Keesokan harinya Tianlan kembali ke kediaman keluarga Cheng, kali ini dia membawa Zhaoyang ikut serta dalam penyelidikannya. Tianlan memilih untuk pergi di malam hari karena sepertinya dia akan menimbulkan kecurigaan di benak warga desa jika dia terus berkunjung ke kediaman Cheng.
Tianlan kembali memasuki halaman Mansion keluarga Cheng, ia melangkahkan kakinya ke beberapa titik acak dan menggali. Setelah lima menit menggali, Tianlan akhirnya selesai dan berhasil mengumpulkan tujuh buah bendera pemanggil arwah. Jika dugaannya benar, masih ada ratusan bendera arwah yang ditanam di berbagai tempat.
Tianlan hanya membutuhkan tujuh bendera arwah, jadi dia tidak perlu mencari lagi.
"Tuan ini ... ."
Saat Tianlan tengah sibuk dengan bendera-bendera di tangannya, suara seorang pemuda terdengar dari arah punggungnya.
Tianlan berbalik dan melihat dua orang pemuda berpakaian seragam berdiri berdampingan. Tianlan sudah cukup sering melihat dua orang
Sebuah geraman menggema di seluruh kediaman Cheng. Suara itu berasal dari tengah formasi array bendera pemanggil arwah."Berhasil." Tianlan menyeringai di balik kegelapan. Di sana, di tengah formasi, berdiri sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan Tianlan tidak akan memperlihatkan sesuatu itu kepada Zhaoyang.Qi Tianlan telah terkuras setengahnya, karena untuk membuat array membutuhkan Qi yang cukup banyak. Tianlan cukup kesal dengan tubuh baru ini, dulu dia hanya perlu menggunakan satu persen Qi dari tubuhnya untuk membuat array, dan array itu lebih besar daripada array ini.'Benar-benar lemah,' gerutunya dalam hati.Karena Qi nya sepertinya tidak akan cukup untuk melawan makhluk di bawah sana, maka Tianlan akan menggunakan cara lain. Yaitu dengan melihat dan menunggu Qi nya kembali pulih. Lagipula ada dua manusia yang juga merupakan Kultivator di sana.Tidak mungkin mereka tidak tahu makhluk apa itu dan membiarkannya begitu saja, dan benar saja, t
Qixuan mengernyit, tidak ia sangka jimat itu tidak berkesan pada mayat ganas tersebut. Dia menoleh ke arah Jiangwu yang sepertinya juga memiliki pikiran yang sama dengannya. Di saat Qixuan dan Jiangwu hanya berdiri diam di sana, sebuah suara mengintrupsi mereka dari kegelapan."Kediaman Jiang."Tiga jimat sekaligus tidak berkesan sama sekali. Itu artinya pengendali mayat ini sangatlah kuat, namun tidak cukup cerdas untuk melarikan diri.Pengendali mayat ini pasti berasal dari keluarga Cheng, karena hanya keluarga Cheng sajalah yang mengalami kerugian besar akibat dari peristiwa ini. Alasan lain kenapa Tianlan sangat yakin bahwa mayat ini akan kabur ke kediaman keluarga Jiang adalah karena satu-satunya keluarga yang memiliki kekerabatan dengan keluarga Cheng hanyalah keluarga Jiang, dan orang yang mati di malam sebelumnya di depan gerbang kediaman Jiang adalah salah satu anggota dari keluarga Jiang.Tidak perlu di perintah dua kali, Qixuan dan Jiangwu lang
"Kau ... ." ... "Qixuan, aktifkan seluruh jimat yang masih ada." "Tapi Shixiong, jimat tidak berpengaruh kepadanya." Jiangwu menangkis serangan dari mayat tersebut menggunakan pedangnya dan memotong lengan kanan mayat tersebut hingga terputus. Pada saat itu mayat tersebut tidak menyerang lagi. Qixuan dan Jiangwu memasang pose bertahan dan memperhatikan mayat tersebut. Mayat itu pada awalnya hanya berdiri diam sambil menundukkan kepalanya, namun tiba-tiba mayat itu meraung dengan suara melengking yang sangat mengerikan, kulitnya terkelupas dan pemandangan selanjutnya benar-benar tidak pernah Qixuan dan Jiangwu bayangkan. Daging mayat tersebut membesar dari waktu ke waktu, seluruh pakaian lengkap yang mayat itu kenakan sudah tidak berbentuk. Rambutnya memanjang hingga ke pinggang, kulitnya semerah darah, taring serta kuku-kukunya juga ikut memanjang, yang lebih anehnya lagi, terdapat gumpalan-gumpalan merah pekat berukura
Gumpalan darah terus berdatangan dari segala arah. Gumpalan ini bukan hanya sekedar gumpalan darah, di dalam gumpalan tersebut, terdapat sebuah bulatan hitam yang jika mengenai makhluk hidup, maka akar itu akan merambat dan menghisap seluruh inti sari dari makhluk hidup tersebut. Tianlan mengetahuinya saat melihat bagaimana gumpalan itu mengenai salah satu pohon di dekatnya sebelum pohon itu kering secara tiba-tiba dan mati. Setelah memastikan bahwa Zhaoyang aman dan orang yang ia bawa ke sini beberapa saat yang lalu tidak akan bisa kabur dari sini, Tianlan dan dua pemuda lainnya mulai mengatur strategi untuk melumpuhkan Iblis tersebut. Tianlan sudah menyusun rencana dan tinggal menunggu waktu yang pas untuk menjalankannya. Melihat dari kekuatan yang Iblis itu miliki, sepertinya hujan darah ini tidak akan berhenti dengan cepat. Jadi Tianlan meminta Qixuan untuk melemparkan seluruh jimat yang ia miliki ke arah Iblis tersebut. Tujuh jimat
