"RYDER!"Naga Hitam memanggil Rawindra dengan suara yang lebih keras, tapi Pendekar Tangan Satu ini tetap terkulai lemas di atas punggungnya."Ryder, bangunlah! Aku tidak bisa menurunkanmu! Aku harus segera ke Pulau Nirvana untuk menolong Nona Amara, tapi tidak bisa kulakukan kalau kamu masih di atas punggungku!" ujar Naga Hitam."Biar kubantu!" Tiba-tiba muncul gadis cantik dengan sayap transparan kecil di dekatnya, yang membuat Naga Hitam ini terkejut."Siapa dirimu? Kenapa kamu mau membantu kami?" tanya Naga Hitam penuh curiga.Gadis cantik ini hanya tersenyum melihat kepanikan dari Naga Hitam. "Bukankah kalian sedang mencari Peri Penyembuh?" tanyanya.Naga Hitam mulai waspada begitu mengetahui kalau gadis cantik bersayap kecil transparan ini mengetahui maksud kunjungan mereka di Fairy Island ini. "Kenapa kamu bisa mengetahui tujuan kami? Ryder terluka cukup parah, aku disuruh Nona Kalista untuk mengantar suaminya kemari!" ucap Naga Hitam."Pemuda tampan ini suaminya Kalista? Keman
"Hufh! Baiklah ... aku akan menyelamatkannya! Aku harap kamu benar tentang pemuda yang disebut Ryder ini, Ela!" ujar Peri penyembuh Elvira yang akhirnya setuju untuk menyembuhkan kondisi Rawindra yang semakin parah.Peri Penyembuh ini memutar kedua belah tangannya yang membentuk lingkaran Rune berwarna keemasan kemudian ditempelkannya ke dada Rawindra. Lingkaran Rune langsung meresap masuk ke dalam tubuh Pendekar Tangan Satu ini.Terjadi keanehan saat Rune masuk ke dalam tubuh Rawindra. Biasanya Rune penyembuh ini langsung masuk dan berdiam di dalam tubuh untuk menyembuhkan, namun terjadi semacam penolakan di dalam tubuh Rawindra terhadap Rune Penyembuh ini.Tubuh Pendekar Tangan Satu ini kembali bercahaya seperti kejadian saat di Pulau Pedang. Sepertinya Rune Penyembuh dari Elvira tidak berfungsi untuk menyembuhkan Rawindra tapi membuka segel kekuatan yang diberikan oleh Kalista menjelang ajalnya. Segel Kekuatan Dewa Kuno yang dasyat yang selama ini berada di dalam tubuh Kalista dan
"Kami tidak bisa ke sana, Ryder! Hawa dari danau itu saja bisa membuat kami lenyap tidak berbekas!" elak Peri Peramal Ela."Apa kamu bilang? Danau Kematian itu berbahaya? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal kalau ada hawa dari danau yang mematikan seperti itu?" tanya Rawindra dengan wajah bengis dan penuh kemarahan.Kedua peri ini mundur ketakutan melihat sikap Rawindra yang tidak mereka duga. Ada iblis di dalam tubuh pendekar ini yang sangat menakutkan bagi mereka."Mungkin bagimu tidak begitu berpengaruh, apalagi kamu telah memiliki kekuatan yang hebat seperti tadi!" kata Peri Peramal Ela mencoba memperbaiki keadaan."Kalian ini kaum peri, selalu saja berusaha memanfaatkan makhluk lain untuk kepentingan kalian sendiri! Aku tadinya menyangka kalau kaum peri itu baik hati dan penolong, tapi ternyata lebih busuk daripada iblis!" ujar Rawindra."Kami telah menolongmu dari luka yang sangat parah ... apa tindakan kami ini tidak cukup untuk membuktikan padamu kalau kami ini peri yang bai
"Apa yang membuatmu yakin kalau aku akan mengikutimu tanpa perlawanan?" tanya naga raksasa berwarna emas yang muncul di hadapannya. "Dragon Elf ... aku ini Dragon Ryder! Suka atau tidak suka, setiap naga harus mematuhi perintahku!" Rawindra berucap dengan sombongnya seakan setiap naga hanyalah budak Dragon Ryder saja. "Kamu sombong sekali, Ryder! Kalau kamu memang Dragon Ryder, kemana nagamu? Apa kamu ini Ryder tanpa naga?" Balasan dari Dragon Elf ini sangat menyakitkan hati, tapi Pendekar Tangan Satu ini tidak merasakan apa-apa. Kehilangan ingatan dan pegaruh hawa iblis di dalam tubuhnya membuat sosok Rawindra berbeda dari kesehariannya yang welas asih dan penyayang. "Ikut denganku atau aku paksa!' teriak Rawindra yang mulai menggerakkan tangannya untuk mengeluarkan teknik kultivasi kuno yang dipelajarinya. Dragon Elf tampak terkejut melihat teknik kultivasi kuno yang hendak digunakan oleh Rawindra. 'kamu dapat teknik kultivasi kuno ini dari mana?" tanyanya. "Bukan urusanmu! Kam
