Share

Bab 92

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-04 15:55:06
Danu dan Doddy benar-benar tercengang mendengarnya.

Wira melambaikan tangannya, lalu berkata, "Kamu membantuku karena niat baik. Hari sudah larut. Makanlah di rumahku nanti."

"Terima kasih, Tuan. Tapi, aku harus kembali ke kota malam ini untuk menulis strategi yang diajarkan Tuan," sahut Iqbal seraya menangkupkan tangan. Kemudian, dia pun membawa Regan pergi.

Setelah meninggalkan Dusun Darmadi, Iqbal memerintah, "Regan, beri tahu seluruh kabupaten agar memperketat inspeksi untuk sementara waktu ini, terutama di sekitar Dusun Darmadi, Desa Pimola."

"Baik." Regan yang terkejut membatin, 'Ternyata, Pak Iqbal sangat mencemaskan keselamatan Tuan Muda Wira.'

Sementara itu, Wira yang masih berada di dalam hutan memerintah, "Danu, lepaskan dia."

Tanpa mengatakan apa pun, Danu langsung menggeser pisau yang menodong leher Jamal.

Jamal pun menghela napas dan segera bangkit. Kemudian, dia berlutut sembari berkata, "Terima kasih, Tuan. Aku berutang budi padamu. Aku pasti akan membujuk kedua kakakku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wahyu Kali
Babnya terlalu pendek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 93

    "Memungut tarif jalan?" Heru yang sudah mengerti langsung menggeleng sembari berkata, "Jamal, orang berpendidikan sangat licik. Kamu sudah ditipu cendekiawan itu. Teori ini cukup masuk akal, tapi nggak mungkin berhasil. Kami saja nggak percaya, apalagi bandit lainnya. Sebaiknya, kita nggak beralih profesi. Jangan percaya omong kosong cendekiawan itu atau kita akan mati kelaparan!"Jamal menggeleng, lalu menimpali, "Kak Heru, hasilnya nggak akan seperti itu. Asalkan kita berusaha, hal ini pasti bisa dijalankan. Ketika saat itu tiba, kita akan mendapat kehormatan ....""Sudahlah, Jamal." Kadir juga berpikir bahwa teori ini hanyalah omong kosong sehingga langsung menyela, "Kenapa hanya 11 orang yang pulang? Ke mana 8 bawahanmu yang lain?"Jamal menunduk sambil menjawab, "Mereka tinggal di Dusun Darmadi sekarang. Tuan Wira mengajari mereka cara berbisnis. Mereka bisa menghasilkan 500 gabak sehari, jadi nggak mau kembali ke pegunungan lagi."Begitu mendengarnya, tatapan Kadir seketika terli

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 94

    Begitu kembali ke pengadilan daerah, Iqbal langsung menulis dengan lancar.[ Saya pernah mendengar seorang genius mengatakan bahwa suatu dinasti tidak akan bisa bertahan sampai 300 tahun karena .... ]Ketika mengangkat kepalanya kembali, dia tiba-tiba memicingkan matanya karena melihat cahaya matahari yang silau di luar. Dia berseru, "Sudah pagi!"Iqbal mengucek matanya yang merah, lalu pergi mencuci wajahnya. Dia bersiap-siap untuk menyalin tulisannya agar bisa diserahkan kepada Raja.Tiba-tiba, seseorang datang melapor, "Pak, Tuan Muda Harsa datang."Iqbal bergegas bangkit dan berkata, "Cepat persilakan dia masuk."Pelayan itu pun buru-buru berlari ke luar setelah mendengarnya.Harsa sedang memegang kotak makanan di tangannya. Setelah meletakkannya di meja, dia membuka kotak itu dan mengeluarkan semangkuk sup bening dengan bakso putih. Dia berkata seraya tersenyum, "Kak Iqbal, ini adalah makanan lezat yang baru-baru ini muncul di Kabupaten Uswal. Aku membelinya khusus untukmu."Iqbal

