Share

Bab 521

Author: Arif
Putro dan murid-muridnya berkumpul di sekitar model pergerakan benda-benda langit itu. Ekspresi mereka pun terlihat berbeda-beda. Putro dan Gentala terlihat seakan-akan sudah menyadari sesuatu, sedangkan Fabrian, Pramana, dan Lingga terlihat tidak percaya.

“Ini bumi, matahari, bulan, dan lima planet lainnya, yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus. Selain itu, ada bintang kutub juga. Mereka berotasi seperti ini!” Wira mendemonstrasikan model tersebut sambil menjelaskan tentang perubahan jarak antara bumi dan matahari yang menyebabkan perubahan empat musim.

Putro dan Gentala mengangguk mengerti, sedangkan Fabrian, Danu, Lestari, dan Dian terlihat kebingungan. Di sisi lain, Pramana dan Lingga mengerutkan kening sambil menggeleng.

“Nggak mungkin!” Lingga yang paling pertama membantah, “Kalau bumi itu bola besar yang ada di ruang hampa, itu berarti tiga konstelasi dan dua puluh delapan rasi bintang juga adalah sesuatu yang melayang di ruang hampa. Kalau begitu, kenapa kita bisa ber
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (33)
goodnovel comment avatar
Nur Jihad
jujur gua lebih suka bab yang begini thor bahas² penemuan dari pada kerajaan
goodnovel comment avatar
Hendra Ancu
males baca gue klo kayak gini trus....masa 1 bab
goodnovel comment avatar
Fedy Corleone
baca novel lain kalau kelamaan nunggu updatenya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 522

    Di bawah cahaya lampu, sisi taman bunga di dalam vila memancarkan cahaya warna-warni. Fabrian dan Lingga yang membawa lentera berjalan mendekati sisi taman bunga diikuti orang lainnya. Begitu melihat jelas, ternyata benda yang memancarkan sinar warna-warni adalah batu-batu permata kecil.Lingga bertanya dengan terkejut, “Menggunakan permata untuk menghias dinding taman bunga? Mewah banget!”Pramana mendesah, “Bahkan kediaman keluarga kerajaan juga nggak begitu mewah!”Fabrian terkekeh dan berkata, “Ini namanya bukan mewah, tapi boros. Ternyata Paman Wira lebih boros dariku lagi!”Gentala tersenyum masam, sedangkan Putro hanya merasa sedikit terkejut. Kemudian, dia pun berbalik dan masuk ke dalam rumah.Putro tahu bahwa mikroskop, teropong, maupun teleskop dibuat dengan menggunakan kristal yang transparan. Jadi, jelas saja Wira sudah membeli banyak kristal. Membeli tambahan permata kecil juga bukanlah apa-apa. Namun, begitu masuk ke dalam rumah, langkah Putro langsung terhenti.Empat or

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 523

    Akhirnya, Putro, Fabrian, Gentala, Pramana, dan Lingga pun beristirahat.Keesokan paginya.Setelah selesai berlatih Wing Chun, Wira menjinjing kotak makanan dan pergi ke vila. Baru saja dia menaruh makanan-makanan itu di atas meja, Fabrian yang baru selesai mandi langsung mendekat, lalu memindahkannya ke lantai. Kemudian, dia berkata dengan nada menyalahkan, “Paman Wira, nggak boleh merusak barang berharga yang begitu langka! Kita makan di lantai saja!”Fabrian memang boros, tetapi dia tidak pernah menghambur-hamburkan uang dalam jumlah besar. Jika bertemu barang berharga yang langka, dia akan tetap memperlakukannya dengan hati-hati.“Fabrian, ini cuma sepotong kristal kok. Memangnya kenapa kalau rusak?” Wira menaruh kembali makanan-makanan itu ke meja dan bertanya, “Apa meja ini lebih berharga dari persahabatan aku dan Kak Putro?”Sekarang, pabrik kelima sudah bisa memproduksi kaca dengan semakin cepat. Jadi, kaca tidak termasuk benda berharga yang langka. Jika memang rusak, Wira ting

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 524

    Dusun Darmadi memang hanyalah dusun kecil. Namun, Pramana dan Lingga dapat makan makanan enak dan tinggal di vila yang jendelanya terbuat dari kristal. Selain itu, mereka juga bisa mendalami ilmu matematika, fisika, dan kimia, mengamati pergerakan benda-benda langit, serta mendidik penduduk dusun. Ini adalah kehidupan yang bahagia bagi mereka. Mengenai ujian kerajaan, mereka juga bisa meminta bimbingan Putro kapan saja. Jadi, mereka tentu saja tidak bersedia pergi.Putro berkata dengan serius, “Beberapa saat yang lalu, istana baru menurunkan dekrit seperti itu. Aku khawatir ada pejabat korup yang akan cari masalah sama Wira. Dia sama sekali nggak punya bawahan yang merupakan sarjana. Kalau ketemu masalah begini, dia harus selalu turun tangan sendiri. Kalian itu keturunan keluarga bangsawan dan punya sedikit reputasi di kota provinsi.  Dengan mengikutinya dalam perjalanan ini, kalian juga bisa membantunya kalau terjadi sesuatu.”Pramana mengangguk, lalu berkata, “Lingga, ayo main gunti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 525

