Share

Bab 67

Author: Arif
Kini, Doddy dan kakaknya bisa membangun rumah besar. Tentu saja menikah juga bukan lagi hal yang sulit.

Ketika Doddy keluar bersama ayah dan kakaknya, semua penduduk desa akan menyambut mereka dengan wajah tersenyum. Ekspresi mereka bahkan terlihat lebih tulus dan senang daripada saat bertemu dengan kepala desa.

Dusun mereka juga mengalami perubahan yang luar biasa.

Setiap keluarga pasti ada yang bergabung ke tim penangkap ikan, penjual ikan, ataupun tim pembuat sabun. Makanan di kantin juga diperbolehkan untuk dibawa pulang. Hampir tidak ada lagi yang kelaparan di dusun mereka ini.

Semua orang juga bisa membersihkan diri dengan menggunakan sabun hasil produksi mereka. Kini, Dusun Darmadi tampak penuh dengan harapan.

Doddy tidak berani membayangkan bagaimana jadinya kalau Wira dipenjara.

Maka dari itu, mereka tidak boleh membiarkan Budi naik banding dan Kak Wira juga tidak boleh dipenjara. Tuan tanah yang licik ini harus mati!

"Doddy, tenang dulu, Kak Wira tidak akan dipenjara. Dia ora
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
laskar nusantara
mahal banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 68

    Regan menoleh dan melihat Wira yang berpakaian layaknya orang terpelajar. Dia tidak berani mengabaikannya dan menyapa, "Mohon maaf, siapa Anda?""Sarjana tingkat rendah dari Dusun Darmadi!"Wira menangkupkan tinju dan membalas, "Sony dan Zabran yang kalian tangkap itu adalah orang dari desaku!""Bahkan menggunakan nama Tuan Bupati sekalipun aku tidak bisa meyakinkan mereka. Kamu hanya seorang sarjana tingkat rendah, apa kamu sanggup meyakinkan mereka?"Regan berkata dengan acuh tak acuh, "Semua pedagang ikan, berkumpul di sini!"Di saat yang putus asa seperti ini, dia terpaksa menggunakan segala cara!Semua pedagang ikan dan nelayan mulai berkumpul. Di pasar ikan ini terdiri dari 40-50 lapak penjual ikan. Setiap lapak ada 2 atau 3 orang yang berjaga, jadi totalnya mencapai ratusan orang di pasar ini.Para pedagang mengenakan pakaian katun, sedangkan para nelayan mengenakan pakaian rami. Saat ini cuaca sudah mulai beranjak dingin, tetapi bahkan ada beberapa orang yang tidak mengenakan s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 69

    Wira tertawa sinis dan berkata, "Tidak masalah kalau kalian tidak berani, orang-orang dari Dusun Darmadi berani. Kami melawan preman dan tidak takut ditangkap petugas polisi. Tidak apa-apa kalau kalian tidak membantu, tetapi mengapa kalian menghalangi dan memberikan kesaksian palsu untuk mendukung orang yang melukai kalian? Kalau kalian bukan pengecut, lalu apa?""Kami bersalah!" ujar beberapa pedagang dan warga desa sambil meneteskan air mata!Ketika Zabran menghajar Iwan, Eko tidak berani mengatakan apa pun dan langsung pergi begitu saja. Saat itu, mereka semua merasa sangat puas!Regan dan beberapa petugas polisi lainnya menggeleng. Memangnya apa gunanya membuat para nelayan dan pedagang ini meminta maaf? Kalau mereka tidak berani memberi kesaksian, semua ini hanya sia-sia!Bum!Wira melompat dari papan batu itu dan meraih kerah seorang nelayan yang berlinang air mata. "Berapa banyak ikan yang kamu jual di sini, berapa banyak komisi yang telah diambil oleh mereka?"Nelayan tua yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 70

