Share

192. Danau Kematian

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 23:19:50

"Kami tidak bisa ke sana, Ryder! Hawa dari danau itu saja bisa membuat kami lenyap tidak berbekas!" elak Peri Peramal Ela.

"Apa kamu bilang? Danau Kematian itu berbahaya? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal kalau ada hawa dari danau yang mematikan seperti itu?" tanya Rawindra dengan wajah bengis dan penuh kemarahan.

Kedua peri ini mundur ketakutan melihat sikap Rawindra yang tidak mereka duga. Ada iblis di dalam tubuh pendekar ini yang sangat menakutkan bagi mereka.

"Mungkin bagimu tidak begitu berpengaruh, apalagi kamu telah memiliki kekuatan yang hebat seperti tadi!" kata Peri Peramal Ela mencoba memperbaiki keadaan.

"Kalian ini kaum peri, selalu saja berusaha memanfaatkan makhluk lain untuk kepentingan kalian sendiri! Aku tadinya menyangka kalau kaum peri itu baik hati dan penolong, tapi ternyata lebih busuk daripada iblis!" ujar Rawindra.

"Kami telah menolongmu dari luka yang sangat parah ... apa tindakan kami ini tidak cukup untuk membuktikan padamu kalau kami ini peri yang bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   193. Houri dan Black Phoenix

    "Apa yang membuatmu yakin kalau aku akan mengikutimu tanpa perlawanan?" tanya naga raksasa berwarna emas yang muncul di hadapannya. "Dragon Elf ... aku ini Dragon Ryder! Suka atau tidak suka, setiap naga harus mematuhi perintahku!" Rawindra berucap dengan sombongnya seakan setiap naga hanyalah budak Dragon Ryder saja. "Kamu sombong sekali, Ryder! Kalau kamu memang Dragon Ryder, kemana nagamu? Apa kamu ini Ryder tanpa naga?" Balasan dari Dragon Elf ini sangat menyakitkan hati, tapi Pendekar Tangan Satu ini tidak merasakan apa-apa. Kehilangan ingatan dan pegaruh hawa iblis di dalam tubuhnya membuat sosok Rawindra berbeda dari kesehariannya yang welas asih dan penyayang. "Ikut denganku atau aku paksa!' teriak Rawindra yang mulai menggerakkan tangannya untuk mengeluarkan teknik kultivasi kuno yang dipelajarinya. Dragon Elf tampak terkejut melihat teknik kultivasi kuno yang hendak digunakan oleh Rawindra. 'kamu dapat teknik kultivasi kuno ini dari mana?" tanyanya. "Bukan urusanmu! Kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   194. Rawindra vs Houri

    "Aku tidak akan pergi! Nasib teman-temanku tergantung dirimu mau pergi atau tidak dari Alam Peri ini!" tantang Rawindra. "Aku sangat berharap kamu pergi tanpa kekerasan!""Hihihi ... jadi itu sebabnya? Untuk apa kamu mencari temanmu? Belum tentu juga mereka sedang khawatir denganmu saat ini?" kata Peri Houri yang mencoba mempengaruhi hati Pendekar Tangan Satu ini. "Aku tidak akan menyerah padamu. Walaupun Ela sangat berharap kamu bisa mengalahkanku, tapi kamu hanyalah pendekar dalam ramalan ... tidak memiliki kekuatan sesungguhnya di alam nyata!"Setelah itu Black Phoenix melesat kencang menuju Fairy Island meninggalkan Dragon Elf jauh di belakang. Peri Houri tidak peduli dengan himbauan Rawindra, walaupun dia sudah mengetahui kalau Pendekar Tangan satu ini adalah harapan dari penduduk Alam Peri untuk menyelamatkan mereka dari dirinya."Tambah kecepatan, Dragon Elf! Kejar dan jatuhkan Black Phoenix!" perintah Rawindra.Sontak Dragon Elf menoleh ke arah Rawindra begitu mendengar ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   195. Dragon Elf vs Black Phoenix

