Begitu melihat mata Ziva terbelalak ketakutan, Ethan segera menjelaskan dengan sedikit panik, “Bu Ziva, jangan salah paham. Aku bukan orang jahat. Aku nggak ikuti kamu sepanjang waktu. Hari ini aku pergi ke Star Kingdom Entertainment untuk mengurus sesuatu, kebetulan aku lihat kamu keluar dari sana, makanya aku ikuti kamu.”“Ada apa kamu cari aku?”“Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya kita bertemu. Kamu mungkin nggak punya kesan apa pun terhadapku. Tapi aku punya kesan yang mendalam terhadapmu.” Ethan berhenti sejenak untuk melihat Ziva. Dia tertawa ringan ketika melihat sorot mata Ziva yang kebingungan, lalu berkata lagi, “Di pesta beberapa hari yang lalu, kamu bersama Pak Roma dari Verrou Entertainment. Kehormatan bagiku bisa bertemu dengan Bu Ziva satu kali. Tapi sebelumnya aku nggak pernah bertemu denganmu di industri ini. Kamu artis yang baru direkrut Verrou Entertainment, ya?”Ziva menganggukkan kepala. Belum sebulan dia bergabung dengan Verrou Entertainment. Selain pesta hari
Ziva tampak terkejut dan bergumam pelan, “Martin ....”Ziva belum pernah bertemu dengan pria itu, tapi Ziva sudah sering mendengar tentangnya. Martin memulai debutnya di usia 18 tahun, menjadi artis top di usia 20 tahun, sekarang dia hanya populer sebentar. Sekarang dia terkenal untuk sesaat. Terutama karena pria itu adalah pria yang memiliki skandal dengan Winda.“Aku nggak kenal dengan Pak Martin.” Ziva menatap Ethan dengan penuh ingin rasa tahu, seolah-olah dia ingin melihat sesuatu dari ekspresi pria itu. “Terlebih lagi, aku masih sadar diri. Katakan saja apa tujuan Pak Ethan.”Kedua orang itu berinisiatif mengulurkan tangan mereka kepada Ziva hanya karena mereka pernah bertemu Ziva satu kali di pesta. Dipikir berapa kali pun rasanya tidak dapat dipercaya.Ethan tampaknya tidak terkejut dengan reaksi Ziva. Dia sendiri juga tidak mengerti ketika Martin mengatakan hal ini padanya.Dilihat dari sisi manapun, tidak ada yang menonjol dari Ziva di antara banyak pendatang baru. Namun, men
Ethan mengambil kopi dari Jenny, lalu mengucapkan terima kasih dengan suara pelan. Dia meletakkan gelas kopi ke atas meja dan berkata, “Jadi begini, Bu Winda. Perusahaan sudah mempersiapkan rekaman untuk lagu baru Martin. Pak Jason suruh aku datang untuk lihat apakah luka di tangan Bu Winda sudah sembuh. Kapan Bu Winda bisa memulai pekerjaan rekaman ini?”Winda menunduk dan melihat telapak tangannya. Lukanya sudah membaik, tapi jahitannya masih belum dilepas. Mungkin butuh waktu lebih lama untuk sembuh total.Namun, jika hanya untuk syuting MV, lukanya saat ini tidak akan menjadi masalah besar. Masalahnya, Winda tidak ingin menerima pekerjaan ini. Kalau tidak, Winda tidak akan menyuruh Julia menggunakan luka ini sebagai alasan untuk menolak.“Pak Ethan, aku sudah berkomunikasi dengan Pak Martin tentang pembuatan MV. Aku mungkin nggak bisa ambil pekerjaan ini. Aku harap kalian cari orang lain saja.”Ethan spontan mengerutkan keningnya, “Apakah ada yang Bu Winda khawatirkan? Atau karena
Winda mengangguk sambil tersenyum.Bagaimanapun, Winda masih berutang budi pada Martin. Apalagi masalah ini ada hubungannya dengan Winda. Sekalipun Winda ingin menolak juga merasa tidak enak hati untuk mengatakannya.Ethan diam-diam menghela napas lega di dalam hati, lalu dia bertanya, “Kapan Bu Winda sempat? Biar aku bisa atur dengan Pak Yanwar dulu.”Winda berpikir sejenak lalu menjawab, “Akhir-akhir ini aku selalu sempat. Tergantung Pak Yanwar kapan bisa bertemu denganku? Kabari saja nanti.”Ethan berkata dengan gembira, “Oke, kalau sudah tentukan waktunya, aku akan hubungi Bu Winda.”“Maaf, jadi merepotkan Pak Ethan.”Setelah mengantar Ethan pergi, Winda menemui Julia untuk membicarakan hal tersebut. Julia tidak tahu kalau Yanwar adalah kenalan lama ibunya Winda. Julia hanya merasa Yanwar pergi ke sana karena reputasi Sinta. Oleh karena itu, Julia pun menyetujuinya tanpa pikir panjang.Setelah membicarakan hal itu, Winda juga tidak terburu-buru pulang. Dia mengobrol dengan Julia te
