Wira tertawa sinis dan berkata, "Tidak masalah kalau kalian tidak berani, orang-orang dari Dusun Darmadi berani. Kami melawan preman dan tidak takut ditangkap petugas polisi. Tidak apa-apa kalau kalian tidak membantu, tetapi mengapa kalian menghalangi dan memberikan kesaksian palsu untuk mendukung orang yang melukai kalian? Kalau kalian bukan pengecut, lalu apa?""Kami bersalah!" ujar beberapa pedagang dan warga desa sambil meneteskan air mata!Ketika Zabran menghajar Iwan, Eko tidak berani mengatakan apa pun dan langsung pergi begitu saja. Saat itu, mereka semua merasa sangat puas!Regan dan beberapa petugas polisi lainnya menggeleng. Memangnya apa gunanya membuat para nelayan dan pedagang ini meminta maaf? Kalau mereka tidak berani memberi kesaksian, semua ini hanya sia-sia!Bum!Wira melompat dari papan batu itu dan meraih kerah seorang nelayan yang berlinang air mata. "Berapa banyak ikan yang kamu jual di sini, berapa banyak komisi yang telah diambil oleh mereka?"Nelayan tua yang
Di pengadilan, ekspresi Iqbal tampak dingin bagaikan es. Di sisi lain, Radit menyunggingkan senyumannya.Meskipun kedua orang itu tidak berbicara, suasana mencekam di antara mereka memenuhi seisi ruangan. Posisi pejabat kecil biasanya diwariskan secara turun-temurun, jadi mereka sudah sering melihat para pejabat tinggi berselisih.Mereka akan memihak pada tuan yang lebih kuat dan tidak akan menjadi kambing hitam bagi yang kalah. Dilihat dari kasus ini, Radit telah membuat jebakan sebelumnya untuk menekan Tuan Bupati."Tanpa Kak Wira, gugatan ini akan susah dimenangkan!"Danur berlutut dengan gemetaran, dia baru sadar bahwa ternyata dia telah meremehkan gugatan ini.Iqbal menunduk sambil merenung dalam hati, 'Sampai sekarang ini, Surya masih belum menemukan saksi. Tampaknya aku akan ditekan oleh Radit. Kalau salah mengambil satu langkah saja, selanjutnya akan makan repot."Tiba-tiba, terdengar derap langkah yang sangat heboh, seakan-akan ribuan tentara tengah bergegas menuju ke pengadil
Iqbal menghela napas, tiba-tiba dia melambaikan tangan dan berkata, "Surya, kamu pakai cara apa sampai bisa membuat orang-orang sebanyak ini datang memberikan kesaksian?"Surya tersenyum kecut. "Tuan, mana mungkin saya bisa sehebat itu ...."Brak!Di belakang aula pengadilan, Radit melemparkan gelas dengan marah. Raut wajahnya tampak suram."Tuan!"Seseorang dengan cepat melangkah maju dan berkata, "Keluarga Silali mengutus orang untuk menanyakan apakah masalahnya sudah selesai dibereskan?"Radit mendengus dan berkata, "Beri tahu Keluarga Silali, urusan ini tidak bisa dibereskan. Kalau mereka sudah tidak bisa menunggu lagi, kembalikan saja uang mereka. Suruh saja mereka urus hal ini sendiri!"....Di penjara kantor kabupaten.Budi dengan bangga berkata, "Doddy, Sony, dan Wira akan ditangkap. Aku akan bebas dari tempat ini dan kembali menjadi kepala desa. Kalau sampai saat itu tiba, kalian bisa menyerahkan rahasia teknik menangkap ikan milik Wira. Dengan begitu, kalian bisa menjadi anak
Darius berkata dengan wajah murung, "Orang-orang di Gunung Harimau Hitam adalah sekelompok bandit yang tak segan-segan untuk membunuh. Mereka adalah penjahat yang diburon oleh kedua kabupaten terdekat ini. Apa kamu tahu seberapa berbahayanya kalau para pejabat mengetahui bahwa Keluarga Silali terlibat dengan para penjahat itu? Reputasi yang telah dibangun lama oleh nenek moyang kita akan hancur begitu saja.""Lalu kenapa kalau mereka tahu? Asalkan mereka tidak bisa menunjukkan buktinya, mereka tidak akan bisa menyentuh Keluarga Silali!"Mahendra mengubah arah pembicaraannya, "Tapi, Ayah, kalau kita tidak menghabisi orang itu, dia akan benar-benar menjadi menantu Keluarga Linardi. Lalu bagaimana kita akan mendapat dukungan dari keluarga seperti Keluarga Linardi? Jangan ragu lagi, Ayah. Suruh mereka habisi orang itu. Setelah itu tidak akan ada penghalang lagi."Darius mengangguk dan menjawab, "Aku akan mengutus Tanu untuk menjalankan tugas ini. Tapi, ingatlah, setelah orang itu meninggal