    Di pengadilan, ekspresi Iqbal tampak dingin bagaikan es. Di sisi lain, Radit menyunggingkan senyumannya.Meskipun kedua orang itu tidak berbicara, suasana mencekam di antara mereka memenuhi seisi ruangan. Posisi pejabat kecil biasanya diwariskan secara turun-temurun, jadi mereka sudah sering melihat para pejabat tinggi berselisih.Mereka akan memihak pada tuan yang lebih kuat dan tidak akan menjadi kambing hitam bagi yang kalah. Dilihat dari kasus ini, Radit telah membuat jebakan sebelumnya untuk menekan Tuan Bupati."Tanpa Kak Wira, gugatan ini akan susah dimenangkan!"Danur berlutut dengan gemetaran, dia baru sadar bahwa ternyata dia telah meremehkan gugatan ini.Iqbal menunduk sambil merenung dalam hati, 'Sampai sekarang ini, Surya masih belum menemukan saksi. Tampaknya aku akan ditekan oleh Radit. Kalau salah mengambil satu langkah saja, selanjutnya akan makan repot."Tiba-tiba, terdengar derap langkah yang sangat heboh, seakan-akan ribuan tentara tengah bergegas menuju ke pengadil

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 71

    Iqbal menghela napas, tiba-tiba dia melambaikan tangan dan berkata, "Surya, kamu pakai cara apa sampai bisa membuat orang-orang sebanyak ini datang memberikan kesaksian?"Surya tersenyum kecut. "Tuan, mana mungkin saya bisa sehebat itu ...."Brak!Di belakang aula pengadilan, Radit melemparkan gelas dengan marah. Raut wajahnya tampak suram."Tuan!"Seseorang dengan cepat melangkah maju dan berkata, "Keluarga Silali mengutus orang untuk menanyakan apakah masalahnya sudah selesai dibereskan?"Radit mendengus dan berkata, "Beri tahu Keluarga Silali, urusan ini tidak bisa dibereskan. Kalau mereka sudah tidak bisa menunggu lagi, kembalikan saja uang mereka. Suruh saja mereka urus hal ini sendiri!"....Di penjara kantor kabupaten.Budi dengan bangga berkata, "Doddy, Sony, dan Wira akan ditangkap. Aku akan bebas dari tempat ini dan kembali menjadi kepala desa. Kalau sampai saat itu tiba, kalian bisa menyerahkan rahasia teknik menangkap ikan milik Wira. Dengan begitu, kalian bisa menjadi anak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 72

    Darius berkata dengan wajah murung, "Orang-orang di Gunung Harimau Hitam adalah sekelompok bandit yang tak segan-segan untuk membunuh. Mereka adalah penjahat yang diburon oleh kedua kabupaten terdekat ini. Apa kamu tahu seberapa berbahayanya kalau para pejabat mengetahui bahwa Keluarga Silali terlibat dengan para penjahat itu? Reputasi yang telah dibangun lama oleh nenek moyang kita akan hancur begitu saja.""Lalu kenapa kalau mereka tahu? Asalkan mereka tidak bisa menunjukkan buktinya, mereka tidak akan bisa menyentuh Keluarga Silali!"Mahendra mengubah arah pembicaraannya, "Tapi, Ayah, kalau kita tidak menghabisi orang itu, dia akan benar-benar menjadi menantu Keluarga Linardi. Lalu bagaimana kita akan mendapat dukungan dari keluarga seperti Keluarga Linardi? Jangan ragu lagi, Ayah. Suruh mereka habisi orang itu. Setelah itu tidak akan ada penghalang lagi."Darius mengangguk dan menjawab, "Aku akan mengutus Tanu untuk menjalankan tugas ini. Tapi, ingatlah, setelah orang itu meninggal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 73

