Share

Bab 482

Author: Matahariku
last update Last Updated: 2023-11-28 18:00:01
Melihat ekspresi kaget di wajah Winda, Hengky mengulurkan tangan dan meraih dagu wanita itu, memaksanya mengangkat kepala dan menatap langsung ke matanya.

“Sepertinya kamu nggak bisa belajar untuk jadi penurut!”

Suara pria itu sangat dingin. Matanya dipenuhi amarah dan kekecewaan.

Melihat wajah Winda yang kelihatan sedikit lemas karena sakit, seringai sinis muncul di wajah Hengky. Dia berkata dengan kasar, “Apa kamu begitu nggak sabar untuk bertemu dengannya? Atau apa aku seharusnya nggak boleh muncul di sana hari ini, karena mengacaukan rencanamu?”

Dia awalnya berencana untuk menceraikan wanita ini dan membiarkannya pergi setelah wanita ini jujur dengannya. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa wanita ini bahkan tidak bisa menunggu sama sekali, lagi sakit seperti ini saja masih mau bertemu diam-diam dengan pria itu!

Mendengar perkataan Hengky yang sinis, wajah Winda menjadi pucat. Dia menatap mata Hengky yang dingin dan tercekat karena malu. “Hengky, kamu sebegitu nggak percayanya p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 483

    Pada saat itu juga, mobil berhenti.Hengky mengalihkan pandangannya dengan dingin, membuka pintu mobil tanpa ragu, dan bersiap untuk keluar dari mobil.Winda segera mengulurkan tangan dan meraih lengan pria itu. Hengky berhenti dan menoleh ke arahnya.“Apa lagi yang ingin kamu katakan?” Suara pria itu sedingin es, dan ekspresinya sangat tidak peduli.Winda menarik napas dalam-dalam dengan tidak nyaman, lalu dengan sedikit tatapan memohon di matanya, dia berkata dengan suara serak, “Hengky, bisa nggak kamu percaya padaku sekali ini?”Meski hanya sekali ….Hengky tersenyum sinis dan mencibir, “Apa kamu layak aku percayai?”Winda kehilangan keseimbangan. Wajahnya seketika memucat.Hengky memandangnya seperti sedang menatap orang asing, ekspresinya dingin dan tanpa emosi.“Keluar dari mobil dan ikut denganku.” Hengky melontarkan kalimat itu dengan dingin, melepaskan tangannya, lalu berjalan ke kursi penumpang baris depan, mengulurkan tangan dan mengetuk jendela.Kaca mobil diturunkan. Heng

    Last Updated : 2023-11-29
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 484

    Dia tidak tahu semua itu. Saat dia bangun, Hengky sudah tidak ada di rumah. Dia mengira Bi Citra yang selama ini menjaganya, tapi tak disangka ternyata Hengky.Namun, kalau pria itu benar-benar peduli padanya dan menyayanginya seperti yang dikatakan Bi Citra, kenapa pria itu malah bersikap dingin dan nggak peduli padanya, mengatakan hal-hal yang kasar dan mempermalukannya?Bi Citra melihat ekspresi bingung di wajah Winda dan menghela napas. “Bu"BuBuBVvvBvvvvvccc, coba Ibu pikirkan baik-baik sifat Pak Hengky seperti apa. Kalau dia memang sama sekali nggak peduli pada Ibu, mana mungkin dia akan melakukan begitu banyak hal untuk Ibu?”Setelah berkata begitu, Bi Citra menggeleng, berbalik badan, menuruni tangga, lalu pergi.Winda menatap punggung Bi Citra, terdiam beberapa detik lalu segera naik ke atas.Dia rencananya mau langsung ke kamar tamu untuk mencari Hengky, tapi ketika melewati pintu kamarnya, dia mendapati pintu kamar itu dan lampu di dalam menyala.Winda melangkah masuk ke d

    Last Updated : 2023-11-29
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 485

    Seluruh emosi Winda yang telah dipendam sejak lama akhirnya meledak. Dia menatap Hengky dengan putus asa dan sedih.“Kamu nggak pernah mau percaya padaku, nggak pernah sekali pun!” ujarnya dengan suara serak, sambil menangis dan terisak-isak.Air mata terus mengalir di wajahnya yang cantik itu, mengaburkan pandangannya. Hatinya terasa seperti diremas. Dia merasa terkekan, bahkan ingin berbalik badan dan melarikan diri.Namun, dia tidak bergerak. Dia hanya menatap pria yang duduk di sofa itu, lalu mengangkat tangannya untuk menghapus air mata dari wajahnya.Kemudian, dia membungkuk dan mengambil surat cerai itu dari meja, lalu menatap Hengky dengan mata merah dan berkata dengan keras kepala, “Kecuali kalau kamu memberitahuku sekarang bahwa kamu nggak memiliki perasaan apa pun terhadapku, kamu nggak akan pernah jatuh cinta padaku selama hidup ini. Kalau kamu mengatakannya, aku akan langsung menandatangani surat cerai ini. Kalau nggak, aku nggak akan pernah mau menandatanganinya.”Setelah

    Last Updated : 2023-11-29
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 486

    Bi Citra tidak tenang melihat keadaan Winda, jadi dia terus mengikuti wanita itu masuk ke dalam vila. Ketika melihat Winda naik ke atas, dia ragu-ragu dan tidak berani mengikutinya.Setelah memikirkannya, Bi Citra akhirnya menelpon Hengky. Namun, pria itu tidak menjawab.Memikirkan kondisi Winda barusan, Bi Citra menghela napas dengan berat. Dia tidak mengerti bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini.Sekembalinya ke dalam kamar, Winda duduk di samping tempat tidur sambil menatap kosong sobekan kertas yang berserakan di lantai. Dia bangkit dan berjalan ke arah meja, mengambil surat cerai yang masih utuh, lalu merobeknya dengan ganas, seolah ingin melampiaskan amarahnya. Dia merobek kertas itu sampai tak berbentuk, lalu membuangnya ke tempat sampah.Setelah melakukan itu, dia merasa emosi di hatinya sedikit berkurang.Karena Hengky menolak mengatakan hal yang dia minta tadi, dia tidak akan pernah menandatangani surat cerai itu. Dia mau Hengky mengatakannya sendiri. Dia baru bisa meny

