Duk! Duk!Kedua orang itu menatap Gavin dengan ketakutan.Setelah makan selama satu jam dan mendengarkan orang di samping mereka berbincang,mereka baru tahu bahwa tempat ini adalah rumah pelajar kaya itu. Di sini adalah tempat tujuan mereka untuk mencari informasi.Kini, Gavin malah mengatakan bahwa tempat ini adalah rumah bosnya. Hal ini membuat kedua orang itu tercengang!Bara bersiap-siap untuk melarikan diri. "Gavin, hubungan kita ini bahkan sudah menjalani hidup dan mati bersama, kamu tidak boleh memperlakukan kami seperti ini. Kamu memberi kami makan sampai kenyang dan sekarang ingin menangkap kami, ini tidak adil!"Panca merogoh pisau lipat di pinggangnya dan mengancam, "Kak Gavin, biarkan kami pergi. Kamu sudah lupa dengan janji kita untuk saling berbagi dalam kesenangan dan kesusahan? Kamu bukan orang yang tidak jujur, bukan?""Kalau aku mau menangkap kalian, pasti sudah kulakukan sejak tadi. Lagi pula, apa kalian sanggup melawanku? Aku ingin mengatakan hal yang tulus karena m
Tatapan Bara dan Panca sontak berbinar. Orang di hadapannya ini adalah sarjana tingkat rendah, kelak orang ini mungkin saja akan menjadi pejabat.Pemuda ini sangat kaya hingga bisa memberi makan daging kepada ratusan orang dan bahkan mengalahkan kepala desa dan polisi! Namun, orang yang begitu kaya dan berkuasa ini malah bersikap begitu ramah terhadap mereka.Perlu diketahui, selama ini tidak ada satu pun bos besar ataupun tuan tanah yang pernah memperlakukan mereka dengan baik!Bahkan di Desa Tiga Harimau sekalipun, ketiga pemimpin mereka juga tidak pernah menganggap mereka sama sekali. Padahal status mereka sama-sama adalah perampok, tetapi mereka malah meremehkan Panca dan Bara yang dulunya hanya pencuri kecil.Namun, Tuan Wira ini berbeda. Dia bukan hanya tidak merendahkan mereka, pria ini bahkan menyebut mereka sebagai teman dan berinisiatif menyapa mereka.Kedua orang itu merasa seolah-olah telah bertemu dengan sahabat mereka."Tuan, mereka adalah teman lamaku. Sekarang sudah tin
"Ah, di sini tempatnya!"Mendengar permintaan Wira, Panca dan Bara merasa hal ini terlalu mudah! Setelah itu, Gavin membawa kedua orang itu untuk beristirahat.Wira berpikir sejenak, lalu memberi instruksi, "Wulan, siapkan pena untukku!"Di dalam kamar, Wulan yang baru saja mendengarkan pembicaraan itu tidak bisa menahan diri dan berkata, "Sayang, apa kamu benar-benar tidak mau pergi ke kabupaten? Perampok di Desa Tiga Harimau bukanlah pencuri biasa!"Reputasi Desa Tiga Harimau telah terkenal dengan keburukannya, bahkan para tokoh besar di kabupaten juga tidak berani mengganggu mereka!"Tidak, aku harus tetap di sini! Tapi kamu harus pergi ke kabupaten, besok aku akan mengatur seseorang untuk mengantarmu!" Wira menggelengkan kepalanya.Fondasi tim mereka baru saja terbentuk. Jika Wira pergi saat ini, semangat para anak buahnya akan memerosot begitu berhadapan dengan perampok gunung.Ketika saatnya tiba, uang seberapa banyak pun tidak akan cukup untuk membangun kembali semangat mereka.
