Mengapa kau berpikir seperti itu?" Kali ini pak Andi yang bertanya, ia tak menyangka bahwa jawaban Rama akan seperti itu. "Paman, berapa persen dahulu bangsa Bar-Bar meminta kepada kapal-kapal kita?" tanya Rama pada pak Andi. "Mereka selalu mengambil 50% dari kapal-kapal kita,tapi apa hubungannya? " "Coba paman pikirkan, mengapa mereka menguranginya menjadi 10% dan ingin mengawal kapal-kapal kita?" Rama menghela napas sebelum melanjutkan kata-katanya, "sepertinya mereka ingin menilai seperti apa kerajaan kita!" kata Rama kemudian. "Maksudmu, mereka ingin melihat seberapa kaya kita?"tanya pak Andik dengan hati yang gelisah. Jika prasangka Rama benar," Sepertinya mereka sedang memantau keadaan untuk memastikan seberapa banyak kerajaan kita dan seberapa kuat ker
Pagi itu Rama mengirimkan suratnya melalui para pedagang yang akan melewati desa Mekarsari, ia bahkan memberi hadiah para pedagang itu sabun dan sirup madu. Para pedagang teramat senang, "wah...terima kasih Tuan Muda, sabun ini sangat berharga!!"pedagang-pedagang ini sering berpergian secara berkelompok, dengan barang dagangan yang mereka gendong, pedagang kecil seperti mereka biasanya hanya dibayar 2 perunggu ketika dititipi surat. Namun kali ini, sabun yang Rama berikan adalah sabun yang sedang naik daun, harganya bahkan mencapai 20 perunggu per sabun. Bahkan dijual lebih mahal lagi oleh beberapa calo, seharga 30 perunggu per sabun. "Haish paman, aku yang harusnya berterima kasih karena mau mengantarkan suratku!!" Rama menunduk sopan, para pedagang membalas anggukan Rama canggung. Mereka tidak tau kalau Rama adalah si pemilik sabun. Rama kemudian melihat pemuda dan ibunya keluar dari kediaman keluarga Karsana. Pelayan budak keluarga Karsana. "Fatta, jangan ulangi lagi perbuatan
"Nyonya, aku Rama Adipati, dari desa Mekarsari." Rama memperkenalkan dirinya pada Ranti Karsana. Ranti menatap Rama, masih dengan wajah sombongnya. Kemudian seorang penasehat berbisik padanya. Ranti menatap Rama sedikit meremehkan, namun terlihat bahwa ia menahannya. "Kau keluarga kerajaan rupanya, tapi kudengar bukankah kau adalah keluarga yang diasingkan, bagaimana caramu membeli budakku?"kata Ranti dengan senyum liciknya, tentu saja dengan kata yang sedikit meremehkan Rama. "Tentu saja memakai uang, nyonya tinggal mengatakan harganya!!"Rama terlihat tegas dan berwibawa. Membuat Ranti bahkan merasa sedikit tertekan. Ranti kembali menatap penasehatnya, penasehat itu kemudian menuliskan sesuatu untuknya. "Ehem... ehem... Aku akan menjualnya seharga 20 batang emas, untuk masing-masing budakku!!" kata Ranti, sebenarnya ia berniat agar Rama tidak jadi membeli budaknya. Terlebih Fatta adalah budak yang kuat diantara budak miliknya. Rama adalah anggota kerajaan,meskipun diasingkan
"Kau mau membuat pertahanan desa? Untuk apa?" pak Arya terlihat kebingungan saat Rama tiba-tiba datang dan mengatakan ingin membuat pertahanan di beberapa titik jalan yang bisa masuk ke desa. "Paman, kau takkan percaya dengan apa yang aku katakan, namun ada baiknya jika desa kita memiliki pertahanan, setidaknya kita bisa terhindar dari para perampok!!" Pak Arya mengangguk paham, ia tau Rama sudah mulai kaya sekarang, panen cabainya selalu bagus, begitu pula penduduk desa yang lain, Rama dan petani lainnya juga sangat konsisten memberikan upeti tanpa pak Arya minta. Rama juga beberapa kali memberinya hadiah mahal. Jadi pak Arya paham maksud Rama. "Aku tau maksudmu, tapi ada satu hal yang perlu kau tau." pak Arya berdiri dari duduknya, "kau akan berhadapan dengan pasukan penjaga desa, setiap setahun sekali secara berkala mereka akan mengunjungi desa kita, untuk berpatroli," pak Arya terdiam sejenak, ia menunggu respon dari Rama. "Lalu kenapa jika mereka berpatroli paman?" "Haish,
"Tuan, mereka memiliki bumbu rempah yang beragam, bahkan sumberdaya alam mereka belum banyak yang tersentuh!!" kata Jonathan terlihat sangat meyakinkan. "Darimana kau temukan informasi itu?" Daniel menyesap minumannya, kini ia dan Jonathan sedang menunggu seseorang untuk melakukan pertemuan rahasia di rumah bordil. "Tuan, untuk bumbu rempah kau bisa rasakan sewaktu mereka menjamu kita, makanan yang kita rasakan saat itu bernama rendang, kaya akan bumbu rempah, jika kita menguasainya, maka kita bisa menjualnya ke bangsa lain!!" kata Jonathan lagi. Kali ini Daniel mengangguk setuju, makanan yang bernama rendang itu sangat nikmat, bahkan jika saja saat itu ia tidak memikirkan reputasinya. Mungkin nasi yang disiapkan saat itu akan kurang bagi Daniel, Jonathan pun hampir kehilangan akal saat memakannya. "Aku setuju, rempah mereka harus kita kuasai!!" "Dan coba Tuan perhatikan, saat kita memasuki kawasan hutan mereka, tak banyak pertambangan yang terlihat, dan aku sudah memastikan i
Rumah susun 3 lantai akan segera selesai, pak Joko membawa beberapa kerabatnya yang juga ahli dalam membangun, membuat proses pembangunan lebih cepat. Sementara pak Joko memantau pembangunan, Rama mendekatinya. Ia sudah membuat sketsa bawah tanah. Rama akan membuat bunker. Bunker lebar yang mampu menampung hampir 100 orang, desain bunker ini Rama beli di onshop, terdapat setidaknya 1 kamar utama dan 50 kamar biasa, masing-masing kamarnya memiliki 1 ranjang tingkat 2 beserta kamar mandinya, 1 ruang tamu besar untuk berkumpul, 1 ruang tempat penyimpanan makanan dan 1 ruang untuk bercocok tanam. "Tu... Tuan...bangunan apa yang berada di bawah tanah? Ini sesuatu yang sangat menakjubkan, kau sangat hebat sampai bisa memikirkan bangunan seperti ini!!" pak Joko terlihat takjub dengan desain yang Rama perlihatkan. "Namanya bunker paman, menurut paman, berapa orang yang paman perlukan untuk membantu membangun bunker ini? Dan perlu paman tau, bangunan ini sangat rahasia." Rama memberikan
Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung
"Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand
"Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h
"Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont
Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l
"Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur
"Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili
'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec
"Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.