    Terjangan kedua kaki Dragon Elf sepertinya akan menghujam ke dalam tubuh Black Phoenix dan mencabik-cabik tubuh Phoenix Hitam ini, tapi betapa terkejutnya naga peri ini saat terjangannya mengenai tubuh yang lebih keras dari baja."Apa ini? kenapa tubuhmu keras sekali?" Kuku tajam Dragon Elf tergerus habis dan patah oleh kekuatan tubuh Black Phoenix."Ternyata hanya begitu kemampuanmu, Dragon Elf! Aku memiliki harapan tinggi terhadapmu, tapi kekuatanmu tidak lebih daripada naga biasa saja!" hina Black Phoenix."Ck! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya!" kata Dragon Elf sambil terbang menjauh saat Black Phoenix mengeluarkan kobaran api hitam menutupi seluruh tubuhnya.Phoenix Hitam terlihat sangat menawan dengan sayap besarnya yang berkobar-kobar oleh api hitam kematian. "Tidak ada yang bisa menandingi kemampuan api kematianku ... termasuk dirimu, Dragon Elf!"Kobaran api hitam dari tubuh Black Phoenix langsung berhembus ke arah Dragon Elf yang masih tampa perlindungan."Hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   196. Iblis Tanpa Batas

    Peri Houri masih berusaha menenangkan hatinya yang berdebar kencang melihat turunnya wujud baru Rawindra. Keringat dingin juga membanjiri tubuhnya ... wajahnya pucat pasi dan peri ini terdiam tanpa mampu bergerak sama sekali."Iblis Tanpa Batas! Bukankah kau sudah punah ribuan tahun yang lalu? Kenapa kau bisa bangkit kembali? Apa keinginanmu?" tanya Peri Houri memberanikan dirinya.Penampilan Rawindra memang sangat menakutkan. Tubuhnya berubah kekar dengan seluruh rambutnya terangkat ke atas bagaikan batu tajam yang keras. Bola mata birunya mengandung energi kilatan petir yang terlihat di dalam bola matanya ini. Seluruh tubuh Rawindra dikelilingi oleh kilatan petir. Wajah Pendekar Tangan Satu ini tanpa ekspresi sama sekali sehingga Peri Houri tidak bisa menebak sikap Rawindra selanjutnya."Hahaha ... Tubuh pemuda ini sangat kuat dan menyimpan energi yang kubutuhkan untuk bangkit kembali! Aku akan menguasai tubuh pemuda tangan satu ini kemudian menguasai seluruh Alam Lelembut! Bukan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   197. Dragon Elf Sword

    "Apa ini! Kenapa tanganku tiba-tiba berhenti!" teriak Iblis Tanpa Batas. Suatu kejadian aneh terlihat saat Iblis Tanpa Batas yang mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghabisi Peri Houri tapi tangannya tertahan di tengah-tengah antara dirinya dengan Peri Houri. "Bagaimana, Houri? Kesempatan terakhir untukmu! Kalau kamu memilih kematian maka aku akan biarkan Iblis Tanpa Batas untuk menghabisimu, tapi kalau kamu memilih ikut bersamaku dalam perjalanan ini maka aku akan mengurung kembali Iblis Tanpa Batas!" Peri Houri baru menyadari kalau kekuatan pemilik tubuh asli yang merupakan Sang Terpilih ini jauh berada di atas kekuatan Iblis Tanpa batas yang menurutnya sudah hebat ini. Pemilik tubuh asli ini menawarinya sebagai rekanan dan bukan bawahan seperti yang ditawarkan oleh Iblis Tanpa batas. Tidak ada salahnya dia mencoba setia terhadap Sang Terpilih. Apalagi memang sudah diramalkan dari dahulu kala kalau Sang Terpilih akan datang menyatukan Alam Lelembut, kemudian mnyatukan Alam Lel

