Martin menatap Ethan sambil tersenyum dingin lalu berkata, “Kamu pastinya sudah tahu apa yang mau aku tanyakan.”Senyuman Martin tiba-tiba menghilang dari wajahnya lalu dia kembali berkata dengan suara dalam, “Apa itu kamu?”Ethan sempat terdiam selama beberapa saat lalu mengangguk perlahan seraya berkata, “Ya, akulah orang yang bilang tentang kedatanganmu pada Hengky. Tapi, kamu seharusnya juga sudah tahu maksud dari apa yang aku lakukan.”“Ya, aku tahu. Bagaimanapun juga, kamu tetap saja orang suruhan ibuku,” jawab Martin sambil mencibir. “Ibumu itu mencemaskanmu. Dia nggak mau kamu terus meratapi apa yang sudah berlalu. Kamu seharusnya mengerti semua pengorbanan yang sudah dia lakukan untukmu,” balas Ethan. Martin langsung mencibir seraya berkata, “Maksudmu itu kakekku?”“Kamu kan tahu bagaimana posisi ibumu di keluarga Yadira. Jadi, kamu jangan terus mempersulit hidupnya,” balas Ethan sambil mengerutkan keningnya. “Kak Ethan, aku memang sudah berencana untuk pulang, sekalipun ka
Namun, Dania sama sekali tidak memedulikan perkataan Ferdinand. Dia justru menatap tajam ke arah suaminya lalu berbalik dan berjalan keluar rumah. Ferdinand bergegas memerintahkan bawahannya untuk segera menghentikan Dania. “Cepat, hentikan dia! Jangan sampai dia keluar dari rumah ini! Siapa pun tidak ada yang boleh membantunya keluar dari sini!” seru Ferdinand tegas. Seorang pelayan langsung melangkah maju dan berusaha menghentikan Dania dengan berkata, “Bu Dania, dengarkan saja perintah suami Ibu ….”Dania langsung memelototi si pelayan lalu mendorongnya tanpa menunggu si pelayan menyelesaikan kalimatnya dan berkata, “Pergi kamu! Jangan ada yang coba menghentikanku!”Pelayan itu didorong sampai hampir menabrak tembok. Namun, pelayan yang lain tetap tidak menyerah untuk menghentikan langkah Dania. Wajah Dania membiru karena marah. Dia buru-buru berbalik untuk menghampiri Ferdinand lalu berkata dengan penuh amarah, “Ferdinand, aku tahu kalau kamu itu pengecut! Tapi jangan coba-coba
Winda tersentak dengan jawaban perawat itu. Kemudian dia menatap si perawat dengan tatapan curiga.Si perawat langsung tersenyum lalu berusaha untuk menjelaskan masalah ini dengan berkata, “Pak Hengky pernah menanyakan apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dari luka Ibu ini ketika Ibu baru masuk ke rumah sakit dengan luka-luka di tubuh Ibu. Jadi, pastinya sekarang Pak Hengky tidak perlu terlalu khawatir lagi dengan keadaan Ibu karena luka-luka Ibu sudah pulih dengan baik.”Winda sama sekali tidak tahu akan hal ini. Hampir semua urusannya diurus oleh Santo. Bahkan dia juga sulit untuk bertemu dengan Hengky. Jadi, dia pikir ….Winda tiba-tiba saja mendengar suara langkah kaki di belakangnya ketika dia sedang memikirkan perkataan si perawat.“Pak Hengky, saya sudah memeriksa luka Bu Winda dan tidak ada masalah serius sama sekali. Jadi, Bu Winda sudah bisa pulang hari ini,” ujar si perawat sebelum Winda sempat menoleh. “Saya sudah tahu. Sekarang suster bisa keluar dulu,” balas Hengky d
Winda mengerutkan keningnya lalu menarik lengan Hengky seraya berkata, “Aku memang agak emosional malam itu. Aku tahu ….”“Kamu nggak perlu jelasin apa pun lagi sama aku. Aku nggak mau mendengarnya,” balas Hengky menyela perkataan Winda sambil melepaskan cengkeraman tangan Winda dari lengannya. Suasana hangat yang sempat dirasakan mereka tiba-tiba kembali dingin. Winda menggigit bibirnya lalu bergegas mencium bibir Hengky agar laki-laki itu tidak lagi bisa mengatakan kata-kata yang menyakitkan dari mulutnya. Ciuman Winda terasa dangkal, tapi juga menggairahkan di saat yang bersamaan seakan dia melakukannya dengan sengaja untuk menghukum Hengky. Hasrat Hengky yang sempat memudar tiba-tiba kembali bangkit karena ciuman itu. Namun, Hengky tetap berusaha untuk menahan diri. Dia tidak membalas ciuman itu dengan hangat, tapi juga tidak menolaknya seakan dia menikmatinya dan menyerahkan semua kendali kepada Winda. Winda perlahan membuka matanya dan menemukan kedua mata Hengky yang terliha