"Katakan apa tujuanmu?"Iblis sudah tidak bergerak, namun Tianlan tahu bahwa Iblis itu masih belum mati, maka dia dengan cepat memerintahkan Jiangwu dan Qixuan mengurus sisanya."A-aku hanya ingin menemui Tabib Tuan, istriku sakit parah dan tidak sadarkan diri. Itu sebabnya aku harus keluar untuk menjemput dokter.""Kau sendiri sangat tahu aturan di Desa ini, bukan? Xiao Yuan?"Mata Xiao Yuan membola, tak ia sangka bahwa orang ini masih ingat dengannya. Ia melirik ke sana kemari, memutar otak agar dia bisa lepas dari situasi ini.Jiangwu dan Qixuan sudah selesai dengan tugas mereka untuk menghambat penyembuhan sang Iblis dan melihat Xiao Yuan.Pada saat bersamaan, penduduk Desa sudah ikut berkumpul di kediaman Jiang dan ikut melihat Xiao Yuan yang saat ini tengah berlutut di hadapan seorang pemuda bercadar yang mereka lihat saat di pasar beberapa hari yang lalu.Ada apa lagi sekarang? Apa lagi yang akan pemuda itu lakukan?Berbag
"Nyonya Cheng?""Nyonya Cheng? Nyonya Cheng yang mana?"Riuh rendah dari para penduduk Desa terus terdengar di kediaman Jiang. Malam ini benar-benar merupakan malam yang sangat ramai di kediaman Jiang, bukan karena ada perayaan atau pun pesta, melainkan adanya peristiwa yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun.Seorang pria berpakaian pelayan duduk di tengah-tengah kediaman Jiang dengan keadaan yang cukup berantakan, rambutnya tergerai acak-acakan.Seluruh anggota keluarga Jiang juga sudah berkumpul di halaman dalam dan menyaksikan semuanya."Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" Itu adalah suara dari kepala keluarga Jiang.Semua orang hanya terfokus pada Tianlan yang saat ini sudah berjongkok di hadapan pelayan tersebut, dia menunjukkan dua potong pakaian ke depan wajah pria tersebut."Ini adalah milikmu, bukan? ... Nyonya Cheng?"Sekali lagi, ucapan Tianlan membuat semua orang kebingungan. Jelas-jelas yang ada di hadapannya
Sejak awal keluarga Cheng Di dibenci oleh Kepala keluarga utama keluarga Cheng, Cheng Hao. Alasan dari kebencian itu adalah karena keluarga Cheng Di adalah keturunan langsung dari Cheng Bai, nenek moyang dari keluarga Cheng.Rumor yang mengatakan bahwa Cheng Yu, ayah kandung Cheng Di hanya memiliki sedikit garis keturunan dari Keluarga Cheng itu semua salah.Cheng Hao menyembunyikan fakta ini dari orang-orang. Alasan kenapa Cheng Hao melakukan ini adalah karena dia ingin terus menjadi kepala keluarga utama Keluarga Cheng, dan meneruskannya kepada anak cucunya. Pada awalnya Cheng Hao hanya menggantikan posisi kepala keluarga utama keluarga Cheng terdahulu yang mati akibat konflik dua daratan, namun seiring waktu, Cheng Hao semakin merasa berkuasa dan tamak, sejak saat itu segala cara ia lakukan untuk mempertahankan posisi ini.Cheng Yu pada awalnya memberontak kepada Cheng Hao, namun karena ancaman Cheng Hao kepada keluarganya dan dukungan yang sangat sedikit, Ch
Tianlan menatap kedepan dengan penuh percaya diri. Di hadapannya berdiri kokoh sebuah gerbang yang mengarah langsung ke dalam hutan. Itulah Gerbang Ke Hutan Beast yang Tianlan tunggu-tunggu selama beberapa hari terakhir ini. Minggu lalu puncak masalah yang menghantui Desa ini telah sampai di puncaknya. Seluruh keluarga Cheng telah musnah dari muka bumi. Cheng Huan yang merupakan satu-satunya yang tersisa dari keluarga Cheng melenyapkan dirinya sendiri tepat di hadapan seluruh penduduk Desa. Akhirnya semua penduduk tidak lagi merasa takut. Semuanya telah selesai dan tidak ada lagi rasa cemas. Mereka sangat berterima kasih kepada Tianlan dan mengatakan bahwa mereka akan membantu Tianlan jika dia membutuhkan bantuan nantinya. "Kau cukup cerdas, Nak." Suara dari dalam kepala Tianlan menggema di benaknya. Tentu saja suara itu milik “Jiwa yang baru lahir milik Xie Tianlan” yang berada dalam Dantiannya. Tianlan cukup kesal dengan makh
Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun
Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak
Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter
Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah
Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka
Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu
'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha
"Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s
Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te