Jika digaji sama seperti Hasan, yakni sebesar 5.000 hingga 6.000 gabak sebulan, mereka tidak akan hidup susah. Para veteran Pasukan Zirah Hitam itu terkekeh-kekeh, merasa sedikit malu tetapi juga gembira.Di era itu, salah satu tabu terbesar adalah tidak memiliki keturunan. Jika bisa menikah dan mendapatkan anak, siapa yang bersedia melajang seumur hidup?"Oke, semuanya, ayo kembali bekerja. Aku mau menemui tamu tak diundang kita dulu," ujar Wira.Setelah menyampaikan beberapa pesan lagi, Wira berjalan mendekati Farrel dan gadis berpakaian ungu. Dia melarang veteran Pasukan Zirah Hitam mengikutinya."Pencuri busuk, kamu memperkenalkan banyak orang pada penduduk dusun, tapi kamu nggak memperkenalkan aku. Meremehkan aku, ya!" rutuk Meri. Meri yang merasa diperlakukan berbeda memanyunkan bibir merahnya dengan kesal.Penduduk dusun juga penasaran dengan identitas Meri yang cantik. Namun, mereka juga tidak bertanya. Wira pasti akan memberi tahu mereka jika itu memang sesuatu yang harus mere
Farrel tersenyum dan melanjutkan, "Para pihak berkuasa ini akan menghubungimu. Kemungkinan, mereka akan mencoba memenangkan hatimu dengan iming-iming posisi tinggi, gaji besar, dan wanita cantik. Kemungkinan lainnya, kalau mereka gagal menyuapmu, mereka akan membunuhmu untuk menghindari masalah di masa depan."Hati Wira bergetar mendengar ucapan Farrel yang ada benarnya. Tahu begini, dia seharusnya lebih rendah hati lagi.Mata ekspresif Farrel menggelap saat dia kembali berkata, "Biarpun mereka tidak bisa membunuhmu, apa yang akan dipikirkan oleh orang kerajaan ketika mereka mendengar bahwa kamu melakukan kontak dengan orang-orang itu? Apa kamu tahu, faksi penasihat kanan kerajaan yang memegang kekuasaan besar saat ini sangat tidak puas denganmu!"Wira berkata dengan nada terkejut, "Aku bahkan belum pernah berhubungan dengan faksi penasihat kanan. Kapan aku menyinggung perasaan mereka?""Tuan Wahyudi, kamu tidak harus berpura-pura di depan saya," ujar Farrel.Farrel memutar bola matany
"Uhuk! Uhuk!" Wira yang wajahnya memerah berdeham. Memangnya dia orang seperti itu? Wira menggeleng dan berkata dengan tegas, "Sepertinya, niat baikku malah disalahartikan. Tuan Farrel, kamu nggak mengerti aku dan nggak tahu apa yang kumau. Silakan pergi!"Farrel menimpali seraya memberi hormat, "Aku tahu Tuan menunggu direkrut pemerintah, bangsa Agrel, Kerajaan Monoma, Kerajaan Sonora, dan bangsa Lokus. Tapi, seharusnya Tuan tahu Raja berniat menyeimbangkan situasi pemerintahan. Masalahnya, persaingan terus muncul di pemerintahan. Kalaupun kamu sangat berbakat, juga nggak bisa menunjukkan kemampuanmu."Wira merasa tidak berdaya setelah mendengarnya. Farrel sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang diinginkan Wira. Dia hanya ingin menjadi orang kaya yang hidup santai dan menjalani kehidupan dengan tenang. Wira sama sekali tidak tertarik pada persaingan di pemerintahan ataupun perebutan kekuasaan.Saat menghadapi perang di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu dan banyak prajurit yang dipimpi
Farrel memukul bokong gadis berpakaian ungu. Kemudian, dia mendengkus, lalu berkata, "Kamu minta dihajar, ya? Aku sudah pernah bilang aku nggak akan pernah tunduk sama pria selamanya."....Setelah pulang, Wira memandang rumahnya yang familier. Hatinya terasa hampa karena tidak melihat sosok yang pemalu itu. Dia merasa kesepian.Kala itu, Wira tidak terlalu yakin bisa mengalahkan bangsa Agrel. Kalau tidak, dia juga tidak akan setuju pamannya membawa Wulan pergi. Sekarang, Wira kesulitan untuk menjemput Wulan di Provinsi Jawali.Sekarang ini musim dingin dan tak lama lagi salju lebat akan turun. Jadi, menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer akan sangat sulit. Mereka juga tidak pernah pergi ke kota provinsi sehingga tidak familier dengan jalannya. Kecepatan mereka akan sangat lambat.Selain itu, saat menghadapi cuaca ekstrem, Wira dan rombongannya akan mati kedinginan jika tidak sempat sampai di kota untuk mencari penginapan. Itulah sebabnya, Wira hanya bisa menunggu sampai musim semi b