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 95

    Harsa seketika bercucuran keringat dingin melihatnya. Dia bertanya, "Kak Iqbal, siapa yang membuat strategi ini?"Iqbal menyipitkan matanya seraya menjawab, "Aku pergi ke Dusun Darmadi kemarin. Ini adalah ajaran Tuan Wira.""Apa? Dia yang membuatnya?" Harsa pun memaki, "Berani sekali dia membuat rencana begini. Ini namanya bermusuhan dengan para pejabat dan menghancurkan masa depan para sarjana. Kalau sampai tersebar dan orang-orang tahu dia punya hubungan dengan Keluarga Linardi, ayahku akan terlibat dalam masalah lagi!"Iqbal mengernyit, lalu berkata, "Jangan panik. Aku akan menulis strategi ini atas namaku sendiri. Aku nggak akan menulis nama Tuan Wira, apalagi melibatkan Keluarga Linardi."Harsa menangkupkan tangan sambil memberi hormat dan membalas, "Terima kasih, Kak Iqbal.""Kalau mengesampingkan kepentingan pribadi, kira-kira bagaimana pendapatmu tentang strategi ini? Apakah bisa menyelamatkan Kerajaan Nuala dan membuat dinasti bertahan hingga 100 tahun lagi?" tanya Iqbal semba

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 96

    Sementara itu, pintu rumah Wira tertutup rapat.Whoosh whoosh whoosh .... Syut syut syut ....Terdengar deru angin akibat panah yang memelesat di udara.Para anggota tim penjualan yang bertugas menjaga pintu mendengar suara ini dengan saksama. Mereka tampak penasaran dan bersemangat, bahkan ingin mengintip. Namun, tidak ada yang berani melakukannya.Hasan memegang busur silang. Semua anak panah yang ditembakkannya mengenai inti lingkaran papan target.Tim penangkap ikan, tim penjualan, tim pembelian, ketua dan wakil ketua tim pembuatan sabun, bahkan Gabrata bersaudara tercengang melihat hasil ini.Wira juga pernah mengajari mereka cara memanah. Mereka hanya perlu mengikuti tanda pada busur, lalu mengatur agar lubang bidik, bidikan depan, dan target berada pada satu garis horizontal. Setelah itu, anak panah akan mengenai sasarannya dengan tepat.Mereka mempelajarinya selama 5 hingga 6 hari. Meskipun berhasil mengenai lingkaran ke-7 atau ke-8, gerakan mereka sangatlah lambat.Yang mengua

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 97

    "Kalau para perampok datang, Wira bisa langsung kabur dengan kereta kudanya, juga ada orang yang melindunginya. Setelah gagal menangkap Wira, para perampok itu pasti akan mengamuk dan membunuh kita semua!" teriak Agus dengan lantang.Orang lainnya juga turut berteriak, tetapi mereka hanya mengiakan perkataan Agus.Begitu mendengar keributan di luar, Wira langsung mengernyit.Para bandit yang datang untuk memantau pasti akan membuat penduduk desa ketakutan. Itu sebabnya, Wira berniat untuk menyelesaikannya secara diam-diam.Namun, entah siapa yang membocorkan rahasia ini sekarang.Sekelompok orang itu pun saling bertatapan dengan heran."Mungkin ini ulah Andre." Gavin berdiri dengan ekspresi bersalah, lalu menjelaskan, "Kemarin, aku berdiskusi dengan Panca di luar desa. Andre malah berjongkok di lubang samping untuk menguping. Aku baru melihatnya ketika dia pergi. Aku pikir dia anggota tim penangkap ikan, jadi seharusnya nggak ada masalah."Doddy mengernyit seraya membalas, "Kalaupun ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 98

    Krek!Doddy meraih jari tangan yang diulurkan Agus, lalu mematahkannya dan menghardik, "Namaku Zabran, bukan bajingan. Kamu terus berbicara buruk tentang Kak Wira, aku sudah lama ingin menghajarmu. Bersikaplah lebih patuh lain kali. Kalau terulang lagi, aku akan pergi ke rumahmu dan menghajarmu. Coba saja kalau nggak percaya!""Ah! Kamu ... kamu!" teriak Agus yang kesakitan karena jari tangannya patah. Dia menatap Doddy yang bersikap tidak masuk akal tanpa bisa melontarkan kalimat yang utuh.Di sisi lain, Wira menghampiri Andre dan bertanya, "Kenapa kamu mencari Agus? Apa maksudmu?""Aku ... aku takut kamu mengabaikan kami saat para bandit itu datang. Kalau gagal, mereka pasti akan marah besar dan membunuhku!" jawab Andre sambil menunduk. Sekujur tubuhnya gemetaran tak terkendali.Wira menyipitkan matanya, lalu menimpali, "Kamu memberi tahu Agus supaya dia menahanku? Jadi, ketika para bandit datang, mereka tinggal membunuhku dan kamu akan aman?""Bu ... bukan begitu!" ucap Andre dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 99

    Di Gunung Harimau Hitam, Desa Tiga Harimau."Kak Kadir, Kak Heru, kenapa kalian berpikiran sempit begini? Memungut tarif jalan adalah bisnis yang sangat menguntungkan. Kenapa kalian malah nggak percaya? Cepat lepaskan aku. Aku nggak kerasukan. Tuan Wira nggak melakukan apa-apa padaku!" teriak Jamal.Di dalam sebuah rumah batu, Jamal diikat pada sebuah salib kayu. Terlihat kerak darah yang menempel pada sejujur tubuhnya.Selama 3 hari ini, dia terus disiram dengan darah anjing hitam sehingga tercium aroma yang sangat amis.Seorang bandit bertubuh tinggi yang berdiri di luar berkata, "Kita sudah menggunakan 10 ekor anjing hitam, tapi Ketua Jamal masih belum waras. Sihir yang digunakan cendekiawan di Dusun Darmadi itu benar-benar luar biasa!""Kamu benar. Apa kamu tahu berapa anggota kita yang meninggalkan gunung beberapa hari ini?" tanya bandit bertubuh pendek dengan lirih."Apa maksudmu?" sahut bandit bertubuh tinggi itu dengan terkejut.Sudah biasa jika ada bandit yang melarikan diri d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 100

    Harga kuda biasa tidaklah mahal, hanya 10.000 gabak per ekor. Namun, orang-orang di Desa Tiga Harimau tidak sanggup membelinya.Beberapa ekor kuda ini adalah kekayaan yang dikumpulkan Desa Tiga Harimau dengan merampok selama beberapa tahun ini.Meskipun kuda-kuda ini bertubuh kecil dan lambat, mereka selalu menggunakannya untuk menarik kereta.Faktanya, kuda seperti ini bisa berlari 50 sampai 100 kilometer per hari. Kecepatannya juga jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan manusia yang berjalan kaki.Dengan mengandalkan 20 ekor kuda ini, orang-orang di Desa Tiga Harimau bisa bepergian jauh dan merajalela di Kabupaten Uswal.Masing-masing menunggang kuda dan memegang pisau, membuat mereka terlihat seperti pasukan berkuda kecil. Petugas keamanan yang berpatroli sekalipun akan melarikan diri jika bertemu dengan mereka, apalagi para penduduk desa.Mereka berangkat siang hari, jadi tiba di kaki gunung pada sore harinya. Begitu Heru memberi perintah, 21 orang itu langsung menyerbu ke Dusu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2830

    Doly segera bertanya dengan nada penasaran, "Apa kamu membiarkan mereka pergi karena masih mengenang masa lalu?"Bagi Doly, Senia seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Terlebih lagi, dia dikelilingi oleh orang seperti Panji yang licik dan berbahaya.Mereka berdua layaknya dua serigala yang saling mendukung untuk menebar kekacauan. Jika kali ini mereka gagal dibunuh dan dibiarkan lolos begitu saja, masalah di masa depan akan makin sulit untuk diatasi. Pada saat itu, dunia mungkin akan jatuh ke dalam kehancuran besar.Meskipun ada hubungan masa lalu yang harus dipertimbangkan, Doly tetap berharap bahwa Wira bisa membunuh Senia. Dengan begitu, masalah ini bisa diselesaikan untuk selamanya. Semua ini demi rakyat jelata yang tak berdosa.Meskipun kedua belah pihak berada di kubu yang berbeda dan bahkan bukan dari bangsa yang sama, peperangan yang terus-menerus sudah membawa banyak penderitaan. Mana mungkin mereka bisa terus merenggut lebih banyak nyawa lagi?Wira bertanya, "Kamu p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2829

    Setelah kembali ke kediaman jenderal, Danu dan Agha segera masuk ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.Berbeda dengan mereka berdua, Wira terlihat jauh lebih santai. Meski semalam dia juga ikut dalam perjalanan yang melelahkan, Wira tidak benar-benar bertarung melawan musuh.Sementara itu, Danu dan Agha harus terus bertarung melawan makhluk-makhluk beracun sehingga tenaga mereka terkuras habis. Wira memahami betul kelelahan yang mereka rasakan.Setelah akhirnya bisa pulang, Wira hanya bisa membiarkan keduanya beristirahat dengan tenang. Bagaimanapun juga, mereka adalah saudara yang sangat dia percayai.Berhubung Wira sendiri tidak terlalu lelah dan tidak merasa mengantuk, dia langsung menuju ke kamar Doly.Doly adalah orang yang berbakat. Setelah dia sepenuhnya berpihak kepada Wira, tentu Wira merasa perlu menjenguknya untuk melihat kondisi lukanya.Ketika Wira memasuki kamar, dia melihat Doly sedang berjalan mondar-mandir dengan ekspresi penuh pikiran. Menyadari Wira telah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2828

