Iqbal menghela napas, tiba-tiba dia melambaikan tangan dan berkata, "Surya, kamu pakai cara apa sampai bisa membuat orang-orang sebanyak ini datang memberikan kesaksian?"Surya tersenyum kecut. "Tuan, mana mungkin saya bisa sehebat itu ...."Brak!Di belakang aula pengadilan, Radit melemparkan gelas dengan marah. Raut wajahnya tampak suram."Tuan!"Seseorang dengan cepat melangkah maju dan berkata, "Keluarga Silali mengutus orang untuk menanyakan apakah masalahnya sudah selesai dibereskan?"Radit mendengus dan berkata, "Beri tahu Keluarga Silali, urusan ini tidak bisa dibereskan. Kalau mereka sudah tidak bisa menunggu lagi, kembalikan saja uang mereka. Suruh saja mereka urus hal ini sendiri!"....Di penjara kantor kabupaten.Budi dengan bangga berkata, "Doddy, Sony, dan Wira akan ditangkap. Aku akan bebas dari tempat ini dan kembali menjadi kepala desa. Kalau sampai saat itu tiba, kalian bisa menyerahkan rahasia teknik menangkap ikan milik Wira. Dengan begitu, kalian bisa menjadi anak
Darius berkata dengan wajah murung, "Orang-orang di Gunung Harimau Hitam adalah sekelompok bandit yang tak segan-segan untuk membunuh. Mereka adalah penjahat yang diburon oleh kedua kabupaten terdekat ini. Apa kamu tahu seberapa berbahayanya kalau para pejabat mengetahui bahwa Keluarga Silali terlibat dengan para penjahat itu? Reputasi yang telah dibangun lama oleh nenek moyang kita akan hancur begitu saja.""Lalu kenapa kalau mereka tahu? Asalkan mereka tidak bisa menunjukkan buktinya, mereka tidak akan bisa menyentuh Keluarga Silali!"Mahendra mengubah arah pembicaraannya, "Tapi, Ayah, kalau kita tidak menghabisi orang itu, dia akan benar-benar menjadi menantu Keluarga Linardi. Lalu bagaimana kita akan mendapat dukungan dari keluarga seperti Keluarga Linardi? Jangan ragu lagi, Ayah. Suruh mereka habisi orang itu. Setelah itu tidak akan ada penghalang lagi."Darius mengangguk dan menjawab, "Aku akan mengutus Tanu untuk menjalankan tugas ini. Tapi, ingatlah, setelah orang itu meninggal
"Wakil kepala tim!"Tubuh Gavin bergetar sejenak, dia langsung berlutut. "Terima kasih Tuan Wira!"Kedua adiknya, Gandi dan Ganjar, sangat iri melihatnya.Posisi wakil kepala tim yang dipekerjakan Wira merupakan posisi yang luar biasa di mata penduduk Desa Pimola.Bahkan kepala desa, kepala wilayah, ataupun kepala kepolisian saja tidak bisa mendapat gaji 3.000 gabak per bulan.Yang paling penting adalah status mereka. Sebagai wakil kepala tim atau kepala tim, mereka boleh membuat keputusan dalam perekrutan anggota tim. Hal ini berarti mereka bisa memberi lapangan pekerjaan kepada orang lain.Melihat kedua orang itu mendapat uang dan dipromosikan, semangat tim penjual ikan, tim pembuat sabun, dan tim penangkap ikan juga langsung berkobar-kobar.Diam-diam, semua orang bertekad untuk menjadi orang pertama yang maju saat menghadapi masalah.Agus menggelengkan kepalanya diam-diam, "Benar-benar boros. Dalam sekejap, dia memberikan 30.000 gabak kepada orang-orang itu. Uang itu sudah cukup unt
"Huh!"Napas Wira menjadi memburu, dia menahan gejolak di dalam hatinya dan menggeleng. "Tidak bisa!""Kenapa?" tanya Wulan dengan wajah sedih.Setelah menikah 3 tahun, dia masih belum menjadi milik suaminya sepenuhnya. Sebelumnya, mereka tidak berhubungan badan karena suaminya tidak sanggup, tetapi sekarang suaminya sudah pulih.Wira mengedipkan matanya dan berkata, "Hal seperti ini seharusnya diajukan oleh pria. Jadi, Sayang, aku menginginkanmu malam ini!""Hihi, kamu nakal sekali, Sayang!""Istriku, aku mau! Aku mau!""Iya ... hihi!"Kesempatan tidak boleh disia-siakan begitu saja!Keesokan paginya, meski tubuhnya lelah, Wira tetap melanjutkan latihan berdiri. Lantaran staminanya ini terlalu lemah, dia harus rajin melatih diri setiap hari.Wajah Wulan merah merona dan cerah bagaikan musim semi. Parasnya menjadi semakin cantik dibandingkan sebelumnya. Namun, dia berjalan dengan perlahan dan terkadang alisnya mengernyit, seolah-olah merasa tidak nyaman di suatu tempat."Wulan, seharus