Wira sudah berjanji kepada Keluarga Sutedja. Asalkan mereka mengikuti aturan, Wira pasti akan menjual gula kepada mereka. Ternyata, Keluarga Sutedja sangat serakah dan ingin menguasai semua keuntungan, bisa-bisanya mereka mencelakai Suryadi! Mereka memang pantas mati!Gavin segera membujuk, "Tuan, gerbang kota sudah ditutup. Kalaupun kita pergi, juga nggak bisa masuk ke kota. Pak Suryadi pasti aman karena ada Pak Iqbal yang menjaganya. Aku selalu pergi menjenguk Pak Suryadi 2 hari sekali. Kami sudah menyogok penjaga di penjara, jadi nggak ada yang melukai Pak Suryadi.""Selain itu, Pak Iqbal sudah mengutus petugas patroli untuk menjaga Nona Lestari. Aku juga mengunjunginya 2 hari sekali dan Nona Lestari baik-baik saja," lanjut Gavin."Oke. Besok pagi, kita segera berangkat ke kota untuk menjemput Paman dan Lestari!" ujar Wira dengan ekspresi kesal.Keluarga Sutedja tentu tidak akan terus menunggu seperti ini karena sudah merencanakannya sejak awal. Mereka pasti akan mencari cari untuk
Preman yang memimpin berkata sambil tertawa, "Gadis cantik, kamu tahu kami mau berbuat apa. Cepat serahkan metode rahasia supaya kamu nggak perlu disiksa!"Lestari bertanya dengan wajah yang pucat pasi, "Kalian orang suruhan Keluarga Sutedja?""Menurutmu?" ucap preman. Dia tidak mengaku ataupun menyangkal. Kemudian, dia mengeluarkan pisau, lalu menggerakkannya di wajah Lestari seraya berujar, "Cepat serahkan metode rahasia. Kalau nggak, aku akan menggores wajahmu!"Lestari menyahut, "Aku ... aku nggak tahu metode rahasia apa pun. Nggak ada gunanya kamu menggores wajahku!" Ketika pisau bergerak di wajahnya, Lestari yang gemetaran bersiap mengaku.Lestari tahu jelas nilai dari metode rahasia produksi gula. Nominal uangnya sangat besar. Kalaupun harus mengorbankan wajahnya, Lestari juga akan membantu Wira merahasiakan metode produksi gula dan tidak akan menyerah.Preman tersebut mengancam, "Kamu cukup berani juga, ya. Nanti aku baru gores wajahmu, biar aku tusuk sepuluh jarimu dulu!"Prem
Pagi harinya, di pengadilan daerah. Iqbal yang baru tidur saat tengah malam bangun. Selesai mandi, dia bahkan tidak sarapan.Seorang petugas pengadilan berlari masuk dengan terburu-buru, "Pak Iqbal, inspektur istana mengutus orang untuk menyampaikan mereka sudah sampai di daerah yang berjarak 5 kilometer dari Kabupaten Uswal. Mereka datang untuk memeriksa keadaan rakyat dan memintamu mendampingi!""Inspektur istana!" seru Iqbal seraya mengernyit. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru berkata, "Suruh Regan kemari!"Inspektur istana adalah pejabat dari lembaga pengawas. Mereka tidak memiliki kuasa untuk mengadili, tetapi bisa melapor berdasarkan kabar yang beredar. Banyak kasus besar di pemerintahan yang dilaporkan oleh inspektur istana. Bahkan, pejabat tingkat ketiga bisa ditumbangkan.Inspektur istana selalu menginspeksi secara diam-diam saat datang ke berbagai tempat. Tidak ada yang pernah seheboh ini!Sekarang, inspektur istana malah menyampaikan agar Iqbal ikut mendampingi. Kalau
"Aku nggak punya waktu untuk berbicara omong kosong dengan kalian. Cepat beri tahu mereka resep rahasia yang diinginkan Keluarga Sutedja!" ucap Kepala petugas patroli, Lisun. Dia menutup hidung dan mulutnya, lalu melemparkan dua perhiasan ke tanah.Suryadi berseru, "Lestari!" Setelah mengambil perhiasan, sosoknya tampak gemetar dan wajahnya sangat pucat.Kemudian, Suryadi menerjang ke arah Lisun layaknya binatang buas dan berseru, "Dasar berengsek! Apa yang kamu lakukan pada putriku? Kalau terjadi sesuatu padanya, aku akan bertarung mati-matian denganmu!"Dari kedua perhiasan itu, salah satunya dibeli oleh Suryadi dan satunya lagi dibeli oleh Wira. Putrinya itu sangat menyukai kedua perhiasan tersebut dan mengenakannya setiap hari.Brak! Lisun mengangkat lututnya. Sosok Suryadi yang ditendang dengan keras pun tampak meringkuk. Dia menahan rambut Suryadi, lalu mengangkat kepalanya seraya berkata dengan suara tegas, "Putrimu sekarang dalam keadaan baik, tapi kalau kamu masih keras kepala
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m