Share

Bab 732

Author: Arif
Pada saat itu, Biantara mulai memahami semuanya. Ini adalah sebuah perangkap untuk membunuhnya. Sementara itu, dalang di balik semua ini adalah Wira. Raja Ararya sebenarnya tidak ingin mendengarkan penjelasan Biantara. Kini, dia hanya ingin segera membunuh pengkhianat itu.

Namun, mengingat bahwa Biantara telah cukup lama bekerja untuknya dan malah tiba-tiba berkhianat, Raja Ararya masih merasa ragu di dalam hatinya. Itu sebabnya, setelah merenung sejenak, dia pun berkata, "Biantara, aku akan memberimu kesempatan terakhir. Katakanlah!"

Ketika mendengar kata-kata Raja Ararya, Biantara sontak mengambil napas dalam-dalam dan menjernihkan pikirannya. Setelah itu, dia mulai menjelaskan, "Yang Mulia, hamba tidak akan mengungkit tentang kesetiaan hamba selama bertahun-tahun. Mari kita fokus pada insiden ini."

Biantara menegaskan, "Hamba yakin bahwa insiden ini pasti adalah rencana Wira. Yang Mulia, hamba bersumpah mati bahwa ketujuh orang itu bukanlah bawahan hamba."

"Yang perlu diperhatikan d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 733

    Hari ini, Hangga telah melintasi ambang maut. Kadang kala, seseorang harus hancur terlebih dahulu untuk bangkit kembali. Dalam situasi ini, dia hanya dapat mengambil risiko dengan nyawanya. Semuanya sudah terlambat. Kemungkinan hanya ada dua akhir dalam situasi ini, entah Biantara yang kehilangan nyawa atau dirinya yang dijemput ajal!"Yang Mulia, hamba telah mengikuti Anda selama bertahun-tahun. Hamba tidak mempunyai penyesalan apa pun. Karena situasinya sudah seperti ini, hamba juga rela mati," ucap Biantara seraya menutup matanya, lalu dia tidak mengatakan apa pun lagi.Biantara juga merupakan tipe orang yang tegas. Kini, dia telah mengetahui situasinya, juga tentunya tahu bahwa hidup dan matinya tidak dapat diprediksi. Itu sebabnya, lebih baik dia mengambil sikap dengan lugas dan membuat Raja Ararya merasa curiga.Sejujurnya, Raja Ararya juga merasa ragu-ragu. Keraguan tersebut membuatnya merasa terjebak dan kebingungan.Sementara itu, di sisi lain, Raja Kresna tengah duduk di depa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 734

    Raja Kresna tampak mengernyit. Jika misi ini tidak berhasil, semua pengorbanan yang telah mereka lakukan, bahkan penggunaan mata-mata yang sangat rahasia pun akan menjadi sia-sia. Selain itu, ada risiko bahwa dirinya akan ketahuan. Apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh Wira?"Tentu saja nggak. Karena kita sudah memulai, maka harus menyelesaikannya sampai tuntas. Hanya saja, sekarang kita masih membutuhkan satu bagian yang hilang. Bagian itu ... akan muncul sebentar lagi," ucap Wira seraya tersenyum.Perkataannya membuat Raja Kresna tertegun sejenak dan sepenuhnya kebingungan. Lantaran tidak memahami maksud Wira, dia pun bertanya, "Apa maksudmu?""Maksudku sangat sederhana. Kita bukan satu-satunya yang ingin membunuh Biantara. Ada pihak lain yang ingin menyingkirkannya juga," jelas Wira.Raja Kresna tertegun sejenak, lalu bertanya, "Apakah maksudmu ... Raja Byakta? Apakah dia akan ikut campur?" jelas Wira. Raja Kresna tidak bisa memercayai apa yang didengarnya barusan.Namun, Wira m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 735

