Share

Bab 66

"Ah, mohon ampun, Tuan! Itu hanya panggilan orang-orang, nama asliku adalah Oman!"

Handoko memohon ampun, menyadari bahwa dipukul dengan tanda hitam berarti nyawanya terancam.

Plak!

Kayu hitam dijatuhkan di lantai!

Brak brak brak!

Kedua penjaga pengadilan langsung memukulnya tanpa ampun.

"Ah!"

Setelah dipukul belasan kali, kulit Handoko juga sudah terluka, dia berteriak, "Tuan Eko, tolonglah aku! Aku tidak mau mati!"

"Makanya jangan bicara sembarangan, kamu memang pantas dihukum. Kalau benar-benar sampai mati, suruh keluargamu datang untuk mengurus jenazahmu," ujar Eko seraya berbalik dengan tatapan yang menggelap.

Jika saat ini dia membela Handoko, Bupati pasti akan ikut menghukumnya.

Bahkan Tuan Rangga dan Radit saja tidak bicara sama sekali.

"Keluarga!"

Ini jelas adalah ancaman. Handoko memejamkan matanya sambil menggertakkan gigi. Setelah menahan 10 kali pukulan lagi, dia langsung pingsan.

"Regan, pergilah ke pasar ikan dan temui beberapa pedagang ikan. Tanyakan keadaan sebenarnya!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zulkefli Haji A. Hamid
good...I like it very much
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status