    "Wakil kepala tim!"Tubuh Gavin bergetar sejenak, dia langsung berlutut. "Terima kasih Tuan Wira!"Kedua adiknya, Gandi dan Ganjar, sangat iri melihatnya.Posisi wakil kepala tim yang dipekerjakan Wira merupakan posisi yang luar biasa di mata penduduk Desa Pimola.Bahkan kepala desa, kepala wilayah, ataupun kepala kepolisian saja tidak bisa mendapat gaji 3.000 gabak per bulan.Yang paling penting adalah status mereka. Sebagai wakil kepala tim atau kepala tim, mereka boleh membuat keputusan dalam perekrutan anggota tim. Hal ini berarti mereka bisa memberi lapangan pekerjaan kepada orang lain.Melihat kedua orang itu mendapat uang dan dipromosikan, semangat tim penjual ikan, tim pembuat sabun, dan tim penangkap ikan juga langsung berkobar-kobar.Diam-diam, semua orang bertekad untuk menjadi orang pertama yang maju saat menghadapi masalah.Agus menggelengkan kepalanya diam-diam, "Benar-benar boros. Dalam sekejap, dia memberikan 30.000 gabak kepada orang-orang itu. Uang itu sudah cukup unt

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 74

    "Huh!"Napas Wira menjadi memburu, dia menahan gejolak di dalam hatinya dan menggeleng. "Tidak bisa!""Kenapa?" tanya Wulan dengan wajah sedih.Setelah menikah 3 tahun, dia masih belum menjadi milik suaminya sepenuhnya. Sebelumnya, mereka tidak berhubungan badan karena suaminya tidak sanggup, tetapi sekarang suaminya sudah pulih.Wira mengedipkan matanya dan berkata, "Hal seperti ini seharusnya diajukan oleh pria. Jadi, Sayang, aku menginginkanmu malam ini!""Hihi, kamu nakal sekali, Sayang!""Istriku, aku mau! Aku mau!""Iya ... hihi!"Kesempatan tidak boleh disia-siakan begitu saja!Keesokan paginya, meski tubuhnya lelah, Wira tetap melanjutkan latihan berdiri. Lantaran staminanya ini terlalu lemah, dia harus rajin melatih diri setiap hari.Wajah Wulan merah merona dan cerah bagaikan musim semi. Parasnya menjadi semakin cantik dibandingkan sebelumnya. Namun, dia berjalan dengan perlahan dan terkadang alisnya mengernyit, seolah-olah merasa tidak nyaman di suatu tempat."Wulan, seharus

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 75

    "Ya, benar juga kata Tuan Tanu. Anak buahku juga harus menafkahi hidup!"Kadir mengangguk, lalu berkata, "Tapi, di dalam gunung juga tidak bisa menghabiskan banyak uang. Suruh saja Kak Darius untuk mengirimkan 10 gerobak makanan, 2 kereta garam, 10 ekor sapi, 20 ekor kambing. Lebih baik lagi kalau ada 5 ekor kuda, 50 buah senapan, dan 20 bilah pedang panjang. Aku jamin akan membereskan masalah ini dengan baik.""Baik ...." Tanu terpaksa menyetujuinya.Orang licik ini menginginkan begitu banyak barang, nilainya sudah melebihi 1.000.000 gabak. Yang lebih berbahaya lagi adalah memberikan persediaan untuk perampok adalah sebuah kejahatan yang bisa dijatuhkan hukuman mati.Namun, hal ini bisa saja diakali dengan membuatnya seolah-olah seperti mengantarkan barang seperti biasanya, kemudian dirampok oleh perampok gunung di tengah perjalanan.Kalaupun pemerintah mengetahuinya, tanpa bukti apa pun mereka tidak akan berani sembarangan menuduh. Bagaimanapun, ini karena mereka tidak mampu mengatas

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3099

    Selama mereka bisa menguasai tembok kota, saat fajar tiba dan pasukan Kerajaan Nuala memasuki kota, mereka dapat bergerak menuju tiga gerbang lainnya melalui jalur yang menghubungkan tembok kota.Nafis memberi hormat, lalu segera memimpin 100 orang untuk naik. Begitu mereka mencapai tembok kota, mereka mendapati bahwa para prajurit musuh di sana ternyata tertidur dengan bersandar pada dinding.Wira yang baru saja naik ke tembok juga melihat pemandangan itu dan hanya bisa tersenyum getir. Setelah beberapa saat, dia memberi isyarat untuk tetap diam dan memberi isyarat tangan untuk membunuh mereka.Orang-orang di belakangnya langsung mengerti maksudnya. Dengan hati-hati, mereka berjalan berjongkok menuju para prajurit yang sedang tertidur.Para prajurit dari pasukan utara itu bahkan tidak menyadari bahwa tidur mereka kali ini akan membawa mereka ke akhir hayat.....Sementara itu, di kediaman Kunaf.Meskipun kota dalam keadaan siaga penuh, sebagai tempat kediaman penguasa tertinggi di kot

