“Aku hanyalah seorang pesuruh yang mengantarkan pesan, yang kumau nggak banyak kok.” Lasmana tersenyum, lalu melanjutkan, “Berhubung Tambak Garam Fica sudah jatuh ke tanganmu, bagaimana kalau tahun ini, kamu turunkan harga garamnya 5 gabak per setengah kilo?”Setiap tahun, kuota garam untuk Kabupaten Pirola adalah 500 ton. Asalkan Wira menurunkan 5 gabak per setengah kilogram garam, Lasmana bisa mendapat tambahan keuntungan sebesar 5 juta gabak. Meskipun yang didapatkannya jauh lebih sedikit daripada Satria dan Dirja, dia pada dasarnya hanyalah pesuruh yang diperintahkan untuk mengantarkan pesan. Dia sudah puas bisa mendapatkan 5 juta gabak, apalagi 5 juta gabak juga bukanlah jumlah yang kecil.Wira tersenyum sinis dan bertanya, “Bagaimana kalau aku menolaknya?”“Tuan Wira, aku sarankan sebaiknya kamu sadari statusmu dengan jelas, lalu pertimbangkanlah pro dan kontranya!” Lasmana berkata dengan yakin, “Meraup uang sebanyak itu dan menyimpannya untuk diri sendiri nggak ada bedanya denga
Istana yang seperti ini ....“Tu ... Tuan Wira, jangan bertindak gegabah. A ... aku hanyalah orang yang datang untuk menyampaikan pesan!” Saat merasakan ketajaman Pedang Treksha dan tatapan membunuh para prajurit tua dari Pasukan Zirah Hitam, Lasmana langsung ketakutan. Wajahnya juga menjadi pucat dan dia mulai berkeringat dingin.Tidak peduli apakah Wira benar-benar berjasa dalam mengalahkan bangsa Agrel atau tidak, dia sudah berhasil memusnahkan Desa Tiga Harimau di Kabupaten Uswal dan Wolfie di Kabupaten Hiloka, serta menjatuhkan Keluarga Silali dan Keluarga Sutedja yang merupakan dua keluarga kaya Kabupaten Uswal. Dia adalah tipe orang yang tidak ragu untuk mengambil tindakan ekstrem. Awalnya, Lasmana masih bersikap sopan. Namun, setelah membicarakan tentang Dirja, dia malah jadi lupa diri.“Kalau begitu, sampaikan pesanku pada orang itu. Aku orang yang nggak akan cari masalah duluan. Tapi, kalau ada yang cari masalah denganku, aku akan menghadapinya tanpa peduli apa statusnya. Se
Dirja sudah mengetahui garis besar latar belakang Wira dan tahu bahwa Wira memiliki andil dalam mengalahkan bangsa Agrel. Namun, dia tidak peduli. Berhubung tidak diberi penghargaan dari istana, itu berarti Raja tidak mengakuinya. Jika begitu, berjasa atau tidak sama sekali tidak penting.Awalnya, Dirja tidak ingin langsung menyerang Wira karena mendengar bahwa faksi Kemal lumayan menyukai Wira. Namun, dia tidak peduli lagi. Penurunan pangkatnya kali ini adalah usul Kemal. Jadi, dia akan menjatuhkan Wira, lalu meraup sejumlah kekayaan Wira dan menggunakannya untuk mendukung Ardi. Pada saat itu, dia pasti bisa naik pangkat dengan lebih mudah.“Ternyata anak itu memang sangat keras kepala!” Satria mendengus, “Pak, bagaimana kalau kita langsung menjebaknya? Kita suruh saja prajurit untuk menyelipkan baju zirah dan panah busur ke kereta kudanya, lalu menuduhnya dengan alasan memberontak. Dengan begitu, kita sudah bisa mengendalikan hidup dan matinya!”Satria sudah pernah menghancurkan bany