"Ini benar-benar akta rumah kabupaten?" tanya Botak dan Sipit dengan tercengang.Meskipun tidak mengenal tulisan, mereka berdua pernah melihat akta rumah. Bagaimanapun, setiap keluarga memiliki akta rumah seperti ini."Panca, apa yang kamu pamerkan? Bukannya sudah kubilang jangan beri tahu siapa pun?" tegur Bara dengan murung. Dia tampak kesal karena temannya membocorkan rahasia."Oh!" Panca buru-buru menyimpan akta rumah itu, lalu berkata, "Akta ini palsu, aku dapat dari jalanan. Kami masih miskin, tadi itu cuma bercanda. Lanjutkan kerjaan kalian, kami pamit dulu."Keduanya pun langsung pergi tanpa mengatakan apa pun lagi."Panca, Bara, kita berasal dari kampung yang sama dan hidup saling bergantungan. Kalau ada rezeki, berbagilah dengan kami. Lagi pula, kita ini pernah merampok bersama." Botak dan Sipit merasa ada yang ditutupi kedua orang ini. Jadi, mereka berlari untuk menyusul keduanya.Bekerja apanya? Uang yang bisa mereka dapatkan dari pekerjaan ini tidak banyak!"Baiklah. Karen
"Tempat ini Dusun Darmadi?""Benar, Pak.""Setelah masuk ke dusun, jangan panggil aku seperti itu, panggil saja tuan.""Baik, Tuan.""Setelah bertemu dengan tuan itu, ingat untuk bersikap hormat padanya.""Baik, Tuan."Sebuah kereta kuda memasuki Dusun Darmadi. Setelah Regan menyibakkan tirai kereta, Iqbal pun berjalan turun.Keempat petugas pengadilan menyamar menjadi pelayan. Pisau dan busur silang pun disembunyikan di dalam kereta kuda.Selagi Danur pergi melapor, Iqbal berhasil menjatuhkan Eko dan Rangga, juga menghancurkan prestise Radit. Dia memanfaatkan situasi ini untuk menyerang, hingga akhirnya menguasai sebagian besar pengadilan daerah.Kemudian, Iqbal juga dengan susah payah menuliskan catatan tentang perobohan tembok pasar dan hiburan malam. Selesai melakukan semua itu, dia baru punya waktu untuk datang ke tempat yang sudah lama dipikirkannya, yaitu Dusun Darmadi.Pada hari pelaporan, Iqbal sudah mendengar tentang masalah di pasar ikan dari Regan.Beberapa patah kata yang
Plak!Hani tiba-tiba berlari menghampiri. Dia menggendong Taro dan memukul pantatnya. Kemudian, dia berkata sambil memperlihatkan senyuman waspada dan minta maaf, "Tuan, anak ini hanya bicara sembarangan. Tolong jangan marah padanya.""Nggak masalah, anak kecil memang seperti itu." Iqbal tersenyum sambil melambaikan tangannya, lalu mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya, "Aku penasaran, kenapa penduduk di Dusun Darmadi lebih putih dari penduduk di desa lain?""Aku kira Tuan ingin bertanya hal penting." Hani yang tampak waspada seketika menghela napas lega. Dia menjawab, "Kak Wira membagikan sabun kepada kami. Dia bilang kami harus menjaga kebersihan karena kuman ada di mana-mana. Kulit kami pun menjadi bersih setelah sering mandi dengan sabun itu, padahal dulunya kami juga hitam."Iqbal bertanya dengan tidak percaya, "Maksudmu, sabun itu buatan Tuan Wira sendiri?"Belakangan ini, Toko Kelontong Keluarga Wibowo menjual sejenis sabun yang bisa mencuci tangan dan wajah hingga sanga
Iqbal tidak pergi, melainkan terus menunggu. Sore harinya, dia akhirnya bertemu dengan Wira yang sudah pulang.Wira duduk di gerobak sapi yang mengangkut begitu banyak potongan kayu dan irisan bambu. Hasan dan Danu menggiring sapi di kedua sisi. Mereka berdua seperti sedang mengawal Wira."Tuan!" teriak Iqbal sambil bergegas berlari menghampiri. Penampilannya ini terlihat seperti orang yang melihat secercah harapan.Keempat petugas pengadilan termangu melihatnya. Reaksi majikan mereka ini persis dengan reaksi mereka saat bertemu dengan Iqbal.Wira melompat dari gerobak sapinya, lalu memberi hormat dan bertanya dengan heran, "Pak Indra, kenapa kamu datang ke sini?"Wah! Tuan ini benar-benar hebat. Dia membuat seorang sarjana mengejarnya dari kabupaten ke desa."Jangan memanggilku dengan begitu hormat." Iqbal berbalik, lalu menangkupkan tangannya sembari berkata, "Aku datang kemari untuk minta maaf. Nama asliku adalah Iqbal Mulyo, Indra hanya nama samaranku.""Nama samaran?" Wira mengang
