Tatapan Bara dan Panca sontak berbinar. Orang di hadapannya ini adalah sarjana tingkat rendah, kelak orang ini mungkin saja akan menjadi pejabat.Pemuda ini sangat kaya hingga bisa memberi makan daging kepada ratusan orang dan bahkan mengalahkan kepala desa dan polisi! Namun, orang yang begitu kaya dan berkuasa ini malah bersikap begitu ramah terhadap mereka.Perlu diketahui, selama ini tidak ada satu pun bos besar ataupun tuan tanah yang pernah memperlakukan mereka dengan baik!Bahkan di Desa Tiga Harimau sekalipun, ketiga pemimpin mereka juga tidak pernah menganggap mereka sama sekali. Padahal status mereka sama-sama adalah perampok, tetapi mereka malah meremehkan Panca dan Bara yang dulunya hanya pencuri kecil.Namun, Tuan Wira ini berbeda. Dia bukan hanya tidak merendahkan mereka, pria ini bahkan menyebut mereka sebagai teman dan berinisiatif menyapa mereka.Kedua orang itu merasa seolah-olah telah bertemu dengan sahabat mereka."Tuan, mereka adalah teman lamaku. Sekarang sudah tin
"Ah, di sini tempatnya!"Mendengar permintaan Wira, Panca dan Bara merasa hal ini terlalu mudah! Setelah itu, Gavin membawa kedua orang itu untuk beristirahat.Wira berpikir sejenak, lalu memberi instruksi, "Wulan, siapkan pena untukku!"Di dalam kamar, Wulan yang baru saja mendengarkan pembicaraan itu tidak bisa menahan diri dan berkata, "Sayang, apa kamu benar-benar tidak mau pergi ke kabupaten? Perampok di Desa Tiga Harimau bukanlah pencuri biasa!"Reputasi Desa Tiga Harimau telah terkenal dengan keburukannya, bahkan para tokoh besar di kabupaten juga tidak berani mengganggu mereka!"Tidak, aku harus tetap di sini! Tapi kamu harus pergi ke kabupaten, besok aku akan mengatur seseorang untuk mengantarmu!" Wira menggelengkan kepalanya.Fondasi tim mereka baru saja terbentuk. Jika Wira pergi saat ini, semangat para anak buahnya akan memerosot begitu berhadapan dengan perampok gunung.Ketika saatnya tiba, uang seberapa banyak pun tidak akan cukup untuk membangun kembali semangat mereka.
"Ini benar-benar akta rumah kabupaten?" tanya Botak dan Sipit dengan tercengang.Meskipun tidak mengenal tulisan, mereka berdua pernah melihat akta rumah. Bagaimanapun, setiap keluarga memiliki akta rumah seperti ini."Panca, apa yang kamu pamerkan? Bukannya sudah kubilang jangan beri tahu siapa pun?" tegur Bara dengan murung. Dia tampak kesal karena temannya membocorkan rahasia."Oh!" Panca buru-buru menyimpan akta rumah itu, lalu berkata, "Akta ini palsu, aku dapat dari jalanan. Kami masih miskin, tadi itu cuma bercanda. Lanjutkan kerjaan kalian, kami pamit dulu."Keduanya pun langsung pergi tanpa mengatakan apa pun lagi."Panca, Bara, kita berasal dari kampung yang sama dan hidup saling bergantungan. Kalau ada rezeki, berbagilah dengan kami. Lagi pula, kita ini pernah merampok bersama." Botak dan Sipit merasa ada yang ditutupi kedua orang ini. Jadi, mereka berlari untuk menyusul keduanya.Bekerja apanya? Uang yang bisa mereka dapatkan dari pekerjaan ini tidak banyak!"Baiklah. Karen
"Tempat ini Dusun Darmadi?""Benar, Pak.""Setelah masuk ke dusun, jangan panggil aku seperti itu, panggil saja tuan.""Baik, Tuan.""Setelah bertemu dengan tuan itu, ingat untuk bersikap hormat padanya.""Baik, Tuan."Sebuah kereta kuda memasuki Dusun Darmadi. Setelah Regan menyibakkan tirai kereta, Iqbal pun berjalan turun.Keempat petugas pengadilan menyamar menjadi pelayan. Pisau dan busur silang pun disembunyikan di dalam kereta kuda.Selagi Danur pergi melapor, Iqbal berhasil menjatuhkan Eko dan Rangga, juga menghancurkan prestise Radit. Dia memanfaatkan situasi ini untuk menyerang, hingga akhirnya menguasai sebagian besar pengadilan daerah.Kemudian, Iqbal juga dengan susah payah menuliskan catatan tentang perobohan tembok pasar dan hiburan malam. Selesai melakukan semua itu, dia baru punya waktu untuk datang ke tempat yang sudah lama dipikirkannya, yaitu Dusun Darmadi.Pada hari pelaporan, Iqbal sudah mendengar tentang masalah di pasar ikan dari Regan.Beberapa patah kata yang