Wira mengambil teropong itu dan melihat situasinya. Di persimpangan jalan di depan, sekelompok prajurit yang mengenakan baju zirah dan memegang busur panah sedang memeriksa kereta barang yang keluar masuk kota.Biasanya, orang yang mendirikan barikade untuk inspeksi barang hanyalah 10-20 orang. Namun, jumlah orangnya saat ini malah ada lebih dari 200 orang dan semuanya juga bersenjata lengkap.Wira langsung berkata dengan ekspresi suram, “Putar balik. Coba kita lihat jalur satunya lagi!”Meskipun sudah melakukan persiapan untuk melawan, Wira tetap merasa lebih baik menghindar jika memungkinkan. Kelompok kereta kuda mereka pun berbalik dan berjalan selama dua jam sebelum sampai ke jalur satunya lagi.Danu melihat melalui teropong, lalu berkata dengan kening berkerut, “Kak Wira, jalan di sini juga dibarikade. Orang di sini malah lebih banyak dari yang sebelumnya, mungkin ada sekitar 300 orang dan semuanya juga bersenjata lengkap.”Wira menjawab, “Kalau begitu, ayo kita lihat apa mau mere
“Kamu Wira? Apa benar kamu yang menangkap Wolfie?” tanya Satria sambil mengamati Wira dengan ekspresi kurang percaya. Dia tidak percaya pria tampan di hadapannya berhasil mengalahkan Wolfie bersama dengan sekelompok orang desa. Sebagai letnan jenderal yang memimpin 3.000 prajurit, dia bahkan belum tentu mampu melakukannya.“Aku Wira, tapi yang menangkap Wolfie bukan aku, melainkan Zabran!” Wira melirik pria kekar itu, lalu melanjutkan, “Kalau nggak ada masalah lain lagi, sebaiknya Bapak biarkan aku lewat. Kami harus melanjutkan perjalanan kami!”“Sialan! Kamu masih berpikiran untuk melanjutkan perjalanan? Tangkap orang ini!” Satria yang sudah agak mabuk langsung murka dan memerintahkan bawahannya untuk menangkap Wira. Bagaimanapun juga, Wira sudah mengalahkan Wolfie dan menyebabkannya turun pangkat. Selain itu, Dirja sudah mengutus orang untuk meminta 100 juta pada Wira, tetapi Wira malah tidak bersedia memberikannya. Sekarang, Wira malah berniat untuk langsung pergi. Mana mungkin Sat
Wira mengangguk dan menjawab, “Benar, tetapi isinya hanyalah bantal, selimut, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari. Teman-temanku juga duduk di dalam.”“Yang penting itu kereta kudamu!” Mata Satria langsung berbinar. Kemudian, dia melirik ke arah orang-orang kepercayaannya di belakang dan berkata, “Cepat geledah 10 kereta kuda itu! Lihat apakah mereka menyembunyikan barang terlarang di sana!”Sekelompok prajurit yang dibagi menjadi 10 tim pun bergegas mengepung 10 kereta kuda itu. Mereka langsung menarik turun orang yang ada di dalam kereta tanpa peduli pada kemarahan orang-orang itu. Setelah itu, mereka masuk ke dalam kereta kuda, lalu menaruh baju zirah dan panah busur ke dalam selimut serta pakaian sebelum pura-pura menggeledah.Para prajurit itu melakukan hal yang sama di 10 kereta kuda Wira dan bahkan tidak menyembunyikannya dari orang-orang yang mereka tarik keluar. Mereka merasa orang-orang ini akan segera tahu alasan mereka melakukan hal ini. Jadi, mereka tidak peduli meskipun or
“Artinya kamu bukan cuma bodoh, tapi juga buta dan nggak berotak!” kata seseorang yang diseret keluar dari kereta kuda dengan ekspresi murka.“Kalau dia masih berotak, dia nggak akan mungkin melakukan hal seperti ini!”“Dia itu cuma seorang jenderal yang memimpin prajurit. Wajar saja dia nggak punya otak!”“Para prajurit ini benar-benar jauh lebih licik daripada penjahat!”“Para penjahat biasanya hanya ingin memeras kekayaan orang. Tapi, kalian bukan hanya mau memfitnah orang, juga membunuh orang!”“Nggak ada gunanya bicara omong kosong dengan sekelompok orang rendahan ini!”Di bagian belakang kereta kuda, para pria yang diseret keluar dari kereta kuda pun memaki dengan penuh amarah, seolah-olah diseret keluar dari kereta kuda oleh sekelompok prajurit adalah hal yang sangat memalukan.“Lancang! Cuma sekelompok pedagang saja berani bersikap begitu nggak sopan terhadapku! Pengawal, tangkap mereka! Bunuh siapa pun yang berani melawan!” perintah Satria dengan marah sambil menunjuk ke arah
Tidak peduli apakah Wira benar-benar berjasa dalam mengalahkan bangsa Agrel atau tidak, Wira sudah mengalahkan Wolfie dan membawa kedamaian bagi Kabupaten Hiloka. Namun, Satria malah cemburu dan ingin mencelakai Wira. Para sarjana provinsi yang masih belum terjun ke dunia pemerintahan ini pun murka.Terlebih lagi, puisi dan sajak yang diciptakan Wira sebelumnya sudah tersebar di kalangan pelajar sehingga dia memiliki reputasi yang cukup besar.“Ah! Ternyata memang Tuan Pramana dari Keluarga Sudarto! Aku pernah bertemu dengannya di Kediaman Sudarto!”“Kalau begitu, kenapa kamu nggak langsung bilang? Tadi, aku sudah menyeretnya keluar dengan kasar!”“Tadi, Tuan Pratama menutupi wajahnya. Aku mana tahu kalau itu dia!”“Sebelum tahun baru, ibu Tuan Wiryawan yang jadi pejabat di ibu kota itu baru saja meninggal. Jadi, dia pulang untuk menghormati ibunya. Kenapa dia bisa datang kemari?”Sekelompok prajurit langsung ketakutan. Orang yang sudah menarik turun kedua belas orang tersebut langsung
Di mata semua orang, Doly sudah menjadi pengkhianat yang tidak termaafkan. Keadaannya bisa terpuruk seperti sekarang, dia mereka benar-benar menyedihkan dan menggelikan."Tuan Wira, aku akan kembali ke kamarku untuk beristirahat dulu. Tubuhku masih terluka, jadi harap Tuan Wira bisa memakluminya," kata Doly. Melihat Wira menganggukkan kepala, dia pun pergi.Pada saat yang bersamaan, Wira juga bergegas kembali ke kamarnya. Semua urusan sudah hampir selesai, sekarang dia benar-benar perlu beristirahat. Dia sudah tidak tidur selama satu hari satu malam dan sekarang dia merasa sangat lelah.Setibanya di kamar, Wira langsung tertidur. Selain itu, dia juga sudah memerintahkan pengawal yang berjaga di luar untuk tidak membangunkannya jika tidak ada hal yang mendesak. Masalah di wilayah tandus di utara dan bencana banjir sudah selesai diatasi, dia akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.....Di Kerajaan Agrel.Setelah perjalanan selama beberapa hari, Senia dan rombongannya akhirnya sudah kembali k
"Untuk sementara ini nggak perlu," kata Wira sambil melambaikan tangan pada Doly.Doly berkata dengan tegas, "Orang itu sangat keras kepala, mungkin hanya Dokter Arifin yang punya kemampuan untuk membuatnya berbicara. Sekarang kita harus segera mencari cara untuk menghadapi makhluk beracun itu sebelum Senia kembali ke wilayah tandus di utara dan mengembangkan lebih banyak makhluk beracun. Ini akan menjadi bencana bagi rakyat.""Aku tahu Tuan Wira selalu mengutamakan kebaikan dan kesejahteraan rakyat, kamu pasti nggak ingin melihat hal itu terjadi, 'kan? Saat itu aku juga melawan Senia karena hal ini dan akhirnya aku terancam mati. Kalau nggak ada bantuan Tuan Wira, mungkin sekarang aku sudah mati."Dia ingin segera mengetahui kebenarannya bukan karena dendam pribadi. Meskipun suatu hari nanti Senia kalah dan berdiri di hadapannya, dia juga tidak akan sanggup membunuh Senia. Bagaimanapun juga, dia tidak pernah menganggap Senia sebagai musuhnya. Mungkin semua ini hanya karena perbedaan p
