Tidak ada sesuatu yang lebih besar yang bisa membuatnya kesal setengah mati kecuali tujuannya tidak bisa ia penuhi. Oh ayolah, Tianlan hanya perlu mendapatkan manual kultivasi, dan harta karun yang ada di Hutan Beast sajalah solusi yang paling tepat untuknya.
Tianlan datang ke sini untuk mendapatkan harta itu, tapi dia malah mendapatkan kabar tidak sedap seperti ini. Harta itu sangat penting untuknya, jika orang-orang menyebutnya harta karun legendaris, sudah pasti ada manual kultivasi di dalamnya. Tianlan harus mendapatkannya agar dia bisa berkultivasi dengan lancar tanpa harus terus kehilangan separuh Qi di tubuhnya.
Tentu saja dia kesal, sangat kesal dan bahkan sangat ingin menyalurkan kekesalannya.
Tianlan menendang batu krikil di hadapannya dengan sekuat tenaga, seluruh kekesalannya ia salurkan dalam tendangannya. Tindakannya itu membuat Zhaoyang memiringkan kepalanya bingung.
Sambil mengunyah bakpao di tangannya, Zhaoyang hanya diam seraya melih
Mayat ini terlihat sangat mengerikan, tubuhnya kering dan kulitnya sangat pucat. Hanya tulang dan kulitlah yang tersisa. Namun, walaupun tubuh fisiknya terlihat mengerikan. Pakaian dan pernak-pernik yang mayat itu kenakan masih terlihat bersih dan rapi. Tianlan berjongkok di dekat mayat itu dan mengeluarkan sebuah belati kecil dari dalam saku kemejanya. Dia menggunakan belati tersebut untuk menggores sedikit kulit dari mayat tersebut. Tianlan melihat bahwa tidak ada setetes darah pun yang keluar. Ternyata rumor itu memang benar. Mayat yang terinfeksi memang tidak memiliki darah sedikit pun di tubuhnya. Tianlan memotong pakaian dari mayat tersebut dan mulai memeriksanya. "Hei! apa yang orang itu lakukan? apakah dia tidak memiliki rasa malu? kenapa dia merobek pakaian mayat itu?" Salah seorang pria yang berdiri paling depan memprotes tindakan Tianlan, menurutnya tindakan orang ini sangat tidak tahu malu. Mempermalukan orang yang sudah tidak bernyawa di
"Shixiong, menurutku kasus hari ini sangat tidak biasa. Kau tahu? orang-orang mengatakan bahwa sebelumnya mayat-mayat yang terinfeksi umumnya mati di waktu malam. Namun, peristiwa hari ini sangat berbeda dengan apa yang aku dengar, ini sungguh aneh. Bagaimana menurutmu, Shixiong?" Qixuan duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Jiangwu yang tengah mengganti pakaiannya. "Hm." Hanya gumamam ambigu itulah yang lolos dari mulut Jiangwu sebelum ia memposisikan tubuhnya dengan nyaman di atas ranjang dan menutup kedua matanya. Qixuan yang kembali mendapatkan sikap dingin Jiangwu hanya bisa menghembuskan napas lelah. Ia merogoh saku kemejanya dan memberikan sebuah amplop putih ke arah Jiangwu. "Shifu mengirimkan ini. Aku tidak tahu apa yang ingin Shifu sampaikan karena aku belum membukanya." Kedua mata Jiangwu terbuka dan ia segera meraih amplop di tangan Qixuan sebelum membuka dan mendapati sebuah surat yang terlipat rapi di sana. Jiangwu segera me
"Keluarga Cheng?" Pelayan penginapan tersebut menatap Tianlan dengan pandangan ragu, "Bagaimana aku harus memberitahumu Tuan? Keluarga itu sudah tidak ada lagi di dunia ini? Apa lagi yang kau inginkan?" Kenapa nada suara pelayan ini terdengar agak meremehkan bagi Tianlan? "Apa yang kau ketahui tentang Cheng Di?" Tianlan memutuskan untuk mengabaikan perkataan pelayan tersebut dan kembali bertanya. "Cheng Di? Cheng Di dari keluarga Inti?" Tianlan hanya diam tidak menjawab. Cheng Di ini sebenarnya berasal dari keluarga cabang. Ayahnya, Cheng Yu hanya memiliki sedikit garis keturunan keluarga Cheng. Walaupun mereka tinggal di Mansion Keluarga Cheng, kehidupan mereka tidak bisa dikatakan cukup. Mereka terbilang sangat kesulitan dengan uang. Hidup mereka hanya bergantung dengan beberapa karung beras yang dibagikan Mansion Cheng untuk setiap Kepala Keluarga. Cheng Yu yang sangat mengerti dengan keadaan mereka memutuskan untuk bekerja