    Meskipun Wira dan Dian termasuk dekat, mereka masih tetap mematuhi etiket dan belum melewati batasan itu. Selama tinggal di Dusun Darmadi, Dian tidur bersama Lestari setiap malam.Dian berkata dengan malu, “Tuan, aku nggak mau tidur malam ini. Aku mau ngobrol denganmu.”Perjalanan Wira kali ini akan memakan waktu paling tidak 1-2 bulan. Berhubung tidak bisa bertemu selama itu, Dian ingin menghabiskan waktu yang lebih banyak dengan Wira.“Oke deh.” Wira tidak bisa menolak permintaan ini dan akhirnya menyetujuinya sambil tersenyum getir. Melewati malam dengan mengobrol dengan wanita secantik ini benar-benar sebuah penyiksaan.Tak disangka, Dian malah berbalik dan berkata, “Aku panggil Lestari dulu!”“Eh?” Wira tidak mengerti apa maksud Dian ini.Tidak lama kemudian, Dian memeluk selimutnya dan masuk ke kamar Wira.Lestari juga memeluk selimutnya dan berbisik dengan malu, “Nona Dian yang menyuruhku kemari untuk mengobrol!”“Lebih ramai kalau banyak orang!” Wira pun tertawa.Kemudian, mere

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 526

    Putro menunjuk ke arah Pramana dan berkata, “Wira, bawalah Pramana bersamamu. Keluarga Sudarto itu keluarga bangsawan dari Lokana. Dia juga kenal sama koneksiku dari Provinsi Donosobo. Kalau membawanya bersamamu, kamu akan lebih gampang ketika perlu berurusan dengan pejabat.”Wira berkata dengan hormat, “Makasih banyak, Kak Putro!”“Buat apa sungkan padaku!” Putro melambaikan tangannya, lalu menarik Fabrian sambil berkata, “Bajingan ini punya tunangan di kota provinsi dan mau menjemput orang itu ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu untuk menikah. Setelah sampai di kota provinsi, awasi dia baik-baik. Kalau dia berani pergi ke rumah bordil, patahkan saja kakinya!”Wira tertawa dan menjawab, “Oke!”Fabrian hanya bisa meringis.Kemudian, Wira melambaikan tangannya dan kelompok kereta kuda mulai bergerak diikuti orang-orang lainnya. Namun, Wira masih belum bergerak.Di zaman ini, bepergian jauh adalah masalah besar. Semua kerabat dan teman pasti akan berkumpul untuk mengantarkan kepergian mere

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 527

    Di Kota Pusat Pemerintahan Lokana.Semalam, sekelompok pasukan berkuda bergegas pergi menuju balai prefektur. Orang yang memimpin di depan adalah Satria yang mengenakan baju zirah besi.Setelah sampai di depan balai prefektur, Satria pun turun dari kuda dan berjalan masuk. Kemudian, dia memberi hormat pada seorang pejabat yang mengenakan jubah merah sambil melapor dengan buru-buru, “Pak, aku dapat berita bahwa Wira sudah datang ke Kota Pusat Pemerintahan Lokana untuk berdagang!”Sebelum tahun baru, Satria bukan hanya ditegur karena tidak kompeten, tetapi pangkatnya juga diturunkan menjadi panglima pendamping. Dia sudah berusaha agar bisa naik jabatan dari jenderal pendamping ke letnan jenderal selama lima tahun dan menghabiskan uang lima juta gabak.Sebelumnya, pemberontakan terjadi di mana-mana dan letnan jenderal yang tidak mampu mengalahkan para pemberontak juga banyak. Jika bukan karena Wira yang membawa prajurit untuk mengalahkan Wolfie, Satria tidak mungkin terlihat tidak kompete

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 528

    Setelah melihat nama di undangan, Wira pun bertanya dengan heran, "Siapa orang ini?"Semalam, kelompok Wira tiba sangat larut di penginapan. Namun, pagi ini, sudah ada orang yang datang berkunjung dan orang itu juga orang yang tidak dikenalnya.Pemilik penginapan buru-buru menjawab, "Pak Lasmana itu dermawan di Kabupaten Pirola. Dia sudah memperbaiki jalan, membagikan makanan untuk orang yang tertimpa bencana, merawat anak yatim dan wanita janda, membangun kuil, dan melakukan perbuatan baik lainnya. Bahkan patih kami juga sangat menghormatinya."Wira berkata dengan kening berkerut, "Aku mau dengar ucapan yang jujur."Danu yang berdiri di samping mengeluarkan uang sebanyak 5.000 gabak dan memberikannya kepada pemilik penginapan. Pemilik penginapan menerimanya dengan senang, tetapi tetap berkata dengan sopan, "Tuan Wira, Pak Lasmana itu orang dari keluarga kaya kabupaten kami. Hampir setengah rumah yang ada di kota ini adalah miliknya. Bahkan Pak Patih juga agak mewaspadainya. Dengar-de

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 529

    Wira mencibir, “Kalau begitu, coba katakan memangnya bagaimana situasi saat ini?”Lasmana menjawab, “Istana sudah melarangmu untuk ikut ujian kerajaan. Itu adalah cara mereka merobohkan Keluarga Gumilar. Sekarang, nggak ada pejabat di Jagabu yang berani mendukungmu lagi. Saat perang besar berlangsung, kamu sudah meraup kekayaan keluarga bangsawan di Jagabu. Mereka pasti akan balas dendam. Jadi, kamu nggak mungkin bisa mempertahankan Tambak Garam Fica.”“Hehe!” Wira tersenyum sinis.Setelah Yudha pergi dan istana menurunkan dekrit itu, keluarga bangsawan di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu pasti akan menyerang balik. Namun, Wira percaya bahwa Farhan yang mengendalikan balai prefektur, ditambah dengan Chandra, Basuki, Herdian, dan pasukan perbatasan lain yang sudah diangkat menjadi komandan pasti mampu melawan para keluarga bangsawan itu.“Selain itu, kamu juga sudah menghabisi Wolfie yang memberontak di Kabupaten Hiloka. Tindakan itu memang terlihat sangat berwibawa, tapi kamu sebenarnya

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status