Wira menunggu respons dari Nayara. Namun, Nayara menggertakkan giginya dengan erat dan tetap tidak berbicara, seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Dari keringat dingin di keningnya, dia bisa melihat Nayara sebenarnya juga sangat bingung dan jelas ketakutan. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang dipertimbangkan Nayara."Biarkan dia memikirkannya dengan baik dulu, beri dia sedikit waktu lagi. Lagi pula, sekarang kita juga nggak terburu-buru. Meskipun dia memberi tahu kita rahasia dari makhluk beracun itu, kita juga nggak bisa langsung menemukan cara untuk menghadapinya. Harapan kita masih tergantung pada Lucy," kata Wira.Mengenal diri dan lawan adalah kunci kemenangan. Bukan hanya bisa menciptakan racun, guru agung ini juga bisa mengendalikan situasinya. Wira dan yang lainnya juga menyaksikan langsung kejadian itu dan memang sangat menakutkan.Meskipun bisa mengatasi makhluk beracun itu, mereka juga tidak bisa menekan kekuatan guru besar ini. Jika guru besar ini munc
"Kenapa?" tanya Wira.Nayara tidak berbicara lagi, hanya duduk diam di tempatnya dan ekspresi tetap terlihat memohon untuk mati.Doly berjalan ke depan Nayara dan mendengus, lalu berkata dengan tenang, "Karena tubuhmu sudah diracuni seseorang. Jadi, kalau kamu mengatakan sesuatu pada Tuan Wira, mungkin kamu akan sangat menderita. Kamu juga takut dengan rasa sakit itu, jadi kamu memilih cara ini untuk mengakhiri hidupmu. Benar, 'kan?"Nayara mendongak dan melirik Doly, tetapi tetap tidak mengatakan apa pun.Namun, Wira bisa melihat tatapan Nayara yang membuktikan perkataan Doly memang benar dan mungkin itu memang kenyataan yang sebenarnya.Wira pun melanjutkan, "Kamu sebenarnya boleh memercayaiku. Aku nggak peduli apa pun yang kamu sembunyikan di dalam hatimu. Kalau memang seperti yang dikatakan Doly, aku bisa mencari orang untuk menyembuhkan racun itu. Nggak butuh waktu lama, kamu juga akan sembuh total."Nayara menggelengkan kepala dan bergumam, "Nggak ada gunanya. Nggak ada orang yan
Nayara memang sudah bersekongkol dengan Senia dan saat itu orang yang bertugas untuk menemuinya adalah Doly, sehingga dia mungkin melupakan wajah Doly.Namun, sekarang Senia sudah meninggalkan Provinsi Yonggu dan berselisih dengan Wira. Wira bahkan sudah bersiap mengejar dan membunuh Senia. Nayara berpikir jika Doly berada di pihak yang sama dengan Senia, Doly pasti sudah pergi juga dan saat ini tidak akan muncul di kamarnya.Doly tidak menghiraukan perkataan Nayara, hanya menatap Nayara dengan dingin. Bahkan dia sendiri pun merasa jijik dengan orang licik seperti Nayara. Setidaknya, dia tidak akan pernah mengkhianati tuannya, apalagi melakukan perbuatan keji seperti ini.Nayara jelas tahu orang di depannya adalah musuh bebuyutannya. Namun, demi keuntungannya sendiri, dia tetap tega bekerja sama dengan pihak musuh. Doly bertanya-tanya mengapa ada orang yang sekeji ini di dunia. Orang seperti ini pantas dibunuh oleh siapa pun.Wira kembali menatap Nayara dan berkata dengan tenang, "Seka
"Kalau aku nggak percaya perkataan mereka, jadi aku harus percaya perkataan siapa?" kata Wira sambil tersenyum dingin.Nayara segera berkata, "Tuan Wira tentu saja harus percaya perkataanku. Aku sudah berada di pihakmu dan bahkan menceritakan segala sesuatu tentang Desa Damaro padamu, ini sudah cukup untuk membuktikan kesetiaanku.""Aku tahu, pasti ada orang yang iri melihatku makin dekat dengan Tuan Wira belakangan ini. Hubungan kita juga makin baik, jadi ada orang yang cemburu dan membisikkan hal-hal yang nggak benar agar Tuan Wira salah paham padaku."Wira menggelengkan kepala sambil tersenyum dingin merasa Nayara ini benar-benar tidak tahu diri. Dia sudah berdiri di hadapan Nayara karena ingin memberinya satu kesempatan untuk mengakui semuanya dengan patuh. Namun, sampai sekarang pun Nayara masih mencari berbagai alasan untuk membela diri, dia benar-benar merasa kecewa.Dia berdiri dan berjalan ke belakang Nayara, lalu menekan pundak Nayara dan berkata, "Kalau aku nggak punya bukti
