Share

Bab 17

Penulis: Matahariku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-19 14:08:59
Winda merasakan hatinya berdenyut perih. Perasaan itu sulit dia jelaskan dengan kata-kata.

“Kenapa kamu masih nggak pergi?” tanya Yuna dengan nada ketus.

Winda menarik napas dalam-dalam dan melipat kedua tangannya sambil melirik sekilas ke arah Yuna, kemudian tatapannya berhenti pada diri Hengky sambil bertanya, “Kamu nggak mau kasih penjelasan?”

“Nggak ada yang harus dijelaskan,” kata Hengky dengan nada santai dan wajah datar. Ucapan lelaki itu membuat Yuna mencengkeram tas yang ada di tangannya dan tampak sangat terkejut. Ternyata mereka saling mengenal?!

Entah mengapa rasa waspada pada diri Yuna meningkat. Dia berpikir sesaat dan setelah itu dia menoleh ke arah Hengky sambil tertawa dan berkata, “Bagaimana kalau Pak Hengky pergi dulu? Saya cari Pak Hengky setelah selesai urus dia.”

Hengky melirik ke arah Winda sekilas dengan datar dan berkata, “Kita pergi saja.”

Diam-diam Yuna menghela napas lega. Seulas senyum tersungging di bibirnya dan langsung memeluk lengan lelaki itu sambil berkata dengan nada manja, “Oke!”

Lelaki itu tampak tidak nyaman. Matanya turun dan menatap tangan Yuna, tetapi dia tidak menolaknya. Sikap lelaki itu membuat Yuna merasa bahagia. Dia melirik Winda dan memasang wajah penuh kemenangan. Seakan-akan dia adalah kekasih resmi Hengky.

Winda akhirnya mengerti bagaimana perasaan Hengky ketika dia mengejar Jefri. Meski dia tidak pernah melakukan hal yang mengkhianati Hengky, keberadaan orang seperti Yuna sudah sangat mengganggu. Apalagi perempuan itu menggandeng lengan suaminya di depan matanya langsung.

Winda menggigit bibir bagian dalamnya dan maju untuk menghentikan kedua orang tersebut. Sebersit sorot terkejut melintas di mata Yuna. Dengan nada penuh penekanan dia berkata, “Bu Winda, jadi orang jangan terlalu nggak tahu malu. Nggak baik kalau sikap Ibu seperti ini.”

“Hengky, aku mau bicara baik-baik dengan kamu!” kata Winda dengan suara tertahan. Suaranya terdengar sedikit bergetar dan juga terisak. Melihat ekspresi sedih perempuan itu membuat Hengky berkata, “Nggak ada yang harus dibicarakan, aku nggak akan setuju.”

Mau memintanya untuk minta maaf pada Jefri? Tidak mungkin!

“Sebaiknya kamu enyahkan keinginan kamu itu,” tambah Hengky dengan nada yang semakin dingin.

Setiap teringat dengan sikap buruk Jefri pada Winda dan perasaan perempuan itu justru tidak pernah berubah membuat Hengky merasa konyol. Kalau Winda memang menginginkan kehidupan seperti itu, Hengky tidak akan pernah bersedia mengabulkannya.

Wajah Winda menggelap, dia tidak tahu kalau Hengky begitu peduli dengan Yuna. Dia mengepalkan telapak tangannya dan menunduk untuk menutup sorot kesedihannya sambil bergumam, “Oh, begitu ….”

Setelah diam sejenak, Winda menarik napas dalam-dalam dan memaksakan seulas senyum paksa dan berkata, “Aku nggak ganggu kalian lagi, aku pamit dulu.”

Winda langsung buru-buru balik dan pergi dari sana dengan langkah cepat. Dia menuruni tangga dengan lari kecil karena takut kalau satu detik lebih lama dia berada di sana, maka tangisnya akan tumpah di hadapan semua orang.

Melihat sosok punggung Winda yang tengah pergi dari sana membuat tatapan Hengky jatuh pada kaki perempuan itu yang keseleo. Langkah kakinya terlihat jelas sedikit pincang. Kakinya masih belum sembuh, tetapi kenapa dia menggunakan sepatu hak?!

