Takeshi menyadari bahwa mereka harus berpikir cepat dan bekerja sama dengan lebih efektif jika ingin mengalahkan Yamato. Dia merencanakan serangan balik yang terkoordinasi dengan Yuki, mencoba menemukan celah dalam pertahanan lawan mereka."Yuki, kita harus menyerang bersama-sama pada hitungan ketiga," bisik Takeshi dengan suara pelan.Yuki mengangguk, memahami rencana Takeshi. Mereka berdua menunggu dengan sabar, mengamati setiap gerakan Yamato dengan cermat.Ketika hitungan mencapai tiga, Takeshi dan Yuki melancarkan serangan bersama-sama, saling memberikan dukungan satu sama lain. Mereka bergerak dengan kecepatan dan keahlian yang luar biasa, menciptakan serangan yang sulit untuk ditanggapi oleh Yamato.Yamato terkejut oleh serangan balik mereka, tetapi dia segera mengumpulkan diri untuk melawan. Pertarungan pun berlanjut dengan intensitas yang meningkat, dengan Takeshi dan Yuki bekerja sama untuk mencoba mengalahkan lawan yang tangguh ini.Sementara itu, di pertarungan Masahiro me
Pertarungan antara mereka berlanjut, semakin memanas dan semakin seru. Angin bertiup kencang, membuat dedaunan berjatuhan dan pohon pohon menari. Takeshi dan Yuki memberikan yang terbaik dari kemampuan mereka, bertekad untuk melindungi diri mereka sendiri dan melawan Yamato sampai titik darah penghabisan.Dalam serangkaian serangan bertubi-tubi, Yamato berhasil melancarkan serangan yang akurat, mengarahkan katana nya tepat ke arah bibir Takeshi. Teriakan terdengar dari Takeshi saat katana Yamato melukai bibirnya, menyebabkan darah mengalir deras.Takeshi merasakan sakit yang menusuk, tetapi tekadnya tidak goyah. Dia memegang bibirnya yang terluka dengan tangan gemetar, menahan rasa sakitnya dengan gigih. Meskipun wajahnya terasa basah oleh darah, matanya masih memancarkan tekad yang kuat.Yamato hanya tersenyum puas melihat kesakitan Takeshi. "Ini hanya awal dari apa yang akan kalian hadapi," katanya dengan nada menantang.Takeshi menatap Yamato dengan tatapan tajam, keinginannya untu
Di tengah-tengah gemuruh pertarungan, Yuki terus melawan dengan tekad yang kuat, meskipun dengan satu tangan dan dengan bantuan Takeshi. Dia mempertaruhkan segalanya untuk memastikan bahwa kejahatan yang telah menimpa keluarganya tidak akan luput dari balasannya. Dengan setiap serangan katana, dia mengingatkan dirinya sendiri akan tujuannya yang mulia: melindungi desa dan membalaskan dendam atas kematian ayahnya.Takeshi melihat Yuki terluka dan mendengar kisah tragis tentang ayah Yuki yang dibunuh oleh Yamato. Sambil bertarung wajahnya dipenuhi dengan kemarahan yang mendalam, dan matanya memancarkan determinasi yang membara saat dia menatap Yamato dengan tatapan tajam. 'Dunia ini busuk!' pikirnya.Seketika kekuatan yang sangat besar mengalir dari katana pusakanya ke tubuh Takeshi, membuatnya semakin percaya diri untuk mengalahkan Yamato.Tanpa berkata-kata, Takeshi melangkah maju dengan langkah yang mantap. Setiap gerakan tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan yang menakutkan, dan katana
Saat Masahiro bersiap untuk memenggal Tomoe, tiba-tiba gerakan katana nya terhenti oleh tangan yang tiba-tiba muncul dan menangkis serangannya. Dia terkejut melihat bahwa katana yang akan mendarat di leher Tomoe berhasil dihentikan tepat waktu.Ketika dia mengangkat pandangannya, dia melihat seorang pria muda yang berdiri di depannya dengan tatapan tajam. Pria itu adalah Akatsuki, tangan kanan Shingetsu, yang tiba-tiba muncul di tengah pertarungan."Kau tidak akan bisa melukai Tomoe," ucap Akatsuki dengan suara yang dingin dan tegas.Masahiro menatap Akatsuki dengan tatapan yang serius, merasakan tekanan dari kehadiran pria itu. Meskipun dia tidak mengerti mengapa Akatsuki tiba-tiba muncul untuk melindungi Tomoe, dia tahu bahwa pertarungan mereka belum selesai.Masahiro memperketat cengkeramannya pada katana nya, siap untuk melanjutkan pertarungan. Meskipun dia tidak yakin apa motif sebenarnya dari tindakan Akatsuki, dia tahu bahwa dia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi jalan
Dalam sekejap, udara dipenuhi dengan ketegangan saat Masahiro dan Akatsuki saling berhadapan. Keduanya siap untuk melepaskan serangan pertama, mata mereka dipenuhi dengan fokus dan tekad yang sama kuatnya.Masahiro melangkah maju dengan lincah, pedangnya siap untuk meluncurkan serangan. Dia mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang mengesankan, menciptakan gelombang kecil udara yang membelah ruang di antara mereka.Sementara itu, Akatsuki tetap berdiri dengan mantap, tubuhnya terbentang dalam sikap yang teguh dan siap menghadapi serangan. Dia mengeluarkan alat ninja dari sabuknya dengan gerakan yang lincah dan mulai meluncurkan mereka ke arah Masahiro dengan kecepatan yang mengejutkan.Serangan balik Masahiro datang dengan cepat, dia menghindari alat ninja yang melesat ke arahnya dengan gerakan yang gesit, sambil tetap fokus pada serangan katana nya. Kilatan cahaya dari katana nya memenuhi udara, menciptakan tampilan yang memukau saat dia melancarkan serangan bertubi-tubi.Akatsuki
Ketika Guru Fujiwara melihat Shingetsu, ekspresi keheranan dan kesedihan terpancar di wajahnya. "Shingetsu... Apakah kau benar benar telah menjauh dari ajaran-ajaran kami?" ucapnya dengan suara penuh penyesalan.Shingetsu, yang dulu pernah berdiri di bawah naungan Guru Fujiwara, sekarang menjawab dengan tatapan yang dingin dan tanpa belas kasihan, "Aku telah menemukan kekuatan sejati di luar ajaran-ajaran itu, Fujiwara Noboru. Aku tidak akan mundur, bahkan jika itu berarti melawan mantan guru sekalipun."Masahiro, yang mendengar pengakuan mengejutkan itu, merasa terkejut dan kecewa. Dia tidak bisa membayangkan bahwa musuh mereka adalah mantan murid dari guru mereka sendiri.Guru Fujiwara menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri di tengah keadaan yang semakin memanas. "Shingetsu, sungguh disayangkan kau telah memilih jalan yang salah. Tetapi kita masih bisa menyelamatkanmu dari kegelapan ini," ucapnya dengan suara yang penuh harapan.Namun, Shingetsu hanya tersen
Dalam pertarungan yang mencapai puncaknya, Minamoto semakin brutal dalam serangannya. "Kau pikir kau bisa menang melawan aku, Ninja?" teriaknya dengan nada menantang, sambil tertawa terbahak-bahak.Ryuga, meskipun terluka parah, tetap menjawab dengan tekad yang teguh, "Aku tidak akan menyerah kepada kegilaanmu, brengsek! Aku akan bertahan sampai akhir!"Dengan senyum jahat di wajahnya, Minamoto melanjutkan serangannya tanpa ampun. "Kau akan menyesal telah menghadapi aku!" pekiknya sambil melancarkan serangan berikutnya.Setiap serangan yang dilancarkan oleh Minamoto disambut dengan upaya bertahan yang gigih dari Ryuga. Dalam keheningan yang mencekam, pedang mereka saling bertabrakan dengan kerasnya. Kedua belah pihak saling menatap dengan intensitas yang membara, di tengah-tengah pertarungan yang menghancurkan dan mematikan.Dalam keadaan terluka parah, Minamoto dan Ryuga terus saling berhadapan dengan kegigihan yang luar biasa. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Minamoto disambut
Dengan suara yang terengah-engah karena napasnya yang terengah-engah akibat pertarungan yang intens, Shingetsu mulai menceritakan alasan di balik pilihannya untuk membelot. "Kalian tidak akan pernah mengerti," ucapnya, suaranya bergetar karena emosi yang terpendam. "Aku melihat begitu banyak kebusukan manusia di dunia ini. Orang-orang yang berkuasa menindas yang lemah, korupsi merajalela di setiap lapisan masyarakat, orang orang kecil di perbudak bagaikan tidak ada harga dirinya."Takeshi dan guru Fujiwara mendengarkan dengan serius, meskipun mereka masih fokus pada pertarungan. Mereka merasakan kesedihan dan keputusasaan dalam kata-kata Shingetsu."Kalian berdua mungkin berpikir bahwa kebaikan masih ada di dunia ini, tapi aku telah kehilangan segala harapan, keputusasaan, rasa sakit, dan penderitaan telah ku alami di dunia yang busuk ini." lanjut Shingetsu, matanya terlihat kosong, dipenuhi dengan penderitaan yang tak terucapkan. "Aku hanya ingin kekuatan untuk mengubah dunia ini, ba