Hengky berusaha menahan getaran di hatinya lalu berkata, “Aku akan suruh Santo untuk temani kamu di rumah sakit sampai kamu sembuh. Kamu bisa bilang sama Santo kalau ada urusan yang harus kamu urus. Jangan sampai aku dengar kamu pergi dari rumah sakit ini diam-diam.”Kemudian Hengky berbalik dan pergi dari ruang rawat Winda tanpa memedulikan perkataan perempuan itu. Winda ingin menyusul Hengky, tapi para pengawal langsung menghentikannya. “Bu Winda, silakan kembali ke ruang rawat Ibu. Nanti akan ada suster yang membantu Ibu berganti pakaian,” ujar salah seorang pengawal. Winda menatap punggung Hengky yang semakin jauh dari pandangannya. Kekecewaan bisa terlihat jelas dari raut wajahnya. Akhirnya dia memilih untuk berbalik dan kembali ke ruang rawatnya. Di kediaman keluarga Dirawa. Dania melipat tangannya sambil duduk di sofa yang berada di ruang keluarga yang luas. Dia sedang menatap tajam ke arah perempuan yang sedang berlutut di hadapannya seraya berkata, “Kamu bersihkan di sini
Ferdinand bergegas mendorong Dania dengan kedua tangannya sampai Dania terpental dan menabrak vas yang ada di belakangnya. Seketika, wajah Dania memucat karena kesakitan. Namun, Ferdinand sama sekali tidak merasa bersalah. Dia justru menunjuk ke arah Dania seraya berkata, “Cuma seorang ibu kayak kamu yang membesarkan seorang putra sampai menjadi pemberontak dan selalu saja mencari masalah.”Dania adalah ibu yang sangat menyayangi putranya Roma. Jadi, amarahnya langsung bertambah besar ketika mendengar Ferdinand memaki putranya sendiri. “Si perempuan jalang yang bernama Mina itu ya yang ngomong begitu sama kamu?” tanya Dania sambil mencibir. Kemudian Dania kembali berkata dengan nada sinis, “Ferdinand, kamu harus melepaskan semua pemikiran kotormu itu. Karena aku nggak akan membiarkan perempuan jalang itu mendapatkan satu pun aset milik keluarga Dirawa selama aku masih hidup.”Raut wajah Ferdinand terlihat semakin gelap. Kemudian dia menunjuk ke wajah Dania sambil menggertakkan gigin
Mina terlihat sedang mengembangkan senyuman di wajahnya ketika dirinya mendengarkan pertengkaran Ferdinand dan Dania secara diam-diam. Dia juga terlihat membawa seorang remaja laki-laki bersamanya untuk mendengarkan pertengkaran itu. Di sisi lain, para pengawal Hengky tidak berani melawan perintah atasannya itu. Mereka terus menjaga Winda dan tidak mengizinkan Winda pergi ke mana pun sesuai dengan perintah Hengky. Bahkan Santo dan para pengawalnya akan berbondong-bondong mengikuti Winda ketika perempuan itu pergi ke taman bawah untuk menikmati sinar matahari pagi. Mereka akan mengikuti Winda ke mana pun Winda pergi. Winda jarang sekali melihat Hengky di rumah sakit di pagi dan siang hari. Namun, Hengky akan kembali ke rumah sakit pada malam hari dan pergi lagi di pagi hari. Bahkan Winda saja sampai tidak sempat melihat Hengky ketika dia membuka mata di pagi hari. Karena Hengky sudah pergi sejak pagi-pagi sekali. Winda sebenarnya ingin memperbaiki hubungan mereka berdua agar menjadi
“Kak Winda, aku kan pernah bilang kalau Kakak bisa dapat laki-laki yang lebih baik daripada dia. Pak Hengky nggak menghormatimu sebagai istrinya. Mana mungkin laki-laki kayak dia layak untuk jadi suamimu?” ujar Martin sambil menatap Winda. Hengky langsung memicingkan matanya lalu berkata sambil mencibir, “Berani sekali kamu ngomong begitu di hadapanku?”Martin menatap Hengky seakan siap menantangnya lalu berkata, “Sekarang dia memang masih menjadi istrimu. Tapi sebentar lagi dia tidak akan lagi menjadi istrimu.”Kemudian Martin berjalan mendekati Hengky lalu berkata dengan nada dingin, “Apa kamu masih bisa melarangku untuk bertemu dengannya kalau kalian berdua sudah bercerai?” Winda tersentak ketika mendengar kata bercerai. Dia langsung menoleh ke arah Hengky yang masih bersikap acuh tak acuh. Kemudian Winda menatap Martin seraya berkata dengan tegas, “Terima kasih atas perhatianmu. Tapi kami berdua tidak akan bercerai.”Mata dingin Hengky seketika terlihat sedikit menghangat ketika
