'Kenapa anak ini terus makan sedari tadi? Sudah berapa minggu perutnya tidak diisi dengan sesuatu?'
Wajah Tianlan dihiasi oleh garis-garis hitam tatkala melihat Zhaoyang yang terus mengunyah makanannya tanpa ragu. Anak ini sangat rakus, tetapi Tianlan tidak bisa membuangnya begitu saja, energinya sudah banyak terbuang hanya untuk menyembuhkan anak ini, semoga saja anak ini berguna suatu hari nanti.
"Hei kau!"
Zhaoyang yang semula hanya fokus pada makanannya mendongak untuk menatap Tianlan.
Tianlan meletakkan satu sikunya di atas meja dan menyenderkan kepalanya di sana, "Dari mana kau berasal?"
Tianlan baru menyadarinya, dia sama sekali belum menanyakan apapun tentang anak ini. Jika Tianlan ingin mengangkatnya menjadi pengikutnya, setidaknya dia harus mengetahui latar belakang dari anak ini dulu.
Zhaoyang berhenti mengunyah dan hanya diam menatap Tianlan.
Tianlan yang lagi-lagi mendapatkan reaksi yang sama hanya bisa menghela na
"Di dalam diri seseorang, ada jiwa lain yang bersemayam. Melihat dan terus mengawasi setiap tindakan yang mengendalikannya. Terkurung namun tidak terkekang, sendirian namun tidak kesepian."
'Siapa yang berbicara?' Tianlan melirik ke sana ke mari dengan pandangan waspada. Alisnya berkedut saat merasakan hawa dingin yang tiba-tiba saja datang entah dari mana. 'Hawa dingin ini... .' Sedikit mencurigakan. Namun, Tianlan tidak merasakan ancaman dari mana pun. Hanya hawa dingin dan ruangan kosong saja yang terasa agak janggal. "Untuk apa kau memasang kuda-kuda seperti itu? Sudah kubilang saat ini kau sedang berada di dalam tubuhmu sendiri, tepatnya di dalam Dantianmu. Jadi sekarang kau berniat menghancurkan Dantianmu sendiri, huh?" Suara itu lagi. Suara itu memang terdengar jelek dan seperti anak kecil, bahkan tidak ada ancaman di dalamnya. Tetapi, masih tidak menutup kemungkinan jika pemilik suara itu memang memiliki niat tersembunyi yang bisa saja membahayakan nyawa Tianlan sendiri. "Hei! Dasar tidak bermoral! Siapa yang kau bilang jelek? Majulah 12 langkah kedepan dan kau akan melihat, seberapa cantiknya diri
Xie Tianlan merupakan pemuda buta yang dianggap tidak berguna di Desanya. Seluruh anggota keluarga Kepala Desa beserta masyarakat di Desa Dang (Tempat Tianlan tinggal) terus menerus menindas serta merendahkan Tianlan. Meskipun mereka tahu bahwa Tianlan tidak memiliki kesalahan apapun, mereka tetap memperlakukannya layaknya hama. Tidak ada seorang pun yang memiliki hati untuk mendukungnya. Semua orang di Desa terpengaruh oleh rumor dari Kepala Desa mereka sendiri. Kepala Desa membayar seseorang untuk menyebarkan rumor yang mengatakan bahwa Tianlan mempelajari kultivasi yang sangat aneh. Dia membuat seluruh penduduk Desa Dang berpikir bahwa Tianlan telah melakukan perbuatan bengkok, mereka mengira bahwa Tianlan telah melakukan kultivasi sesat. Karena Tianlan tidak berhasil dengan kultivasinya, maka dia memilih untuk melakukan perbuatan keji. Itulah yang dipikirkan warga Desa tentangnya. Namun, semua tuduhan itu sama sekali tidak benar. Tianlan s
Dikatakan bahwa Desa Zao yang merupakan tempat di mana Gerbang untuk menuju ke Hutan Beast berada di serang oleh wabah mematikan yang tidak diketahui asal muasalnya. Setiap orang yang terinfeksi akan menderita keracunan yang sangat parah. Tidak diketahui pasti gejala awal dari wabah ini, tetapi setelah terinfeksi, sang penderita akan mengalami halusinasi serta kulit mereka akan berubah warna menjadi hitam di bagian-bagian tertentu, warna hitam pada kulit ini membentuk seperti akar yang lama kelamaan akan merambat ke seluruh tubuh. Akar hitam inilah racun yang membuat manusia berhalusinasi dan terus menerus memuntahkan darah hingga darah di tubuh sang manusia terkuras habis. Sampai sekarang tidak ada yang tahu apa penawar racun ini dan bagaimana cara mengobatinya. Halusinasi yang diciptakan oleh racun ini sangat kuat. Racun ini akan membangkitkan kembali kenangan buruk yang pernah dialami oleh penderita dan bisa membuat sang penderita gila. Setiap oran