Cheng Di awalnya berasal dari keluarga cabang, lalu karena kejeniusannya dia diangkat ke keluarga inti. Sejak awal keluarganya hidup dalam keadaan miskin, walaupun Cheng Di telah meningkatkan derajat keluarganya, tetap saja kebutuhan keluarganya masih tidak mencukupi. Ayah Cheng Di, Cheng Yu menghilang secara tiba-tiba dan menimbulkan tanda tanya besar di benak orang ramai. Pada malam setelah kehilangan Cheng Yu salah satu anggota keluarga Cheng terinfeksi sebuah penyakit misterius, dan setelah itu, satu-persatu anggota keluarga Cheng terinfeksi penyakit ini dan mati. Tidak ada yang tersisa dari keluarga tersebut kecuali Cheng Di, namun Cheng Di juga sudah mati, tidak ada yang tersisa dari keluarga itu. Kasus ini ternyata sangat rumit, semua yang terjadi di Desa ini pasti memiliki penyebabnya, tapi kenapa hanya keluarga Cheng? Tianlan memperhatikan benda di genggamannya. Itu adalah sebuah kain yang memiliki corak di beberapa titik. Kain ini terlihat sep
Keesokan harinya Tianlan kembali ke kediaman keluarga Cheng, kali ini dia membawa Zhaoyang ikut serta dalam penyelidikannya. Tianlan memilih untuk pergi di malam hari karena sepertinya dia akan menimbulkan kecurigaan di benak warga desa jika dia terus berkunjung ke kediaman Cheng. Tianlan kembali memasuki halaman Mansion keluarga Cheng, ia melangkahkan kakinya ke beberapa titik acak dan menggali. Setelah lima menit menggali, Tianlan akhirnya selesai dan berhasil mengumpulkan tujuh buah bendera pemanggil arwah. Jika dugaannya benar, masih ada ratusan bendera arwah yang ditanam di berbagai tempat. Tianlan hanya membutuhkan tujuh bendera arwah, jadi dia tidak perlu mencari lagi. "Tuan ini ... ." Saat Tianlan tengah sibuk dengan bendera-bendera di tangannya, suara seorang pemuda terdengar dari arah punggungnya. Tianlan berbalik dan melihat dua orang pemuda berpakaian seragam berdiri berdampingan. Tianlan sudah cukup sering melihat dua orang
Sebuah geraman menggema di seluruh kediaman Cheng. Suara itu berasal dari tengah formasi array bendera pemanggil arwah."Berhasil." Tianlan menyeringai di balik kegelapan. Di sana, di tengah formasi, berdiri sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan Tianlan tidak akan memperlihatkan sesuatu itu kepada Zhaoyang.Qi Tianlan telah terkuras setengahnya, karena untuk membuat array membutuhkan Qi yang cukup banyak. Tianlan cukup kesal dengan tubuh baru ini, dulu dia hanya perlu menggunakan satu persen Qi dari tubuhnya untuk membuat array, dan array itu lebih besar daripada array ini.'Benar-benar lemah,' gerutunya dalam hati.Karena Qi nya sepertinya tidak akan cukup untuk melawan makhluk di bawah sana, maka Tianlan akan menggunakan cara lain. Yaitu dengan melihat dan menunggu Qi nya kembali pulih. Lagipula ada dua manusia yang juga merupakan Kultivator di sana.Tidak mungkin mereka tidak tahu makhluk apa itu dan membiarkannya begitu saja, dan benar saja, t
Qixuan mengernyit, tidak ia sangka jimat itu tidak berkesan pada mayat ganas tersebut. Dia menoleh ke arah Jiangwu yang sepertinya juga memiliki pikiran yang sama dengannya. Di saat Qixuan dan Jiangwu hanya berdiri diam di sana, sebuah suara mengintrupsi mereka dari kegelapan."Kediaman Jiang."Tiga jimat sekaligus tidak berkesan sama sekali. Itu artinya pengendali mayat ini sangatlah kuat, namun tidak cukup cerdas untuk melarikan diri.Pengendali mayat ini pasti berasal dari keluarga Cheng, karena hanya keluarga Cheng sajalah yang mengalami kerugian besar akibat dari peristiwa ini. Alasan lain kenapa Tianlan sangat yakin bahwa mayat ini akan kabur ke kediaman keluarga Jiang adalah karena satu-satunya keluarga yang memiliki kekerabatan dengan keluarga Cheng hanyalah keluarga Jiang, dan orang yang mati di malam sebelumnya di depan gerbang kediaman Jiang adalah salah satu anggota dari keluarga Jiang.Tidak perlu di perintah dua kali, Qixuan dan Jiangwu lang
"Kau ... ." ... "Qixuan, aktifkan seluruh jimat yang masih ada." "Tapi Shixiong, jimat tidak berpengaruh kepadanya." Jiangwu menangkis serangan dari mayat tersebut menggunakan pedangnya dan memotong lengan kanan mayat tersebut hingga terputus. Pada saat itu mayat tersebut tidak menyerang lagi. Qixuan dan Jiangwu memasang pose bertahan dan memperhatikan mayat tersebut. Mayat itu pada awalnya hanya berdiri diam sambil menundukkan kepalanya, namun tiba-tiba mayat itu meraung dengan suara melengking yang sangat mengerikan, kulitnya terkelupas dan pemandangan selanjutnya benar-benar tidak pernah Qixuan dan Jiangwu bayangkan. Daging mayat tersebut membesar dari waktu ke waktu, seluruh pakaian lengkap yang mayat itu kenakan sudah tidak berbentuk. Rambutnya memanjang hingga ke pinggang, kulitnya semerah darah, taring serta kuku-kukunya juga ikut memanjang, yang lebih anehnya lagi, terdapat gumpalan-gumpalan merah pekat berukura