    Bagi mereka, semua itu seperti mimpi buruk yang tidak akan terlupakan.Wira berucap, "Semua, tolong bangkit dulu. Kalian terus berlutut di depanku, bahkan ada yang usianya lebih tua dariku. Ini sama saja dengan memperpendek umurku. Sejujurnya, sejak dulu aku selalu menentang kebiasaan berlutut seperti ini. Sebenarnya kebiasaan ini bisa diubah.""Saat bertemu, cukup berjabat tangan saja. Nggak perlu sampai berlutut segala, 'kan? Kita semua sama, sama-sama punya satu kepala di atas satu pundak. Nggak ada yang punya kepala dan lengan berlebih. Jadi, nggak ada perbedaan besar di antara kita," tambah Wira."Kalau kita terus membagi manusia ke dalam kelas-kelas yang berbeda, bukannya itu sangat nggak adil bagi banyak orang? Apalagi di kampung halamanku, kebiasaan berlutut ini dipercaya bisa memperpendek umur!" jelas Wira.Mendengar ucapan Wira, barulah semua orang mulai bangkit. Banyak dari mereka sempat berpikir bahwa setelah kekuasaan Wira makin besar, dia pasti bukan lagi Wira yang dulu.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2827

    Kalau tidak di masa depan saat mereka perlu memimpin pasukan untuk berperang, dari mana lagi uang untuk membiayai perang akan didapatkan?Mereka semua sebenarnya hanya memikirkan Wira. Akibat alasan itu, mereka memang terkesan dingin dan tanpa perasaan. Namun pada akhirnya, bukankah semua itu dilakukan demi kepentingan wilayah dua provinsi ini?Wira memberi tahu, "Semuanya, tolong segera bangkit. Soal 5 miliar gabak ini, kalian seharusnya berterima kasih pada Ibu Suri Kerajaan Agrel. Kalau bukan karena mereka, mana mungkin kami bisa mendapatkan perak sebanyak itu?""Tanpa itu, tentu saja kami nggak bisa membangun kembali rumah-rumah kalian," ucap Wira dengan tenang. Apa yang dia katakan memang benar adanya. Sebenarnya dia juga sempat dilema, apakah harus menggunakan uang dari kas negara atau tidak?Jika uang itu benar-benar digunakan, kekhawatiran Danu dan yang lainnya bisa menjadi kenyataan. Dalam skenario seperti itu, jika terjadi kekacauan di seluruh negeri, rakyat tidak hanya akan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2826

    Orang-orang itu memang tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Bahkan, ada beberapa wanita yang membawa anak-anak. Tangan mereka juga terlihat memegang keranjang.Di dalam keranjang-keranjang itu, terdapat banyak buah, sayuran, beberapa telur, dan daging. Dari penampilannya, sepertinya mereka bukan datang untuk mencari masalah. Lagi pula, siapa yang akan membawa keluarga dan anak-anak untuk berkelahi?Apalagi dengan begitu banyak wanita di antara mereka, bukankah itu sama saja seperti menyia-nyiakan nyawa?"Mereka ini kalau bukan datang untuk bikin keributan, mau apa dong?" ucap Agha sambil menggaruk kepalanya dengan bingung. Dia benar-benar tidak mengerti situasi ini. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?Wira mengamati mereka dengan saksama untuk beberapa waktu sebelum akhirnya berucap, "Mungkin mereka datang untuk berterima kasih kepada kita?""Berterima kasih?" Baik Danu maupun Agha, mereka masih terlihat bingung. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, tiba-tiba terdengar s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2825

