Gumpalan darah terus berdatangan dari segala arah. Gumpalan ini bukan hanya sekedar gumpalan darah, di dalam gumpalan tersebut, terdapat sebuah bulatan hitam yang jika mengenai makhluk hidup, maka akar itu akan merambat dan menghisap seluruh inti sari dari makhluk hidup tersebut.
Tianlan mengetahuinya saat melihat bagaimana gumpalan itu mengenai salah satu pohon di dekatnya sebelum pohon itu kering secara tiba-tiba dan mati.
Setelah memastikan bahwa Zhaoyang aman dan orang yang ia bawa ke sini beberapa saat yang lalu tidak akan bisa kabur dari sini, Tianlan dan dua pemuda lainnya mulai mengatur strategi untuk melumpuhkan Iblis tersebut.
Tianlan sudah menyusun rencana dan tinggal menunggu waktu yang pas untuk menjalankannya.
Melihat dari kekuatan yang Iblis itu miliki, sepertinya hujan darah ini tidak akan berhenti dengan cepat. Jadi Tianlan meminta Qixuan untuk melemparkan seluruh jimat yang ia miliki ke arah Iblis tersebut.
Tujuh jimat
"Katakan apa tujuanmu?"Iblis sudah tidak bergerak, namun Tianlan tahu bahwa Iblis itu masih belum mati, maka dia dengan cepat memerintahkan Jiangwu dan Qixuan mengurus sisanya."A-aku hanya ingin menemui Tabib Tuan, istriku sakit parah dan tidak sadarkan diri. Itu sebabnya aku harus keluar untuk menjemput dokter.""Kau sendiri sangat tahu aturan di Desa ini, bukan? Xiao Yuan?"Mata Xiao Yuan membola, tak ia sangka bahwa orang ini masih ingat dengannya. Ia melirik ke sana kemari, memutar otak agar dia bisa lepas dari situasi ini.Jiangwu dan Qixuan sudah selesai dengan tugas mereka untuk menghambat penyembuhan sang Iblis dan melihat Xiao Yuan.Pada saat bersamaan, penduduk Desa sudah ikut berkumpul di kediaman Jiang dan ikut melihat Xiao Yuan yang saat ini tengah berlutut di hadapan seorang pemuda bercadar yang mereka lihat saat di pasar beberapa hari yang lalu.Ada apa lagi sekarang? Apa lagi yang akan pemuda itu lakukan?Berbag
"Nyonya Cheng?""Nyonya Cheng? Nyonya Cheng yang mana?"Riuh rendah dari para penduduk Desa terus terdengar di kediaman Jiang. Malam ini benar-benar merupakan malam yang sangat ramai di kediaman Jiang, bukan karena ada perayaan atau pun pesta, melainkan adanya peristiwa yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun.Seorang pria berpakaian pelayan duduk di tengah-tengah kediaman Jiang dengan keadaan yang cukup berantakan, rambutnya tergerai acak-acakan.Seluruh anggota keluarga Jiang juga sudah berkumpul di halaman dalam dan menyaksikan semuanya."Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" Itu adalah suara dari kepala keluarga Jiang.Semua orang hanya terfokus pada Tianlan yang saat ini sudah berjongkok di hadapan pelayan tersebut, dia menunjukkan dua potong pakaian ke depan wajah pria tersebut."Ini adalah milikmu, bukan? ... Nyonya Cheng?"Sekali lagi, ucapan Tianlan membuat semua orang kebingungan. Jelas-jelas yang ada di hadapannya
Sejak awal keluarga Cheng Di dibenci oleh Kepala keluarga utama keluarga Cheng, Cheng Hao. Alasan dari kebencian itu adalah karena keluarga Cheng Di adalah keturunan langsung dari Cheng Bai, nenek moyang dari keluarga Cheng.Rumor yang mengatakan bahwa Cheng Yu, ayah kandung Cheng Di hanya memiliki sedikit garis keturunan dari Keluarga Cheng itu semua salah.Cheng Hao menyembunyikan fakta ini dari orang-orang. Alasan kenapa Cheng Hao melakukan ini adalah karena dia ingin terus menjadi kepala keluarga utama Keluarga Cheng, dan meneruskannya kepada anak cucunya. Pada awalnya Cheng Hao hanya menggantikan posisi kepala keluarga utama keluarga Cheng terdahulu yang mati akibat konflik dua daratan, namun seiring waktu, Cheng Hao semakin merasa berkuasa dan tamak, sejak saat itu segala cara ia lakukan untuk mempertahankan posisi ini.Cheng Yu pada awalnya memberontak kepada Cheng Hao, namun karena ancaman Cheng Hao kepada keluarganya dan dukungan yang sangat sedikit, Ch