    Last Updated : 2023-11-29
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 487

    Ekspresi di wajah Winda sedikit berubah. Dia mengerutkan kening dan berkata, “Dia lagi nggak di Jenela?”“Iya ....” Lani tidak berani menatap wajah Winda, lalu berkata dengan canggung, “Pak Hengky memesan penerbangan pagi untuk pergi ke luar negeri. Sekarang dia sudah berada di pesawat, tapi saya nggak tahu persis ke mana dia pergi. Pak Santo yang mengurus semuanya.”Winda tidak menyangka. Hengky tidak hanya meninggalkan Jenela, tapi bahkan pergi ke luar negeri supaya tidak perlu bertemu dengannya.Senyuman pahit muncul di wajahnya. Dia merasa sedikit tertekan dan panik.“Bu, apa Ibu baik-baik saja?”Winda mengangkat kepalanya dan menatap wajah Lani yang terlihat khawatir. Dia memaksakan senyum dan menggelengkan kepalanya.“Apa kamu tahu kapan mereka akan kembali?”“Pak Hengky nggak memberikan instruksi khusus apa pun ketika dia pergi, tetapi kudengar dari Pak Santo, setidaknya selama setengah bulan ....”Winda akhirnya paham maksud Hengky sesaat sebelum pergi tadi malam. Pria itu berh

    Last Updated : 2023-11-30
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 488

    “Bos, apa dia menyadari kita sedang mengikutinya? Apa kita masih mau mengikutinya?”Mereka kurang lebih sudah tahu ke mana saja Winda pergi hari ini, dan wanita itu jelas mau pulang ke rumah sekarang. Namun, wanita itu tiba-tiba berubah arah sekarang, jadi pasti ada yang tidak beres.Pria yang duduk di kursi penumpang berpikir sejenak dan kemudian mengambil keputusan, “Jangan mengikutinya lagi dan terus melaju ke depan saja. Lagi pula, dia juga mau pulang. Kalau sampai dia sadar kita mengikutinya, kita akan sulit mengikutinya lagi ke depannya.”“Oke, bos.” Setelah mengatakan itu, si pengemudi menginjak pedal gas dan terus melaju di sepanjang jalan tersebut.Winda terus melihat ke kaca spion dan menghela napas lega saat melihat mobil itu tidak mengikutinya lagi.Dia berbalik arah di persimpangan di depan, lalu pulang ke vila.Kamarnya sudah dibersihkan. Winda istirahat sebentar, lalu pergi ke bandara. Sebelum naik ke pesawat, dia menelepon Hengky dan Santo lagi, tapi tidak ada yang menj

    Last Updated : 2023-11-30
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 489

    Sopir menurunkan Winda dan pergi.Winda membuka pintu dan masuk ke dalam, merasa familiar dengan seisi rumah itu. Perabotan di dalam rumah masih sama sepertinya ketika dia meninggalkannya tiga tahun lalu. Tidak berubah sama sekali.Rumahnya dijaga sangat bersih, dan pelayan bahkan sengaja menyiapkan bunga untuk menyambutnya.Winda membawa kopernya ke kamar, memasukkan barangnya sebentar ke lemari, lalu masuk ke kamar mandi sambil membawa ponselnya.Dia menelepon Yolanda sambil mandi, untuk memberi tahu wanita itu bahwa dia sudah sampai dengan selamat.Kemudian, dia beristirahat sepanjang malam dengan nyenyak.Keesokan paginya, Winda menelepon Lucy untuk membuat janji, tapi jawaban yang diterimanya adalah Master Moka untuk sementara tidak menerima tamu.Winda berpikir sejenak, lalu langsung naik taksi menuju studionya Master Moka.Lucy sangat terkejut saat melihatnya datang. “Bu Winda, saya kaget sekali melihat Ibu ada di sini. Saya pikir Ibu sudah menyerah.”Saat Winda menelepon, Lucy

    Last Updated : 2023-11-30
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 490

    Hengky memejamkan mata dengan perasaan menderita, dan kejadian yang tidak bisa dia lupakan dan menyakitkan itu langsung muncul di benaknya.“Pa.” Dia berkata dengan suara serak, “Aku ....”Ketika dia mengucapkan dua kata itu, seorang pelayan masuk dan berkata, “Pak, ada seorang yang bernama Bu Winda di luar, yang mengaku sebagai menantu Bapak. Dia bilang dia datang ke sini untuk mengunjungi Bapak. Apa Bapak mau mempersilakannya masuk?”Sejak kecelakaan waktu itu, Winda tidak pernah lagi masuk ke Pranoto Garden. Jadi, wajar saja jika para pelayan di vila tidak mengenalinya.Anton melirik ke arah Hengky dengan heran, mengerutkan kening dan berkata, “Winda juga ada di Fontana. Kenapa kamu nggak memberitahuku?”Hengky tersenyum sinis dan berkata dengan dingin, “Kurasa dia nggak ingin aku tahu tentang hal ini.”Bagaimanapun juga, wanita itu datang ke sini untuk pria itu.Anton mengerti maksud perkataannya, tapi tidak mau mengatakan apa-apa lagi pada putranya itu saat ini. Dia segera memerin

    Last Updated : 2023-11-30

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status