"Aku tidak akan pergi! Nasib teman-temanku tergantung dirimu mau pergi atau tidak dari Alam Peri ini!" tantang Rawindra. "Aku sangat berharap kamu pergi tanpa kekerasan!""Hihihi ... jadi itu sebabnya? Untuk apa kamu mencari temanmu? Belum tentu juga mereka sedang khawatir denganmu saat ini?" kata Peri Houri yang mencoba mempengaruhi hati Pendekar Tangan Satu ini. "Aku tidak akan menyerah padamu. Walaupun Ela sangat berharap kamu bisa mengalahkanku, tapi kamu hanyalah pendekar dalam ramalan ... tidak memiliki kekuatan sesungguhnya di alam nyata!"Setelah itu Black Phoenix melesat kencang menuju Fairy Island meninggalkan Dragon Elf jauh di belakang. Peri Houri tidak peduli dengan himbauan Rawindra, walaupun dia sudah mengetahui kalau Pendekar Tangan satu ini adalah harapan dari penduduk Alam Peri untuk menyelamatkan mereka dari dirinya."Tambah kecepatan, Dragon Elf! Kejar dan jatuhkan Black Phoenix!" perintah Rawindra.Sontak Dragon Elf menoleh ke arah Rawindra begitu mendengar ucapan
Terjangan kedua kaki Dragon Elf sepertinya akan menghujam ke dalam tubuh Black Phoenix dan mencabik-cabik tubuh Phoenix Hitam ini, tapi betapa terkejutnya naga peri ini saat terjangannya mengenai tubuh yang lebih keras dari baja."Apa ini? kenapa tubuhmu keras sekali?" Kuku tajam Dragon Elf tergerus habis dan patah oleh kekuatan tubuh Black Phoenix."Ternyata hanya begitu kemampuanmu, Dragon Elf! Aku memiliki harapan tinggi terhadapmu, tapi kekuatanmu tidak lebih daripada naga biasa saja!" hina Black Phoenix."Ck! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya!" kata Dragon Elf sambil terbang menjauh saat Black Phoenix mengeluarkan kobaran api hitam menutupi seluruh tubuhnya.Phoenix Hitam terlihat sangat menawan dengan sayap besarnya yang berkobar-kobar oleh api hitam kematian. "Tidak ada yang bisa menandingi kemampuan api kematianku ... termasuk dirimu, Dragon Elf!"Kobaran api hitam dari tubuh Black Phoenix langsung berhembus ke arah Dragon Elf yang masih tampa perlindungan."Hanya
Peri Houri masih berusaha menenangkan hatinya yang berdebar kencang melihat turunnya wujud baru Rawindra. Keringat dingin juga membanjiri tubuhnya ... wajahnya pucat pasi dan peri ini terdiam tanpa mampu bergerak sama sekali."Iblis Tanpa Batas! Bukankah kau sudah punah ribuan tahun yang lalu? Kenapa kau bisa bangkit kembali? Apa keinginanmu?" tanya Peri Houri memberanikan dirinya.Penampilan Rawindra memang sangat menakutkan. Tubuhnya berubah kekar dengan seluruh rambutnya terangkat ke atas bagaikan batu tajam yang keras. Bola mata birunya mengandung energi kilatan petir yang terlihat di dalam bola matanya ini. Seluruh tubuh Rawindra dikelilingi oleh kilatan petir. Wajah Pendekar Tangan Satu ini tanpa ekspresi sama sekali sehingga Peri Houri tidak bisa menebak sikap Rawindra selanjutnya."Hahaha ... Tubuh pemuda ini sangat kuat dan menyimpan energi yang kubutuhkan untuk bangkit kembali! Aku akan menguasai tubuh pemuda tangan satu ini kemudian menguasai seluruh Alam Lelembut! Bukan ka
"Apa ini! Kenapa tanganku tiba-tiba berhenti!" teriak Iblis Tanpa Batas. Suatu kejadian aneh terlihat saat Iblis Tanpa Batas yang mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghabisi Peri Houri tapi tangannya tertahan di tengah-tengah antara dirinya dengan Peri Houri. "Bagaimana, Houri? Kesempatan terakhir untukmu! Kalau kamu memilih kematian maka aku akan biarkan Iblis Tanpa Batas untuk menghabisimu, tapi kalau kamu memilih ikut bersamaku dalam perjalanan ini maka aku akan mengurung kembali Iblis Tanpa Batas!" Peri Houri baru menyadari kalau kekuatan pemilik tubuh asli yang merupakan Sang Terpilih ini jauh berada di atas kekuatan Iblis Tanpa batas yang menurutnya sudah hebat ini. Pemilik tubuh asli ini menawarinya sebagai rekanan dan bukan bawahan seperti yang ditawarkan oleh Iblis Tanpa batas. Tidak ada salahnya dia mencoba setia terhadap Sang Terpilih. Apalagi memang sudah diramalkan dari dahulu kala kalau Sang Terpilih akan datang menyatukan Alam Lelembut, kemudian mnyatukan Alam Lel