Ekspresi Hengky kembali menggelap. Dia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pada Santo.

“Tunggu di depan pintu masuk gedung Sentosa. Antar Bu Winda pulang.”

Sedari tadi Yuna terus memperhatikan Hengky. Pemandangan lelaki itu yang menatap punggung Winda dengan lekat tentu saja tidak luput dari pandangan perempuan itu. Lelaki itu juga mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pada seseorang. Semua sikap Hengky membuat perasaan Yuna tidak tenang.

“Pak Hengky, kita masih belum mau pergi?” tanya Yuna dengan suara lembut. Wajahnya memasang ekspresi sedikit manja. Hengky tersadar masih ada orang lain di sampingnya ketika mendengar suara tersebut.

“Kita pergi,” sahut Hengky dengan nada dingin. Dia langsung menarik tangannya dari pelukan Yuna dan merapikan jas miliknya. Dia melangkah pergi tanpa menunggu perempuan itu.

Yuna terdiam dan tampak sedikit tercenung. Dia sedikit tidak mengerti kenapa perubahan Hengky begitu cepat. Sikapnya sama seperti Yuna pertama kali bertemu dengan lelaki itu. Yuna pikir dengan Hengky tidak menolak dirinya memeluk lengan lelaki itu di hadapan Winda, maka artinya Hengky sudah menganggapnya sebagai pasangannya.

Detik selanjutnya Yuna seperti menangkap sesuatu. Dia melihat ke arah kepergian Winda tadi dan mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ekspresi Winda tampak sedih ketika berjalan keluar dari dalam gedung. Di depannya terlihat sebuah mobil Porsche hitam berhenti di hadapan Winda.

Jendela mobil bergerak turun dan sosok Santo menyembulkan kepalanya dari balik kemudi.

“Bu,” sapa lelaki itu.

Winda tidak terkejut ketika melihat sosok Santo karena dia tadi baru bertemu dengan Hengky. Setelah berpikir sesaat, Winda memutuskan untuk membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

“Bu, apakah Ibu mau pulang sekarang?” tanya Santo sambil tersenyum.

Winda duduk di kursi penumpang bagian belakang sambil melipat kedua tangannya dan melihat ke arah luar jendela. Dia tidak menjawab melainkan memberikan pertanyaan juga pada Santo, “Pak Santo, ada hal yang saya tanyakan.”

Santo terdiam sejenak dan bertanya, “Apa yang ingin Ibu tanyakan?”

“Hengky dan Yuna ….” Winda menggigit bibir dalamnya dan dengan nada sedikit gugup lanjut bertanya, “Sudah kenal sejak lama?”

Santo tampak terkejut karena tidak menyangka Winda akan menanyakan hal ini. Kalau dulu, kemungkinan besar Winda akan mengabaikannya dan tidak memikirkannya. Santo berpikir sejenak dan memilih jawaban aman.

“Pak Hengky diundang untuk menghadiri sebuah acara dan membutuhkan pasangan perempuan. Bu Yuna orang yang cocok.”

Cocok? Cocok dari mana? Jelas-jelas dia yang merupakan istri sah Hengky! Kalau memang Hengky butuh pasangan, bukankah seharusnya mengajak dia?

Winda meremas rok nya dan menahan sesak di hatinya. Untuk sesaat dia lupa kalau dirinya dulu pernah bilang pada Hengky kalau lelaki itu tidak perlu memberi tahunya jika ada acara seperti ini. Winda tidak akan bersedia menemani Hengky menghadirinya. Hengky selalu mengingat ucapan tersebut sehingga dia selalu mengajak orang lain jika membutuhkan pasangan untuk datang ke acara.

Dulu Winda tidak akan peduli meski keesokan harinya Hengky akan masuk dalam berita bersama dengan perempuan lain. Akan tetapi, sekarang hatinya merasa luar biasa sesak. Bahkan Winda sedikit memandang rendah dirinya.

“Malam ini mereka akan datang ke acara yang ada di mana?”

