Masahiro dan Guru Fujiwara memandang satu sama lain sebelum Guru Fujiwara mulai menjelaskan. "Katana pusaka memiliki kekuatan yang jauh melampaui katana biasa," kata Guru Fujiwara dengan serius. "Mereka tidak hanya merupakan senjata fisik, tetapi juga memancarkan aura spiritual yang kuat.""Katana pusaka sering kali terkait dengan sejarah dan legenda yang kaya," tambah Masahiro. "Mereka memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan kekuatan ekstra kepada pemiliknya dalam pertempuran."Guru Fujiwara mengangguk setuju. "Tidak semua orang dapat menguasai kekuatan katana pusaka dengan benar. Itu membutuhkan kesabaran, kebijaksanaan, dan keberanian yang luar biasa. Katana pusaka membutuhkan penghormatan dan keterikatan yang dalam dari pemiliknya."Takeshi mendengarkan dengan penuh perhatian, mencoba memahami lebih dalam tentang kekuatan yang terkandung dalam katana pusakanya. "Jadi, bagaimana aku bisa menggunakan kekuatan katana pusaka ini dengan benar?" tanyanya.Guru Fujiwara tersenyum.
Takeshi, yang awalnya merasa ragu tentang keputusan Yuki untuk ikut bertarung, memutuskan untuk menyatakan keberatannya kepada guru Fujiwara. Meskipun dia menghormati semangat dan kesetiaan Yuki, dia merasa bahwa pertempuran melawan Shingetsu dan kelompok Yami akan menjadi sangat berbahaya, terutama bagi seseorang yang bukan pendekar."Dia tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam pertempuran seperti ini," kata Takeshi kepada guru Fujiwara dengan serius. "Kami tidak boleh membawa dia ke dalam bahaya yang tidak perlu."Guru Fujiwara mendengarkan kekhawatiran Takeshi dengan cermat, tetapi dia juga memahami bahwa setiap anggota Dojo Hiten Ryu memiliki peran penting dalam pertempuran yang akan datang. Dengan penuh perhatian, dia menjawab, "Takeshi, saya mengerti kekhawatiranmu. Namun, Yuki adalah bagian tak terpisahkan dari tim ini, dan dia telah menunjukkan semangat yang luar biasa. Saya yakin dia akan berjuang dengan tekad yang sama kuatnya seperti kita semua. Lagi pula dia juga punya
Takeshi, Masahiro, Yuki, dan guru Fujiwara segera menyadari bahwa mereka menghadapi musuh yang tangguh. Mereka harus bekerja sama dengan hati-hati dan menggunakan semua keterampilan mereka untuk menghadapi ancaman yang ada."Dengan kekuatan dan keterampilan kita yang digabungkan, kita pasti bisa mengalahkan mereka," kata Takeshi dengan tekad.Masahiro mengangguk setuju. "Kita harus tetap waspada dan mengandalkan satu sama lain untuk melindungi diri kita sendiri dan satu sama lain," ucapnya dengan serius.Dengan keberanian dan tekad yang kuat, mereka bersiap untuk menghadapi serangan musuh yang menantang. Pertempuran yang sengit dan penuh dengan ketegangan pun dimulai, dengan keberanian dan keterampilan mereka diuji sampai batasnya.Yuki merasakan gelombang amarah memenuhi dirinya ketika matanya menatap Yamato. Dia tidak bisa menyembunyikan gemetar di tangannya, yang mengisyaratkan keinginannya untuk melampiaskan kemarahan yang membara.Yamato, yang memperhatikan reaksi Yuki, tersenyum
Takeshi menyadari bahwa mereka harus berpikir cepat dan bekerja sama dengan lebih efektif jika ingin mengalahkan Yamato. Dia merencanakan serangan balik yang terkoordinasi dengan Yuki, mencoba menemukan celah dalam pertahanan lawan mereka."Yuki, kita harus menyerang bersama-sama pada hitungan ketiga," bisik Takeshi dengan suara pelan.Yuki mengangguk, memahami rencana Takeshi. Mereka berdua menunggu dengan sabar, mengamati setiap gerakan Yamato dengan cermat.Ketika hitungan mencapai tiga, Takeshi dan Yuki melancarkan serangan bersama-sama, saling memberikan dukungan satu sama lain. Mereka bergerak dengan kecepatan dan keahlian yang luar biasa, menciptakan serangan yang sulit untuk ditanggapi oleh Yamato.Yamato terkejut oleh serangan balik mereka, tetapi dia segera mengumpulkan diri untuk melawan. Pertarungan pun berlanjut dengan intensitas yang meningkat, dengan Takeshi dan Yuki bekerja sama untuk mencoba mengalahkan lawan yang tangguh ini.Sementara itu, di pertarungan Masahiro me