    Namun, masalah ini belum sempat disembunyikan. Saat ini, banyak orang di ibu kota Kerajaan Agrel tahu tentang hal ini. Senia tentu saja mengetahui rencana hari ini sejak awal. Raja Byakta, bahkan Rendra juga mengetahuinya.Kala ini, Raja Byakta yang duduk di dalam tandu tersenyum dan berkata, "Wira memang hebat, tapi masih belum cukup .... Biantara nggak bisa disingkirkan. Sudahlah, aku akan membantunya!"Raja Byakta tersenyum. Setelah terdiam sejenak, dia menggerak-gerakkan jarinya dan berujar, "Sampaikan pesan kepada Raja Ararya, seorang bawahan memanfaatkan kekuasaan majikannya untuk memberi perintah."Kemudian, sosok di luar tandu mengiakannya, lalu berkelebat dan menghilang di kegelapan. Tak lama kemudian, muncul seorang pria berbaju hitam di depan pintu masuk kediaman Raja Ararya. Dia membunuh beberapa bawahan kediaman Raja Ararya dan berujar kepada bawahan lain yang tampak terkejut, "Beri tahu Raja Ararya, seorang bawahan memanfaatkan kekuasaan majikannya untuk memberi perintah.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 736

    Keesokan paginya, Raja Ararya pergi ke istana untuk melapor bahwa semalam Biantara tiba-tiba meninggal karena penyakit lamanya kambuh. Jadi, hari ini Raja Ararya memohon kepada Ibu Suri untuk menyerahkan posisi kepala eksekutor pasukan Kerajaan Agrel kepada putranya, Gilang. Raja Ararya merasa pasti tidak ada yang menentang perkataannya.Kemudian, Raja Byakta yang maju terlebih dahulu dan menyampaikan pendapatnya, "Raja Ararya, posisi kepala eksekutor nggak boleh asal diserahkan kepada orang lain. Gilang memang berbakat, tapi dia masih terlalu muda. Pasukan pertahanan di ibu kota sangat penting, jadi aku nggak tenang menyerahkan posisi ini kepada Gilang.""Lagi pula, kelak Gilang akan mewarisi posisimu. Pada saat itu, apa kamu akan menyuruh cucumu untuk menduduki posisi kepala eksekutor? Kalau begitu, bukankah pasukan Kerajaan Agrel akan sepenuhnya menjadi milik kediaman Raja Ararya?" lanjut Raja Byakta sambil tertawa.Raut wajah Raja Ararya menjadi masam setelah mendengar ucapan Raja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 737

    Raja Ararya menyipitkan matanya dan mengangguk, sedangkan Raja Byakta langsung menyetujui saran Senia. Ini adalah jalan tengah, mereka berdua pun hanya bisa menerimanya.Setelah pembahasan ini selesai, Wira pergi ke istana Ibu Suri lagi. Senia, Raja Kresna, dan Wira berada di dalam ruang kerja.Wira yang memulai pembicaraan, "Masalahnya sudah berkembang menjadi seperti sekarang ini, jadi kita hanya perlu mengamati situasinya dulu. Raja Ararya dan Raja Byakta pasti akan beraksi. Sekalipun mereka nggak bertindak, kita juga bisa melancarkan aksi secara diam-diam."Ini adalah siasat Wira yang kedua. Mereka hanya perlu menunggu Raja Ararya dan Raja Byakta bertarung, lalu mengambil keuntungan dari pertarungan kedua raja ini.Raja Kresna tertawa dan berkomentar, "Benar, biarkan saja mereka berebut!"Senia yang merasa bersyukur melirik Wira sekilas. Meskipun baru berhasil menghabisi Biantara saja, Senia tetap terkejut dengan begitu banyak perubahan yang terjadi. Bahkan, Senia sendiri tidak bis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 738

    Senia merasa sangat senang dirinya memutuskan untuk mendesak Wira datang ke Kerajaan Agrel. Hanya dalam belasan hari, Wira bisa menghasilkan pencapaian yang begitu luar biasa. Senia benar-benar takjub. Dia yang selama ini mempunyai banyak taktik juga kagum dengan pemikiran Wira yang genius.Wira juga tersenyum. Jika masalah selanjutnya bisa lebih sederhana, tentu saja Wira bisa santai untuk beberapa hari. Hanya saja, Wira sangat menyayangkan kematian Biantara. Kalau bukan karena Biantara harus mati, Wira bisa merekrut Biantara.Raja Ararya memang membunuh Biantara. Namun, Biantara telah mengabdi kepadanya selama bertahun-tahun. Jadi, Raja Ararya tetap menyiapkan peti mati berkualitas bagus untuk Biantara, lalu memakamkannya. Walaupun semua ini dilakukan secara rahasia, Pasukan Bayangan sudah mengetahuinya dan ini merupakan permintaan Wira.Saat tengah malam, Danu mengikuti Wira naik ke atas gunung. Mereka berdua berdiri di depan sebuah kuburan. Wira mendesah dan bertanya, "Danu, apa ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 739