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   198. Alam Roh Surgawi

    Alam Roh merupakan salah satu alam yang turut menyokong Alam Lelembut. Roh-roh yang berada di alam ini hidup damai tanpa adanya rasa pertentangan dan persaingan untuk mencapai kekuasaan tertinggi.Alam Roh hampir sama dengan Alam Manusia yang memiliki kehidupan tersendiri. Hanya saja di Alam Roh terbagi dua bagian yaitu Alam Roh Surgawi dan Alam Roh Neraka.Menurut peri Ela, Kitab Rahasia Pendekar ada di Alam Roh ini tapi dia tidak tahu pasti apakah kitab ini ada di Alam Roh Surgawi atau di Alam Roh Neraka. Demikian juga dengan Sagara dan Adista yang menurut keterangan dari Peri Ela berada di Alam Roh ini. Peri Ela menyarankan Rawindra untuk menemui Roh Athalia, yang menurutnya bisa memberikan petunjuk yang lebih jelas.Alam Roh Surgawi berisi roh-roh yang baik hati dan penolong tanpa ada unsur negatif sedikitpun yang mempengaruhi sifat mereka. Kondisi di Alam Roh Surgawi persis sama dengan Alam Manusia di Bumi Andalas tanpa ada perbedaan, hanya penghuninya saja yang berbeda.Di Alam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   199. Roh Dewi

    "Siapa yang bertanya?' ucap roh yang cantik jelita ini."Rawindra ... aku hanya ingin meminta informasi tentang keberadaan Kitab Rahasia Pendekar dan juga kedua sahabatku yang katanya sedang berada di Alam Roh ini!""Kata siapa aku tahu tentang Kitab Rahasia Pendekar? Memangnya kamu lihat kalau aku ini sumber informasi?" ucap roh cantik ini dengan ketus."Bukan itu maksudku ... aku ingin segera mengakhiri perjalananku di Alam Lelembut ini. Aku harus berhasil menuntaskan tugas dari guruku untuk menemukan Kitab rahasia Pendekar!""Kalau ingin tahu lebih jelas mengenai Kitab rahasia Pendekar, baiknya kamu temu Roh Shivya. Dia itu roh dewi yang bisa melacak keberadaan Kitab Rahasia Pendekar! Kalau tentang kedua sahabatmu, aku pernah menemui mereka tapi sudah lama sekali! Apa kamu tidak salah cari orang?" tanya roh cantik ini."Apa kamu ini Roh Athalia?" tanya Rawindra penasaran."Benar! Kalau ingin tahu lebih jelas mengenai Kitab Rahasia Pendekar, temui saja Roh Shivya di Pulau Roh Abadi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   200. Krisis di Pulau Roh Abadi

    Roh Shivya yang terkenal di Alam Roh sebagai roh yang baik hati dan penolong bagi semua roh terutama yang berdiam di Alam Roh Surgawi ternyata memiliki maksud jahat untuk menguasai Alam Roh. Ternyata Roh Shivya aslinya berasal dari Alam Roh Neraka. Dia berhasil menekan aura roh jahatnya yang berbau bus*k sehingga tidak tercium oleh penghuni Alam Roh Surgawi termasuk Roh Athalia.Roh Shivya sengaja memilih Pulau Roh Abadi untuk menetap agar kejahatannya tidak tercium oleh roh-roh lainnya. Tapi, kedatangan Roh Athalia secara tiba-tiba ke Pulau Roh Abadi ini di luar dugaannya. Roh dewi ini belum sempat menghilangkan aroma bus*k dari Alam Roh Neraka tempatnya berasal sehingga tercium oleeh Roh Athalia."Kamu harus berhati-hati, Rawindra!' kata Roh Athalia memperingatkan Pendekar Tangan Satu ini."Ada apa, Athalia? Kenapa aku harus berhati-hati?" tanya Rawindra dengan rasa penasaran.Ssst ....!Roh Athalia mendekatkan jari telunjuknya menempel ke bibirnya untuk isyarat agar Rawindra tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status