"Wakil kepala tim!"Tubuh Gavin bergetar sejenak, dia langsung berlutut. "Terima kasih Tuan Wira!"Kedua adiknya, Gandi dan Ganjar, sangat iri melihatnya.Posisi wakil kepala tim yang dipekerjakan Wira merupakan posisi yang luar biasa di mata penduduk Desa Pimola.Bahkan kepala desa, kepala wilayah, ataupun kepala kepolisian saja tidak bisa mendapat gaji 3.000 gabak per bulan.Yang paling penting adalah status mereka. Sebagai wakil kepala tim atau kepala tim, mereka boleh membuat keputusan dalam perekrutan anggota tim. Hal ini berarti mereka bisa memberi lapangan pekerjaan kepada orang lain.Melihat kedua orang itu mendapat uang dan dipromosikan, semangat tim penjual ikan, tim pembuat sabun, dan tim penangkap ikan juga langsung berkobar-kobar.Diam-diam, semua orang bertekad untuk menjadi orang pertama yang maju saat menghadapi masalah.Agus menggelengkan kepalanya diam-diam, "Benar-benar boros. Dalam sekejap, dia memberikan 30.000 gabak kepada orang-orang itu. Uang itu sudah cukup unt
"Huh!"Napas Wira menjadi memburu, dia menahan gejolak di dalam hatinya dan menggeleng. "Tidak bisa!""Kenapa?" tanya Wulan dengan wajah sedih.Setelah menikah 3 tahun, dia masih belum menjadi milik suaminya sepenuhnya. Sebelumnya, mereka tidak berhubungan badan karena suaminya tidak sanggup, tetapi sekarang suaminya sudah pulih.Wira mengedipkan matanya dan berkata, "Hal seperti ini seharusnya diajukan oleh pria. Jadi, Sayang, aku menginginkanmu malam ini!""Hihi, kamu nakal sekali, Sayang!""Istriku, aku mau! Aku mau!""Iya ... hihi!"Kesempatan tidak boleh disia-siakan begitu saja!Keesokan paginya, meski tubuhnya lelah, Wira tetap melanjutkan latihan berdiri. Lantaran staminanya ini terlalu lemah, dia harus rajin melatih diri setiap hari.Wajah Wulan merah merona dan cerah bagaikan musim semi. Parasnya menjadi semakin cantik dibandingkan sebelumnya. Namun, dia berjalan dengan perlahan dan terkadang alisnya mengernyit, seolah-olah merasa tidak nyaman di suatu tempat."Wulan, seharus
"Ya, benar juga kata Tuan Tanu. Anak buahku juga harus menafkahi hidup!"Kadir mengangguk, lalu berkata, "Tapi, di dalam gunung juga tidak bisa menghabiskan banyak uang. Suruh saja Kak Darius untuk mengirimkan 10 gerobak makanan, 2 kereta garam, 10 ekor sapi, 20 ekor kambing. Lebih baik lagi kalau ada 5 ekor kuda, 50 buah senapan, dan 20 bilah pedang panjang. Aku jamin akan membereskan masalah ini dengan baik.""Baik ...." Tanu terpaksa menyetujuinya.Orang licik ini menginginkan begitu banyak barang, nilainya sudah melebihi 1.000.000 gabak. Yang lebih berbahaya lagi adalah memberikan persediaan untuk perampok adalah sebuah kejahatan yang bisa dijatuhkan hukuman mati.Namun, hal ini bisa saja diakali dengan membuatnya seolah-olah seperti mengantarkan barang seperti biasanya, kemudian dirampok oleh perampok gunung di tengah perjalanan.Kalaupun pemerintah mengetahuinya, tanpa bukti apa pun mereka tidak akan berani sembarangan menuduh. Bagaimanapun, ini karena mereka tidak mampu mengatas
Mendengar ada yang ingin membunuh penyelamatnya dan merebut Nyonya, Gavin menahan amarah dalam hati dan berkata, "Kalian masuk ke Desa Tiga Harimau ya, aku dengar perampok di sana selalu makan enak dan ada wanita cantik!"Bara menggeleng dan berkata, "Kak Gavin, yang kamu bilang itu pejabat, bukan perampok gunung!"Panca berkata dengan mata berkaca-kaca, "Dulu, kami juga mengira bisa hidup senang dengan merampok siapa saja setelah menjadi perampok gunung. Siapa tahu ... haeh!"Gavin terkejut, lalu bertanya, "Memangnya bukan begitu?"Dulu, ada juga orang mengajaknya bergabung dengan mengatakan bahwa menjadi perampok gunung bisa makan enak dan hidup senang.Saat itu, dia hampir tergoda. Jika bukan karena masih ada ibu dan istri, dia sudah mengikuti mereka ke gunung."Berhubung takut akan dikejar dan dihabisi oleh pemerintah, kami tinggal di pedalaman hutan sehingga sulit untuk mendapatkan makanan. Di gunung, ada banyak orang yang harus diberi makan. Kami membawa persediaan makanan, tetap
Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar
"Pergilah," ujar Senia sambil memijat pelipisnya dengan lembut. "Aku tunggu kabar darimu."Pada sore harinya, Dahlan tiba di kediaman Kresna. Saat ini, dia sedang duduk di aula utama kediaman Kresna.Meskipun Dahlan selalu terlihat tunduk dan penuh hormat karena takut pada ibunya, di sini dia justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda, penuh wibawa dan angkuh.Dahlan duduk di kursi utama sambil meminum teh dengan tenang, menunggu Kresna yang tak kunjung datang."Raja Kresna, kamu membuatku menunggu begitu lama. Sepertinya kamu nggak menghormatiku," sindir Dahlan.Kresna buru-buru mengangkat tangannya sebagai tanda memohon maaf. "Pangeran, kenapa bicara begitu? Aku baru saja dapat kabar tentang kedatanganmu dan langsung datang secepat mungkin. Kalau kamu tersinggung, mohon maafkan aku."Dahlan mendengus dingin, lalu meletakkan cangkir tehnya. Tatapannya langsung beralih ke orang-orang yang berada di aula.Kresna segera mengerti maksudnya dan memerintahkan semua orang untuk pergi. Tida
Menangkap pemimpin untuk menghancurkan pasukan! Ini adalah cara terbaik!Sebenarnya mereka sudah mencoba membunuh Wira beberapa kali sebelumnya, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Namun, kali ini berbeda.Senia telah memutuskan untuk tidak menyembunyikan niatnya lagi. Dengan demikian, dia bisa bertindak lebih bebas tanpa ragu.Ini adalah kesempatan sempurna untuk menyerang Wira secara langsung dan terbuka. Jika berhasil menyingkirkan Wira, itu akan menjadi hasil terbaik. Namun, jika tidak, paling-paling mereka akan memutuskan hubungan mereka. Hasil ini tidak akan berdampak pada apa pun.Dahlan tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita nggak punya orang yang cukup kuat untuk melakukannya. Bahkan, kita hampir kehabisan ahli di pihak kita. Setahuku, Wira membawa beberapa ahli di sisinya.""Kalau kita mengirim orang sekarang, bukankah hanya akan mengorbankan mereka tanpa hasil?"Bahkan, Panji tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan akhirnya kehilangan nyawanya. Dahlan tidak kepikiran si
"Benar!"Di hadapan ibunya, Dahlan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengangguk dengan tegas. Kekhawatirannya memang terletak pada Kresna dan Ararya.Kedua orang ini memegang kekuasaan militer. Meskipun kekuatan mereka telah dibatasi oleh Senia selama bertahun-tahun, mereka tetap tak terkalahkan hingga sekarang.Di wilayah mereka, mereka seperti raja kecil, memerintah wilayah sendiri. Hal ini jelas adalah ancaman bagi kekuasaan Senia.Dulu, Senia tidak terlalu memedulikan mereka karena dia memiliki Panji di sisinya. Panji bahkan mampu menciptakan makhluk beracun yang menakutkan. Sekalipun di medan perang, makhluk beracun tetap bisa membuat posisi mereka unggul.Namun, dengan kematian Panji, Senia kehilangan sosok yang bisa diandalkan. Inilah yang paling dikhawatirkan Dahlan.Jika mereka memutuskan untuk memulai perang dengan Wira saat ini, lalu Raja Kresna serta Raja Ararya menyerang dari belakang, itu akan menjadi krisis besar. Hasil akhirnya bisa dipastikan akan sangat
Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad
Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari
Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl
"Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong
Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika