"Zhaoyang, kau hanya harus memanggil namaku dengan benar, kau mengerti?"
Zhaoyang mengangguk patuh saat melihat Tianlan mulai memposisikan dirinya duduk di hadapan Zhaoyang.
Mereka baru saja memesan penginapan dan kamar yang ditempati oleh mereka berdua saat ini hanya memiliki satu ranjang bersama. Jadi Tianlan harus berbagi tempat tidur bersama Zhaoyang.
"Panggil namaku." Tianlan mulai mengajari Zhaoyang berbicara.
Bukan tanpa alasan Tianlan harus mengajari anak ini berbicara, Tianlan tidak mau memiliki pelayan yang bodoh, apalagi lemah dan tidak berguna. Berhubung Zhaoyang adalah orang pertama yang akan menjadi “Kelinci percobaannya,” maka tentu saja, Tianlan harus melatihnya dengan sangat keras.
(“Kelinci percobaan” di sini maksudnya, Tianlan akan menjadikan Zhaoyang sebagai murid pertamanya untuk ia angkat menjadi pelayannya nanti. Tianlan akan mencoba mengajari Zhaoyang. Jika tidak berhasil, maka Tianlan akan mencari orang lain dan menjad
"Shixiong, apakah kau benar-benar yakin dengan ini? Sudah banyak Kultivator hebat yang tidak bisa keluar dari Desa ini hidup-hidup." Qixuan dan seniornya, Zhang Jiangwu baru saja memesan kamar di salah satu penginapan yang ada di Desa Zao. Desa yang kabarnya terisolasi dari dunia luar karena infeksi wabah aneh dan mematikan yang melandanya. Sebenarnya Qixuan sangat menentang keputusan Zhang Jiangwu yang bisa dibilang terlalu berani, namun apa yang bisa dia lakukan? pendirian Zhang Jiangwu sangat kokoh untuk bisa masuk ke desa ini. Apalagi dia diperintahkan langsung oleh shifunya. Qixuan dan Zhang Jiangwu adalah murid Sekte dari Sekte cermin giok, mereka berguru dengan orang yang sama, itu sebabnya hubungan Qixuan dan Zhang Jiangwu sangat dekat. Jiangwu mengabaikan Qixuan dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia menutup kedua matanya sebelum menjelajah ke alam mimpi. Qixuan yang melihat tindakan Jiangwu yang hanya diam dan lebih
Tidak ada sesuatu yang lebih besar yang bisa membuatnya kesal setengah mati kecuali tujuannya tidak bisa ia penuhi. Oh ayolah, Tianlan hanya perlu mendapatkan manual kultivasi, dan harta karun yang ada di Hutan Beast sajalah solusi yang paling tepat untuknya. Tianlan datang ke sini untuk mendapatkan harta itu, tapi dia malah mendapatkan kabar tidak sedap seperti ini. Harta itu sangat penting untuknya, jika orang-orang menyebutnya harta karun legendaris, sudah pasti ada manual kultivasi di dalamnya. Tianlan harus mendapatkannya agar dia bisa berkultivasi dengan lancar tanpa harus terus kehilangan separuh Qi di tubuhnya. Tentu saja dia kesal, sangat kesal dan bahkan sangat ingin menyalurkan kekesalannya. Tianlan menendang batu krikil di hadapannya dengan sekuat tenaga, seluruh kekesalannya ia salurkan dalam tendangannya. Tindakannya itu membuat Zhaoyang memiringkan kepalanya bingung. Sambil mengunyah bakpao di tangannya, Zhaoyang hanya diam seraya melih
Mayat ini terlihat sangat mengerikan, tubuhnya kering dan kulitnya sangat pucat. Hanya tulang dan kulitlah yang tersisa. Namun, walaupun tubuh fisiknya terlihat mengerikan. Pakaian dan pernak-pernik yang mayat itu kenakan masih terlihat bersih dan rapi. Tianlan berjongkok di dekat mayat itu dan mengeluarkan sebuah belati kecil dari dalam saku kemejanya. Dia menggunakan belati tersebut untuk menggores sedikit kulit dari mayat tersebut. Tianlan melihat bahwa tidak ada setetes darah pun yang keluar. Ternyata rumor itu memang benar. Mayat yang terinfeksi memang tidak memiliki darah sedikit pun di tubuhnya. Tianlan memotong pakaian dari mayat tersebut dan mulai memeriksanya. "Hei! apa yang orang itu lakukan? apakah dia tidak memiliki rasa malu? kenapa dia merobek pakaian mayat itu?" Salah seorang pria yang berdiri paling depan memprotes tindakan Tianlan, menurutnya tindakan orang ini sangat tidak tahu malu. Mempermalukan orang yang sudah tidak bernyawa di
"Shixiong, menurutku kasus hari ini sangat tidak biasa. Kau tahu? orang-orang mengatakan bahwa sebelumnya mayat-mayat yang terinfeksi umumnya mati di waktu malam. Namun, peristiwa hari ini sangat berbeda dengan apa yang aku dengar, ini sungguh aneh. Bagaimana menurutmu, Shixiong?" Qixuan duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Jiangwu yang tengah mengganti pakaiannya. "Hm." Hanya gumamam ambigu itulah yang lolos dari mulut Jiangwu sebelum ia memposisikan tubuhnya dengan nyaman di atas ranjang dan menutup kedua matanya. Qixuan yang kembali mendapatkan sikap dingin Jiangwu hanya bisa menghembuskan napas lelah. Ia merogoh saku kemejanya dan memberikan sebuah amplop putih ke arah Jiangwu. "Shifu mengirimkan ini. Aku tidak tahu apa yang ingin Shifu sampaikan karena aku belum membukanya." Kedua mata Jiangwu terbuka dan ia segera meraih amplop di tangan Qixuan sebelum membuka dan mendapati sebuah surat yang terlipat rapi di sana. Jiangwu segera me
