Share

Bab 58

Author: Arif
Wira tersenyum tipis dan bergumam, "Tuan Indra, menarik juga!"

Kereta kudanya tiba di Pasar Barat. Setelah menemukan sebuah toko kelontong yang cukup besar, Wira berjalan masuk ke toko itu.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

Melihat pakaian dan aura Wira yang luar biasa, penjaga toko itu keluar menyambutnya dengan tersenyum.

"Bawakan sebaskom air, aku akan menunjukkan sebuah kesempatan mendapatkan uang untukmu!" ucap Wira dengan nada sombong seraya meletakkan kedua tangannya di belakang punggung.

Dalam menjalankan bisnis, tidak hanya melulu soal keuntungan, tetapi juga harus mengandalkan aura. Jika tidak, kita malah akan jadi yang dikendalikan!

Penjaga toko itu ragu-ragu sejenak. Namun, melihat penampilan Wira yang mewah, dia menyuruh pelayan untuk membawakan air untuk Wira.

Wira mengeluarkan sabun itu dan mengajari pelayannya mencuci tangan. Dalam seketika, tangannya yang kotor itu langsung menjadi bersih!

Mata penjaga toko itu langsung berbinar. Dia mengambil sabun itu dan mencobanya,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 59

    Tuan Muda Ketiga Keluarga Sutedja yang bernama Hendra berjalan keluar dari toko kelontong.Wira merasa terkejut dan berkata, "Tuan Hendra, kenapa kamu di sini?"Hendra tersenyum sambil berkata, "Ini adalah toko kelontong Keluarga Sutedja, aku sedang memeriksa keuangan di belakang sana! Begitu mendengar suaramu, aku kira aku yang salah dengar. Ternyata benar-benar kamu ya. Apa sudah ada gula kristal lagi?"Gula sebanyak 10 kilogram itu dijualnya sampai ke kota provinsi. Dengan harga beli 30.000 gabak per setengah kilogram, dijualnya kembali dengan harga 100.000 gabak per setengah kilogram. Namun, dalam sekejap mata, gula itu sudah habis terjual.Kaum pejabat dan bangsawan yang pernah mencicipi gula ini memujinya sebagai gula terenak di dunia ini. Bahkan, ada orang yang membuat puisi untuk memuji cita rasa gula ini.Sekarang, jika Anda meminta bantuan seseorang di kota provinsi, mengirimkan beberapa ratus ribu gabak tidak akan membuahkan hasil. Namun, jika Anda memberikan setengah kilogr

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 60

    Salah seorang pelayannya berlari ke sebuah toko kelontong di pinggir jalan dan mengambil sebaskom air ke dalam kereta itu.Syur ....Suara air yang membasuh tangannya terdengar ke luar kereta.Danu menahan napas karena gugup. Entah wanita di dalam kereta itu akan membeli sabun Wira atau tidak?Kalaupun dia membelinya, memangnya bisa seberapa banyak yang sanggup dibeli oleh seorang pelanggan? Wira juga menjadi panik.Dia sudah mengatakan khasiat untuk meremajakan kulit, memutihkan kulit, menghilangkan keriput, dan mewangikan tubuh. Dia sangat yakin bahwa wanita bertangan putih halus ini pasti akan membelinya. Tidak ada seorang wanita pun yang bisa menolak iklan seperti itu.Hanya saja, entah berapa banyak sabun yang akan dibelinya. Apakah wanita ini akan menyebarkan sabun ini ke kalangan sahabat-sahabatnya?Sebenarnya, pasar utama yang diincar untuk penjualan sabun ini adalah kalangan wanita kaya. Orang biasa juga tidak akan sanggup membelinya.Tidak lama kemudian, dari dalam kereta ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 61

    Adegan ini juga menarik perhatian banyak orang di jalanan. Hendra menghampiri Wira dan berkata, "Dik Wira, tidak boleh menyentuh wanita sial itu, kamu bisa mati!"Wira kebingungan, lalu bertanya, "Wanita sial apanya?""Nona Besar Keluarga Wibowo!"Sambil menunjuk ke arah kereta kuda, Hendra berkata dengan suara pelan, "Dia sudah pernah menikah tiga kali. Usia pernikahannya tidak pernah lewat dari sebulan. Suaminya selalu meninggal dengan cara yang misterius. Ada yang mengatakan dia adalah wanita setan yang menghisap energi vital pria. Setiap pria yang bersentuhan dengannya akan mati."Wira tidak percaya. "Sesial itu?""Jangan pernah menyentuhnya. Di luar sana banyak wanita lainnya. Kalau punya uang, wanita mana yang tidak mau mendekat!"Ekspresi Hendra sangat khawatir. Dia memperingatkan Wira karena takut setelah Wira meninggal, dia tidak akan bisa membeli gula kristal lagi.Selain itu, dia juga takut Wira akan bekerja sama dengan Keluarga Wibowo. Jika bisnis gula kristal sampai direbu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 62

    "Ayo saja kalau mau berkelahi, kami tidak takut! Bunuh semua orang kampungan ini!"Begitu perintah Handoko dilontarkan, belasan anak buahnya langsung maju seakan-akan telah lupa seberapa mengenaskannya mereka dipukuli Doddy waktu itu."Cari mati!"Seketika, Doddy menyerbu ke arah para kerumunan itu."Ah!" Handoko yang menjadi sasaran pertama, terjatuh setelah terkena pukulannya.Meskipun terlihat ketakutan, anak buah Handoko tetap saja nekat menyerang Doddy."Berani-beraninya menyerang orang Dusun Darmadi. Ayo, semuanya hajar perusuh ini!"Anggota tim penjual ikan beserta Gabrata tiga bersaudara mengambil tongkat dan menerjang ke arah lawan."Hentikan!"Sony mencegah mereka semua, "Kelihatannya ada yang tidak beres dengan mereka. Jangan bertindak gegabah. Mereka tidak membawa senjata, jadi pasti tidak akan bisa melukai Doddy.""Ya, ada yang tidak beres dengan mereka. Mari kita tahan diri dulu dan lihat apa yang akan terjadi nanti!" saran Gavin. Dia juga menyadari bahwa perusuh-perusuh

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 63

    Bilah pisau yang berkilauan membuat seluruh anggota tim penangkap ikan menjadi pucat. Mereka semua menatap Sony dan bersiap-siap untuk bertindak jika dia memberi aba-aba."Coba saja turun tangan, Tuan Eko akan menangkap kalian semua dan memenjarakan kalian!" Handoko yang tergeletak di tanah melihat mereka dengan penuh harap."Jangan ada yang menyerang!"Sony menggertakkan giginya dan mengepalkan tinju. Jika mereka menyerang aparat hukum, kejadian ini akan menjadi masalah besar.Huh!Doddy terdesak hingga tidak bisa mundur lagi. Danur yang usianya paling muda di antara semuanya, melemparkan sebuah tongkat ke arah itu.Syut!Doddy mendengar suara angin dan menangkap tongkat yang dilemparkan kepadanya dengan gesit.Klontang!Delapan orang polisi yang memegang pisau itu terpaksa menghindar. Salah satu petugas berteriak dengan marah, "Siapa yang melemparkan tongkat itu!"Danur bersembunyi di antara kerumunan tim penangkap ikan, karena dia adalah yang paling kecil di antara mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 64

    "Ah!" jerit tim penangkap ikan dengan kaget.Tidak ada yang menyangka bahwa Danur begitu nekat. Dia bahkan berani mengadukan Pak Erik. "Gandi, cari Kak Wira. Aku akan pergi ke pengadilan untuk mengatur agar penjaganya bisa memberi keringanan pukulan!"Gavin memberikan instruksi sebelum mengejar Danur. Penjaga pintu pengadilan akan memperlakukan orang dengan berbeda sesuai dengan imbalan yang diterima. Jika diberi sogokan, mereka hanya akan berpura-pura memukul orang yang mengadu. Namun, jika tidak diberi sogokan, mereka akan memukul pengadu dengan keras.Danur berlari sepanjang jalan ke pengadilan dan langsung menuju ke gendang pengaduan! Ekspresi dua penjaga gerbang pengadilan sontak berubah. Mereka langsung menahan Danur dengan pedang mereka.Namun, sebelum mereka sempat bergerak, Gavin menghalangi dan menahan tangan mereka. "Tuan, mohon pengertiannya. Kami benar-benar dizalimi. Adikku masih muda dan tidak sanggup menahan pukulan. Tolong kalian bantu sampaikan kepada penjaga di dalam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 65

    Melihat kayu putih yang dilempar oleh Bupati, tatapan kedua penjaga yang bertugas memukul pengadu menjadi berbinar. Mereka mengayunkan papan pemukul secara bergantian.Kayu yang dilempar oleh Bupati ada 3 macam, yaitu kayu putih, kayu merah, dan kayu hitam.Warna putih menandakan hukuman seadanya, warna merah menandakan harus dihukum berat, dan warna hitam berarti harus dipukul sampai mati. Ini adalah peraturan untuk pukulan di pengadilan.Jika Bupati telah mengeluarkan kayu berwarna hitam, bahkan diberikan sogokan sekalipun, para penjaga itu tetap harus menghukumnya dengan berat.Plak! Plak!Suara papan pemukul terdengar nyaring.Namun, Danur yang berbaring di tanah tampak sangat heran, "Kenapa rasanya tidak sakit? Padahal pukulan itu terdengar begitu keras, tapi bokongku tidak terkena pukulannya!""Tuan Bupati sangat murah hati karena melemparkan tongkat putih, ditambah lagi ada yang memberi uang sogokan!""Tapi, anak ini benar-benar bodoh. Kalaupun tidak terasa sakit, seharusnya dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 66

    "Ah, mohon ampun, Tuan! Itu hanya panggilan orang-orang, nama asliku adalah Oman!"Handoko memohon ampun, menyadari bahwa dipukul dengan tanda hitam berarti nyawanya terancam.Plak!Kayu hitam dijatuhkan di lantai!Brak brak brak!Kedua penjaga pengadilan langsung memukulnya tanpa ampun."Ah!"Setelah dipukul belasan kali, kulit Handoko juga sudah terluka, dia berteriak, "Tuan Eko, tolonglah aku! Aku tidak mau mati!""Makanya jangan bicara sembarangan, kamu memang pantas dihukum. Kalau benar-benar sampai mati, suruh keluargamu datang untuk mengurus jenazahmu," ujar Eko seraya berbalik dengan tatapan yang menggelap.Jika saat ini dia membela Handoko, Bupati pasti akan ikut menghukumnya.Bahkan Tuan Rangga dan Radit saja tidak bicara sama sekali."Keluarga!"Ini jelas adalah ancaman. Handoko memejamkan matanya sambil menggertakkan gigi. Setelah menahan 10 kali pukulan lagi, dia langsung pingsan."Regan, pergilah ke pasar ikan dan temui beberapa pedagang ikan. Tanyakan keadaan sebenarnya!

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status