Nayara berkata sambil menggertakkan giginya, "Dia tentu saja musuh bebuyutanku. Aku nggak akan melupakan apa yang terjadi di Desa Damaro, bahkan sampai sekarang pun aku masih sering bermimpi tentang pemandangan semuanya mati dengan mengerikan di depanku. Semua ini adalah ulah Senia. Aku tentu saja nggak akan pernah berhubungan apa pun dengannya.""Kalau benar-benar ada, itu pun hanya hubungan hidup atau mati. Entah dia yang membunuhku atau aku yang membunuhnya. Kalau bukan karena dendamku pada Senia, aku mana mungkin tega menyerang Dahlan."Nayara berbicara dengan penuh amarah dan tatapan yang penuh dengan niat membunuh, bahkan matanya pun sudah memerah. Ini cukup untuk menunjukkan betapa besar amarah yang tersimpan di hatinya.Namun, Wira tidak menghiraukan perkataan Nayara, melainkan mendengus dan berkata sambil bertepuk tangan, "Aku mengakui aktingmu benar-benar hebat, bahkan aku pun sudah tertipu. Mungkin karena aku percaya dengan apa yang terjadi di Desa Damaro dan juga padamu.""
Wira baru teringat kembali dia sudah melupakan orang yang begitu penting. Berkat peringatan dari Doly, dia sudah mengetahui Nayara bukan orang yang sejalan dengannya dan sudah berpihak pada Senia. Nayara bisa mendekatinya karena ingin menjadi mata-mata di sisinya, sehingga bisa membocorkan informasi mereka pada Senia dan sekaligus menyesatkan dirinya.Mengingat semua perbuatan Nayara, Wira benar-benar marah. Nayara berasal dari Desa Damaro, tetapi dia tega melihat para penduduk desa mati secara tragis hanya demi kepentingan pribadinya dan bahkan berpihak pada musuhnya. Syarat apa yang sebenarnya sudah ditawarkan Senia sampai membuatnya begitu setia dengan Senia? Dia bahkan sampai mengabaikan hubungan kekeluargaan.Dalam sekejap, Wira sudah sampai di depan kamar Nayara dan mendengar suara teriakan dari dalam."Cepat lepaskan aku. Aku ingin bertemu dengan Tuan Wira. Aku adalah tamu kehormatan Tuan Wira. Saat Tuan Wira datang ke Desa Damaro, aku yang mengenalkannya. Aku bahkan rela mengor
Doly segera bertanya dengan nada penasaran, "Apa kamu membiarkan mereka pergi karena masih mengenang masa lalu?"Bagi Doly, Senia seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Terlebih lagi, dia dikelilingi oleh orang seperti Panji yang licik dan berbahaya.Mereka berdua layaknya dua serigala yang saling mendukung untuk menebar kekacauan. Jika kali ini mereka gagal dibunuh dan dibiarkan lolos begitu saja, masalah di masa depan akan makin sulit untuk diatasi. Pada saat itu, dunia mungkin akan jatuh ke dalam kehancuran besar.Meskipun ada hubungan masa lalu yang harus dipertimbangkan, Doly tetap berharap bahwa Wira bisa membunuh Senia. Dengan begitu, masalah ini bisa diselesaikan untuk selamanya. Semua ini demi rakyat jelata yang tak berdosa.Meskipun kedua belah pihak berada di kubu yang berbeda dan bahkan bukan dari bangsa yang sama, peperangan yang terus-menerus sudah membawa banyak penderitaan. Mana mungkin mereka bisa terus merenggut lebih banyak nyawa lagi?Wira bertanya, "Kamu p