"Ya, benar juga kata Tuan Tanu. Anak buahku juga harus menafkahi hidup!"Kadir mengangguk, lalu berkata, "Tapi, di dalam gunung juga tidak bisa menghabiskan banyak uang. Suruh saja Kak Darius untuk mengirimkan 10 gerobak makanan, 2 kereta garam, 10 ekor sapi, 20 ekor kambing. Lebih baik lagi kalau ada 5 ekor kuda, 50 buah senapan, dan 20 bilah pedang panjang. Aku jamin akan membereskan masalah ini dengan baik.""Baik ...." Tanu terpaksa menyetujuinya.Orang licik ini menginginkan begitu banyak barang, nilainya sudah melebihi 1.000.000 gabak. Yang lebih berbahaya lagi adalah memberikan persediaan untuk perampok adalah sebuah kejahatan yang bisa dijatuhkan hukuman mati.Namun, hal ini bisa saja diakali dengan membuatnya seolah-olah seperti mengantarkan barang seperti biasanya, kemudian dirampok oleh perampok gunung di tengah perjalanan.Kalaupun pemerintah mengetahuinya, tanpa bukti apa pun mereka tidak akan berani sembarangan menuduh. Bagaimanapun, ini karena mereka tidak mampu mengatas
Mendengar ada yang ingin membunuh penyelamatnya dan merebut Nyonya, Gavin menahan amarah dalam hati dan berkata, "Kalian masuk ke Desa Tiga Harimau ya, aku dengar perampok di sana selalu makan enak dan ada wanita cantik!"Bara menggeleng dan berkata, "Kak Gavin, yang kamu bilang itu pejabat, bukan perampok gunung!"Panca berkata dengan mata berkaca-kaca, "Dulu, kami juga mengira bisa hidup senang dengan merampok siapa saja setelah menjadi perampok gunung. Siapa tahu ... haeh!"Gavin terkejut, lalu bertanya, "Memangnya bukan begitu?"Dulu, ada juga orang mengajaknya bergabung dengan mengatakan bahwa menjadi perampok gunung bisa makan enak dan hidup senang.Saat itu, dia hampir tergoda. Jika bukan karena masih ada ibu dan istri, dia sudah mengikuti mereka ke gunung."Berhubung takut akan dikejar dan dihabisi oleh pemerintah, kami tinggal di pedalaman hutan sehingga sulit untuk mendapatkan makanan. Di gunung, ada banyak orang yang harus diberi makan. Kami membawa persediaan makanan, tetap
Gavin tidak menjelaskan lebih lanjut dan membawa kedua orang tersebut ke rumah Wira. Tim penjual ikan telah kembali dari kabupaten dan mereka sedang berjongkok di depan pintu untuk beristirahat dan menunggu makan malam.Tiga tim yang beranggotakan 30 orang, semuanya berkumpul untuk berbincang dan bercerita tentang kejadian di kabupaten dan pasar ikan. Wajah mereka berseri-seri penuh dengan kebahagiaan.Bara dan Panca terkejut. Mereka merasa seolah-olah orang-orang ini benar-benar bahagia. Namun, apa yang bisa membuat petani di pedesaan bahagia?Tiba-tiba, Gavin berkata, "Mereka adalah tim penjual ikan. Mereka mendapat gaji 2.000 gabak per bulan, sehari diberikan 2 kali jatah makan daging sebanyak 250 gram. Mereka diberi kereta saat pergi ke kabupaten, bekerja dua hari dan istirahat satu hari. Bahkan, ada orang yang mengajari mereka seni bela diri."Bara mengerutkan kening, "Kak Gavin, perkataanmu semakin lama semakin tidak masuk akal. Mana ada bos yang memberikan kereta kepada pekerja
Duk! Duk!Kedua orang itu menatap Gavin dengan ketakutan.Setelah makan selama satu jam dan mendengarkan orang di samping mereka berbincang,mereka baru tahu bahwa tempat ini adalah rumah pelajar kaya itu. Di sini adalah tempat tujuan mereka untuk mencari informasi.Kini, Gavin malah mengatakan bahwa tempat ini adalah rumah bosnya. Hal ini membuat kedua orang itu tercengang!Bara bersiap-siap untuk melarikan diri. "Gavin, hubungan kita ini bahkan sudah menjalani hidup dan mati bersama, kamu tidak boleh memperlakukan kami seperti ini. Kamu memberi kami makan sampai kenyang dan sekarang ingin menangkap kami, ini tidak adil!"Panca merogoh pisau lipat di pinggangnya dan mengancam, "Kak Gavin, biarkan kami pergi. Kamu sudah lupa dengan janji kita untuk saling berbagi dalam kesenangan dan kesusahan? Kamu bukan orang yang tidak jujur, bukan?""Kalau aku mau menangkap kalian, pasti sudah kulakukan sejak tadi. Lagi pula, apa kalian sanggup melawanku? Aku ingin mengatakan hal yang tulus karena m