Share

Bertemu Ayah

1991

"Tunggu.. pelakunya kidal?" tanya Diara.

Tomi mengangguk. Diara mendesah panjang.

"Apa.. ini hanya kebetulan?" gumamnya.

"Apanya yang kebetulan?" tanya Sinta.

"Aku pernah ber-"

"Sayang!" pekik Haris. Baru saja tiba.

Diara menengok ke arahnya.

"Jangan panggil aku Sayang!"

"Ah, maaf. Aku terlalu bahagia, mendengar mu sudah siuman!"

Haris berjalan cepat mendekati Diara. Menggeser Farel, yang sejak tadi duduk di sebelah Diara. Memeluknya.

"Oh, syukurlah! Aku benar-benar khawatir denganmu. Begitu sampai di bandara tadi, aku bergegas kemari."

Wajah Diara tampak sangat kesal pada Haris. Mengingat, sikap dan sifatnya di masa depan yang sangat buruk.

Diara memukul kencang-kencang punggung Haris, yang kini melepas pelukan. Menggeliat kesakitan.

"Kenapa.. kau memukulku?"

"Aku sangat marah denganmu!"

"Kenapa? Karena, aku tidak ada saat kau bangun? Hei, maafkan aku. Ayahku, mengirim ku ke luar Negeri. Tapi, setelah aku dengar dari Tomi, kalau kau bangun—aku segera kembali kemari."

"Kenapa?"

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status