Yolanda langsung menyadari ada yang janggal dengan Winda. Dia pun bertanya dengan ragu-ragu, “Kenapa? Kamu dan Jefri bertengkar lagi?”Lebih dari sebulan yang lalu, Winda dan Jefri bertengkar. Saat itulah, Jefri benar-benar melukai harga diri Winda. Winda langsung bersumpah di depan mereka kalau Winda tidak akan pernah menemui Jefri lagi. Namun, tidak ada yang menganggapnya serius.Meskipun selama sebulan itu Winda memang bersikeras tidak menemui Jefri, di hari ulang tahun Jefri, Yolanda melihat foto pesta ulang tahun di status Whatsapp ada Winda di sana. Oleh karena itu, Yolanda mengira mereka telah berbaikan.Senyuman di bibir Winda sedikit memudar. Kemudian, dia berkata dengan tenang, “Nggak, aku sudah nggak ada hubungan apa pun lagi dengannya.”Yolanda baru saja minum air. Begitu dia mendengar hal itu, dia langsung menyemburkan air di mulutnya dan berkata dengan kaget, “Kamu serius?”“Tentu saja.” Winda tersenyum dan berkata, “Jefri punya kelebihan apa? Apakah dia seganteng suamiku
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di luar kamar. Winda tiba-tiba berhenti bicara dan mengangkat wajahnya lalu melihat ke arah pintu. Pada detik berikutnya, matanya bertemu dengan mata Hengky yang dingin.Winda spontan menelan kembali kata-kata yang tersisa. Dia juga mengabaikan suara Yolanda yang datang dari ujung lainnya, lalu berkata dengan cepat, “Besok aku pergi jemput kamu. Nanti kita ngobrol lagi. Dah.”Usai berkata, Winda langsung menutup telepon. Begitu dia melihat Hengky sedang menatap rancangan desain di tangannya, dia cepat-cepat membuka laci dan memasukkan kertas itu, lalu segera menutup laci.Setelah itu, senyum cerah merekah di wajah Winda. Dia pun menyapa Hengky dengan suara manis, “Sayang, kamu sudah pulang.”Jantung Winda berdebar sangat kencang. Dia merasa seperti tertangkap basah oleh Hengky dan rahasia kecilnya ketahuan. Hal itu menyebabkan Winda merasa sedikit bersalah dan tidak berani menatap langsung ke mata Hengky.Namun, Winda sama sekali tidak menyangka k
Winda menghela napas panjang dan menutup pintu kamarnya. Setelah itu, dia mengganti pakaiannya.Selesai mengganti baju, Winda menatap pantulan wajahnya di cermin besar. Untuk pertama kalinya, Winda meragukan pesonanya sendiri.Winda benar-benar tidak bisa membayangkan perempuan seperti apa yang disukai Hengky kalau pria itu tidak menyukai perempuan seperti dia. Sepertinya Hengky belum pernah memiliki hubungan dekat dengan perempuan mana pun sebelumnya ....Saat Winda tengah melamun, terdengar suara ketukan di pintu. Suara pria yang berat dan terburu-buru samar-samar mengungkapkan kalau si pemilik suara sudah tidak sabar menunggu lagi.Winda bergegas pergi membuka pintu. Hengky berdiri di depan pintu. Alis di wajahnya yang tampan berkerut. Tatapan matanya yang hitam begitu datar, tanpa emosi.Mata Hengky tertuju pada wajah Winda sepersekian detik. Kemudian, pria itu langsung berbalik dan pergi ke tangga.Winda segera menutup pintu dan mengikuti suaminya. Sampai mereka masuk ke dalam mob
Hengky menoleh dan menatap Winda dengan dingin, ada sedikit sarkasme di sorot mata pria itu.Winda tercengang ketika mendapat tatapan seperti itu. Belum sempat dia bicara, suara Hengky yang dingin telah bergema di dalam mobil.“Winda, ternyata aku orang seperti itu di dalam hatimu?” Ada nada tidak senang yang kuat di dalam suara Hengky.“Bu-bukan ....” Winda mengibaskan tangannya dengan panik dan tergagap, “Dulu aku sering asal ngomong sewaktu bercanda dengan Yolanda. Bukan seperti itu, kok. Aku bersumpah.”Winda mengangkat tangan dan menunjuk ke atas dengan tiga jarinya. Dia mengedipkan matanya yang berair dan menatap Hengky, dengan ekspresi manja dan menyanjung.Hengky melirik Winda sekilas, sama sekali tidak ada kehangatan di mata pria itu. Hanya ada tatapan dingin, sedingin salju di musim dingin.Senyum menyanjung di bibir Winda seketika membeku. Dia menurunkan tangannya dengan kesal. Setelah terdiam beberapa saat, dia pun menjelaskan, “Hengky, ini benar-benar nggak seperti yang ka