    Kemudian, orang ini mengedipkan matanya dan berucap, "Wira, kamu memang menarik ...."....Setelah Biantara mati, pasukan Kerajaan Agrel menjadi incaran banyak pihak. Semua orang mengawasi dengan ketat dan melancarkan trik untuk menguasai pasukan Kerajaan Agrel. Hanya saja, Ibu Suri belum mencampuri urusan ini. Namun, dia malah membiarkan Raja Kresna dan Raja Tanuwi ikut campur dalam masalah ini.Tentu saja, Raja Byakta adalah orang yang paling antusias. Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk menguasai pasukan Kerajaan Agrel. Bukan hanya itu, Raja Byakta juga berniat membuat kekacauan. Sesudah Biantara mati, pasukan Kerajaan Agrel menjadi kacau balau."Sialan!" maki Raja Ararya. Raut wajahnya menjadi muram. Sekalipun Raja Ararya sudah turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, dia tetap merasa sangat kesal."Ayah, hanya dalam 2 hari, ada 7 ketua pasukan ibu kota Kerajaan Agrel disogok oleh Raja Byakta dengan uang yang sangat banyak. Yang kita tahu cuma 7 orang, tapi mungkin saja ma

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 740

    Gilang berucap lagi, "Ayah, tapi aku nggak yakin sekarang Raja Tanuwi dan Raja Kresna punya pemikiran untuk menguasai negara."Gilang khawatir Raja Tanuwi dan Raja Kresna bukan hanya tidak berminat untuk berbagi kekuasaan, sebaliknya mereka adalah pendukung Ibu Suri.Tentu saja, Raja Ararya memahami hal ini. Namun, dia malah tertawa sinis dan menimpali, "Siapa yang nggak mau menjadi penguasa kerajaan? Jadi, kamu nggak perlu khawatir. Siapa pun akan tergerak saat dihadapkan dengan keuntungan."Gilang segera menyela, "Ayah, kalau berbuat seperti ini, mungkin kita nggak bisa mundur lagi. Ayah harus pertimbangkan baik-baik."Bagaimanapun, ini adalah aksi pemberontakan. Raja Ararya yang telah membuat keputusan berujar, "Dalam setiap pertarungan, pasti ada yang menang dan kalah. Sang pemenang akan menjadi penguasa, inilah hukum rimba."Kala ini, muncul masalah lagi di dalam pasukan Kerajaan Agrel. Para bawahan melapor secara bergantian."Raja Ararya, Tuan Gilang, muncul bandit di kota bagian

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2961

    "Kita tetap harus membuat mereka tunduk dulu. Lagi pula, aku juga sudah lama nggak berduel dengan orang lain. Hari ini adalah kesempatan yang baik untuk meregangkan otot-ototku," jawab Saka sambil tersenyum sinis dan langsung berada di hadapan Agha.Tak lama kemudian, dia menarik pedangnya dan langsung menyerang kepala Agha. Jika terkena serangan itu, Agha pasti akan mati atau terluka parah.Agha segera mengangkat kedua paling ke atas kepala dan bersiap menahan serangan Saka.Terdengar suara yang nyaring saat kedua senjata berbenturan dan keduanya juga langsung mundur dua langkah."Jenderal Saka ini memang hebat, bahkan Agha pun terpaksa mundur beberapa langkah. Sepertinya, gelar orang terkuat di wilayah barat ini memang bukan omong kosong. Kalau dia nggak kuat, mungkin sekarang tubuhnya sudah hancur berkeping-keping," kata Wira dengan tenang.Wira tadi terus mengamati pertarungan kedua pria itu, sehingga dia tahu Agha tidak menahan dirinya dan langsung mengeluarkan serangan mematikan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2960