Plak!Hani tiba-tiba berlari menghampiri. Dia menggendong Taro dan memukul pantatnya. Kemudian, dia berkata sambil memperlihatkan senyuman waspada dan minta maaf, "Tuan, anak ini hanya bicara sembarangan. Tolong jangan marah padanya.""Nggak masalah, anak kecil memang seperti itu." Iqbal tersenyum sambil melambaikan tangannya, lalu mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya, "Aku penasaran, kenapa penduduk di Dusun Darmadi lebih putih dari penduduk di desa lain?""Aku kira Tuan ingin bertanya hal penting." Hani yang tampak waspada seketika menghela napas lega. Dia menjawab, "Kak Wira membagikan sabun kepada kami. Dia bilang kami harus menjaga kebersihan karena kuman ada di mana-mana. Kulit kami pun menjadi bersih setelah sering mandi dengan sabun itu, padahal dulunya kami juga hitam."Iqbal bertanya dengan tidak percaya, "Maksudmu, sabun itu buatan Tuan Wira sendiri?"Belakangan ini, Toko Kelontong Keluarga Wibowo menjual sejenis sabun yang bisa mencuci tangan dan wajah hingga sanga
Iqbal tidak pergi, melainkan terus menunggu. Sore harinya, dia akhirnya bertemu dengan Wira yang sudah pulang.Wira duduk di gerobak sapi yang mengangkut begitu banyak potongan kayu dan irisan bambu. Hasan dan Danu menggiring sapi di kedua sisi. Mereka berdua seperti sedang mengawal Wira."Tuan!" teriak Iqbal sambil bergegas berlari menghampiri. Penampilannya ini terlihat seperti orang yang melihat secercah harapan.Keempat petugas pengadilan termangu melihatnya. Reaksi majikan mereka ini persis dengan reaksi mereka saat bertemu dengan Iqbal.Wira melompat dari gerobak sapinya, lalu memberi hormat dan bertanya dengan heran, "Pak Indra, kenapa kamu datang ke sini?"Wah! Tuan ini benar-benar hebat. Dia membuat seorang sarjana mengejarnya dari kabupaten ke desa."Jangan memanggilku dengan begitu hormat." Iqbal berbalik, lalu menangkupkan tangannya sembari berkata, "Aku datang kemari untuk minta maaf. Nama asliku adalah Iqbal Mulyo, Indra hanya nama samaranku.""Nama samaran?" Wira mengang
Wira berpikir sejenak sebelum bertanya, "Biar kutanya dulu, berapa tahun Dinasti Wangsa bertahan?"Sejarah dunia persis dengan sejarah Atrana. Peradaban kuno adalah awal dari segalanya, orang-orang bijak abad pertengahan membuka jalan, sedangkan dinasti zaman modern menggantikannya.Raja Pertama Dinasti Wangsa menguasai 49 negara bagian, lalu mewariskannya selama 12 generasi sebelum meninggal.Iqbal sering membaca buku sejarah sehingga dia langsung menjawab, "Dinasti Wangsa bertahan hingga 17 generasi, totalnya 296 tahun."Wira mengalihkan topik dengan bertanya, "Gimana dengan Dinasti Yelma?""Dinasti Yelma diwariskan hingga 12 generasi, totalnya 234 tahun," jawab Iqbal dengan heran sambil merenungkan makna di balik pertanyaan Wira.Wira tersenyum, lalu bertanya lagi, "Gimana kalau Dinasti Cahya?"Wajah Iqbal menjadi pucat setelah menyadari sesuatu. Dia menjawab, "Dinasti Cahya diwariskan hingga 15 generasi, totalnya 270 tahun."Wira lagi-lagi bertanya, "Kalau Dinasti Malku?"Iqbal ber
"Beli kulit hewan, silakan dijual kepada kami!" teriak Jamal.Jamal yang sudah mencukur janggutnya bukan hanya tidak terlihat garang lagi. Kini, wajahnya yang bulat justru terlihat agak lucu.Dia menyamar sebagai pedagang. Meskipun terus berteriak, tatapannya yang jahat terus memindai ke sekeliling.Di belakangnya, terlihat dua bawahan yang mengangkat keranjang. Bagian atas keranjang itu ditutup dengan kulit hewan, sedangkan bagian dalamnya terdapat kapak dan pisau yang disembunyikan.Meskipun sikap Jamal sangat sembrono, dia selalu mengusahakan yang terbaik jika sudah membuat keputusan.Demi survei kali ini, Jamal telah membuat persiapan matang. Itu sebabnya, dia menyamar menjadi pedagang yang menerima kulit hewan.Cara ini bukan hanya bisa menyembunyikan identitas mereka, tetapi juga memudahkan mereka mengobrol dengan penduduk desa.Asalkan memastikan target mereka ada di rumah, mereka bisa membawa orang untuk menghabisinya malam nanti.Ketika berpikir demikian, tiba-tiba terdengar s