Wira berpikir sejenak sebelum bertanya, "Biar kutanya dulu, berapa tahun Dinasti Wangsa bertahan?"Sejarah dunia persis dengan sejarah Atrana. Peradaban kuno adalah awal dari segalanya, orang-orang bijak abad pertengahan membuka jalan, sedangkan dinasti zaman modern menggantikannya.Raja Pertama Dinasti Wangsa menguasai 49 negara bagian, lalu mewariskannya selama 12 generasi sebelum meninggal.Iqbal sering membaca buku sejarah sehingga dia langsung menjawab, "Dinasti Wangsa bertahan hingga 17 generasi, totalnya 296 tahun."Wira mengalihkan topik dengan bertanya, "Gimana dengan Dinasti Yelma?""Dinasti Yelma diwariskan hingga 12 generasi, totalnya 234 tahun," jawab Iqbal dengan heran sambil merenungkan makna di balik pertanyaan Wira.Wira tersenyum, lalu bertanya lagi, "Gimana kalau Dinasti Cahya?"Wajah Iqbal menjadi pucat setelah menyadari sesuatu. Dia menjawab, "Dinasti Cahya diwariskan hingga 15 generasi, totalnya 270 tahun."Wira lagi-lagi bertanya, "Kalau Dinasti Malku?"Iqbal ber
Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar
"Pergilah," ujar Senia sambil memijat pelipisnya dengan lembut. "Aku tunggu kabar darimu."Pada sore harinya, Dahlan tiba di kediaman Kresna. Saat ini, dia sedang duduk di aula utama kediaman Kresna.Meskipun Dahlan selalu terlihat tunduk dan penuh hormat karena takut pada ibunya, di sini dia justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda, penuh wibawa dan angkuh.Dahlan duduk di kursi utama sambil meminum teh dengan tenang, menunggu Kresna yang tak kunjung datang."Raja Kresna, kamu membuatku menunggu begitu lama. Sepertinya kamu nggak menghormatiku," sindir Dahlan.Kresna buru-buru mengangkat tangannya sebagai tanda memohon maaf. "Pangeran, kenapa bicara begitu? Aku baru saja dapat kabar tentang kedatanganmu dan langsung datang secepat mungkin. Kalau kamu tersinggung, mohon maafkan aku."Dahlan mendengus dingin, lalu meletakkan cangkir tehnya. Tatapannya langsung beralih ke orang-orang yang berada di aula.Kresna segera mengerti maksudnya dan memerintahkan semua orang untuk pergi. Tida
Menangkap pemimpin untuk menghancurkan pasukan! Ini adalah cara terbaik!Sebenarnya mereka sudah mencoba membunuh Wira beberapa kali sebelumnya, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Namun, kali ini berbeda.Senia telah memutuskan untuk tidak menyembunyikan niatnya lagi. Dengan demikian, dia bisa bertindak lebih bebas tanpa ragu.Ini adalah kesempatan sempurna untuk menyerang Wira secara langsung dan terbuka. Jika berhasil menyingkirkan Wira, itu akan menjadi hasil terbaik. Namun, jika tidak, paling-paling mereka akan memutuskan hubungan mereka. Hasil ini tidak akan berdampak pada apa pun.Dahlan tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita nggak punya orang yang cukup kuat untuk melakukannya. Bahkan, kita hampir kehabisan ahli di pihak kita. Setahuku, Wira membawa beberapa ahli di sisinya.""Kalau kita mengirim orang sekarang, bukankah hanya akan mengorbankan mereka tanpa hasil?"Bahkan, Panji tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan akhirnya kehilangan nyawanya. Dahlan tidak kepikiran si
"Benar!"Di hadapan ibunya, Dahlan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengangguk dengan tegas. Kekhawatirannya memang terletak pada Kresna dan Ararya.Kedua orang ini memegang kekuasaan militer. Meskipun kekuatan mereka telah dibatasi oleh Senia selama bertahun-tahun, mereka tetap tak terkalahkan hingga sekarang.Di wilayah mereka, mereka seperti raja kecil, memerintah wilayah sendiri. Hal ini jelas adalah ancaman bagi kekuasaan Senia.Dulu, Senia tidak terlalu memedulikan mereka karena dia memiliki Panji di sisinya. Panji bahkan mampu menciptakan makhluk beracun yang menakutkan. Sekalipun di medan perang, makhluk beracun tetap bisa membuat posisi mereka unggul.Namun, dengan kematian Panji, Senia kehilangan sosok yang bisa diandalkan. Inilah yang paling dikhawatirkan Dahlan.Jika mereka memutuskan untuk memulai perang dengan Wira saat ini, lalu Raja Kresna serta Raja Ararya menyerang dari belakang, itu akan menjadi krisis besar. Hasil akhirnya bisa dipastikan akan sangat
Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad
Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari
Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl
"Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong
Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika