Wira berpikir sejenak sebelum bertanya, "Biar kutanya dulu, berapa tahun Dinasti Wangsa bertahan?"Sejarah dunia persis dengan sejarah Atrana. Peradaban kuno adalah awal dari segalanya, orang-orang bijak abad pertengahan membuka jalan, sedangkan dinasti zaman modern menggantikannya.Raja Pertama Dinasti Wangsa menguasai 49 negara bagian, lalu mewariskannya selama 12 generasi sebelum meninggal.Iqbal sering membaca buku sejarah sehingga dia langsung menjawab, "Dinasti Wangsa bertahan hingga 17 generasi, totalnya 296 tahun."Wira mengalihkan topik dengan bertanya, "Gimana dengan Dinasti Yelma?""Dinasti Yelma diwariskan hingga 12 generasi, totalnya 234 tahun," jawab Iqbal dengan heran sambil merenungkan makna di balik pertanyaan Wira.Wira tersenyum, lalu bertanya lagi, "Gimana kalau Dinasti Cahya?"Wajah Iqbal menjadi pucat setelah menyadari sesuatu. Dia menjawab, "Dinasti Cahya diwariskan hingga 15 generasi, totalnya 270 tahun."Wira lagi-lagi bertanya, "Kalau Dinasti Malku?"Iqbal ber
"Beli kulit hewan, silakan dijual kepada kami!" teriak Jamal.Jamal yang sudah mencukur janggutnya bukan hanya tidak terlihat garang lagi. Kini, wajahnya yang bulat justru terlihat agak lucu.Dia menyamar sebagai pedagang. Meskipun terus berteriak, tatapannya yang jahat terus memindai ke sekeliling.Di belakangnya, terlihat dua bawahan yang mengangkat keranjang. Bagian atas keranjang itu ditutup dengan kulit hewan, sedangkan bagian dalamnya terdapat kapak dan pisau yang disembunyikan.Meskipun sikap Jamal sangat sembrono, dia selalu mengusahakan yang terbaik jika sudah membuat keputusan.Demi survei kali ini, Jamal telah membuat persiapan matang. Itu sebabnya, dia menyamar menjadi pedagang yang menerima kulit hewan.Cara ini bukan hanya bisa menyembunyikan identitas mereka, tetapi juga memudahkan mereka mengobrol dengan penduduk desa.Asalkan memastikan target mereka ada di rumah, mereka bisa membawa orang untuk menghabisinya malam nanti.Ketika berpikir demikian, tiba-tiba terdengar s
Botak yang kepalanya dibungkus dengan perban obat ikut bersuara, "Tuan Muda Wira benar-benar memberi kami resep rahasia bakso ikan. Dia juga membantu kami buka toko. Bisnis kami sudah jalan 3 hari dan pelanggannya makin ramai.""Hari ini, keuntungan kami mencapai 10.000 gabak. Kalau dikurangi dengan modal, total pendapatan bersih kami adalah 4.000 gabak. Setelah dibagi rata, kami berdelapan bisa mendapat 500 gabak per hari.""Selain itu, Tuan Muda Wira bahkan memberiku uang untuk mengobati infeksi jamur di kepalaku ini," lanjut Botak.Mendengar ini, orang lainnya pun ikut mengangkat kepala dengan bangga. Awalnya, mereka juga mengira Wira hanya memanfaatkan mereka untuk mengulur waktu.Namun, Wira malah mengajari mereka cara membuat bakso ikan, juga mencarikan toko di kabupaten untuk mereka.Dia juga membantu mereka berdelapan membuat surat perjanjian. Mereka sama-sama bekerja dan keuntungan pun dibagi rata.Kedai bakso ikan ini telah dibuka selama 3 hari. Setiap hari, bisnis mereka mak
Meskipun Jamal tampak menggebu-gebu saat berada di depan bawahannya, nyatanya dia sangat berwaspada sekarang.Begitu memasuki hutan, dia langsung memungut sebuah ranting pohon dan berjalan dengan perlahan seperti orang buta.Jamal khawatir ada jebakan penjepit hewan atau lubang yang sengaja digali. Bagaimanapun, ini adalah tipu muslihat yang sering digunakan di pegunungan.Pada saat yang sama, dia terus mengamati sekelilingnya karena takut ada orang yang bersembunyi di dalam sini.Luas hutan ini hanya ratusan meter. Namun, karena terlalu berhati-hati, Jamal menghabiskan 15 menit untuk tiba di ujung hutan ini. Setelah itu, dia akhirnya melihat seorang pemuda.Pemuda berpakaian linen putih itu bertubuh tinggi dan tegap. Rambutnya diikat dengan tali rami biasa. Dia tidak mengenakan aksesori mahal sehingga mirip dengan orang miskin di pedesaan.Meskipun demikian, pemuda ini sangat tampan dan berkarisma. Dia memiliki wibawa yang berbeda dengan orang desa.Saat ini, matahari sedang terbenam.
Ekspresi Jamal terlihat seperti sedang menatap seorang idiot.Jika para bandit ingin menghasilkan banyak uang, mereka tentu harus merampok dan membunuh lebih banyak.Bagaimana mungkin tidak ada korban saat melakukan perampokan? Setiap ada yang mati, petugas pemerintahan pun akan datang untuk menangkap mereka.Selain itu, sudah syukur jika rakyat setempat tidak menjadi mata-mata pemerintah. Mereka tidak mungkin bersedia membocorkan informasi untuk para bandit.Adapun para pedagang, mereka sudah pasti akan menghindar. Mana mungkin mereka berinisiatif memberi uang atau memberi informasi.Bocah ini bahkan mengatakan tentara tidak akan mengepung mereka? Benar-benar mimpi di siang bolong! Para tentara itu tidak akan punya prestasi jika tidak menangkap penjahat seperti mereka.Itu sebabnya, Jamal yakin Wira sudah gila karena kebanyakan belajar. Jika tidak, mana mungkin dia bicara seperti itu?Wira mendengkus ringan, lalu berkata, "Nggak ada yang mustahil di dunia ini. Kamu rasa nggak bisa kar
Dengan begini, mereka tidak perlu membunuh lagi untuk mendapatkan uang. Jumlah korban pun akan berkurang.Para pedagang yang lewat juga tidak perlu menyewa terlalu banyak pengawal lagi sehingga bisa menghemat banyak uang. Kalau begitu, mereka pasti akan membayar dengan senang hati!Hebat sekali, orang berpendidikan memang cerdas. Cara ini bisa membuat para pedagang berinisiatif membayar, bahkan tidak perlu merampok dan membunuh lagi. Mereka bisa menghasilkan uang tanpa menggunakan kekerasan."Kalian tinggal mengatur tempat pemungutan nanti. Cukup beberapa preman yang berjaga di sana," ujar Wira.Kemudian, dia menambahkan, "Anggota kalian juga bisa membuka kedai atau penginapan untuk para pedagang dan pejalan kaki. Kalau kalian nggak bisa, suruh para pedagang itu yang buka juga boleh. Kalian pungut saja biaya untuk melindungi bisnis mereka. Dengan begini, penghasilan kalian akan bertambah lagi, 'kan?""Dengan pendapatan ini, apa kalian masih menginginkan pangan para rakyat? Setelah berh
"Beraninya kamu! Cepat tembak dia, jangan sampai Tuan Wira terluka!" teriak Iqbal sambil bangkit dari selokan tempat dia bersembunyi.Meskipun tidak tahu alasan Wira membiarkan Jamal memasuki desa, Iqbal tetap sangat mencemaskan keselamatannya.Setelah menyelidiki secara diam-diam, dia pun mendapati bahwa Jamal akan datang menemui Wira. Itu sebabnya, dia membawa orang bersembunyi di sini.Lantaran jarak yang jauh, Iqbal tidak bisa mendengar percakapan mereka. Namun, kini dia melihat Jamal hendak menyerang Wira.Regan pun bergegas berdiri dan hendak menembak Jamal dengan busurnya.Whoosh! Deru angin yang tajam bergema di seluruh hutan. Jamal yang ketakutan hingga berkeringat dingin hanya bisa menerjang ke depan secara naluriah.Saat berikutnya, sebuah panah berbulu melewati kepala Jamal dan hampir menembus keningnya.Ini adalah naluri yang dimilikinya setelah menjadi bandit selama 10 tahun dan sering kali terancam mati.Ketika melihat Iqbal dan Regan yang muncul mendadak, Wira pun terke
Danu dan Doddy benar-benar tercengang mendengarnya.Wira melambaikan tangannya, lalu berkata, "Kamu membantuku karena niat baik. Hari sudah larut. Makanlah di rumahku nanti.""Terima kasih, Tuan. Tapi, aku harus kembali ke kota malam ini untuk menulis strategi yang diajarkan Tuan," sahut Iqbal seraya menangkupkan tangan. Kemudian, dia pun membawa Regan pergi.Setelah meninggalkan Dusun Darmadi, Iqbal memerintah, "Regan, beri tahu seluruh kabupaten agar memperketat inspeksi untuk sementara waktu ini, terutama di sekitar Dusun Darmadi, Desa Pimola.""Baik." Regan yang terkejut membatin, 'Ternyata, Pak Iqbal sangat mencemaskan keselamatan Tuan Muda Wira.'Sementara itu, Wira yang masih berada di dalam hutan memerintah, "Danu, lepaskan dia."Tanpa mengatakan apa pun, Danu langsung menggeser pisau yang menodong leher Jamal.Jamal pun menghela napas dan segera bangkit. Kemudian, dia berlutut sembari berkata, "Terima kasih, Tuan. Aku berutang budi padamu. Aku pasti akan membujuk kedua kakakku