Share

Bab 978

Author: Arif
Berita kepulangan Wira diberitahukan kepada Wulan dan yang lainnya langsung. Wira takut bahwa mereka akan mengkhawatirkan dirinya. Oleh karena itu, dia menyuruh Yudha untuk mengirimkan merpati surat kepada mereka pagi ini.

Karena itulah, saat Wulan dan yang lainnya menerima surat ini, mereka sangat bergembira. Ditambah lagi dengan kejadian dalam dua hari belakangan ini, mereka menjadi semakin tidak tenang.

"Suamiku sudah mau pulang, kalian berdua sudah mau menikah. Sepertinya kalian juga sudah nggak sabar, 'kan?" tanya Wulan pada Dian dan Dewina dengan nada menggoda. Mendengarnya, kedua gadis itu langsung tersipu.

Sejujurnya, mereka sudah lama menunggu hari ini. Mereka belum pernah merasakan penantian seperti ini. Dalam hal ini, Wulan juga turut merasakan hal yang sama. Hanya saja, saat itu Wulan masih belum terlalu memikirkan hal ini.

Saat Wulan menikah dengan Wira beberapa tahun lalu, meski Wira termasuk berjasa, tapi saat itu dia masih seorang pengangguran. Wulan merasa sangat gelis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 979

    Wira merasa dilema saat melihat ketiga kamar yang menyala terang. Pada saat ini juga, Wulan tiba-tiba bersuara, "Suamiku, kamu nggak akan bisa masuk ke kamarku semudah itu malam ini. Aku harus mengujimu dulu. Kamu baru boleh masuk kalau lolos tesku."Ucapannya ini membuat Wira tercengang. "Oh ya? Silakan berikan tesnya."Setelah berpikir sejenak, Wulan berkata, "Kamu bilang kamu sangat mencintaiku. Kalau begitu, coba katakan apa makanan kesukaanku?"Tanpa ragu-ragu, Wira menjawab, "Rebung! Istriku paling suka rebung!" Wira memberi jawaban itu dengan percaya diri, tapi Wulan malah mendengus setelah mendengar jawabannya."Salah! Seleraku sudah berubah sekarang, aku nggak suka rebung lagi. Jadi, kamu nggak boleh masuk malam ini!" Usai berkata demikian, Wulan mematikan lilin di kamarnya dan melanjutkan, "Suamiku, kamu pergi ke kamar mereka berdua saja."Setelah mendengarnya, Wira tentu paham bahwa Wulan memang sengaja melakukan hal ini. Setelah menghela napas ringan, Dian juga berkata, "Su

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 980

    Dusun Darmadi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Sebagian besar rumah telah menjadi bangunan wastu dengan arsitektur yang sangat indah dan kokoh. Jika tidak tahu tempat ini adalah sebuah dusun sebelumnya, orang-orang bahkan akan mengira tempat ini memang desa bagi orang kaya.Di tengah-tengah Dusun Darmadi, berdiri sebuah vila yang sangat besar. Ini adalah tempat tinggal Wira! Saat ini di ruang bawah tanah yang luas, Wira sedang duduk di kursi pemimpin. Danu berdiri di belakangnya dan ketiga istrinya duduk di kedua sisinya. Di bawah kursi pemimpinnya, ada Biantara, Hasan, Putro, Mandra, Doddy, Suryadi, Meri, Jamal, dan Putu.Dalam waktu setahun, semangat mereka semakin berkobar. Bukan hanya itu, semua orang mulai memancarkan aura yang sangat bijaksana. Meski hanya satu tahun yang berlalu, mereka semua bekerja keras dalam setahun penuh ini."Bicarakan satu-satu saja. Mulai dari jaringan mata-mata Biantara," perintah Wira.Biantara juga tidak berbasa-basi, dia langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 981

    Wira merasa sangat gembira. Dia menghasilkan begitu banyak uang memang untuk memperkuat pasukannya.Kini, pasukannya yang terdiri dari 40 ribu orang tidak mungkin kalah dari pasukan mana pun. Adapun pistol dan granat itu, keduanya bukan berasal dari dunia ini, tentu saja cukup untuk mereka gunakan karena sudah diproduksi begitu banyak.Begitu pertempuran dimulai, semua orang mungkin akan tercengang melihat kehebatan kedua senjata itu!"Bagus sekali!" Seusai berbicara, Wira menatap ketiga wanita itu. Mereka masing-masing bertanggung jawab atas bisnis di suatu provinsi.Wulan bertanggung jawab atas markas di Provinsi Lowala sehingga bebannya tentu lebih besar. Dia bukan hanya harus memastikan bisnis berjalan dengan lancar, tetapi juga mengirimkan barang yang cukup ke Provinsi Yolas dan Provinsi Artana."Semuanya aman-aman saja. Penjualan berjalan lancar seperti biasa," ucap Wulan.Dian turut berkata, "Provinsi Artana juga sama, bisnis kita sudah memonopoli wilayah mereka. Baik produk kit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 982

    Tidak berselang lama, Kumar memicingkan matanya. Terlihat harapan pada sorot matanya. Baru-baru ini, seorang bawahan masuk dengan membawa seekor merpati.Kumar segera mengambil merpati tersebut, lalu tersenyum. Dia berucap dengan tidak acuh dan raut wajah dingin, "Akhirnya datang juga. Kalau begitu, jangan harap dunia ini bisa damai, terutama Wira!"Kebencian Kumar terhadap Wira sangatlah besar. Dia akhirnya tahu siapa orang yang telah membantu Jihan. Ternyata, semua ini adalah ide Wira.Begitu mengetahui masalah ini, Kumar sangat murka. Hanya saja, dia tidak punya cara untuk melawan Wira waktu itu sehingga hanya bisa menahan diri.Selama setahun ini, Kumar tidak menganggur begitu saja. Setelah mencari bantuan sana sini, dia pun menemukan cara untuk melawan. Mulai hari ini, jangan harap Kerajaan Nuala bisa tenang!Perkataan Kumar ini membuat kedua putranya tertegun sesaat. Sesaat kemudian, salah satunya baru bertanya, "Ayah, kenapa mau menyerang Wira?"Bukankah target mereka seharusnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 983

    Wajah Rabo dipenuhi senyuman saat mendengar ini. Dia mengangguk sembari menyahut, "Hehe, kamu benar. Semua ini berkat Kak Wira."Setiap kali mengungkit Wira, ekspresi Rabo akan dipenuhi kekaguman. Dia memuji, "Kak Wira punya pemikiran ke depan. Semua bandit di sini telah ditaklukkan olehnya, makanya semuanya aman."Anak buah di samping pun mengangguk, lalu berkata, "Benar, tapi bakso ini terlalu wangi. Aku sampai ngiler karena aromanya.""Hehe, kamu belum pernah coba, ya? Bakso sapi buatan Kak Wira benar-benar lezat!" timpal Rabo.Ketika beberapa orang ini asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari kejauhan.Selanjutnya, Rabo dan anak buahnya sontak dikepung oleh bandit berpakaian hitam dan bertopeng, sampai tidak ada jalan keluar.Rabo dan lainnya seketika tampak murung. Mereka memasang kuda-kuda, juga mengelilingi barang bawaan agar tidak dirampok oleh para bandit ini.Saat ini, seorang bandit yang memimpin tiba-tiba mengangkat golok di tangan untu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 984

    Rabo berlari dengan sangat cepat dan tidak berani berhenti sedetik pun. Akan tetapi, dia tiba-tiba mendapati sebuah sosok berpakaian hitam yang memegang belati berdiri di bawah pohon yang tidak jauh dari sana. Tatapan sosok itu tertuju lekat-lekat pada Rabo.Begitu melihatnya, wajah Rabo menjadi makin suram. Dia tanpa sadar menggenggam golok dengan makin erat, lalu berseru sambil menyerbu ke arah pria itu, "Semua orang yang berani menghalangiku akan mati!"Sekujur tubuh Rabo seolah-olah dipenuhi energi yang tiada habisnya. Niat membunuhnya bergejolak hebat, langkah kakinya pun menjadi makin cepat.Pria di bawah pohon itu malah mendengus dingin, lalu mengangkat alis dan berucap, "Kamu bahkan nggak tahu kemampuan sendiri, berani sekali menantangku!"Pria itu sontak berjinjit dan meloncat. Tangannya yang memegang belati diarahkan kepada Rabo. Dia menerjang dengan cepat.Begitu terlihat kilatan dingin, mata Rabo seketika terbelalak. Dia merasakan hawa dingin di lehernya. Sebelum sempat mel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 985

    "Aku juga menyuruh para bandit segera membalas pesanku, tapi ... nggak ada balasan apa-apa ...," lanjut Dewina.Mendengar ini, Wira pun mengernyit. Wajar jika terlambat satu hari, tapi jika tiga hari ... benar-benar tidak masuk akal!Setiap kali pengangkutan, Wira selalu berpesan pada mereka untuk tidak terburu-buru, yang penting selamat.Bagaimanapun, mereka adalah veteran Pasukan Zirah Hitam dan jarak yang harus ditempuh sangatlah jauh. Tidak masalah kalau tertunda sehari.Selain itu, para veteran yang melakukan pengangkutan selalu berangkat lima hari lebih awal. Dengan kata lain, Rabo dan lainnya sudah terlambat 8 hari! Ada yang tidak beres!"Apa ... Rabo membuat kesalahan?" tanya Dewina dengan agak ragu. Jelas-jelas tidak pernah terjadi kesalahan seperti ini.Wira menggeleng sembari menjawab, "Nggak mungkin, Rabo sangat bisa diandalkan. Dia nggak akan membuat kesalahan seperti ini.""Selain itu, Rabo pasti mengabari kita dan orang Provinsi Yolas kalau ada keterlambatan. Kalau nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 986

    Wira mengiakan, lalu berucap dengan dingin, "Ya, kemungkinan besar adalah Keluarga Juwanto."Dewina segera bertanya, "Tapi, kenapa mereka menyerang kita? Nggak seharusnya seperti ini.""Nggak ada yang aneh, mungkin mereka sudah tahu aku yang memberi ide kepada Ratu," balas Wira. Tebakannya ini sangat masuk akal."Segera kirim elite dari semua desa dan bawa peralatan canggih. Beraninya Keluarga Juwanto melawan kita, aku tentu akan memberi mereka pelajaran," perintah Wira kepada Meri dan lainnya. Mereka telah lama menyiapkan berbagai peralatan, apalagi sekarang belum butuh banyak.Biantara mengangguk. Dia awalnya ingin pergi, tetapi seseorang yang berpakaian hitam dan bertopeng tiba-tiba datang dengan menunggang kuda. Pria ini menyerahkan sebuah surat kepada Biantara.Tanpa bertele-tele, Biantara langsung menyerahkan surat tersebut kepada Wira. Wira yang melihatnya pun terkejut.Hebat sekali! Hanya dalam beberapa hari, Keluarga Juwanto sudah membuat begitu banyak masalah. Selain Dusun Da

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status