Santo tampak serba salah. Hengky sudah berpesan agar dia mengantarkan Winda pulang ke rumah. Lelaki itu tidak memintanya untuk berbicara apa pun. Santo merinding ketika dia membayangkan keributan yang akan terjadi kalau dia salah berbicara.

“Bu, Pak Hengky nggak ada titip pesan. Saya ….”

Winda menangkap sorot kebingungan Santo dan akhirnya berkata, “Sudahlah, kamu antar mereka saja, saya bisa pulang sendiri.”

Setelah mengatakan kalimat tersebut, dia membuka pintu dan turun dari mobil. Santo memanggilnya tetapi diabaikan oleh Winda. Julia yang melihat Winda turun dari mobil Porsche langsung membelalakkan matanya. Dia melihat plat mobil dan seketika keningnya berkerut.

Plat dari mobil tersebut menunjukkan pemiliknya bukan orang yang sembarangan. Tidak semua orang yang memiliki uang bisa mendapatkan plat nomor seperti itu. Julia ingat bahwa mobil itu adalah milik Hengky dari Pranoto Group.

Kenapa Winda bisa turun dari mobil lelaki itu?

“Kenapa kamu turun dari mobil itu?” tanya Julia dengan suara pelan.

“Kamu itu dikenal publik dan harus memperhatikan pengaruh dari sikapmu. Kalau sampai tersebar dan dijadikan bahan gosip, pekerjaanmu akan jadi taruhannya!”

Julia menyapukan pandangannya ke sekitar dan setelah memastikan tidak ada orang baru lanjut berkata, “Aku dengar katanya Yuna dekat dengan Pak Hengky. Julia bisa ada di posisi sekarang saat usia yang masih muda sudah pasti karena ada yang bantu.”

“Orang-orang menebak kalau salah satu yang membantu Yuna adalah seorang bos besar. Jangan-jangan dia adalah CEO Pranoto Group. Para petinggi juga pernah mencari tahu tentang Yuna. Tetapi perempuan itu cerdik, jawaban yang dia berikan selalu susah dibalas. Tapi semua ucapannya sengaja mengaitkannya ke Pak Hengky dan diam-diam memberi tahu orang lain kalau mereka ada hubungan.”

 

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 18

    Semakin Winda dengar, hatinya semakin sesak. Tadi Yuna sudah sengaja menantangnya dengan sengaja mendekatkan diri pada Hengky. Dia ingin menunjukkan bahwa mereka berdua adalah pasangan, sedangkan Yuna adalah pihak luar.Perempuan itu sengaja memberi tahu Winda bahwa dialah pemilik Hengky. Dia ingin mendapatkan pengakuan dari Hengky, tetapi ternyata lelaki itu justru tidak ingin mengakui hubungan mereka. Kalau bukan karena khawatir Hengky marah besar, Winda ingin sekali langsung mengatakan bahwa dia adalah istrinya lelaki itu!Julia yang menyadari ekspresi Winda yang semakin keruh merasa sedikit curiga. Dengan perlahan dia berkata, “Tapi yang aku dengar katanya Hengky sudah menikah. Hanya saja nggak tahu kebenarannya berapa persen. Nggak pernah ada yang lihat istrinya seperti apa, dia juga nggak pernah mempublikasikannya ke publik. Makanya ….”Perempuan itu menahan kalimatnya dan mengangkat kedua bahunya sambil melanjutkan, “Yang penting kamu tahu saja, jangan sembarangan bersikap. Kala

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 19

    “Kenapa ada dia lagi?” gumam Yuna. Dia sengaja mendekatkan dirinya pada Hengky dan berbisik di samping telinga lelaki itu. Kemudian dia berjalan ke arah Winda.Hengky hanya menatap punggung Yuna, tetapi dia tidak menghentikan perempuan itu.“Bu Winda,” panggil Yuna. Wajahnya yang putih mulus menyunggingkan seulas senyum miring.“Kebetulan sekali kita bertemu lagi.”Teringat bahwa Yuna sudah mendekati suaminya, dalam hati Winda merasa kesal. Dengan suara dingin dia bertanya, “Ada urusan apa, Bu Yuna?”Yuna juga merasakan sedikit rasa persaingan yang ditujukan Winda padanya. Dia memainkan rambutnya dan mengikuti arah pandangan Winda yang menatap Hengky sambil berkata, “Hengky memang lelaki sempurna, oleh karena itu aku mengerti akan ada banyak perempuan yang berusaha mendekatinya setiap hari,”“Tapi dengan identitas yang dimiliki oleh Hengky, sudah pasti dia sering bertemu dengan perempuan dengan karakter berbagai jenis. Bagaimana mungkin dia bisa jatuh hati pada orang seperti itu? Benar

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 20

    Yuna merasa suasana di sekitarnya semakin lama semakin sesak. Dia mendongak dan menatap Hengky. Detik selanjutnya Yuna merasakan bahwa lelaki itu sedang emosi. Dalam hatinya juga ikut merasa sedikit terkejut.Hengky bukan seorang lelaki yang bersedia menunjukkan emosinya. Dalam bayangan Yuna, Hengky merupakan orang yang dingin, anggun serta misterius. Dia tidak pernah melihat sosok Hengky yang seperti sekarang ini.Detik itu juga Yuna menyadari bahwa keanehan sikap Hengky hari ini bukan karena dirinya, melainkan karena perempuan yang bernama Winda ini. Apa hubungan di antara mereka berdua?“Pak Hengky,” sapa Martin sambil maju mendekat sekalian menyembunyikan Winda di balik punggungnya. Dengan suara tenang dia kembali berkata,“Bu Yuna yang bicara nggak sopan dengan Kak Winda. Saya hanya minta dia minta maaf saja. Seharusnya nggak keterlaluan, kan?”Kak Winda?Hengky menyapu pandangannya ke arah Winda dengan perlahan. Sudut bibirnya terangkat hingga membentuk seulas senyum dingin sambi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 21

    Erik melirik Hengky sekilas, kemudian dengan suara pelan dan menggoda dia berkata, “Aku ada vila di samping pantai. Bu Yuna bisa datang kapan pun kalau bersedia.”Kode yang begitu jelas tentu saja dapat dimengerti dan ditangkap oleh Yuna. Dia menarik napas dalam-dalam dan menarik tangannya dengan kuat. Kemudian dia tersenyum dan berkata, “Maaf, aku ke toilet sebentar.”Hengky mendengar itu dana melirik Yuna sekilas. Detik itu juga dia langsung mengerti akan sesuatu. Hengky mengangguk dan membuat Yuna menghela napas lega. Dia bangkit berdiri dan bergegas pergi.Wajah Erik tampak menggelap. Dengan cepat dia menahan lengan Yuna sambil tersenyum pada Hengky dan berkata, “Pak Hengky, aku nggak dihargai sama sekali, mau bicara bisnis apa lagi?”Setelah itu Erik menarik Yuna secara paksa untuk kembali duduk. Dia mengambil kotak rokok di atas meja dan menariknya keluar. Kemudian dengan perlahan dia menghidupkannya dan menjepitnya di antara dua bibirnya sambil menyandarkan punggungnya di sofa.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 22

    “Lepaskan!” ujar Hengky dengan dingin. Matanya tampak berkilau bengis hingga membuat orang lain merinding. Yuna seperti tersambar petir, tetapi dia tetap tidak melepas pegangannya di tangan Hengky.“Hengky, kalau kamu pergi sekarang, Pak Erik hanya akan beranggapan kamu sedang mempermainkan dia. Nanti kerjasamanya akan … kalau nggak aku saja yang pergi. Aku-““Minggir!”Hengky menoleh ke arah Yuna dan memandangnya tajam. Mata gelapnya tampak begitu menyeramkan dan menakutkan. Seluruh tubuh Yuna bergetar hebat karena sorot mata dingin milik Hengky. Dia melepaskan tangannya tanpa sadar kemudian mundur satu langkah.Dengan cepat Hengky melangkah keluar dan dalam satu kedipan mata, sebuah tangan terulur dan menutup jalan Hengky.“Pak Hengky mau ke mana begitu buru-buru sekali?” tanya Martin. Mata cantiknya tampak menyipit karena senyuman di bibirnya.“Minggir!” sentak Hengky dengan dingin.Martin menyunggingkan senyuman lebar. Sorot matanya mengarah ke tubuh Yuna yang tidak jauh dari sana