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3098

    Setelah pasukan terbagi, Wira memimpin kelompoknya keluar dari hutan lebat.Karena Kunaf telah mengeluarkan perintah untuk menangkap Wira, gerbang kota berada dalam keadaan siaga penuh.Namun, karena Kunaf yakin bahwa Wira telah melarikan diri ke utara, dia lantas menarik kembali setengah dari pasukannya.Melihat jumlah patroli di gerbang kota berkurang, Nafis berbisik, "Tuan, kenapa jumlah prajurit tampak jauh lebih sedikit dibandingkan siang tadi? Jangan-jangan ini jebakan?"Wira tersenyum dan menyahut, "Nggak. Ini pasti karena Latif memberi tahu Kunaf kita kabur ke utara."Mendengar itu, yang lainnya tersenyum kecil. Jika Kunaf benar-benar mempercayai informasi itu,berarti dia benar-benar bodoh.Bagaimana mungkin mereka yang telah melarikan diri dari utara justru kembali ke arah sana? Itu sama saja mencari mati!"Nafis, kamu yang memimpin di depan. Sebarkan pasukan, jangan berkumpul di satu tempat. Habisi prajurit musuh yang menjaga gerbang, lalu kenakan seragam mereka. Lakukan den

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3097

    Mendengar laporan itu, Kunaf langsung berseri-seri dan segera menyuruh para penari untuk pergi.Setelah aula menjadi kosong, Kunaf menatap Latif dengan penuh antusiasme. Dia bahkan lupa menyuruhnya berdiri.Kunaf sangat memahami perintah dari Bimala. Tidak peduli apa pun caranya, Wira harus ditangkap. Jika berhasil, Kunaf bisa meninggalkan tempat ini.Latif perlahan-lahan berdiri, lalu menangkupkan tangannya sambil berujar dengan tenang, "Lapor, Jenderal. Kami telah mencari di dalam hutan untuk waktu yang lama, tapi nggak menemukan jejak musuh. Aku menduga mereka sudah meninggalkan area ini.""Nggak ada jejak?" Ekspresi Kunaf yang tadinya bersemangat langsung berubah. Dia lantas terdiam beberapa saat sebelum mengerutkan kening dan bertanya, "Kalau begitu, apa ada informasi dari penjaga gerbang?"Latif bertugas di benteng utama, jadi pertanyaan itu masih berada dalam ranah tanggung jawabnya. Dia segera menjawab, "Saat kembali, aku sudah menanyakan kepada penjaga gerbang. Hingga saat ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3096

    Mengingat semua hal besar yang telah dilakukan oleh Wira, Latif merasa sangat bersemangat. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Wira.Latif segera menangkupkan tangan dan berkata, "Aku sudah lama mengetahui nama besar Tuan Wira. Hari ini, aku akhirnya bisa bertemu langsung denganmu. Ini benar-benar suatu kehormatan bagiku. Aku Latif, mohon ampuni nyawaku."Wira terkekeh-kekeh dan membalas, "Haha. Dengan cara pencarian seperti ini, kamu nggak takut Kunaf mengetahuinya dan memenggal kepalamu?"Saat berbicara, Wira menunjuk ke arah para prajurit yang masih memegang obor di kejauhan. Kini, dia sudah bisa menebak maksud Latif. Rupanya, dia sedang berusaha membantu Wira sebagai tanda persahabatan.Latif hanya bisa tertawa canggung dan berkata dengan suara rendah, "Jujur saja, aku nggak terlalu menyukai Kunaf. Lagian, dia nggak ada di sini. Dia nggak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.""Hari ini, ketika aku melihat Tuan berada dalam situasi sulit, aku ingin membantu sebi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status