“Cemburu? Nggak ada alasan lain yang ada di pikiranmu selain itu?” balas Hengky sambil mencibir. “Gimana aku bisa tahu kalau kamu saja nggak mau ngomong sama aku?” gumam Winda pelan. Winda menyadari kalau ada yang aneh dengan Martin. Namun, dia tidak memiliki bukti apa pun. Selain itu, beberapa orang asing yang menyerangnya juga mengakui kalau Romalah yang melakukannya. Namun, bagaimanapun juga kemunculan Martin yang sangat kebetulan saat itu sudah berhasil menyelamatkan nyawanya. Lagi pula, Winda juga tidak mengerti kenapa Hengky sangat benci dengan Martin. Padahal Matin sudah berkali-kali berhasil menyelamatkannya dan sama sekali tidak pernah menyakiti Winda.“Kamu itu nggak sadar atau memang menikmati dikejar sama laki-laki kayak dia?” tanya Hengky sinis. Kemudian Hengky kembali berkata dengan nada penuh ancaman, “Pokoknya kamu nggak akan bisa keluar dari sini kalau kamu nggak menuruti semua perkataanku!”Winda langsung menarik tangan Hengky lalu berkata dengan serius, “Kamu jan
“Saya akan mengurus semua masalah ini sendiri. Jadi, dia tidak perlu tahu,” jawab Hengky singkat. Santo langsung mengerutkan keningnya lalu kembali berkata, “Tapi sepertinya Bu Winda salah paham dengan Bapak ….”Hengky dengan cepat menatap Santo tajam yang berhasil membuat Santo menutup mulutnya rapat-rapat, bahkan sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya. Kemudian Hengky memalingkan wajahnya dan mulai berjalan seraya bertanya, “Apa ada tindakan yang dilakukan keluarga Dirawa akhir-akhir ini?”“Pak Ferdinand tidak melakukan tindakan apa pun. Tapi sekarang istrinya yang banyak membuat ulah. Sepertinya istri dari Pak Ferdinand tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja,” jawab Santo sambil mengikuti Hengky di belakangnya. Semua orang di Kota Jenela juga tahu kalau Dania jauh lebih menyayangi putranya Roma daripada dirinya sendiri. Jadi, wajar saja kalau dia tidak bisa bersikap tenang ketika suatu hal buruk terjadi kepada putranya. “Kamu nggak perlu mengkhawatirkan perem
Martin menatap Ethan sambil tersenyum dingin lalu berkata, “Kamu pastinya sudah tahu apa yang mau aku tanyakan.”Senyuman Martin tiba-tiba menghilang dari wajahnya lalu dia kembali berkata dengan suara dalam, “Apa itu kamu?”Ethan sempat terdiam selama beberapa saat lalu mengangguk perlahan seraya berkata, “Ya, akulah orang yang bilang tentang kedatanganmu pada Hengky. Tapi, kamu seharusnya juga sudah tahu maksud dari apa yang aku lakukan.”“Ya, aku tahu. Bagaimanapun juga, kamu tetap saja orang suruhan ibuku,” jawab Martin sambil mencibir. “Ibumu itu mencemaskanmu. Dia nggak mau kamu terus meratapi apa yang sudah berlalu. Kamu seharusnya mengerti semua pengorbanan yang sudah dia lakukan untukmu,” balas Ethan. Martin langsung mencibir seraya berkata, “Maksudmu itu kakekku?”“Kamu kan tahu bagaimana posisi ibumu di keluarga Yadira. Jadi, kamu jangan terus mempersulit hidupnya,” balas Ethan sambil mengerutkan keningnya. “Kak Ethan, aku memang sudah berencana untuk pulang, sekalipun ka
Namun, Dania sama sekali tidak memedulikan perkataan Ferdinand. Dia justru menatap tajam ke arah suaminya lalu berbalik dan berjalan keluar rumah. Ferdinand bergegas memerintahkan bawahannya untuk segera menghentikan Dania. “Cepat, hentikan dia! Jangan sampai dia keluar dari rumah ini! Siapa pun tidak ada yang boleh membantunya keluar dari sini!” seru Ferdinand tegas. Seorang pelayan langsung melangkah maju dan berusaha menghentikan Dania dengan berkata, “Bu Dania, dengarkan saja perintah suami Ibu ….”Dania langsung memelototi si pelayan lalu mendorongnya tanpa menunggu si pelayan menyelesaikan kalimatnya dan berkata, “Pergi kamu! Jangan ada yang coba menghentikanku!”Pelayan itu didorong sampai hampir menabrak tembok. Namun, pelayan yang lain tetap tidak menyerah untuk menghentikan langkah Dania. Wajah Dania membiru karena marah. Dia buru-buru berbalik untuk menghampiri Ferdinand lalu berkata dengan penuh amarah, “Ferdinand, aku tahu kalau kamu itu pengecut! Tapi jangan coba-coba