Pertarungan antara mereka berlanjut, semakin memanas dan semakin seru. Angin bertiup kencang, membuat dedaunan berjatuhan dan pohon pohon menari. Takeshi dan Yuki memberikan yang terbaik dari kemampuan mereka, bertekad untuk melindungi diri mereka sendiri dan melawan Yamato sampai titik darah penghabisan.Dalam serangkaian serangan bertubi-tubi, Yamato berhasil melancarkan serangan yang akurat, mengarahkan katana nya tepat ke arah bibir Takeshi. Teriakan terdengar dari Takeshi saat katana Yamato melukai bibirnya, menyebabkan darah mengalir deras.Takeshi merasakan sakit yang menusuk, tetapi tekadnya tidak goyah. Dia memegang bibirnya yang terluka dengan tangan gemetar, menahan rasa sakitnya dengan gigih. Meskipun wajahnya terasa basah oleh darah, matanya masih memancarkan tekad yang kuat.Yamato hanya tersenyum puas melihat kesakitan Takeshi. "Ini hanya awal dari apa yang akan kalian hadapi," katanya dengan nada menantang.Takeshi menatap Yamato dengan tatapan tajam, keinginannya untu
Di tengah-tengah gemuruh pertarungan, Yuki terus melawan dengan tekad yang kuat, meskipun dengan satu tangan dan dengan bantuan Takeshi. Dia mempertaruhkan segalanya untuk memastikan bahwa kejahatan yang telah menimpa keluarganya tidak akan luput dari balasannya. Dengan setiap serangan katana, dia mengingatkan dirinya sendiri akan tujuannya yang mulia: melindungi desa dan membalaskan dendam atas kematian ayahnya.Takeshi melihat Yuki terluka dan mendengar kisah tragis tentang ayah Yuki yang dibunuh oleh Yamato. Sambil bertarung wajahnya dipenuhi dengan kemarahan yang mendalam, dan matanya memancarkan determinasi yang membara saat dia menatap Yamato dengan tatapan tajam. 'Dunia ini busuk!' pikirnya.Seketika kekuatan yang sangat besar mengalir dari katana pusakanya ke tubuh Takeshi, membuatnya semakin percaya diri untuk mengalahkan Yamato.Tanpa berkata-kata, Takeshi melangkah maju dengan langkah yang mantap. Setiap gerakan tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan yang menakutkan, dan katana
Saat Masahiro bersiap untuk memenggal Tomoe, tiba-tiba gerakan katana nya terhenti oleh tangan yang tiba-tiba muncul dan menangkis serangannya. Dia terkejut melihat bahwa katana yang akan mendarat di leher Tomoe berhasil dihentikan tepat waktu.Ketika dia mengangkat pandangannya, dia melihat seorang pria muda yang berdiri di depannya dengan tatapan tajam. Pria itu adalah Akatsuki, tangan kanan Shingetsu, yang tiba-tiba muncul di tengah pertarungan."Kau tidak akan bisa melukai Tomoe," ucap Akatsuki dengan suara yang dingin dan tegas.Masahiro menatap Akatsuki dengan tatapan yang serius, merasakan tekanan dari kehadiran pria itu. Meskipun dia tidak mengerti mengapa Akatsuki tiba-tiba muncul untuk melindungi Tomoe, dia tahu bahwa pertarungan mereka belum selesai.Masahiro memperketat cengkeramannya pada katana nya, siap untuk melanjutkan pertarungan. Meskipun dia tidak yakin apa motif sebenarnya dari tindakan Akatsuki, dia tahu bahwa dia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi jalan
Dalam sekejap, udara dipenuhi dengan ketegangan saat Masahiro dan Akatsuki saling berhadapan. Keduanya siap untuk melepaskan serangan pertama, mata mereka dipenuhi dengan fokus dan tekad yang sama kuatnya.Masahiro melangkah maju dengan lincah, pedangnya siap untuk meluncurkan serangan. Dia mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang mengesankan, menciptakan gelombang kecil udara yang membelah ruang di antara mereka.Sementara itu, Akatsuki tetap berdiri dengan mantap, tubuhnya terbentang dalam sikap yang teguh dan siap menghadapi serangan. Dia mengeluarkan alat ninja dari sabuknya dengan gerakan yang lincah dan mulai meluncurkan mereka ke arah Masahiro dengan kecepatan yang mengejutkan.Serangan balik Masahiro datang dengan cepat, dia menghindari alat ninja yang melesat ke arahnya dengan gerakan yang gesit, sambil tetap fokus pada serangan katana nya. Kilatan cahaya dari katana nya memenuhi udara, menciptakan tampilan yang memukau saat dia melancarkan serangan bertubi-tubi.Akatsuki