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 23

    Detik itu juga, tiba-tiba pintu kamar ditendang hingga terbuka. Gerakan Erik berhenti dan ketika dia menoleh ke belakang, sebuah bogeman menghantam wajahnya.“Aaahh!”Erik merintih sambil memegang wajahnya dan jatuh tersungkur ke samping Winda. Darah segar mengalir deras dari hidungnya. Winda membuka matanya dan sebelum dia sempat melihat dengan jelas orang tersebut, dia sudah dibawa masuk dalam pelukan yang hangat.“Kak Winda, tunggu aku di luar,” kata pemuda itu dengan suara serak.Martin melepaskan Winda dan mendorong perempuan itu keluar. Setelah itu terdengar suara Erik yang merintih kesakitan dan kalimat-kalimat makian. Ketika Hengky datang, dia melihat pemandangan tersebut.Di bawah cahaya temaram, terlihat kedua mata Winda yang memerah dan setengah wajahnya membengkak. Sudut bibirnya terdapat noda darah yang belum mengering. Perempuan itu terlihat sangat menyedihkan sekali. Hatinya seperti dihantam oleh sesuatu dengan begitu kuat. Hengky mengepalkan telapak tangannya dan matany

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 24

    Yuna membelalakkan matanya karena tebakannya tadi langsung mendapat jawabannya. Dia meremas tangannya dengan perasaan tidak rela dan juga iri.Sebelum dia menjadi ratu artis nomor satu dan kerap dihina dan direndahkan oleh orang-orang, Hengky yang membantunya dan melindunginya. Sejak saat itu, Yuna sudah jatuh hati pada lelaki itu. Beberapa tahun ini dia selalu berusaha keras berjuang agar bisa layak bersanding dengan Hengky. Yuna ingin sekali menikah dengan lelaki itu dan menjadi istrinya.Akan tetapi Yuna tidak menyangka ternyata dia berusaha keras mendekati lelaki itu, ternyata Hengky justru sudah memiliki tambatan hati yang lainnya. Orang seperti Winda tidak cocok dan tidak pantas untuk lelaki itu! Yuna tidak rela!Hengky menyimpan ponselnya dan masuk ke ruangan tadi. Terlihat Erik yang baru merangkak bangkit. Dia menatap Hengky penuh emosi sambil mengeluarkan umpatan, “Kamu harus kasih aku penjelasan! Aku nggak akan melepa-“Bruk!Sebuah suara yang lumayan keras memotong ucapan Er

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 25

    Hengky menarik kembali pandangannya dan membuat Yuna menghela napas lega.“Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan untuk kejadian malam ini.”Yuna menganggukkan kepala dengan ekspresi kaku. Perasaannya sungguh tidak rela dan tidak terima. Dulu ketika Hengky menolongnya, dia selalu mencari kesempatan untuk mendekati lelaki itu. Setelah itu, dia mendapati Hengky tidak memiliki pasangan di sebuah acara dan langsung berinisiatif mengajaknya berbicara.Akan tetapi Hengky selalu bersikap dingin dengannya dan selalu menjaga jarak padanya. Kalau bukan karena kepentingan bisnis yang mengharuskan Hengky membawa pasangan, Yuna juga tidak akan memiliki kesempatan mendekati lelaki itu.Karena Hengky sehingga Yuna bisa memiliki karir yang seperti hari ini di dunia entertain. Dia tidak akan mengizinkan siapa pun merebut semuanya!“Kamu pikirkan mau kompensasi apa untuk masalah malam ini. Setelah sudah terpikirkan, kamu telepon saya saja,” ujar Hengky dengan sikap formal.“Nanti saya akan minta orang an

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status