Share

Bab 370

Author: Arif
Farrel tersenyum dan melanjutkan, "Para pihak berkuasa ini akan menghubungimu. Kemungkinan, mereka akan mencoba memenangkan hatimu dengan iming-iming posisi tinggi, gaji besar, dan wanita cantik. Kemungkinan lainnya, kalau mereka gagal menyuapmu, mereka akan membunuhmu untuk menghindari masalah di masa depan."

Hati Wira bergetar mendengar ucapan Farrel yang ada benarnya. Tahu begini, dia seharusnya lebih rendah hati lagi.

Mata ekspresif Farrel menggelap saat dia kembali berkata, "Biarpun mereka tidak bisa membunuhmu, apa yang akan dipikirkan oleh orang kerajaan ketika mereka mendengar bahwa kamu melakukan kontak dengan orang-orang itu? Apa kamu tahu, faksi penasihat kanan kerajaan yang memegang kekuasaan besar saat ini sangat tidak puas denganmu!"

Wira berkata dengan nada terkejut, "Aku bahkan belum pernah berhubungan dengan faksi penasihat kanan. Kapan aku menyinggung perasaan mereka?"

"Tuan Wahyudi, kamu tidak harus berpura-pura di depan saya," ujar Farrel.

Farrel memutar bola matany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 371

    "Uhuk! Uhuk!" Wira yang wajahnya memerah berdeham. Memangnya dia orang seperti itu? Wira menggeleng dan berkata dengan tegas, "Sepertinya, niat baikku malah disalahartikan. Tuan Farrel, kamu nggak mengerti aku dan nggak tahu apa yang kumau. Silakan pergi!"Farrel menimpali seraya memberi hormat, "Aku tahu Tuan menunggu direkrut pemerintah, bangsa Agrel, Kerajaan Monoma, Kerajaan Sonora, dan bangsa Lokus. Tapi, seharusnya Tuan tahu Raja berniat menyeimbangkan situasi pemerintahan. Masalahnya, persaingan terus muncul di pemerintahan. Kalaupun kamu sangat berbakat, juga nggak bisa menunjukkan kemampuanmu."Wira merasa tidak berdaya setelah mendengarnya. Farrel sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang diinginkan Wira. Dia hanya ingin menjadi orang kaya yang hidup santai dan menjalani kehidupan dengan tenang. Wira sama sekali tidak tertarik pada persaingan di pemerintahan ataupun perebutan kekuasaan.Saat menghadapi perang di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu dan banyak prajurit yang dipimpi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 372

    Farrel memukul bokong gadis berpakaian ungu. Kemudian, dia mendengkus, lalu berkata, "Kamu minta dihajar, ya? Aku sudah pernah bilang aku nggak akan pernah tunduk sama pria selamanya."....Setelah pulang, Wira memandang rumahnya yang familier. Hatinya terasa hampa karena tidak melihat sosok yang pemalu itu. Dia merasa kesepian.Kala itu, Wira tidak terlalu yakin bisa mengalahkan bangsa Agrel. Kalau tidak, dia juga tidak akan setuju pamannya membawa Wulan pergi. Sekarang, Wira kesulitan untuk menjemput Wulan di Provinsi Jawali.Sekarang ini musim dingin dan tak lama lagi salju lebat akan turun. Jadi, menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer akan sangat sulit. Mereka juga tidak pernah pergi ke kota provinsi sehingga tidak familier dengan jalannya. Kecepatan mereka akan sangat lambat.Selain itu, saat menghadapi cuaca ekstrem, Wira dan rombongannya akan mati kedinginan jika tidak sempat sampai di kota untuk mencari penginapan. Itulah sebabnya, Wira hanya bisa menunggu sampai musim semi b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 373

    Wira sudah berjanji kepada Keluarga Sutedja. Asalkan mereka mengikuti aturan, Wira pasti akan menjual gula kepada mereka. Ternyata, Keluarga Sutedja sangat serakah dan ingin menguasai semua keuntungan, bisa-bisanya mereka mencelakai Suryadi! Mereka memang pantas mati!Gavin segera membujuk, "Tuan, gerbang kota sudah ditutup. Kalaupun kita pergi, juga nggak bisa masuk ke kota. Pak Suryadi pasti aman karena ada Pak Iqbal yang menjaganya. Aku selalu pergi menjenguk Pak Suryadi 2 hari sekali. Kami sudah menyogok penjaga di penjara, jadi nggak ada yang melukai Pak Suryadi.""Selain itu, Pak Iqbal sudah mengutus petugas patroli untuk menjaga Nona Lestari. Aku juga mengunjunginya 2 hari sekali dan Nona Lestari baik-baik saja," lanjut Gavin."Oke. Besok pagi, kita segera berangkat ke kota untuk menjemput Paman dan Lestari!" ujar Wira dengan ekspresi kesal.Keluarga Sutedja tentu tidak akan terus menunggu seperti ini karena sudah merencanakannya sejak awal. Mereka pasti akan mencari cari untuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 374