"Zhaoyang, kau hanya harus memanggil namaku dengan benar, kau mengerti?" Zhaoyang mengangguk patuh saat melihat Tianlan mulai memposisikan dirinya duduk di hadapan Zhaoyang. Mereka baru saja memesan penginapan dan kamar yang ditempati oleh mereka berdua saat ini hanya memiliki satu ranjang bersama. Jadi Tianlan harus berbagi tempat tidur bersama Zhaoyang. "Panggil namaku." Tianlan mulai mengajari Zhaoyang berbicara. Bukan tanpa alasan Tianlan harus mengajari anak ini berbicara, Tianlan tidak mau memiliki pelayan yang bodoh, apalagi lemah dan tidak berguna. Berhubung Zhaoyang adalah orang pertama yang akan menjadi “Kelinci percobaannya,” maka tentu saja, Tianlan harus melatihnya dengan sangat keras. (“Kelinci percobaan” di sini maksudnya, Tianlan akan menjadikan Zhaoyang sebagai murid pertamanya untuk ia angkat menjadi pelayannya nanti. Tianlan akan mencoba mengajari Zhaoyang. Jika tidak berhasil, maka Tianlan akan mencari orang lain dan menjad
"Shixiong, apakah kau benar-benar yakin dengan ini? Sudah banyak Kultivator hebat yang tidak bisa keluar dari Desa ini hidup-hidup." Qixuan dan seniornya, Zhang Jiangwu baru saja memesan kamar di salah satu penginapan yang ada di Desa Zao. Desa yang kabarnya terisolasi dari dunia luar karena infeksi wabah aneh dan mematikan yang melandanya. Sebenarnya Qixuan sangat menentang keputusan Zhang Jiangwu yang bisa dibilang terlalu berani, namun apa yang bisa dia lakukan? pendirian Zhang Jiangwu sangat kokoh untuk bisa masuk ke desa ini. Apalagi dia diperintahkan langsung oleh shifunya. Qixuan dan Zhang Jiangwu adalah murid Sekte dari Sekte cermin giok, mereka berguru dengan orang yang sama, itu sebabnya hubungan Qixuan dan Zhang Jiangwu sangat dekat. Jiangwu mengabaikan Qixuan dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia menutup kedua matanya sebelum menjelajah ke alam mimpi. Qixuan yang melihat tindakan Jiangwu yang hanya diam dan lebih
Tidak ada sesuatu yang lebih besar yang bisa membuatnya kesal setengah mati kecuali tujuannya tidak bisa ia penuhi. Oh ayolah, Tianlan hanya perlu mendapatkan manual kultivasi, dan harta karun yang ada di Hutan Beast sajalah solusi yang paling tepat untuknya. Tianlan datang ke sini untuk mendapatkan harta itu, tapi dia malah mendapatkan kabar tidak sedap seperti ini. Harta itu sangat penting untuknya, jika orang-orang menyebutnya harta karun legendaris, sudah pasti ada manual kultivasi di dalamnya. Tianlan harus mendapatkannya agar dia bisa berkultivasi dengan lancar tanpa harus terus kehilangan separuh Qi di tubuhnya. Tentu saja dia kesal, sangat kesal dan bahkan sangat ingin menyalurkan kekesalannya. Tianlan menendang batu krikil di hadapannya dengan sekuat tenaga, seluruh kekesalannya ia salurkan dalam tendangannya. Tindakannya itu membuat Zhaoyang memiringkan kepalanya bingung. Sambil mengunyah bakpao di tangannya, Zhaoyang hanya diam seraya melih
Mayat ini terlihat sangat mengerikan, tubuhnya kering dan kulitnya sangat pucat. Hanya tulang dan kulitlah yang tersisa. Namun, walaupun tubuh fisiknya terlihat mengerikan. Pakaian dan pernak-pernik yang mayat itu kenakan masih terlihat bersih dan rapi. Tianlan berjongkok di dekat mayat itu dan mengeluarkan sebuah belati kecil dari dalam saku kemejanya. Dia menggunakan belati tersebut untuk menggores sedikit kulit dari mayat tersebut. Tianlan melihat bahwa tidak ada setetes darah pun yang keluar. Ternyata rumor itu memang benar. Mayat yang terinfeksi memang tidak memiliki darah sedikit pun di tubuhnya. Tianlan memotong pakaian dari mayat tersebut dan mulai memeriksanya. "Hei! apa yang orang itu lakukan? apakah dia tidak memiliki rasa malu? kenapa dia merobek pakaian mayat itu?" Salah seorang pria yang berdiri paling depan memprotes tindakan Tianlan, menurutnya tindakan orang ini sangat tidak tahu malu. Mempermalukan orang yang sudah tidak bernyawa di
"Shixiong, menurutku kasus hari ini sangat tidak biasa. Kau tahu? orang-orang mengatakan bahwa sebelumnya mayat-mayat yang terinfeksi umumnya mati di waktu malam. Namun, peristiwa hari ini sangat berbeda dengan apa yang aku dengar, ini sungguh aneh. Bagaimana menurutmu, Shixiong?" Qixuan duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Jiangwu yang tengah mengganti pakaiannya. "Hm." Hanya gumamam ambigu itulah yang lolos dari mulut Jiangwu sebelum ia memposisikan tubuhnya dengan nyaman di atas ranjang dan menutup kedua matanya. Qixuan yang kembali mendapatkan sikap dingin Jiangwu hanya bisa menghembuskan napas lelah. Ia merogoh saku kemejanya dan memberikan sebuah amplop putih ke arah Jiangwu. "Shifu mengirimkan ini. Aku tidak tahu apa yang ingin Shifu sampaikan karena aku belum membukanya." Kedua mata Jiangwu terbuka dan ia segera meraih amplop di tangan Qixuan sebelum membuka dan mendapati sebuah surat yang terlipat rapi di sana. Jiangwu segera me