    Jika terkena serangan itu, Dwija pasti akan langsung mati. Namun, karena pertarungan sebelumnya, lengannya sudah tidak bisa diangkat lagi dan kecepatannya juga berkurang banyak. Selain itu, pedangnya juga terlempar agak jauh, mustahil baginya untuk menahan serangan ini.Saat pedangnya hampir mengenai tenggorokan Dwija, Saka malah menghentikan langkahnya. Dia menatap Wira dengan dingin dan berkata dengan tenang, "Kemampuan anak buahmu ternyata hanya begitu. Awalnya aku pikir dia sangat hebat. Ternyata sudah menyergap pun, dia tetap nggak bisa melukaiku.""Sepertinya, kalian hanya bisa menindas orang seperti kakakku saja. Kalau melawan kami, hasil akhirnya kalian juga tetap sama."Melihat ekspresi Saka yang meremehkan, Wira sangat ingin mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak Saka. Saka sudah bersekongkol dengan orang seperti Yasa, berarti Saka ini juga bukan orang baik dan tentu saja tidak boleh dibiarkan hidup lebih lama. Namun, jika dia membunuh Saka, mereka akan kehilangan pelin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2959

    "Bagus sekali. Sepertinya kamu cukup hebat. Kalau begitu, biar aku lihat seberapa hebat kemampuanmu," kata Saka yang tertawa, bukannya marah. Dia menghunus pedangnya dan segera bertarung dengan Dwija."Aku juga ingin melihat seberapa hebat kemampuan kalian," kata Dwija.Para prajurit tetap mengelilingi Wira dan kelompoknya, sama sekali tidak memedulikan Dwija. Bahkan para wakil jenderal yang berdiri di belakang Dwija juga tidak bergerak. Terdengar beberapa komentar dari kerumunan itu."Anak ini ternyata ingin menantang Jenderal. Kalau tahu begitu, kita nggak perlu repot-repot menggunakan begitu banyak trik.""Jenderal tentu saja akan memberinya kesempatan itu.""Kekuatan Jenderal nggak tertandingi. Bahkan di seluruh wilayah barat ini, nggak ada yang bisa menandinginya.""Orang ini benar-benar nggak tahu diri. Cari masalah sendiri.""Mereka sudah menyakiti kakaknya, mana mungkin Jenderal akan melepaskan mereka begitu saja. Sekarang kebetulan dia bisa memberi mereka pelajaran."Namun, Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2958

    Sejak Wira membawa mereka ke wilayah barat, Agha dan Dwija sudah tahu perjalanan ini akan sangat berbahaya. Jika tidak memiliki tekad yang kuat, mereka tidak mungkin mengikuti Wira sampai sejauh ini. Begitu juga dengan Wendi."Kamu memang berani dan cerdik, hampir saja berhasil menipuku. Tapi, apa benar kita nggak punya dendam? Kamu mungkin nggak mengenalku, tapi aku kenal kamu. Kamu nggak mungkin sudah melupakan Tuan Yasa yang baru saja mati di tanganmu secepat ini, 'kan? Kelihatannya kamu masih muda, harusnya ingatanmu nggak seburuk itu," kata Saka sambil perlahan-lahan mendekati Wira.Sementara itu, wakil jenderal itu juga sudah kembali berdiri di belakang Saka.Wira akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi, ternyata semua ini karena dia sudah menyinggung Yasa. Sebelumnya, dia masih tidak mengerti mengapa Yasa yang begitu tidak berlogika itu bisa berkuasa di tempat itu begitu lama. Apakah tidak ada orang di Provinsi Tengah yang sanggup melawan Yasa? Mengapa pejabat di sana juga tida