    Preman yang memimpin berkata sambil tertawa, "Gadis cantik, kamu tahu kami mau berbuat apa. Cepat serahkan metode rahasia supaya kamu nggak perlu disiksa!"Lestari bertanya dengan wajah yang pucat pasi, "Kalian orang suruhan Keluarga Sutedja?""Menurutmu?" ucap preman. Dia tidak mengaku ataupun menyangkal. Kemudian, dia mengeluarkan pisau, lalu menggerakkannya di wajah Lestari seraya berujar, "Cepat serahkan metode rahasia. Kalau nggak, aku akan menggores wajahmu!"Lestari menyahut, "Aku ... aku nggak tahu metode rahasia apa pun. Nggak ada gunanya kamu menggores wajahku!" Ketika pisau bergerak di wajahnya, Lestari yang gemetaran bersiap mengaku.Lestari tahu jelas nilai dari metode rahasia produksi gula. Nominal uangnya sangat besar. Kalaupun harus mengorbankan wajahnya, Lestari juga akan membantu Wira merahasiakan metode produksi gula dan tidak akan menyerah.Preman tersebut mengancam, "Kamu cukup berani juga, ya. Nanti aku baru gores wajahmu, biar aku tusuk sepuluh jarimu dulu!"Prem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 375

    Pagi harinya, di pengadilan daerah. Iqbal yang baru tidur saat tengah malam bangun. Selesai mandi, dia bahkan tidak sarapan.Seorang petugas pengadilan berlari masuk dengan terburu-buru, "Pak Iqbal, inspektur istana mengutus orang untuk menyampaikan mereka sudah sampai di daerah yang berjarak 5 kilometer dari Kabupaten Uswal. Mereka datang untuk memeriksa keadaan rakyat dan memintamu mendampingi!""Inspektur istana!" seru Iqbal seraya mengernyit. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru berkata, "Suruh Regan kemari!"Inspektur istana adalah pejabat dari lembaga pengawas. Mereka tidak memiliki kuasa untuk mengadili, tetapi bisa melapor berdasarkan kabar yang beredar. Banyak kasus besar di pemerintahan yang dilaporkan oleh inspektur istana. Bahkan, pejabat tingkat ketiga bisa ditumbangkan.Inspektur istana selalu menginspeksi secara diam-diam saat datang ke berbagai tempat. Tidak ada yang pernah seheboh ini!Sekarang, inspektur istana malah menyampaikan agar Iqbal ikut mendampingi. Kalau

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 376

    "Aku nggak punya waktu untuk berbicara omong kosong dengan kalian. Cepat beri tahu mereka resep rahasia yang diinginkan Keluarga Sutedja!" ucap Kepala petugas patroli, Lisun. Dia menutup hidung dan mulutnya, lalu melemparkan dua perhiasan ke tanah.Suryadi berseru, "Lestari!" Setelah mengambil perhiasan, sosoknya tampak gemetar dan wajahnya sangat pucat.Kemudian, Suryadi menerjang ke arah Lisun layaknya binatang buas dan berseru, "Dasar berengsek! Apa yang kamu lakukan pada putriku? Kalau terjadi sesuatu padanya, aku akan bertarung mati-matian denganmu!"Dari kedua perhiasan itu, salah satunya dibeli oleh Suryadi dan satunya lagi dibeli oleh Wira. Putrinya itu sangat menyukai kedua perhiasan tersebut dan mengenakannya setiap hari.Brak! Lisun mengangkat lututnya. Sosok Suryadi yang ditendang dengan keras pun tampak meringkuk. Dia menahan rambut Suryadi, lalu mengangkat kepalanya seraya berkata dengan suara tegas, "Putrimu sekarang dalam keadaan baik, tapi kalau kamu masih keras kepala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 377

    "Lestari sudah diculik!" ucap Wira yang matanya memerah dan urat di kedua kepalan tangannya terlihat sangat jelas. Sorot matanya memancarkan niat membunuh, lalu dia berkata, "Ayo, kita pergi ke rumah Keluarga Sutedja. Semuanya, bawa Pedang Treksha!"Enam puluh orang yang memasuki kota dengan pedang bisa menimbulkan kepanikan dengan mudah. Itu sebabnya, semua pedang disimpan dalam kereta kuda. Sepuluh veteran Pasukan Zirah Hitam dan 50 veteran lainnya mengambil Pedang Treksha, lalu menggantungkannya di pinggang mereka dengan niat membunuh yang kuat!Wira telah berjuang mati-matian di perbatasan. Dia mengalahkan 100.000 pasukan bangsa Agrel dan mendapatkan prestasi besar! Dia telah melindungi jutaan orang dari bahaya, termasuk para keluarga kaya kabupaten di Kabupaten Uswal!Alhasil, para keluarga kaya kabupaten ini menyakiti orang-orang yang paling dekat dengan Wira dan hendak merampas resep rahasianya! Di momen ini, mereka benar-benar kesal. Amarah mereka membeludak dan ingin sekali me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 378

    Ketika bangsa Agrel menyusup, Wira telah melakukan banyak hal berjasa di wilayah utara. Setelah dia kembali, semua masyarakat Kabupaten Uswal memandangnya sebagai sosok yang luar biasa dan sangat menghormatinya.Meskipun tidak tahu apa yang telah dilakukan Wira, Regan tahu bahwa karakter Iqbal dapat dipercaya! Lantaran takut sesuatu akan terjadi dengan toko besi, Regan sudah mengutus anak buahnya untuk berjaga sepanjang waktu, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan!Kini, Wira telah kembali. Dia bahkan membawa 60 pasukan, 60 ekor kuda perang, dan 60 bilah pedang! Berdasarkan keberanian Wira dalam membantai Desa Tiga Harimau, bagaimana mungkin dia akan melepaskan Keluarga Sutedja begitu saja karena telah menculik Nona Lestari?Hanya saja, Wira yang langsung menerobos ke rumah Keluarga Sutedja menandakan bahwa Keluarga Sutedja telah melakukan kesalahan besar!....Kabupaten Uswal, 16 kilometer di barat kota.Iqbal melihat Kaesang Bakara yang berpakaian resmi mendekatinya, lalu berkata, "Tu

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status