"Keluarga Cheng?" Pelayan penginapan tersebut menatap Tianlan dengan pandangan ragu, "Bagaimana aku harus memberitahumu Tuan? Keluarga itu sudah tidak ada lagi di dunia ini? Apa lagi yang kau inginkan?" Kenapa nada suara pelayan ini terdengar agak meremehkan bagi Tianlan? "Apa yang kau ketahui tentang Cheng Di?" Tianlan memutuskan untuk mengabaikan perkataan pelayan tersebut dan kembali bertanya. "Cheng Di? Cheng Di dari keluarga Inti?" Tianlan hanya diam tidak menjawab. Cheng Di ini sebenarnya berasal dari keluarga cabang. Ayahnya, Cheng Yu hanya memiliki sedikit garis keturunan keluarga Cheng. Walaupun mereka tinggal di Mansion Keluarga Cheng, kehidupan mereka tidak bisa dikatakan cukup. Mereka terbilang sangat kesulitan dengan uang. Hidup mereka hanya bergantung dengan beberapa karung beras yang dibagikan Mansion Cheng untuk setiap Kepala Keluarga. Cheng Yu yang sangat mengerti dengan keadaan mereka memutuskan untuk bekerja
Cheng Di awalnya berasal dari keluarga cabang, lalu karena kejeniusannya dia diangkat ke keluarga inti. Sejak awal keluarganya hidup dalam keadaan miskin, walaupun Cheng Di telah meningkatkan derajat keluarganya, tetap saja kebutuhan keluarganya masih tidak mencukupi. Ayah Cheng Di, Cheng Yu menghilang secara tiba-tiba dan menimbulkan tanda tanya besar di benak orang ramai. Pada malam setelah kehilangan Cheng Yu salah satu anggota keluarga Cheng terinfeksi sebuah penyakit misterius, dan setelah itu, satu-persatu anggota keluarga Cheng terinfeksi penyakit ini dan mati. Tidak ada yang tersisa dari keluarga tersebut kecuali Cheng Di, namun Cheng Di juga sudah mati, tidak ada yang tersisa dari keluarga itu. Kasus ini ternyata sangat rumit, semua yang terjadi di Desa ini pasti memiliki penyebabnya, tapi kenapa hanya keluarga Cheng? Tianlan memperhatikan benda di genggamannya. Itu adalah sebuah kain yang memiliki corak di beberapa titik. Kain ini terlihat sep
Keesokan harinya Tianlan kembali ke kediaman keluarga Cheng, kali ini dia membawa Zhaoyang ikut serta dalam penyelidikannya. Tianlan memilih untuk pergi di malam hari karena sepertinya dia akan menimbulkan kecurigaan di benak warga desa jika dia terus berkunjung ke kediaman Cheng. Tianlan kembali memasuki halaman Mansion keluarga Cheng, ia melangkahkan kakinya ke beberapa titik acak dan menggali. Setelah lima menit menggali, Tianlan akhirnya selesai dan berhasil mengumpulkan tujuh buah bendera pemanggil arwah. Jika dugaannya benar, masih ada ratusan bendera arwah yang ditanam di berbagai tempat. Tianlan hanya membutuhkan tujuh bendera arwah, jadi dia tidak perlu mencari lagi. "Tuan ini ... ." Saat Tianlan tengah sibuk dengan bendera-bendera di tangannya, suara seorang pemuda terdengar dari arah punggungnya. Tianlan berbalik dan melihat dua orang pemuda berpakaian seragam berdiri berdampingan. Tianlan sudah cukup sering melihat dua orang
Sebuah geraman menggema di seluruh kediaman Cheng. Suara itu berasal dari tengah formasi array bendera pemanggil arwah."Berhasil." Tianlan menyeringai di balik kegelapan. Di sana, di tengah formasi, berdiri sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan Tianlan tidak akan memperlihatkan sesuatu itu kepada Zhaoyang.Qi Tianlan telah terkuras setengahnya, karena untuk membuat array membutuhkan Qi yang cukup banyak. Tianlan cukup kesal dengan tubuh baru ini, dulu dia hanya perlu menggunakan satu persen Qi dari tubuhnya untuk membuat array, dan array itu lebih besar daripada array ini.'Benar-benar lemah,' gerutunya dalam hati.Karena Qi nya sepertinya tidak akan cukup untuk melawan makhluk di bawah sana, maka Tianlan akan menggunakan cara lain. Yaitu dengan melihat dan menunggu Qi nya kembali pulih. Lagipula ada dua manusia yang juga merupakan Kultivator di sana.Tidak mungkin mereka tidak tahu makhluk apa itu dan membiarkannya begitu saja, dan benar saja, t
Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun
Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak
Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter
Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah
Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka
Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu
'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha
"Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s
Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te