Membuktikan? Winda tercengang dengan permintaan Hengky. Bagaimana dia bisa membuktikan perkataannya?Winda menatap Hengky sambil terus berpikir selama beberapa saat. Akhirnya, Winda berinisiatif memegang bahu Hengky lalu mencium bibir sampai lehernya. Mata Hengky seketika berubah gelap ketika dia melihat Winda yang berlutut dan mulai berusaha melepaskan celana Hengky. Hengky bergegas menarik perempuan itu lalu mendorongnya ke atas tempat tidur. Winda melihat Hengky yang mulai melepas jas dan kancing bajunya dengan tatapan bingung. “Apa aku harus melakukannya sendiri?” tanya Hengky sambil mencibir. Winda akhirnya mengerti maksud dari perkataan Hengky. Akhirnya, dia bergegas bangkit dari tempat tidur lalu memeluk leher Hengky seraya berbisik, “Biar aku yang melakukannya.”Winda mulai membuka kancing kemeja Hengky dan menciumi leher serta dada Hengky dengan lembut. Perempuan ini terlihat tidak memiliki pengalaman dalam hal seperti ini, tapi tetap saja apa yang dilakukannya berhasil me
Winda langsung berpura-pura untuk tidak bersikap malu. Dia memberanikan diri untuk menatap Hengky sampai kedua mata mereka bertemu. Winda menemukan kedua mata Hengky yang terlihat lebih cerah dari biasanya ….Winda langsung mengerjapkan matanya lalu memalingkan wajah untuk kembali berpura-pura menyisir rambutnya. Namun, perhatiannya tetap terfokus ke arah Hengky. Mata Hengky juga terlihat melembut ketika melihat perilaku canggung Winda. Kemudian dia kembali melanjutkan kalimatnya, “Saya akan tidur di sini.”Winda langsung menoleh ke arah Hengky dengan matanya yang cerah lalu bertanya, “Benar kamu mau tidur di sini?”Hengky langsung mengangguk setelah melihat harapan yang terpancar dari mata Winda. Winda langsung mengembangkan senyuman di wajahnya tanpa dia sadari. Kemudian dia melirik ke arah perawat yang sedang membersihkan kasur dan langsung teringat akan apa yang terjadi dengan dirinya dan Hengky di atas kasur itu 30 menit yang lalu. Winda tidak bisa menahan diri untuk tidak tersi
“Aku tahu kalau kamu yang melakukannya buat aku. Lagi pula, siapa lagi yang bisa membuat balai lelang Astro menghentikan pelelangan mereka selain kamu?” ujar Winda tanpa memedulikan Hengky yang tidak membalas perkataannya. Balai lelang Astro memiliki kekuatan yang tidak perlu diragukan lagi di Jenela. Namun, entah mengapa saat itu sikap balai lelang Astro kepada Winda sangatlahF sopan dan murah hati. Winda yakin semua itu bisa terjadi karena ada pengaruh Hengky di belakangnya. Lagi pula, bagaimana mungkin balai lelang Astro berani memberikannya barang seharga ratusan miliar tanpa mendapatkan bayaran dari Winda?Tatapan mata Hengky berubah gelap lalu dia berkata, “Anggap saja sebagai kompensasi perceraian kita.”Kilatan penuh rasa sakit langsung melintas di mata Winda. Bagaimana mungkin Hengky tetap bersikeras ingin bercerai dengannya ketika Winda terus memikirkan cara untuk menebus semua kesalahannya?Winda hanya bisa menahan rasa sakit di hatinya sambil menatap Hengky seraya berkata,
Winda yakin Hengky akan percaya padanya selama Winda bisa memberikan cincin itu pada Hengky. Hati Hengky bergetar ketika mendengar suara memohon Winda. Namun, laki-laki itu tetap melepaskan tangan Winda dari pinggangnya lalu membuka pintu dan bergegas keluar dari ruang rawat. Pintu ruangan tertutup dengan keras disertai dengan hilangnya sosok Hengky dari pandangan Winda. Winda menggigit bibirnya sambil berdiri tertegun selama beberapa saat. Sampai akhirnya dia mendengar suara ketukan pintu. Winda menghampiri pintu dan membukanya dengan cepat. Dia menemukan beberapa orang memanggilnya dengan hormat di depan pintu lalu masuk ke dalam ruang rawatnya untuk membereskan meja makan. Winda menatap ke luar ruang rawatnya, tapi dia tidak menemukan Hengky ataupun Santo di sana. Kilatan penuh kekecewaan kembali melintas di kedua matanya. Sepertinya Hengky tidak akan kembali malam ini. Dia kembali mengacaukan hubungan mereka berdua. Winda merasa tertekan sampai dia terus berguling-guling di at