    Di Provinsi Yonggu.Setelah menempuh perjalanan panjang dan bertarung dengan makhluk beracun itu, Wira dan lainnya langsung pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.Kali ini adalah perjalanan yang sangat melelahkan. Wira tahu bahwa semua orang sudah lelah. Untungnya, di situasi kritis, para prajurit tetap melindunginya. Hal ini membuat Wira merasa sangat terharu.Seketika, hanya tersisa Wira, Danu, dan Agha. Mereka menuju ke kediaman jenderal.Begitu tiba, mereka langsung melihat banyak orang berdiri di depan. Meskipun ada prajurit yang menjaga ketertiban, para rakyat seperti ingin menerobos masuk."Apa yang terjadi? Mereka mau demo ya? Mereka mau menyerang kediaman jenderal?" Danu yang berdiri di belakang tampak menggertakkan gigi dengan kesal.Sebelumnya, Danu telah mengusulkan kepada Wira untuk menggunakan metode yang lebih keras agar para rakyat tidak berani macam-macam. Namun, Wira menolak dan memilih usul Osmaro. Dia ingin menenangkan para rakyat dengan metode yang lebih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2824

    "Senjata api sekalipun nggak bisa menghancurkan pertahanannya. Jadi, sekalipun di medan perang, Wira tetap nggak bakal mendapat keuntungan apa pun."Begitu mendengarnya, orang-orang kembali merasa percaya diri dan tersenyum. Ternyata seperti itu!Kresna juga menyunggingkan senyuman, tetapi hatinya merasa kecewa. Sebenarnya, dia ingin melihat Wira mengalahkan Senia. Dengan cara ini, Kerajaan Agrel baru akan menjadi kacau dan dirinya bisa memanfaatkan situasi untuk menguasai takhta.Sekalipun tidak bisa menguasai seluruh Kerajaan Agrel, setidaknya dia memiliki wilayah dan bisa melindungi keluarga serta rakyatnya. Hasil ini sudah sangat memuaskan bagi Kresna. Dia tidak ingin merasakan sakitnya kehilangan keluarga lagi!"Kerja bagus! Kamu memang orang kepercayaanku! Selanjutnya tergantung pada kemampuanmu. Kalau ingin mengembangkan lebih banyak racun, kami hanya bisa bergantung padamu.""Setelah kembali ke istana, aku akan mengumumkan kepada para menteri untuk membantumu dalam pengembangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2823

    "Setahuku setelah Senia dan Panji bekerja sama, mereka menyusun banyak rencana jahat. Racun ini seharusnya adalah ide Panji. Aku tahu kepribadian Senia. Dia memang bukan orang baik, tapi nggak mungkin bisa mengembangkan racun sehebat ini.""Ditambah dengan berbagai insiden sebelumnya, bisa dilihat bahwa Senia sangat ambisius. Pantas saja, dia begitu menyukai Panji. Panji ini memang punya kemampuan. Kita harus berwaspada darinya," ujar Wira sambil mengernyit.Wira teringat pada situasi di medan perang tadi. Karena Panji melafalkan mantra, cuaca di sekitar pun berubah. Panji punya kemampuan misterius. Orang biasa tidak akan bisa melawannya."Lucy, selidiki asal-usul Panji. Aku mau informasi detail. Dengan mengetahui kemampuan musuh, kita baru bisa menang," instruksi Wira sambil melirik Lucy yang berdiri di sampingnya.Prioritas utama untuk sekarang adalah mengatasi masalah racun itu. Kemudian, mereka harus menghabisi Panji untuk memastikan semuanya aman. Jangan sampai para rakyat yang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2822

    Danu dan Lucy adalah orang kepercayaan Wira. Dia tentu tahu apa yang ada di pikiran mereka berdua.Jelas sekali, mereka ingin mengusirnya supaya bisa bertarung secara mati-matian. Mereka hanya tidak ingin Wira melihat para bawahan gugur."Mundur!" perintah Wira sambil melambaikan tangannya."Kalau pergi sekarang, bukankah itu berarti kita melewatkan kesempatan besar? Kita harus menaklukkan pria ini supaya bisa dibawa pulang untuk diteliti. Kita harus mencari cara untuk melawan racun itu! Kita nggak boleh menyerah begitu saja!" pekik Danu kepada Wira.Agha pun melirik Wira, lalu berucap dengan tegas, "Kak Wira, beri aku sedikit waktu lagi. Aku bisa melawannya. Aku nggak akan membiarkannya melukai saudara-saudara kita!"Orang-orang pun mengangguk. "Sekalipun harus mengorbankan nyawa kami, hari ini kami harus menaklukkannya!"Wira merasa tidak tega melihat mereka seperti ini. Mereka semua punya keluarga. Siapa yang ingin mati di sini?Sebagai penguasa Provinsi Lowala, Wira tentu harus ber

DMCA.com Protection Status