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2957

    "Api unggun ini masih hangat, berarti mereka masih belum pergi terlalu lama. Kita juga datang dengan menunggang kuda, mereka mungkin sudah menyadari kedatangan kita. Tapi, meskipun mereka hebat, mereka juga nggak mungkin bisa berlari secepat itu. Mana mungkin nggak ada jejak mereka di sekitar sini," kata pria itu.Pria itu terus berjalan mondar-mandir dan sesekali mengetuk kepalanya sendiri, entah apa yang sedang dipikirkannya.Semua orang berdiri dengan rapi di belakang pria itu. Kelihatan jelas, mereka sudah dilatih secara profesional dan pasti adalah pasukan elite di wilayah barat. Namun, alasan mereka tiba-tiba datang ke sini masih menjadi misteri dan ini juga yang masih dipikirkan Wira.Namun, Wira merasa sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini. Prioritas mereka sekarang adalah mencari cara untuk melarikan diri dari sana secepat mungkin. Ini adalah keputusan terbaik."Jenderal, kami menemukan beberapa mayat di sini dan pakaian mereka sudah dilepas. Sepertinya mereka adalah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2956

    Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menyilangkan tangannya dan berkata, "Masih perlu dipikirkan lagi? Ini pasti ulah guru agung di samping Senia itu. Sekarang kita sudah datang ke wilayah barat ini, ini adalah wilayah kekuasaannya. Setelah tiba di sini, kita tentu saja selalu berada di bawah kendalinya. Kalau benar-benar dia yang bersembunyi di balik ini, situasi kita benar-benar buruk."Wira tidak mengatakan apa-apa, tetapi apa yang dikatakan Dwija memang benar. Jika keadaannya memang demikian, situasi mereka benar-benar buruk. Setiap langkah mereka selanjutnya akan penuh dengan hambatan dan berada di bawah kendali Panji.Agha tiba-tiba berkata, "Kak Wira, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Bukankah kita sebaiknya memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini? Orang-orang ini dilengkapi dengan senjata dan mengenakan zirah juga. Kalau kita melawan mereka, takutnya ...."Meskipun biasanya Agha adalah pria tangguh yang suka langsung berkelahi dengan orang lain, buk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2955

    "Kak Wira, sepertinya ada orang yang datang," kata Agha yang berdiri terlebih dahulu dan menatap ke kejauhan."Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang yang datang ke tempat terpencil seperti ini? Dilihat dari cara mereka, sepertinya mereka mau berkelahi. Jangan-jangan di wilayah barat ini juga sering terjadi perang?" kata Wira dengan ekspresi serius, lalu segera bangkit dan menatap orang-orang yang terus mendekat itu.Sulit untuk melihat dengan jelas berapa banyak orang yang datang karena jaraknya masih cukup jauh. Namun, didengar dari suara langkah kuda, bisa ditebak jumlah orang yang datang pasti banyak.Melihat semua itu, ekspresi Wira langsung berubah dan secara refleks mundur beberapa langkah. Dia melihat orang-orang di sampingnya dan segera berkata, "Sekarang kita masih nggak tahu maksud kedatangan mereka, sebaiknya kita sembunyi dulu. Mungkin saja mereka bukan datang untuk mencari kita."Semua orang langsung menganggukkan kepala. Menghadapi kerumunan seperti itu, mereka tentu s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2954

    Menjelang fajar, Wira dan yang lainnya baru berhenti untuk beristirahat. Mereka membuat api unggun dan memanggang hasil buruan."Kak Wira, orang-orang ini benar-benar misterius. Mereka sampai tinggal di tempat terpencil seperti ini. Apa mereka sama sekali nggak berhubungan dengan orang luar? Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari?" tanya Agha sambil menikmati daging buruannya.Setahu Agha, orang yang biasanya memiliki kemampuan luar biasa tidak akan memilih tinggal di tempat seperti ini, orang itu pasti akan menunjukkan kehebatannya. Bukan hanya untuk membuktikan kemampuannya, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidupnya juga.Agha tidak mengerti mengapa orang-orang dari Lembah Duka ini memilih untuk tinggal di sini. Dengan kemampuan mereka, mereka bisa berkuasa ke mana pun mereka pergi.Wira malah tersenyum dan berkata, "Orang yang benar-benar bijak biasanya memilih untuk tinggal di tempat terpencil seperti ini dan menenangkan diri. Reputasi dan kekayaan sudah nggak berarti ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status