Tianlan menatap kedepan dengan penuh percaya diri. Di hadapannya berdiri kokoh sebuah gerbang yang mengarah langsung ke dalam hutan. Itulah Gerbang Ke Hutan Beast yang Tianlan tunggu-tunggu selama beberapa hari terakhir ini. Minggu lalu puncak masalah yang menghantui Desa ini telah sampai di puncaknya. Seluruh keluarga Cheng telah musnah dari muka bumi. Cheng Huan yang merupakan satu-satunya yang tersisa dari keluarga Cheng melenyapkan dirinya sendiri tepat di hadapan seluruh penduduk Desa. Akhirnya semua penduduk tidak lagi merasa takut. Semuanya telah selesai dan tidak ada lagi rasa cemas. Mereka sangat berterima kasih kepada Tianlan dan mengatakan bahwa mereka akan membantu Tianlan jika dia membutuhkan bantuan nantinya. "Kau cukup cerdas, Nak." Suara dari dalam kepala Tianlan menggema di benaknya. Tentu saja suara itu milik “Jiwa yang baru lahir milik Xie Tianlan” yang berada dalam Dantiannya. Tianlan cukup kesal dengan makh
"Kenapa kalian mengikutiku?" ... Jiangwu dan Qixuan hanya diam. Mereka memandang satu sama lain dengan tatapan bingung. Bukan tanpa alasan mereka merasa kebingungan, pasalnya mereka telah menyembunyikan hawa keberadaan mereka serapat mungkin, bahkan Kultivator tingkat tinggi saja tidak bisa merasakan hawa keberadaan mereka ketika mereka menggunakan kemampuan ini. Namun kenapa orang ini dengan begitu mudahnya memergoki mereka? Jika dilihat dari penampilannya, sudah jelas bahwa usianya jauh lebih muda dibandingkan mereka. Tingkat kultivasinya juga tidak mungkin setara dengan mereka. 'Orang ini benar-benar aneh,' batin keduanya secara bersamaan, 'Juga menarik,' batin mereka lagi. Bruuk. Ketika keduanya tengah asik melamun, tubuh Tianlan ambruk secara tiba-tiba. Keduanya berbalik dan mendapati tubuh Tianlan sudah terbaring di atas tanah. Mereka sedikit kebingungan sebelum mereka merasakan sebuah tubrukan ringan dari arah belakang.
ini tiga orang yang semula duduk mengelilingi api unggun bertambah menjadi empat orang, karena Tianlan yang juga ikut bergabung bersama ketiganya. Jiangwu dan Qixuan sedang sibuk memanggang daging menggunakan api unggun tersebut. Daging yang mereka panggang ialah daging seekor rusa yang mereka buru saat Tianlan masih tidak sadarkan diri. Sementara itu, Zhaoyang duduk di sebelah Tianlan sambil terus menerus menatap gege nya tersebut. Sepertinya dia sangat khawatir Tianlan sudah pingsan selama tiga hari dan selama itu pula ketiga orang ini juga berada di gua ini bersamanya, untuk menjaga dan merawatnya, itulah yang ia dengar dari Qixuan. Tianlan juga baru mengetahui nama kedua pemuda ini saat mereka memperkenalkan diri mereka padanya beberapa saat yang lalu. "Kenapa kalian mengikutiku?" Jiangwu dan Qixuan kini telah selesai memanggang dan mulai menghidangkan daging berasap tersebut di hadapan Tianlan dan Zhaoyang. Aroma masakan yang meng
Tianlan menyentuh anak panah tersebut sebelum menggenggam erat bagian tengah dari anak panah itu dan menariknya keluar. Tianlan kembali memperhatikan anak panah tersebut lebih seksama.Tianlan baru menyadari bahwa tampilan anak panah ini sangat-sangatlah unik. Jika anak panah pada umumnya hanya memiliki satu mata panah, maka anak panah yang saat ini ia genggam memiliki dua mata panah yang saling menyilang. Serta anak panah ini terbuat dari bambu, sangat berbeda dengan anak panah pada umumnya yang biasanya terbuat dari kayu."Ini tidak terlihat seperti anak panah biasa," gumam Tianlan sembari menyusuri keseluruhan bagian anak panah tersebut dengan Jari-jarinya."Itu bukan anak panah." Tiba-tiba suara jiwa yang baru lahir milik Tianlan bergema di dalam kepalanya.Mendengar itu, sebelah alis Tianlan terangkat, menandakan bahwa dia tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh makhluk aneh dalam dirinya tersebut."Berhenti memanggilku makhluk
Di atas tanah, terdapat sebuah pola serta lubang kecil yang terlihat sedikit unik. Pola tersebut membentuk sebuah gambar dan corak yang membentang cukup luas. Tianlan meraih benda tersebut dari atas tanah dan kembali berdiri tegak, pola tersebut cukup luas, membentuk sebuah gambar Phoenix yang cukup besar. Tianlan berjongkok dan kembali melihat lubang kecil yang ia lihat pertama kali. Lubang ini juga memiliki bentuk yang tak kalah unik dengan pola Phoenix tersebut, lubang tersebut berada tepat di mata sang Phoenix. "Gege!" Tianlan melihat bayangan Zhaoyang datang dari kejauhan dan segera memposisikan dirinya untuk kembali berdiri tegak. Dia melihat ke arah datangnya Zhaoyang. Dari waktu ke waktu, bayangan Zhaoyang terlihat semakin jelas, dan pada akhirnya Zhaoyang sampai ke tempatnya berdiri. Tianlan sedikit merasa aneh, pasalnya beberapa saat yang lalu Qixuan baru saja mengatakan bahwa dia tidak bisa masuk ke sini disebabkan a